Anda di halaman 1dari 23

Analisis Pembangunan Kehutanan

Berkelanjutan

Analisis:
Pemeriksaan detail elemen atau struktur sesuatu
Pemeriksaan detail sesuatu yang kompleks agar
dapat difahami.
Pada awal abad 18 (1713), Hans Carl von Carlowitz -> bekerja
sebagai Kepala administrator pertambangan (di Jerman)
Dalam kapasitasnya dia bertanggung jawab terhadap hutan-
hutan di wilayahnya.
Kekhawatiran dan resiko kekurangan kayu akibat keterbatasan
transportasi dan komunikasi unit-unit kelola (pada masa itu)

Mencetuskan istilah/ide sustainability

Awal dari prinsip ‘Sustained Yield”


Sustainability telah dan selalu menjadi perhatian/kekhawatiran
sentral ilmu dan praktek kehutanan.

Perhatian atas kerusakan SDH yang timbulkan dampak sosial


dan ekonomi, telah mendorong kajian sistematik dan
pendekatan manajemen jangka panjang terhadap hutan sebagai
sumber daya terbarukan.

Rentang dan keragaman SDH, nilai social dan harapan manfaat


jangka panjang telah mendorong ‘sustainability’ menjadi dasar
‘sustainable forest management’ (SFM).

Namun dalam perjalananya terjadi perdebatan publik apa yang


ada di dalam SFM
Sejarah Pembangunan Kehutanan
Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan (SD)
Sebagai suatu pemikiran -> lahir pada Konferensi Lingkungan PBB
tentang Lingkungan hidup pada 1972

-> menghasilkan Deklarasi Stockholm


(26 principles)

Human rights must be asserted, apartheid and colonialism


condemned. Natural resources must be safeguarded. The
Earth's capacity to produce renewable resources must be
maintained.
Sebagai suatu konsep -> mulai mengumpulkan momentum dalam
laporan Brundtland 1987 (Our Common
Future) dan The Earth Summit 1992

Laporan Brundtland mengenalkan perlunya integrasi Pembangunan


ekonomi, perlindungan lingkungan, keadilan social dan partisipasi
masyarakat.

Earth Summit menyimpulkan tujuan global melalui integrasi dan


keseimbangan ekonomi, social dan lingkungan dalam produksi,
konsumsi dan bahkan dalam pengambilan keputusan dan jalan hidup.

Konsep cukup revolusioner, sehingga membuka perdebatan antar


pemerintahan dan antara pemerintah dan masyarakatnya.
Agenda 21 UNCED, 1992

Agenda 21 -> Rencana aksi komprehensif dibuat untudilaksanakan secara


global, nasional dan local oleh organisasi-organisasi PBB, negara, kelompok-
kelompok setempat yang ada kaitan dengan lingkungan.

Agenda 21 -> Deklarasi Rio dan pernyataan Principles SD untuk hutan


diadopsi oleh lebih dari 178 negara pada Konferensi PBB tentang Lingkungan
dan Pembangunan (UNCED) di Brazil 3 – 14 Juni 1992.

Komisi SD dibentuk Desember1992 untuk menjamin tindak lanjut UNCEP,


memonitor dan melaporkan omplementasi dari kesepakatan baik local,
nasional dan internasional

Implementasi Agenda 21 secara penuh (Program dan komitmen terhadap


Principles) ditegaskan kembali pada Summit tentang Sustainable Development
(WSSD) di Johannesburg 2002.
Luaran-luaran Earth Summit:
- Deklarasi Rio yang menghargai negara tentang Pembangunan
ekonomi dan social, berisi 27 principle termasuk tindakan
pencegahan dan pencemar membayar.

- Persetujuan prinsipel-prinsipel tentang hutan yang menghargai


arti penting hutan untuk Pembangunan ekonomi dan social,
penduduk asli, biodiversitas dan penjagaan proses-proses ekologi.

- Penanda tanganan konvensi diversitas biologi dan kerangka


konvensi perubahan iklim
- Agenda 21 yang adalah rencana aksi sukarela diimplementasikan
oleh pemerintah negara secara nasional, regional dan local.
Kejadian-kehadian penting pasca Summit 1992:

1993 – the creation of the Commission for Sustainable Development to


monitor and promote the implementation of Agenda 21;
1997 – Earth Summit +5, which reviewed and renewed commitment to
implementation of Agenda 21;
2000 – Millennium Summit in New York, which resulted in the UN
Millennium Declaration, a set of targets to be achieved by 2015
that included environmental sustainability, the eradication of
extreme poverty and equality for women, now known as the
Millennium Development Goals;
2002 – World Summit on Sustainable Development in Johannesburg,
which renewed international commitment to the pursuit of SD
with the Johannesburg Plan of Implementation (JPOI);
2012 - The United Nations Conference on Sustainable Development (UNCSD) in
Brazil on 20-22 June 2012 focused on two themes: (a)
a green economy in the context of sustainable development poverty eradicat
ion
; and (b) the institutional framework for sustainable development
Agenda 2030 untuk Sustainable Development

Dalam memperingati 20 tahun Summit Rio (2012) dengan hasil


dukumen The Future We Want, menegaskan kembali komitmen
terhadap kesepakatan, rencana dan target sebelumnya.

Komited dengan rangkaian tujuan-tujuan SD yang dibangun


berdasarkan prioritas yang diidentifikasi dalam Agenda 21.

Memutuskan untuk mengganti Komisi SD dengan Forum politik


tingkat tinggi untuk menguatkan implementasi Agenda 21 dan
pencapaian tujuan-tujuan.
Agenda 2030 for Sustainable Development?

- Dibicarakan dalam Summit PBB di New York 2015 bertujuan


mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk.
- Agenda 2030 menggambarkan “ “a world of universal respect for
human rights and human dignity, the rule of law, justice, equality
and non-discrimination”.
- Capaian dan target Agenda 2030 akan mempercepat tindakan-
tindakan 15 tahun mendatang pada areal-areal kritikal
kemanusiaan dan planet (People, Planet, Prosperity dan Peace).
People

Bertekad mangakhiri kemiskinan, dalam segala bentuk dan


dimensinya, dan menjamin bahwa menusia dapat memenuhi potensi
harga diri dan kesetaraan serta dalam lingkungan yang sehat.

Planet

Bertekad meindungi planet dari degradasi, termasuk melalui konsumsi


dan produksi berkelanjutan, keberlanjutan dalam mengelola SDA dan
melakukan tindakan nyata dalan perubahan iklim, sehingga semuanya
agar dapat memenuhi kebutuhan generasi masa kini dan masa dating

Prosperity

Bertekad menjamin semua manusia dapat menikmati hidup sejahtera


dan berkecukupan, dan menjamin bahwa kemajuan ekonomi dan
social terjadi selaras dengan alam.
Peace

Bertekad membangun kedamaian yaitu masyarakat yang bebas ketakutan


dan penindasan. Tidak ada Pembangunan berkelanjutan tanpa kedamaian dan
tidak ada kedamaian tanpa Pembangunan berkelanjutan.
Partnership
Bertekad memobilisasi cara-cara yang diperlukan untuk
mengimplementasikan Agenda ini melalui penguatan kemitraan global,
berdasarkan atas spirit penguatan solidaritas global dengan berfokus pada
masyarakat miskin dan rentan, pertisipasi semua negara, semua fihak yang
berkepentingan dan semua orang
Karakter keterkaitan dan integrasi dari tujuan-tujuan SD sangatlah
krusial/penting dalam menjamin harapan dan tujuan agenda dapat
tercapai.

Ketika kita menyadari ambisi-ambisi agenda baru sepenuhnya,


kehidupan secara keseluruhan akan meningkat dan dunia akan
terangkat menjadi lebih baik
Sejarah ‘Sustainable forest development’ di Indonesia
Indonesia mengadopsi Sustainable Development sebagai paradigma
pembangunan sejak awal 1970-an.

Garis besar kebijakan (1973) menyatakan bahwa sumber daya alam


harus dimanfaatkan secara rasional dan harus mempertimbangkan
manfaat bagi generasi penerus.

1982, Pemerintah mengumumkan Undang-undang Pengelolaan


Lingkungan, dan sejak itu berlaku peraturan-peraturan Pemerintah
pusat dan daerah yang berkaitan dengan lingkungan.

Namun, pasca berlakunya Undang-undang tersebut deplesi SDA dan


degradasi lingkungan semakin massif, karena orientasi
pembangunan lebih pada pertumbuhan ekonomi. Kebijakan
Pemerintah bersifat centralistik (interes local tidak diperhatikan).
Pada masa otonomi (mulai 2002), SDA dan kondisi lingkungan menjadi lebih
parah. Deplesi hutan yang pada masa sebelumnya 1,6 juta Ha per tahun,
pada masa pemerintahan baru menjadi 2,5 juta Ha per tahun.

Otonomi regional mendorong Pemerintah Daerah mengeksploitasi SDA


secara berlebihan untuk memperoleh pendapatan. Selain itu terdapat
tendensi kuat di antara Pemda mengelola otonominya di dalam wilayah
administratifnya

Tantangan ke depan adalah fakta tidak terjadi perubahan paradigma secara


signifikan. Artinya Kelola SDA masil diarahkan sebagai sumber keuntungan
(ekonomi dan sosial) atau tujuan jangka pendek.

Selain itu, semakin tingginya biaya politik (di pusat dan Daerah) dicurigai
sebagai stimulasi eksploitas SDA/SDH, bahkan cenderung berlebihan.

Namun demikian tujuan-tujuan SD mulai dan telah menjadi


program-program formal Pemerintah (mis. reduksi emisi gas rumah
kaca, pengurangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja dll)
Prinsip pembangunan berkelanjutan di Kehutanan.

Bagaimana Prinsip pembangunan berkelanjutan dan ekonomi


berwawasan lingkungan merupakan amanat Pasal 33 ayat (4)
UUD NRI 1945.

Perpres 66/2020 yang mengatur pendanaan pengadaan tanah


dalam rangka pelaksanaan program Strategis Nasional, salah
satunya di kawasan hutan.
PBB berkomitmen untuk bekerja bersama dengan Pemerintah
Indonesia dalam membangun bangsa yang sejahtera, demikratis,
dimana Pembangunan memberikan manfaat bagi semua orang
dan dimana hak generasi mendatang dihrmati dan dilindungi.

“Leaving no one behind” bermakna memberikan prioritas


pada harga diri setiap orang dan membe- rikan kemajuan
pertama-tama terhadap masyarakat-masyarakat yang paling
marjinal dan rentan.
- Memegang janji tersebut pendekatan berfokus pada
pengentasan kemiskinan masyarakat, menghilangkan
diskriminasi, pencapai kesetaraan melalui solusi akar masalah

- Indonesia mengadopsi SD sebagai paradigma Pembangunan


sejak 1970-an.

- Garis besar kebijakan pemerintah bahwa seluruh SDA harus


dimanfaatkan secara rasional dan harus mempertimbangkan
pemanfaatan oleh generasi selanjutnya.
Bagaimana PBB mendukung tujuan-tujuan SD di Indonesia.
- Sejak disepakatinya SD secara global -> Indonesia telah/sedang
bertransformasi lebih cepat.
- Dengan paradigma agenda 2030, bangsa ini sedang maju
mewujudkan nilai-nilai, integrasi global, dan ekonomi karbon
rendah.
- PBB berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia, organisasi
kemasyarakatan, dan sektor swasta untuk berusaha secara
efektif mencapai tujuan-tujuan SD melalui pendekatan
terintegrasi
Bagaimana PBB mendukung tujuan-tujuan SD di Indonesia.
- PBB juga telah/sedang melakukan penguatan kemitraannya
dengan otoritas dan komunitas regional dan daerah untuk
mengantarkan hasil-hasil SD.
- Selain itu PBB akan memperluas kerjasama dengan memasukkan
asosiasi industry, agen-agen berbasis kelola data dan IPTEK yang
memberikan prospek inovasi Pembangunan terintegrasi.
- Artinya pencapaian tujuan-tujuan Pembangunan berkelanjutan
adalah sesuatu yang sangat kritikal/penting

Anda mungkin juga menyukai