Anda di halaman 1dari 8

Nama : Saef Andrian

NIM : 8111420219
Kelas : Hukum Lingkungan (Senin Jam 13.00)
No.Absen :3

PRINSIP-PRINSIP HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL


(Deklarasi Stockholm 1972 dan Rio Declaration on Environment and Development 1992)

A. Deklarasi Stockholm 1972


UNESCO di bulan September 1968 untuk awal kali menyarankan pemikiran
tentang deklarasi tentang lingkungan, Resolusi 1448 dari 6 Agustus 1969 Dewan
Ekonomi dan Sosial serta Resolusi UN 2581 [XXIV] pada tanggal 15 Desember
1969,7 yang mengadakan pertemuan di Stockholm, yang mendukung tujuan buat
mengadopsi premis-premis untuk memandu tindakan masa depan terhadap
lingkungan. Resolusi tersebut juga membentuk sebuah komite khusus dari 27 negara,
menyarankan Sekretaris Jenderal PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk
melakukan persiapan untuk Konferensi Stockholm. Deklarasi stockholm inilah yang
menjadi deklarasi pertama yang menggagas terkait proteksi lingkungan yang bersifat
international serta prinsip prinsip hukum lingkungan internasional, yang tidak sekedar
diperuntukan bagi negara saja teteapi seluruh umat manusia di dunia. Deklarasi
stockholm juga telah membawa dampak bagi beberapa aktivitas internasional untuk
memproteksi lingkungan. Mengangkat topik ini seluruhnya ke dalam agenda
internasional buat pertama kalinya. Keputusan untuk melangsungkan deklarasi ini
sudah memprovokasi gerakan organisasi antar pemerintah, organisasi non-pemerintah
nasional dan internasional, dan pemerintah dalam mengambil tindakan buat
membereskan pencemaran lingkungan serta menyimpulkan instrumen baru buat
melestarikan hewan liar.
Dari deklarasi ini terdapat 26 prinsip prinsip mengenai hukum lingkungan
internasional, yang inti dari prinsip hukum lingkungan internasional dalam deklarasi
stockholm ini ialah Sumber daya alam dunia tidak hanya minyak dan mineral, tetapi
juga udara, air, bumi, tumbuhan dan hewan serta sampel perwakilan ekosistem alam,
Sumber daya alam ini harus dilestarikan untuk kepentingan generasi sekarang dan
masa depan, selanjutnya Manusia memiliki tanggung jawab khusus untuk menjaga
warisan satwa liar dan habitatnya, Sumber daya terbarukan harus menjaga
kemampuannya untuk mengisi kembali diri mereka sendiri dan sumber daya yang
tidak dapat diperbarui tidak boleh disia-siakan, Dalam semua kasus kebutuhan akan
manajemen yang memadai ditekankan serta Menyerukan penghentian produksi
limbah beracun atau bahan lain yang tidak dapat diserap oleh lingkungan dan
khususnya pencegahan pencemaran laut. Prinsip ke 21 didalam deklarasi ini juga
dikenal sebagai norma dasar dalam hukum kebiasaan lingkungan internasional. Untuk
mengetahui apa saja prinsip hukum lingkungan internasional dalam deklarasi ini
berikut 26 prinsip hukum lingkungan internasional dari deklarasi Stockholm 1972 :

1) Prinsip Hak untuk Melindungi Lingkungan (Right to Protect Enviroment).

Laki-laki memiliki hak dasar atas kebebasan, kesetaraan dan kondisi


kehidupan yang memadai, dalam lingkungan dengan kualitas yang
memungkinkan kehidupan yang bermartabat dan sejahtera, dan dia memikul
tanggung jawab serius untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan untuk
generasi sekarang dan yang akan datang. .

2) Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Alam.

Sumber daya alam bumi, termasuk udara, air, tanah, flora dan fauna dan
contoh-contoh khusus yang mewakili ekosistem alam, harus dilindungi untuk
kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang melalui perencanaan atau
pengelolaan yang cermat sebagaimana mestinya.

3) Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Terbarukan (Management of Renewable


Resources.).

Kapasitas bumi untuk menghasilkan sumber daya vital yang terbarukan harus
dipertahankan dan, jika memungkinkan, dipulihkan atau ditingkatkan.

4) Prinsip Konservasi Satwa Liar (Conservation of Wildlife).

Manusia memiliki tanggung jawab khusus untuk menjaga dan mengelola


dengan bijaksana warisan satwa liar dan habitatnya, yang sekarang sangat
terancam oleh kombinasi faktor-faktor yang merugikan.

5) Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Tidak Terbarukan (Management of Non-


Renewable Resources).

Sumber daya yang tidak dapat diperbarui harus digunakan sedemikian rupa
untuk menjaga dari bahaya habisnya masa depan mereka dan untuk memastikan
bahwa manfaat dari pekerjaan tersebut dibagi oleh semua.

6) Prinsip Pengendalian Pencemaran (Pollution Control).

Pelepasan zat beracun atau zat lain dan pelepasan panas, dalam jumlah atau
konsentrasi yang melebihi kapasitas lingkungan untuk membuatnya tidak
berbahaya, harus dihentikan untuk memastikan bahwa kerusakan serius atau
permanen tidak terjadi pada ekosistem. Perjuangan yang adil dari semua orang
melawan polusi harus didukung.

7) Prinsip Pencegahan Pencemaran Laut (Prevention of Pollution of Seas).

Negara-negara harus mengambil semua langkah yang mungkin untuk


mencegah pencemaran laut oleh zat-zat yang dapat menimbulkan bahaya bagi
kesehatan manusia, membahayakan sumber daya hayati dan kehidupan laut,
merusak fasilitas atau mengganggu penggunaan laut lainnya yang sah.

8) Prinsip Pembangunan Ekonomi dan Sosial.

Pembangunan ekonomi dan sosial sangat penting untuk memastikan


kehidupan dan lingkungan kerja yang menguntungkan bagi manusia dan untuk
menciptakan kondisi yang diperlukan untuk peningkatan kualitas hidup.

9) Prinsip Keterbelakangan dan Bencana Alam.


Kekurangan lingkungan yang disebabkan oleh kondisi keterbelakangan dan
bencana alam dapat diatasi dengan baik dengan mentransfer sejumlah besar
bantuan keuangan dan teknologi.

10) Prinsip Stabilitas Harga Komoditas Primer.

Untuk negara berkembang, stabilitas harga dan pendapatan yang memadai


untuk komoditas primer dan bahan baku sangat penting untuk pengelolaan
lingkungan.

11) Kebijakan Lingkungan Prinsip.

Kebijakan lingkungan harus meningkatkan dan tidak merugikan potensi


pembangunan negara berkembang saat ini atau di masa depan. Negara harus
mengadopsi pendekatan terpadu dan terkoordinasi untuk perencanaan
pembangunan mereka.

12) Prinsip Pendidikan Perlindungan Lingkungan.

Sumber daya harus tersedia untuk melestarikan dan memperbaiki lingkungan.


Pendidikan dalam masalah lingkungan sangat penting dan media massa harus
membantu dalam hal ini.

13) Prinsip Pengelolaan Sumber Daya yang Rasional.

Untuk mencapai pengelolaan sumber daya yang rasional, Negara harus


mengadopsi pendekatan terpadu dan terkoordinasi untuk perencanaan
pembangunan mereka.

14) Prinsip Perencanaan.

Rasional Perencanaan rasional merupakan alat penting untuk mendamaikan


setiap konflik antara kebutuhan pembangunan dan kebutuhan untuk melindungi
dan memperbaiki lingkungan.

15) Prinsip pemukiman manusia.

Perencanaan Pemukiman Manusia harus diterapkan pada pemukiman manusia


dan urbanisasi dengan tujuan untuk menghindari dampak buruk terhadap
lingkungan.

16) Prinsip Kependudukan Manusia

Kebijakan kependudukan yang tidak mengurangi hak asasi manusia dan yang
dianggap tepat oleh Pemerintah yang bersangkutan harus diterapkan di daerah-
daerah di mana laju pertumbuhan penduduk kemungkinan besar akan berdampak
buruk terhadap lingkungan.

17) Prinsip Penetapan Badan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup Tingkat


Nasional.
Lembaga nasional yang tepat harus dipercayakan dengan tugas merencanakan,
mengelola atau mengendalikan sumber daya lingkungan.

18) Prinsip Penggunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diterapkan pada identifikasi,


penghindaran, dan pengendalian risiko lingkungan dan pemecahan masalah
lingkungan.

19) Prinsip Pendidikan dalam Masalah Lingkungan

Pendidikan dalam masalah lingkungan sangat penting untuk memperluas dasar


bagi opini yang tercerahkan dan perilaku yang bertanggung jawab oleh individu,
perusahaan dan masyarakat dalam melindungi dan meningkatkan lingkungan
dalam dimensi manusia seutuhnya.

20) Prinsip Penelitian Ilmiah Lebih Lanjut Penelitian

dan pengembangan ilmiah dalam konteks masalah lingkungan harus


dipromosikan di semua negara, terutama negara berkembang.

21) Prinsip Hak dan Tanggung Jawab Negara Berdaulat.

Negara memiliki, sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan


Prinsip-prinsip hukum internasional, hak berdaulat untuk mengeksploitasi sumber
daya mereka sendiri sesuai dengan kebijakan lingkungan mereka sendiri, dan
tanggung jawab untuk memastikan bahwa kegiatan dalam yurisdiksi atau kendali
mereka tidak menyebabkan kerusakan lingkungan negara lain atau wilayah di luar
batas yurisdiksi nasional.

22) Prinsip Pengembangan Hukum Internasional Negara-

negara harus bekerja sama untuk mengembangkan lebih lanjut hukum


internasional mengenai tanggung jawab dan kompensasi bagi korban pencemaran
dan kerusakan lingkungan lainnya.

23) Prinsip Pelaksanaan Agenda oleh Setiap Negara.

Tanpa prasangka terhadap kriteria yang mungkin disepakati oleh masyarakat


internasional, atau standar yang harus ditentukan secara nasional, penting dalam
semua kasus untuk mempertimbangkan sistem nilai yang berlaku di setiap negara,
dan sejauh mana penerapannya. standar yang berlaku untuk negara-negara paling
maju tetapi mungkin tidak sesuai dan biaya sosial yang tidak beralasan untuk
negara-negara berkembang.

24) Prinsip Kerjasama Internasional.

Hal-hal internasional mengenai perlindungan dan perbaikan lingkungan harus


ditangani dalam semangat kerja sama oleh semua negara, besar dan kecil, pada
pijakan yang sama.

25) Prinsip Terkoordinasi dan Peran Dinamis.


Negara harus memastikan bahwa organisasi internasional memainkan peran
yang terkoordinasi, efisien dan dinamis untuk perlindungan dan perbaikan
lingkungan.

26) Prinsip Larangan Senjata Nuklir.

Manusia dan lingkungannya harus terhindar dari efek senjata nuklir dan semua
alat pemusnah massal lainnya.

B. Rio Declaration on Environment and Development 1992


Deklarasi Rio ini dihasilkan oleh Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil pada
tahun 1992. Pada dasarnya deklarasi memegang tujuan yang samaa dengan Deklarasi
Stockholm 1972, sehingga tidak heran lagi jika ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam deklarasi ini pun ialah cerminan dari ketentuan deklarasi sebelumnya itu.
Dalam deklarasi ini pula terdapat setidaknya 9 isu yang menjadi perhatian utama
diantaranya yaitu proteksi atmosfer, proteksi sumber air tawar, proteksi lingkungan
laut, proteksi sumber daya lahan, proteksi konservasi keanekaragaman hayati, proteksi
pengelolaan bioteknologi yang berwawasan lingkungan, pengelolaan limbah yang
ramah lingkungan, perbaikan lingkungan hidup dan lingkungan kerja serta proteksi
kesehatan manusia dan peningkatan kualitas hidup.
Deklarasi Rio memuat prinsip dasar buat tercapainya pembangunan berkelanjutan,
berlandaskan kemitraan global yang baru serta setara, Dengan hal tersebut, secara
signifikan berkontribusi pada kodifikasi serta perkembangan progresif hukum
internasional yang berhubungan dengan lingkungan. Deklarasi rio ini pula menitik
fokuskan terhadap lingkungan serta pembangunan yang melahirkan 27 prinsip.
Prinsip-prinsip tersebut yaitu, sebagai berikut :
1. Manusia berada di pusat perhatian untuk pembangunan berkelanjutan. Mereka
berhak atas kehidupan yang sehat dan produktif yang selaras dengan alam.
2. Negara memiliki, sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan prinsip-
prinsip hukum internasional, hak berdaulat untuk mengeksploitasi sumber daya
mereka sendiri sesuai dengan kebijakan lingkungan dan pembangunan mereka
sendiri, dan tanggung jawab untuk memastikan bahwa kegiatan dalam yurisdiksi
atau kendali mereka tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan Negara lain
atau wilayah di luar batas yurisdiksi nasional.
3. Hak atas pembangunan harus dipenuhi untuk memenuhi kebutuhan pembangunan
dan lingkungan generasi sekarang dan yang akan datang secara adil.
4. Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, perlindungan lingkungan harus
merupakan bagian integral dari proses pembangunan dan tidak dapat dianggap
terpisah darinya.
5. Semua Negara dan semua orang harus bekerja sama dalam tugas penting
pengentasan kemiskinan sebagai persyaratan yang sangat diperlukan untuk
pembangunan berkelanjutan, untuk mengurangi kesenjangan dalam standar hidup
dan lebih baik memenuhi kebutuhan mayoritas rakyat dunia .
6. Situasi dan kebutuhan khusus dari negara-negara berkembang, khususnya yang
paling kurang berkembang dan yang paling rentan terhadap lingkungan, harus
diberikan prioritas khusus. Tindakan internasional di bidang lingkungan dan
pembangunan juga harus memperhatikan kepentingan dan kebutuhan semua
negara.
7. Negara harus bekerja sama dalam semangat kemitraan global untuk melestarikan,
melindungi dan memulihkan kesehatan dan integritas ekosistem Bumi. Mengingat
kontribusi yang berbeda terhadap degradasi lingkungan global, Negara memiliki
tanggung jawab yang sama tetapi berbeda. Negara-negara maju mengakui
tanggung jawab yang mereka emban dalam upaya internasional untuk
pembangunan berkelanjutan mengingat tekanan yang diberikan masyarakat
mereka terhadap lingkungan global dan teknologi serta sumber daya keuangan
yang mereka kuasai.
8. Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan kualitas hidup yang lebih tinggi
bagi semua orang, Negara harus mengurangi dan menghilangkan pola produksi
dan konsumsi yang tidak berkelanjutan dan mempromosikan kebijakan demografi
yang sesuai.
9. Negara harus bekerja sama untuk memperkuat pembangunan kapasitas endogen
untuk pembangunan berkelanjutan dengan meningkatkan pemahaman ilmiah
melalui pertukaran pengetahuan ilmiah dan teknologi, dan dengan meningkatkan
pengembangan, adaptasi, difusi dan transfer teknologi, termasuk teknologi baru
dan inovatif.
10. Masalah lingkungan paling baik ditangani dengan partisipasi semua warga yang
peduli, pada tingkat yang relevan. Di tingkat nasional, setiap individu harus
memiliki akses yang tepat ke informasi mengenai lingkungan yang dimiliki oleh
otoritas publik, termasuk informasi tentang bahan dan kegiatan berbahaya di
komunitas mereka, dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan. Negara harus memfasilitasi dan mendorong kesadaran
dan partisipasi publik dengan membuat informasi tersedia secara luas. Akses
efektif ke proses peradilan dan administratif, termasuk ganti rugi dan pemulihan,
harus disediakan.
11. Negara harus memberlakukan undang-undang lingkungan yang efektif. Standar
lingkungan, tujuan dan prioritas pengelolaan harus mencerminkan konteks
lingkungan dan pembangunan yang diterapkannya. Standar yang diterapkan oleh
beberapa negara mungkin tidak sesuai dan menimbulkan biaya ekonomi dan sosial
yang tidak beralasan bagi negara lain, khususnya negara berkembang.
12. Negara harus bekerja sama untuk mempromosikan sistem ekonomi internasional
yang mendukung dan terbuka yang akan mengarah pada pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan berkelanjutan di semua negara, untuk mengatasi masalah
degradasi lingkungan dengan lebih baik. Langkah-langkah kebijakan perdagangan
untuk tujuan lingkungan tidak boleh menjadi sarana diskriminasi yang sewenang-
wenang atau tidak dapat dibenarkan atau pembatasan terselubung pada
perdagangan internasional. Tindakan sepihak untuk menghadapi tantangan
lingkungan di luar yurisdiksi negara pengimpor harus dihindari. Langkah-langkah
lingkungan yang menangani masalah lingkungan lintas batas atau global harus,
sejauh mungkin, didasarkan pada konsensus internasional.
13. Negara harus mengembangkan hukum nasional mengenai tanggung jawab dan
kompensasi bagi korban pencemaran dan kerusakan lingkungan lainnya. Negara-
negara juga harus bekerja sama dengan cara yang lebih cepat dan lebih tegas
untuk mengembangkan hukum internasional lebih lanjut mengenai tanggung
jawab dan kompensasi atas dampak merugikan dari kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh kegiatan-kegiatan di dalam yurisdiksi atau kendali mereka
terhadap wilayah-wilayah di luar yurisdiksi mereka.
14. Negara harus bekerja sama secara efektif untuk mencegah atau mencegah relokasi
dan pemindahan ke Negara lain dari setiap kegiatan dan zat yang menyebabkan
degradasi lingkungan yang parah atau ditemukan berbahaya bagi kesehatan
manusia.
15. Untuk melindungi lingkungan, pendekatan kehati-hatian harus diterapkan secara
luas oleh Negara-negara sesuai dengan kemampuannya. Di mana ada ancaman
kerusakan serius atau tidak dapat diubah, kurangnya kepastian ilmiah penuh tidak
boleh digunakan sebagai alasan untuk menunda langkah-langkah hemat biaya
untuk mencegah degradasi lingkungan.
16. Otoritas nasional harus berusaha untuk mempromosikan internalisasi biaya
lingkungan dan penggunaan instrumen ekonomi, dengan mempertimbangkan
pendekatan bahwa pencemar harus, pada prinsipnya, menanggung biaya polusi,
dengan memperhatikan kepentingan publik dan tanpa mendistorsi internasional.
perdagangan dan investasi.
17. Analisis mengenai dampak lingkungan, sebagai instrumen nasional, harus
dilakukan untuk kegiatan yang diusulkan yang kemungkinan besar memiliki
dampak merugikan yang signifikan terhadap lingkungan dan tunduk pada
keputusan dari otoritas nasional yang berwenang.
18. Negara-negara harus segera memberitahukan Negara-negara lain tentang setiap
bencana alam atau keadaan darurat lainnya yang mungkin menghasilkan efek-efek
berbahaya yang tiba-tiba terhadap lingkungan Negara-negara tersebut. Setiap
usaha harus dilakukan oleh masyarakat internasional untuk membantu Negara-
negara yang begitu menderita.
19. Negara-negara harus memberikan pemberitahuan sebelumnya dan tepat waktu dan
informasi yang relevan kepada Negara-negara yang berpotensi terkena dampak
tentang kegiatan-kegiatan yang mungkin memiliki dampak lingkungan lintas batas
yang merugikan secara signifikan dan harus berkonsultasi dengan Negara-negara
tersebut pada tahap awal dan dengan itikad baik.
20. Perempuan memiliki peran vital dalam pengelolaan dan pembangunan
lingkungan. Oleh karena itu, partisipasi penuh mereka sangat penting untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan.
21. Kreativitas, cita-cita dan keberanian pemuda dunia harus dimobilisasi untuk
menjalin kemitraan global untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan
memastikan masa depan yang lebih baik untuk semua.
22. Masyarakat adat dan komunitasnya, serta komunitas lokal lainnya, memiliki peran
penting dalam pengelolaan dan pembangunan lingkungan karena pengetahuan dan
praktik tradisional mereka. Negara harus mengakui dan mendukung identitas,
budaya dan kepentingan mereka dan memungkinkan partisipasi efektif mereka
dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan.
23. Lingkungan dan sumber daya alam orang-orang yang berada di bawah
penindasan, dominasi dan pendudukan harus dilindungi.
24. Peperangan pada dasarnya merusak pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu,
negara-negara harus menghormati hukum internasional yang memberikan
perlindungan bagi lingkungan pada saat konflik bersenjata dan bekerja sama
dalam pengembangan lebih lanjut, sebagaimana diperlukan.
25. Perdamaian, pembangunan dan perlindungan lingkungan saling bergantung dan
tak terpisahkan.
26. Negara-negara harus menyelesaikan semua perselisihan lingkungan mereka secara
damai dan dengan cara-cara yang tepat sesuai dengan Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
27. Negara dan rakyat harus bekerja sama dengan itikad baik dan dalam semangat
kemitraan dalam pemenuhan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Deklarasi ini
dan dalam pengembangan lebih lanjut hukum internasional di bidang
pembangunan berkelanjutan.
C. Kesimpulan
Deklarasi Stockholm serta Rio memiliki kontribusi untuk melahirkan sebuah
konsensus global berkenaan dengan prinsip-prinsip dasar pada hukum lingkungan
internasional serta secara langsung atau tidak langsung mengarah pada kesimpulan
dari sejumlah kesepakatan lingkungan global dan regional tiap negara, serta kedua
deklarasi ini mengemban gagasan atau suatu mis yang hampir sama jadi tidak heran
jika memang kedua deklarasi tersebut memiliki keterkaitan satu dengan lainnya.

REFERENSI
Ariadno, Melda kamil A. 1999. PRINSIP-PRINSIP DALAM HUKUM LINGKUNGAN
INTERNASIONAL. file:///C:/Users/saef%20andrian/Downloads/553-1046-1-
SM%20(2).pdf diakses pada 19 Maret 2022
sumber referensi utama tugas hukum lingkungan.pdf diakses pada 18 Maret 2022.
https://thefactfactor.com/facts/law/civil_law/environmental_laws/stockholm-declaration/871/
diakses pada 18 Maret 2022

Anda mungkin juga menyukai