Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan) adalah sebuah

konsep yang memiliki tujuan untuk menciptakan keseimbangan di antara dimensi

pembangunan, seperti ekonomi, sosial serta lingkungan.1 Konsep Sustainable

Development atau pembangunan berkelanjutan digagas pertama kali pada tahun

1972 dalam sebuah konferensi pertama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam

bidang lingkungan hidup di Stockholm atau lebih dikenal dengan Konferensi

Stockholm.2 Konferensi tersebut diadakan untuk membicarakan masalah

lingkungan yang telah terjadi di seluruh penjuru dunia.Masalah lingkungan yang

terjadi di dunia diawali dengan mulai terjadinya pemanasan global, kepunahan

jenis, pencemaran hingga semakin menipisnya lubang ozon yang khususnya

banyak terjadi di negara-negara maju sebagai negara yang memiliki basis industri

yang kuat terutama hasil limbah industri yang mencemari lingkungan. Masalah-

masalah tersebut kemudian meluas sehingga menyita perhatian para petinggi

politik dunia yang kemudian menjadikan masalah lingkungan hidup turut

diperbincangkan ke dalam percaturan politik dunia serta menjadi masalah yang

cukup serius.

1
Laporan World Commission on Environment and Development: Our Common Future (Laporan
Bruntland)
2
Ibid.

1
Konferensi Stockholm ternyata tidak dapat membuahkan hasil seperti yang

diharapkan yang kemudian dilanjutkan dalam konferensi Tingkat Tinggi di Rio de

Janeiro, Brazil tahun 1992. Konferensi tersebut merupakan pengganti dari

konferensi Stockholm yang tetap meneruskan membahas mengenai pembangunan

dan lingkungan yang terlanjutkan. Masalah lingkungan hidup di dunia juga

dianggap dapat berkurang apabila dilaksanakannya pembangunan sehingga

konsep pembangunan berkelanjutan yang telah digagas sebelumnya harus terus

berjalan.3 KTT Rio menjadi titik awal munculnya sebuah prinsip “Tanggung

Jawab Sama Kewajiban Berbeda” yang di dalamnya memiliki makna bahwa tiap

negara memiliki tugas yang sama dalam menyelesaikan persoalan lingkungan

hidup, namun berbeda dalam sumbangsih yang diberikan untuk mengganti

kerusakan tersebut.4 Artinya secara tidak langsung prinsip itu jelas

mempresentasikan bahwa segala masalah lingkungan di muka bumi merupakan

tugas bersama dan tidak ada satu negara pun yang dapat menyelesaikannya sendiri

meskipun negara tersebut adalah negara yang paling kuat. Dalam KTT Bumi Rio

1992 lahir Agenda 21 yang merupakan kunci penting pembangunan

berkelanjutan.

Agenda 21 tersebut menegaskan bahwa pembangunan berkelanjutan

merupakan integrasi dari 3 pilar yaitu : Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Sepuluh

tahun setelah deklarasi Rio, dilaksanakan kembali konferensi puncak dunia

tentang pembangunan berkelanjutan (World Summit on Sustainable

3
Otto Soemarwoto,1991, Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
4
Tim Third Network,2001, International Environmental Governance, Yogyakarta: Cindelaras
Pustaka Rakyat Cerdas

2
Development) di Johannesburg, Afrika Selatan tahun 2002. Konferensi ini

merupakan konferensi yang paling utama dari KTT lainnya, sebab KTT tersebut

tidak membahas permasalahan lingkungan hidup saja, melainkan melakukan

perluasan lingkungan hidup dengan aspek-aspek pembangunan lainnya melalui

konsep pembangunan berkelanjutan.5 KTT Johannesburg mengkaji lebih lanjut

mengenai kemerosotan kualitas lingkungan hidup sebagai hasil dari KTT Rio.

Masalah semakin pelik karena semakin terjadi kemiskinan yang terus bertambah,

tidak tersedianya air bersih serta pangan dan melebarnya kesenjangan antara kaya

dan miskin. Penyebab hal tersebut antara lain karena perilaku negara-negara maju

yang tidak memenuhi komitmennya untuk menyelamatkan lingkungan. Mereka

justru tetap menerapkan pola hidup yang boros dan mewah dan bersifat jangka

pendek, sehingga kerusakan-kerusakan lingkungan terjadi terus-menerus terutama

di negara-negara berkembang yang menjadi korban kerusakan tersebut. Kondisi

itu juga diperparah oleh pertumbuhan industri yang semakin pesat sebagai

tuntutan dari globalisasi, jumlah kendaraan bermotor yang bertambah banyak,

serta kurangnya kesadaran manusia menjaga dan melestarikan lingkungan. Oleh

karena itu, usaha dalam menjaga lingkungan hidup perlu adanya kerjasama antar

negara-negara di dunia yang seiring dekade telah mengikuti beberapa pertemuan

yang membahas mengenai lingkungan hidup.

Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan pembangunan

Berkelanjutan merupakan sebuah program pembangunan berkelanjutan yang

disusun oleh PBB dengan melibatkan 194 negara, civil society, hingga berbagai

5
Andreas Pramudianto, 2011, Diplomasi Lingkungan, Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)

3
pelaku ekonomi dari seluruh penjuru dunia yang di dalamnya terdapat 17 tujuan

dengan 169 target yang terukur dengan muncul sebagai kelanjutan dari MDGs

yang berakhir pada tahun 2015.6 Kelanjutan dari SDGs menjadi sebuah tuntutan

untuk mengatasi permasalahan dunia,antara lain kemiskinan, kesenjangan sosial

serta ancaman perubahan iklim dengan aksi yang nyata.7 Tujuan dan target yang

telah ditentukan tersebut disesuaikan dengan tiga pilar pembangunan, yaitu sosial,

ekonomi dan lingkungan. Sementara itu, hasil dari MDGs ternyata masih banyak

yang perlu disempurnakan dan menuai banyak kritik. Sebelumnya, MDGs

memiliki 8 tujuan dengan 21 sasaran yang teryata tidak semua tujuan tercapai

dengan sempurna.8 Target yang belum tercapai dengan sempurna tersebut

meliputi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), Total

Fertility Rate (TFR), Human Immunodeficiency virus/Acquired

Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) serta akses air bersih dan sanitasi.

Selain itu, pada Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB (Rio +20) tahun

2012 menyoroti bahwa pengimplementasian MDGs dinilai terlalu birokratis dan

bersifat tradisional.9

Selama perkembangannya, MDGs juga melakukan pembatasan terhadap

bantuan-bantuan yang diberikan oleh negara maju, sehingga peran dari sektor lain

seperti swasta maupun LSM transnasional juga tidak banyak terlihat. Pada masa

6
Sustainable Finance OJK, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, diakses dalam
https://www.ojk.go.id/sustainable-finance/id/publikasi/prinsip-dan-kesepakatan-
internasional/Pages/Tujuan-Pembangunan-Berkelanjutan.aspx
7
Ibid.
8
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, diakses dalam
www.kemenkopmk.go.id/artikel/menko-kesra-kita-masih-punya-4-tantangan-mdgs-yang-belum-
tercapai, pada 12 Desember 2018 pukul 9:46 WIB
9
Agus Sutopo, S.ST, Kajian Indikator Sustainable Development Goals (SDGs), 2014, Jakarta:
Badan Pusat Statistik

4
sebelumnya, MDGs memang telah berhasil mengurangi angka kemiskinan

internasional, penurunan laju kematian akibat malaria, namun diharapkan pada

pembangunan pasca 2015 (SDGs) dapat menyempurnakan kembali tujuan-tujuan

lain yang belum sempurna sesuai dengan target yang telah ditentukan dengan

tetap memerhatikan keseimbangan antara planet dan kesejahteraan manusia.

Indonesia termasuk negara berkembang yang turut serta dalam

pelaksanaan SDGs dan telah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang mana di dalamnya telah dipadu padankan

dengan target serta sasaran dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030, yakni

17 tujuan capaian dari 169 target secara global.10 Dari upaya tersebut muncul

komitmen Indonesia dalam pelaksanaan SDGs yang meliputi:

1. Ikut melaksanakan SDGs untuk perubahan hidup global yang damai,

sejahtera, adil serta berkelanjutan.

2. Sesuai dengan Perpres Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan

Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

3. Melaksanakan program Nawacita yang berhubungan dengan tujuan dari

SDGs yang kemudian dirumuskan ke dalam RPJMN 2015-2019

4. Presiden RI akan memimpin serta mengawasi pelaksanaan SDGs yang

mana SDGs menjadi tolok ukur yang tepat untuk agenda pembangunan

nasional di Indonesia.11

10
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2015-2019 Buku I Agenda Pembangunan Nasional, 2014, Jakarta: Bappenas
11
Kementerian PPN/Bappenas, Arahan Terkait Pencapaian Pelaksanaan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) disampaikan dalam sosialisasi
penyusunan RAD TPB/SDGs, Semarang 15 Desember 2017

5
Untuk menunjukkan upayanya dalam implementasi Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan 2030, Indonesia salah satunya mengambil isu nasionalnya yang

sekaligus merupakan isu global yakni mengenai air bersih dan sanitasi. Kebutuhan

terhadap air bersih sudah menjadi hak bagi setiap orang sekaligus menjadi

kebutuhan dasar. Sedangkan masyarakat Indonesia masih jauh dari gaya hidup

yang bersih dan sehat (higienis). Air bersih yang dimaksud memiliki arti sebagai

air yang aman dikonsumsi untuk semua golongan masyarakat yang mana air

tersebut adalah air yang bebas dari bakteri e.coli.12 Meskipun sanitasi dan air

bersih merupakan sektor yang tidak begitu menjadi sektor utama, namun apabila

masalah WASH (Water, Sanitation and Hygiene) tidak mendapat perhatian penuh

akan menimbulkan dampak yang cukup serius seperti meningkatnya kematian

anak di Indonesia akibat penyakit diare serta penyakit stunting yang dapat

menghambat pertumbuhan. Melihat kondisi tersebut dapat dipastikan anak-anak di

Indonesia tidak dapat tumbuh menjadi tenaga kerja yang produktif suatu saat nanti

dan dapat menjadi beban.13

Ditambah lagi Indonesia juga sedang melakukan pembangunan besar-

besaran dan kontinuitas yang mana proyek pembangunan tersebut juga akan

berpengaruh terhadap ketahanan air di dalam tanah. Aktivitas ini juga dapat

dikesinambungkan dengan perubahan iklim yang fenomenanya tidak akan pernah

habis dari tahun ke tahun. Efek dari naiknya permukaaan air laut serta perubahan

pola curah hujan juga menyebabkan suplai air bersih di Indonesia sangat

12
Hadijah Alaydrus, Pemerintah Optimistis Soal Pencapaian SDGs Karena Sesuai RPJMN,
diakses dalam m.bisnis.com/amp/read/20171009/9/697393/pemerintah-optimistis-soal-
pencapaian-sdgs-karena-sesuai-rpjmn (12/12/2018, 10:00 WIB)
13
USAID, Air Minum, Sanitasi dan Higiene untuk Bisnis Berkelanjutan

6
tergantung pada perubahan iklim. Maka dari itu, dengan keikutsertaan Indonesia

dalam pembangunan berkelanjutan dapat menyeimbangkan antara pertumbuhan

ekonomi dengan pelestarian lingkungan. Mengingat bahwa aktivitas manusia yang

semakin meningkat, sementara di sisi lain aktivitas-aktivitas tersebut justru dapat

menimbulkan kerusakan pada lingkungan.

Kota Malang menjadi salah satu kota di Indonesia yang melakukan

pembangunan daerah sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah Kota Malang

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Malang (RPJMD)

2013-2018 yang kemudian diratifikasi dalam Perda Kota Malang Nomor 30

Tahun 2015 yang mencantumkan penanganan kawasan kumuh dan akses

universal dalam indikator kinerja misi pembangunan keempat.14 Rencana tersebut

menjadi penjabaran dari visi, misi dan program Walikota yang berpedoman

dengan RPJP Daerah (2005-2025) serta memperhatikan RPJM Nasional yang

berjalan selama 5 (lima) tahun. Selain itu, Pemerintah Kota Malang juga

berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

2005-2025 sebagai langkah awal Pemerintah Indonesia dalam melahirkan

program nasionalnya yang disebut dengan Universal Access atau akses universal

100-0-100 yang telah sesuai dengan salah satu tujuan dari 17 tujuan SDGs 2030.

Sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Kota Malang dalam keikutsertaannya ke

dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yakni pada poin nomor 6 mengenai air

14
Hezza Sukmasita, Dukung Pembangunan Sektor Air Minum dan Sanitasi Pemkot Jalin
Kerjasama dengan USAID, Malang Times, diakses dalam
https://www.google.com/amp/www.malangtimes.com/amp/baca/21158/20170920/194240/dukung
-pembangunan-sektor-air-minum-dan-sanitasi-pemkot-jalin-kerjasama-dengan-usaid/?espv=1
(20/09/2017, 19:42 WIB)

7
bersih dan sanitasi.15 Persoalan air bersih dan sanitasi tersebut juga telah

dirumuskan ke dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (MUSRENBANG)

Tahun 2019 yang mana semua isinya telah sesuai dengan Peraturan Daerah,

Peraturan Walikota hingga poin-poin yang telah ditetapkan ke dalam Sustainable

Development Goals 2030, berikut isu-isu strategis atau prioritasnya:

a. Pembangunan manusia (pengurangan kemiskinan dan peningkatan

pelayanan dasar)

Angka kemiskinan Jatim sedikit lebih rendah daripada nasional. Tahun

2017 angka kemiskinan terendah di Jatim adalah di Kota Malang hanya

4,3 persen.

b. Pengurangan kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektivitas

dan

kemaritiman

c. Peningkatan nilai tambah ekonomi dan penciptaan lapangan kerja melalui

pertanian, industri, pariwisata dan jasa produktif lainnya.

d. Pemantapan ketahanan energi, pangan dan sumber daya air. Dalam hal ini

termasuk di dalamnya mengenai air bersih dan sanitasi (dalam buku putih

sanitasi) yang ada di Kota Malang.

e. Prioritas stabilitas keamanan nasional dan kesuksesan pemilu.16

Dalam proses jalannya kebijakan, Pemerintah Kota Malang juga

melibatkan sektor luar, seperti United States Agency for International

Development (USAID). Kedua pihak tersebut kemudian melakukan kerjasama dan

15
Penyusunan Grand Desain Pencapaian SDGs 2030 Kota Malang
16
Pemerintah Kota Malang, Wali Kota Malang Ajak Masyarakat Turut Awasi Pembangunan

8
dari hubungan kemitraan tersebut akan didapatkan peran-peran dari USAID di

Kota Malang. USAID menjadi salah satu aktor dalam hubungan internasional

yang merupakan sebuah lembaga pemerintahan federal Amerika Serikat yang

diresmikan oleh John F. Kennedy. USAID dibentuk berdasarkan Undang-Undang

tentang bantuan luar negeri Amerika tahun 1961. USAID merupakan lembaga

bantuan asing pertama Amerika Serikat yang fokus pada upaya pembangunan

ekonomi.17 USAID merupakan organisasi yang terstruktur dengan jelas dikepalai

oleh Administrator dan Deputi Administrator yang keduanya diangkat oleh

presiden dan selanjutnya dikonfirmasi dan disahkan oleh Senat. Pernyataan

tersebut menandai bahwa USAID adalah lembaga resmi internasional yang jelas

dan kedudukannya berada di bawah Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

Sejak pada tahun 2000-an USAID berfokus untuk membangun

pemerintahan, infrastruktur, masyarakat sipil dan pelayanan dasar seperti

pendidikan dan kesehatan. Di Indonesia, USAID telah ada keberadaannya dan

menjalin mitra kerjasamanya dengan Indonesia. Dengan adanya USAID, Amerika

Serikat lebih mudah dalam memberikan bantuannya kepada negara-negara

berkembang, terutama kepada negara yang sedang melakukan pembangunan.

Pada awalnya USAID membantu pemerintah mengatasi masalah pertumbuhan

penduduk. Keduanya melakukan kerjasama berdasarkan poin dari MDGs antara

lain mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesehatan penduduk, meningkatkan

perekonomian Indonesia dan bantuan kemanusiaan terhadap korban bencana

alam. Kemudian pada tahun 2010 Amerika dan Indonesia menandatangani

17
USAID History dalam https://www.usaid.gov/who-we-are/usaid-history

9
kemitraan komprehensif yang ditandatangani oleh Presiden Barack Obama dan

Susilo Bambang Yudhoyono. Keduanya setuju untuk memperdalam serta

memperluas kerjasama bilateral yang saling menguntungkan dan setara di bidang-

bidang yang menjadi kepentingan bersama.18

USAID sebagai lembaga bantuan luar negeri internasional dari Amerika

Serikat memberikan bantuan teknis serta dana hibah sekitar 39 juta dolar untuk

Indonesia. Peran USAID dalam hubungannya dengan pemerintah Kota Malang

lebih fokus pada bantuan penguatan fisik hingga monitoring kegiatan program

yang dijalankan. Sesuai dengan rencana kerja dari pemerintah bahwa Kota

Malang ikut serta mencanangkan program akses universal 100-0-100 yang

berkolaborasi dengan IUWASH PLUS. Rencana tersebut menetapkan agar

tercapainya akses universal 100% air minum, 0% pemukiman kumuh dan 100%

stop bebas buang air besar sembarangan.19 Maka dari itu, dengan adanya USAID

diharapkan dapat menjadi kemitraan yang baik dengan Pemerintah Kota Malang,

terutama dalam menghadapi persoalan yang masih dipandang sebelah mata,

seperti pembuangan limbah secara sembarangan ke sungai, termasuk pembuangan

kotoran manusia yang sering setiap harinya terbuang di sungai. Tentu saja hal

tersebut memberi dampak buruk bagi kesehatan dan tercemarnya lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana peran USAID dalam pencapaian SDGs 2030 dalam bidang

sanitasi dan air bersih melalui program IUWASH PLUS di Kota Malang?

18
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional:Strategi Pengembangan Kerjasama Pembangunan
Bilateral 2015-2019. Hlm.46. dalam
http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/159384-%5B_Konten_%5D-
Konten%20D1022.pdf
19
Ibid.

10
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diteliti adalah :

a. Untuk mengetahui implementasi dari Sustainable Development

Goals 2030 dalam bidang sanitasi dan air bersih di Kota Malang

b. Untuk mengetahui masalah sanitasi dan air bersih di Kota Malang

c. Untuk mengetahui peran USAID melalui program IUWASH PLUS

di Kota Malang

d. Untuk mengetahui perkembangan kemitraan global antara USAID

dengan Pemerintah Kota Malang melalui IUWASH PLUS

1.4 Manfaat Penelitian

a) Manfaat Akademis

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai bagaimana peran USAID di

Indonesia yang memang sebelumnya telah banyak tulisan yang mengkaji tentang

lembaga asing tersebut. USAID memiliki banyak program yang dijalankan di

seluruh negara berkembang dalam upayanya untuk membantu meningkatkan

kemajuan negara yang dibantu tersebut. Dalam tulisan ini penulis akan meneliti

tentang salah satu program USAID yakni IUWASH PLUS. Program IUWASH

PLUS muncul sebagai tindak lanjut dari isu sanitasi dan air bersih yang mulai

menjadi perhatian dan dibicarakan dalam perumusan Sustainable Development

Goals yang melanjutkan Millenium Development Goals. Dengan ini dapat

menjadi sebuah penelitian yang mampu mengembangkan kembali peran USAID

dalam pencapaian SDGs 2030 di bidang sanitasi dan air bersih.

11
b) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah referensi sekaligus

meningkatkan hasil riset di lingkungan perguruan tinggi tentang peran dari

USAID sebagai lembaga donor asing dan merupakan agen pemerintahan milik

Amerika Serikat yang kini sudah menjalin mitra kerjasama yang cukup luas

dengan pemerintah Indonesia hingga pemerintah daerah.

1.5 Penelitian Terdahulu

Sebagai sumber penguat dalam tulisan,maka penulis juga

membutuhkan penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu digunakan oleh penulis

sebagai bahan untuk mendukung tercapainya tulisan ini serta dapat mengetahui

penelitian-penelitian terdahulu yang isinya relevan dengan topik yang dibahas

oleh penulis. Penelitian terdahulu yang pertama berjudul “Kerjasama Luar Negeri

Oleh Pemerintah Daerah di Era Otonomi Daerah”, ditulis oleh Dyah Estu
20
Kurniawati memaparkan bahwa adanya otonomi daerah sejak era Orde Baru

menunjukkan bahwa pemerintah daerah mulai mengupayakan pembangunan

ekonomi yang dilaksanakan dengan cara kerjasama luar negeri dengan pihak

asing. Dalam hubungan kerjasama antar keduanya terdapat hal-hal yang harus

adiperhatikan apabila ingin menyelenggarakan kerjasama dengan pihak luar

negeri. Studi kasus yang diambil oleh penulis adalah kerjasama internasional

antara Pemerintah Kabupaten Malang dengan pihak luar negeri terkait

pemberdayaan kaum muda dan pengembangan ekonomi daerah terutama pada

kearifan lokal yang dimiliki oleh kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan
20
Dyah Estu Kurniawati,2010, Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemerintah Daerah di Era Otonomi
Daerah, Jurnal Humanity, Vol. 5, No. 2 (Maret 2010), Malang: Jurusan Hubungan Internasional,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang.

12
metode analisis deskriptif dengan menjelaskan gambaran umum kabupaten

Malang dalam berbagai aspek serta bentuk kerjasamanya dengan lembaga donor

internasional seperti USAID, ILO dan KOIKA.

Kedua, “Kepentingan Amerika Serikat Dalam Proyek IFACS

(Indonesia Forest and Climate Support) Melalui Program USAID (United States

Agency for International Development) Di Indonesia”, ditulis oleh Lisa Aulia.21

Tulisan tersebut menjelaskan bahwa adanya kepentingan Amerika Serikat dalam

hubungannya dengan Indonesia melalui suatu kerjasama internasional terkait

penanganan perubahan iklim melalui program dari USAID dalam proyek IFACS.

Penulis juga menjelaskan gambaran umum proyek IFACS itu sendiri serta

perkembangan proyek USAID IFACS di Indonesia. Tertulis dengan jelas bahwa

ada dua kepentingan Amerika Serikat dalam hubungan kerjasama tersebut yakni

kepentingan ekonomi dan kepentingan politik. Kerjasama yang telah terbentuk

diharapkan membawa keuntungan yang seimbang antara Pemerintah Indonesia

dengan Amerika Serikat.

Ketiga, “ Peran United State Agency International Development (USAID)

Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Perizinan di Kabupaten Barru”, ditulis

oleh Ayu Anugrah22, meneliti bahwa adanya hubungan bilateral antara Indonesia-

Amerika Serikat yang telah diwujudkan ke dalam sebuah dokumen Strategi

Kerjasmaa yang mengandung tujuan penyaluran bantuan dan prinsip arahan yang

21
Lisa Aulia, Kepentingan Amerika Serikat Dalam Proyek IFACS (Indonesia Forest and Climate
Support) Melalui Program USAID (United States Agency for International Development) Di
Indonesia,Jurnal JOM FISIP, Vol, 2, No, 2 (Mei 2015), Riau: Jurusan Hubungan Internasional,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau.
22
Ayu Anugrah, 2016, Skripsi: Peran United States Agency International Development (USAID)
Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Perizinan di Kabupaten Barru, ( Makassar: Universitas
Hasanuddin)

13
menjadi acuan dalam menentukan fokus dan prioritas bantuan dari kemitraan

strategis/komprehensif. Dalam tulisannya, penulis menggunakan program

KINERJA yang menjadi salah bentuk program bantuan teknis kerjasama antara

Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID yang

bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik melalui peningkatan manajemen

pelayanan dan partisipasi masyarakat di tiga sektor. Dalam penelitiannya, penulis

menggunakan metode penelitian deskriptif serta teknik yang digunakan ialah

teknik analisis data kualitatif.

Keempat, “Bantuan Luar Negeri Amerika Serikat Melalui Indonesia

Marine And Climate Support (IMACS)/USAID dalam Kerangka Mitigasi

Perubahan Iklim dan Kelautan Tahun 2010-2014”, hasil penelitian yang ditulis

oleh Rosiana Ariyuni.23 Peneliti telah mengkaji bahwa adanya isu lingkungan

hidup sudah menjadi perhatian bagi Indonesia dan bisa dikatakan apabila ini tidak

diatasi akan menimbulkan dampak yang cukup serius. Indonesia sendiri telah

termasuk ke dalam kategori sangat rentan terhadap dampak dari perubahan iklim.

Indonesia memiliki upaya untuk mengatasi hal tersebut dengan melakukan

kerjasama dengan organisasi Amerika Serikat yaitu USAID dalam sebuah

program Indonesia Marine and Climate Support (IMACS). Penulis menggunakan

metode analisis kualitatif yang mana akan melalui beberapa pendekatan atau

teknik dalam penelitian. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dari

berbagai sumber. Pengumpulan data meliputi data sekunder, seperti melalui buku

23
Rosiana Ariyuni, Skripsi: Bantuan Luar Negeri Amerika Serikat Melalui Indonesia Marine And
Climate Support (IMACS)/USAID dalam Kerangka Mitigasi Perubahan Iklim dan Kelautan Tahun
2010-2014, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2015), Hal 1-4.

14
teks, terbitan berkala, jurnal, majalah, surat kabar, dokumen, makalah dan bahan-

bahan lainnya. Selain itu, penulis menggunakan data primer dalam bentuk

dokumen atau publikasi resmi serta wawancara langsung.

Kelima, “Peran USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan

(APIK) Dalam Pelaksanaan SDGs di Indonesia Untuk Mengatasi Dampak

Perubahan Iklim (Studi Pada Peran USAID APIK di Malang Raya), hasil

penelitian yang ditulis oleh Layla Nazilatul Rizqiyyah24, yang meneliti bahwa

Indonesia turut serta dalam upaya pencapaian SDGs di bidang perubahan iklim

melalui proyek dari USAID APIK (Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan)

dengan wilayah Malang Raya. Masalah perubahan iklim menjadi perhatian yang

serius, sebab dampak dari perubahan iklim tersebut juga berpengaruh terhadap

tingkat tingginya bencana alam yang terjadi di Malang Raya. USAID APIK

memiliki peran dan kontribusi dalam dukungannya terhadap Malang Raya untuk

menghadapi tantangan perubahan iklim. USAID sebagai lembaga donor asing

telah memberikan bantuannya kepada Malang dan bantuan luar negeri tersebut

digunakan untuk mencapai indikator SDGs yang utamanya adalah memperkuat

kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya iklim dan bencana alam di

Malang Raya. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan 3 (tiga)

metode yakni observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan untuk teknik

analisa datanya peneliti menggunakan teknik metode analisis data kualitatif, yakni

data informasi yang telah didapatkan diproses terlebih dahulu sebelum disajikan
24
Layla Nazilatul Rizqiyyah, Skripsi: Peran USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan
(APIK) Dalam Pelaksanaan SDGS di Indonesia Untuk Mengatasi Dampak Perubahan Iklim (Studi
Pada Peran USAID APIK di Malang Raya), (Malang : Universitas Muhammadiyah Malang,2018)

15
No. Judul dan Nama Jenis Penelitian dan Hasil

Peneliti Alat Analisa

1. Jurnal : Kerjasama Luar Deskriptif Analisis Acuan Pemerintah


Negeri Oleh Pemerintah Kabupaten Malang
Daerah di Era Otonomi dalam melakukan
Daerah kerjasama
Oleh Dyah Estu internasional selama
ini adalah pihak donor
Kurniawati
harus menyesuaikan
dengan strategi atau
program yang dimiliki
oleh pemerintah
daerah. Contoh
lembaga donor tersebut
seperti USAID, ILO
dan KOIKA.

2 Jurnal : Kepentingan Deskriptif Dengan adanya


Amerika Serikat Dalam bantuan proyek
Proyek IFACS USAID IFACS
(Indonesia Forest and memberikan
Climate Support) keuntungan bagi
Melalui Program USAID pemerintahan Amerika
(United States Agency
Serikat. Dimana dapat
for International
Development) Di memberikan citra
Indonesia positif Amerika Serikat
Oleh: Lisa Aulia dimata masyarakat
Indonesia dan
Internasional terkait
kepedulian Amerika
Serikat di bidang
lingkungan. Dan dalam
bidang lain, Amerika
Serikat dapat
melindungi
perusahaan-
perusahaannya yang
berada di Indonesia
agar tetap dapat

16
berjalan dan
mengurangi hambatan-
hambatan sehingga
Amerika Serikat dapat
terus berinvestasi dan
meningkatkan
keuntungannya di
Indonesia.

3. Skripsi: Peran United Deskriptif Program KINERJA


State Agency yang menjadi salah
International bentuk program
Development (USAID) bantuan teknis
Dalam Meningkatkan
kerjasama antara
Kualitas Pelayanan
Perizinan di Kabupaten
Pemerintah Indonesia
Barru dengan Pemerintah
Oleh :Ayu Anugrah Amerika Serikat
melalui USAID yang
bertujuan untuk
meningkatkan
pelayanan publik
melalui peningkatan
manajemen pelayanan
dan partisipasi
masyarakat di tiga
sektor.
4. Skripsi: Bantuan Luar Deskriptif Indonesia memiliki
Negeri Amerika Serikat upaya untuk mengatasi
Melalui Indonesia hal tersebut dengan
Marine And Climate melakukan kerjasama
Support (IMACS)/USAID
dengan organisasi
dalam Kerangka
Mitigasi Perubahan
Amerika Serikat yaitu
Iklim dan Kelautan USAID dalam sebuah
Tahun 2010-2014 program Indonesia
Oleh: Rosiana Ariyuni Marine and Climate
Support (IMACS).
5. Peran USAID Deskriptif Analisis Untuk mencapai
Adaptasi Perubahan indikator SDGs dalam
Iklim dan upaya mengurangi
Ketangguhan (APIK) risiko akibat perubahan
Dalam Pelaksanaan iklim di Malang Raya,
SDGs di Indonesia USAID APIK
Untuk Mengatasi melakukan berbagai
Dampak Perubahan program dengan
Iklim (Studi Pada serangkaian bantuan

17
Peran USAID APIK di luar negeri yang telah
Malang Raya). didapatkan. USAID
Oleh : Layla Nazilatul telah menjadi lembaga
Rizqiyyah donor untuk mengelola
risiko dampak
perubahan iklim di
Malang Raya.
6. Peran USAID Dalam Deskriptif Analisis Untuk mencapai
Pencapaian SDG’s pelaksanaan SDGs
2030 di Indonesia : dengan salah satunya
Studi Kasus Program menyediakan air bersih
IUWASH PLUS di dan sanitasi di
Kota Malang Indonesia, maka
Oleh: Desy Rosinta USAID memberikan
bantuan berupa hibah
melalui program
IUWASH PLUS. Kota
Malang menjadi studi
kasus karena
pembangunan
infrastrukturnya yang
telah berjalan dengan
cukup baik.

1.6 Kerangka Teori dan Konsep

1.6.1 Government Agency (Agen Pemerintah)

Government Agency atau Agen Pemerintahan kini telah menjadi aktor

yang penting bagi beberapa negara. Bagi sebuah negara yang memiliki agen

pemerintahan hal ini digunakan sebaik mungkin untuk melaksanakan segala

aktivitas politik internasionalnya. Dibentuknya agen pemerintahan adalah tidak

lain untuk melakukan kepentingan negara tersebut yang mana tidak semua

aktivitas politik internasional dapat dilakukan oleh lembaga-lembaga

pemerintahan yang telah dibentuk sebelumnya, atau dengan kata lain agen

pemerintahan dibentuk sebagai perpanjangan tangan negara. Sementara itu,

berdasarkan pada Kongres Amerika Serikat bahwa definisi dari “agen” itu sendiri

18
terdapat kaitannya dengan hukum tertentu daripada memberikan satu definisi

yang umum.25 Kemudian hal ini diperjelas kembali definisinya dalam perundang-

undangan pemerintah yang mengatur dalam hal pembuatan kebijakan oleh agensi

administratif yakni Administrative Procedure Act (APA) tahun 1946, bahwa

agensi ialah setiap otoritas dari pemerintahan Amerika Serikat atau dengan kata

lain sebuah badan yang dibentuk langsung oleh pemerintah, apakah itu termasuk

ke dalam subjek yang ditinjau oleh lembaga lain atau tidak, tetapi di dalamnya

tidak termasuk kongres, lembaga pengadilan negara, pemerintahan daerah atau

kepemilikan Amerika Serikat:

“each authority of the Government of the United States, whether


or not it is within or subject to review by another agency, but does not
include the Congress, the courts of the United States, the governments of
the territories or the possessions of the United States, the government of
the District of Columbia, agencies composed of representatives of the
parties or of representatives of organizations of the parties to the disputes
determined by them, courts martial and military commissions, military
authority exercised in the field in time of war or in occupied territory.”26
Berdasarkan definisi di atas, agensi merupakan setiap instrumen

pemerintah yang tidak terletak di cabang legislatif maupun yudikatif. Pengadilan

pun mengakui bahwa definisi dari agensi masih belum sepenuhnya jelas dan bisa

jadi memiliki definisi yang berbeda-beda di setiap badan pemerintahan. Lembaga

federal yang dibentuk oleh kongres memang sebagian besar telah memiliki ruang

lingkup otoritas lembaga masing-masing yang sebelumnya ditetapkan di dalam

25
David Lewis dan Jennifer Selin, 2012, Administrative Conference of The United States:
Sourcebook of United States Executive Agencies, Vanderbilt University, hal 13-14.
26
5 U.S.C 551(1), Department and agency defined, Cornell Law School diakses dalam
www.law.cornell.edu/uscode/text/18/6 (16/01/2019 7:09 WIB)

19
Undang-Undang yang disebut dengan enabling act. Meskipun lembaga

pemerintah atau agen pemerintah memiliki posisi di luar departemen

pemerintahan Amerika Serikat atau dengan kata lain secara teknisnya termasuk ke

dalam cabang eksekutif, dalam aktivitasnya telah ditetapkan dalam Undang-

Undang Prosedur Administrasi (APA) bahwa kongres memiliki wewenang untuk

mengawasi aktivitas lembaga pemerintah. APA juga telah menetapkan bagaimana

prosedur hukum administrasi hingga proses peninjauan yudisial atas berbagai

aktivitas agen pemerintah. Namun, istilah badan federal atau agensi dalam

Sourcebook of United States Executive Agencies telah mengacu pada sekumpulan

entitas federal yang digambarkan dengan jelas seperti apa agensi itu. Dalam

laporan tersebut juga dapat ditarik kesimpulan secara umum definisi dari agensi,

yakni mengacu pada sebuah lembaga perantaraan eksekutif federal yang dikepalai

oleh satu atau lebih orang yang diangkat secara politis yang dicalonkan oleh

presiden dan dikonfirmasi oleh senat.27 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

terbentuknya agen melalui suatu undang-undang atau dari kekuatan eksekutif

pemerintahan itu sendiri.

Awal mula dibentuknya agen sudah dimulai sejak tahun 1880-an dimana

pada saat itu kongres membentuk agen sebagai komisi permanen untuk Komisi

Perdagangan Antarnegara dan keberadaan agen tersebut memiliki posisi di luar

departemen yang telah dibentuk.28 Dari awal pembentukan tersebut, akhirnya

kongres membentuk agensi-agensi pemerintah baru secara berkelanjutan yang

tentunya posisi agen tersebut tetap berada di luar departemen yang ada. Alasan

27
Lewis dan Selin, Op. Cit., hal 16
28
Ibid, hal 46.

20
pemisahan antara agensi dengan departemen bagi kongres adalah agar tidak

terjadi tumpang tindih fungsi dan peran keduanya. Sehingga dengan pemisahan

antara keduanya, maka akan terlihat lebih jelas apa dan bagaimana fungsi masing-

masing.

Istilah agen pemerintah juga tidak dapat dipisahkan dari sebutan agen

independen. Definisi yang telah dijelaskan sebelumnya di atas dapat

dikembangkan kembali berdasarkan pandangan dari para sarjana bahwa agen

pemerintah dapat dikatakan sebagai agen independen, hal ini disebabkan agen

pemerintah termasuk ke dalam lembaga yang dibuat di luar departemen. Namun,

meskipun posisi agen pemerintah berada di luar departemen yang ada, tetapi

secara teknis merupakan bagian dari cabang eksekutif dan dapat disebut dengan

lembaga eksekutif independen pemerintah federal Amerika Serikat. Pernyataan

tersebut memiliki arti bahwa lembaga independen pemerintah Amerika Serikat

dalam aktivitasnya diatur sendiri dan tidakdikendalikan secara langsung oleh

Presiden. Sementara itu, agen-agen pemerintah yang telah dibentuk memiliki

tugas-tugas lain dan ikut bertanggung jawab terhadap proses pembuatan peraturan

federal. Sedangkan secara umum, tugas dari agen independen atau agen

pemerintah yaitu untuk mengelola undang-undang dan peraturan federal yang

berlaku untuk ruang lingkup tertentu, seperti masalah pendidikan, lingkungan,

jaminan sosial, keamanan tanah, air hingga urusan veteran. 29

29
Robert Longley, Independent Executive Agencies of US Government,diakses dalam
https://www.thoughtco.com/independent-executive-agencies-of-us-government-4119935
(19/09/2019, 11:03 WIB)

21
Sebanyak 52 agen pemerintah Amerika Serikat dibentuk untuk mengelola

urusan masing-masing baik di pemerintah federal atau pemerintah negara bagian

juga dengan wewenang yang telah diberikan seperti dalam hal peraturan dan

undang-undang federal. Salah satu agensi pemerintah Amerika Serikat yang

penulis deskripsikan yaitu United States Agency for International Development

(USAID) yang dibentuk khusus oleh pemerintah Amerika Serikat menangani

pembangunan internasional dan bantuan luar negeri yang meliputi bantuan

ekonomi, pembangunan serta bantuan kemanusiaan untuk negara-negara

berkembang di dunia dalam rangka mendukung kebijakan luar negeri Amerika

Serikat. Dalam kinerjanya, USAID telah membantu 100 negara dengan cara :

a. Mempromosikan kesehatan global

b. Mendukung stabilitas global

c. Memberikan bantuan kemanusiaan

d. Sebagai katalisator dalam inovasi dan kemitraan

e. Memberdayakan kaum perempuan dan anak-anak perempuan30

Meskipun USAID bukan termasuk ke dalam lembaga legislatif, yudikatif

maupun kongres, agensi tersebut merupakan katalisator dari cabang eksekutif

yang di dalamnya ikut berperan mendukung kebijakan luar negeri Amerika, serta

memimpin pembangunan internasional dan bantuan bencana melalui kemitraan

dan investasi guna menyelamatkan jiwa, mengurangi kemiskinan, memperkuat

pemerintahan demokratis dan membantu masyarakat keluar dari krisis

kemanusiaan dan meningkatkan kemajuan negara tersebut.

30
United States Agency for International Development, Who We Are, diakses dalam
www.usaid.gov/who-we-are (16/01/2019, 7:41 WIB)

22
Indonesia menjadi salah satu negara yang akan dibahas dalam tulisan ini

dan merupakan negara yang paling erat komitmen kerjasamanya dengan USAID.

Alasan di balik pernyataan tersebut dibuktikan dengan Indonesia adalah negara

dengan penduduk mayoritas muslim terbesar dan menganut paham demokrasi ke-

3 di dunia. Sebagai anggota G20 dan pangsa pasar terbesar di Asia Tenggara,

Indonesia menjadi peran penting di dalam arus perekonomian global. Indonesia

dinilai mampu melawan pengaruh ekstremis dan dapat mempertahankan

pertumbuhan ekonomi yang stabil sangat penting untuk keamanan regional dan

perdagangan global serta hal ini lah yang memperkuat pentignya Indonesia

sebagai mitra bagi Amerika Serikat. Dalam pelaksanaan aktivitasnya, USAID

bekerja dengan Pemerintah Indonesia, para pemimpin daerah, sektor swasta,

masyarakat sipil hingga mitra-mitra pembangunan untuk ikut serta memperkuat

nilai demokrasi di Indonesia yang adil dan bertanggung jawab, memperluas

layanan dasar dan meningkatkan keamanan dan kemakmuran masyarakat

bersama.31 Ada pun peran umum USAID di Indonesia yang meliputi:

a. Demokrasi dan tata kelola pemerintahan

Kuatnya kemitraan antara Indonesia dan USAID sangat penting dalam

menjamin stabilnya pembangunan di Indonesia. USAID meluncurkan berbagai

program untuk memerangi korupsi, membantu masyarakat sipil agar secara aktif

mengadvokasi hak-hak warga negara dan memperkuat budaya pluralisme dan

toleransi di masyarakat, termasuk mempertahankan nilai-niali Indonesia untuk

memerangi peningkatan ancaman ekstremisme kekerasan.

31
USAID, Profil

23
b. Pendidikan, generasi muda dan pelatihan

USAID memiliki upaya dalam pengembangan tenaga kerja untuk anak-

anak muda Indonesia agar tercapai potensi yang dimiliki oleh mereka. Upaya

tersebut dilakukan dengan cara pembinaan kemitraan antar peneliti Amerika dan

Indonesia yang kemudian memberikan beasiswa untuk membantu para pemimpin

masa depan Indonesia untuk mendapatkan gelar akademis yang lebih tinggi serta

menjadi pendorong Indonesia yang lebih maju dan mitra yang mandiri.

c. Kesehatan

Dalam aspek kesehatan, USAID ikut mendukung Indonesia untuk

mencegah krisis kesehatan masyarakat yang juga dapat membahayakan ekonomi

sehingga dapat menyebabkan situasi tidak stabil. USAID membantu Indonesia

seperti mengubah epidemi pada penyakit TBC dan HIV/AIDS dan berpotensi

ancaman pandemi seperti flu burung. Selain itu, kegiatan lain yang dilakukan oleh

USAID antara lain ikut membantu lebih banyak dalam perlindungan terhadap ibu

yang melahirkan bayi sehat, memperluas akses terhadap air bersih, kebersihan

lingkungan dan perilaku serta sanitasi bagi masyarakat yang benar-benar

membutuhkannya.

d. Lingkungan

Meningkatkan ketahanan Indonesia terhadap bencana dan memperkuat

pengelolaan laut dan hutannya yang kaya keanekaragaman hayati. USAID

berupaya menghubungkan petani kecil dengan pasar internasional dan

24
meningkatkan produksi berkelanjutan seperti karet, rempah-rempah, ikan dan

komoditas lainnya yang memiliki manfaat untuk lahan bisnis.32

Dari peran-peran umum yang telah disebutkan di atas, penulis

mendeskripsikan peran USAID khusus dalam hal kesehatan yakni dalam

menangani masalah air bersih dan sanitasi di Indonesia. USAID membentuk

sebuah program yaitu IUWASH PLUS (Indonesia Urban Water, Sanitation and

Hygiene Penyehatan Lingkungan untuk Semua) yang merupakan proyek untuk

membantu Pemerintah Indonesia dalam peningkatan akses suplai air bersih dan

layanan sanitasi yang baik sebagai kunci perilaku hidup bersih dan sehat bagi

masyarakat di tengah perkotaan, terutama masyarakat miskin dan kawasan kumuh

perkotaan. Kontribusi USAID melalui IUWASH PLUS terkait air bersih di

Indonesia melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah dan donor, pihak

swasta, LSM, kelompok masyarakat serta mitra lainnya dalam upaya peningkatan

akses untuk kualitas layanan air minum yang lebih baik bagi 1.100.000 penduduk

perkotaan dan juga peningkatan akses untuk layanan sanitasi yang baik untuk

500.000 penduduk perkotaan.USAID IUWASH PLUS bekerjasama dengan 32

Pemerintah Daerah di Indonesia dengan 8 provinsi seperti Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Selatan,

Papua, DKI Jakarta. Selain itu, USAID juga ikut mendorong Pemerintah

Indonesia dalam optimalisasi potensi CSR dalam pembangunan di sektor air dan

sanitasi (WASH) di Indonesia.

32
Ibid.

25
Kota Malang menjadi target dalam pembahasan di dalam tulisan ini

mengenai proses berjalannya program IUWASH PLUS. Dari 5 (lima) peran

umum yang telah disebutkan sebelumnya, hanya ada 3 (tiga) peran yang

dijalankan oleh USAID di Kota Malang, yaitu a) mempromosikan kesehatan

global, b) sebagai katalisator dalam inovasi dan kemitraan dan c) memberdayakan

kaum perempuan dan anak-anak. USAID ikut mendukung penuh jalannya

program tersebut yang di satu sisi juga sejalan dengan program nasional terkait air

bersih dan sanitasi yaitu akses universal 100-0-100. Peran USAID dalam bidang

tersebut berhasil diimplementasikan di Kota Malang dan kinerjanya juga bermitra

dengan Pemerintah Kota Malang yang telah tercantum di dalam partnership

agreement antara keduanya.

1.6.2 Bantuan Luar Negeri (Foreign Aid)

Dalam hubungan internasional, bantuan luar negeri diasumsikan sebagai

bentuk bantuan yang diberikan oleh negara pendonor dalam hal ini adalah negara-

negara maju kepada negara-negara berkembang, baik itu memberi dalam bentuk

barang, jasa atau dana. Selain itu, bantuan luar negeri juga dapat didefinisikan

sebagai transfer sumber daya secara sukarela dari satu negara ke negara lain.33

Transfer tersebut juga termasuk di dalamnya mengalir modal dari negara maju ke

negara berkembang. Sebab, biasanya negara berkembang tidak memiliki basis

perindustrian yang kuat serta masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia

(IPM). Menurut Edward S.Mason, bantuan luar negeri tidak hanya sebatas

sebagai instrumen kebijakan luar negeri, melainkan langsung diimplementasikan

33
Prateek Agarwal, Foreign Aid, diakses dalam https://www.intelligenteconomist.com/foreign-aid/
(19/07/2019, 8:14 WIB)

26
melalui program-program yang telah dibentuk oleh lembaga atau negara

pendonor yang sesuai dengan aspek bantuan yang dituju.34 Bantuan luar negeri

yang diberikan oleh negara pendonor pada umumnya memiliki kepentingan

jangka panjang baik itu kepentingan politik, sosial, investasi ekonomi dan

pelaksanaan pembangunan di negara penerima bantuan. Bantuan luar negeri dapat

berbentuk hibah atau pinjaman. Menurut Holsti, bantuan luar negeri dibagi ke

dalam empat jenis, yaitu: 1) Bantuan militer; 2) Bantuan teknik; 3) Hibah atau

Grant dan 4) Pinjaman pembangunan. Dalam konteks ini, bantuan dari Amerika

Serikat melalui USAID kepada Indonesia adalah berupa bantuan hibah.35

Hibah sendiri memiliki definisi sebagai pemberian (dengan sukarela)

dengan mengalihkan hak atas sesuatu kepada orang lain menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI).36 Dengan pengertian lain hibah juga dapat diartikan

suatu pemindahan atau pemberian hak milik seseorang dalam bentuk apapun

kepada orang lain tanpa adanya tekanan atau paksaan dari pihak manapun. Jenis

bantuan hibah yang diterima oleh negara penerima biasanya dalam bentuk fresh

money, barang dan jasa, bantuan teknisi atau tenaga serta bantuan dalam rangka

kemanusiaan.37

Jenis bantuan fresh money atau cash diberikan oleh negara pendonor

kepada negara penerima untuk pendanaan dalam rangka perbaikan perekonomian

34
Edward S. Mason, Foreign Aid and Foreign Policy, Council on Foreign Policy, New York, p. 3-
5.
35
DR. Anak Agung Banyu Perwita, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, hal.83
36
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diakses dalam
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/hibah.html?espv=1 (26/02/2019, 12:44 WIB)
37
Kurniawan Ariadi, Hibah Luar Negeri, APBN dan “Grant Trap”, diakses dalam
http://bappenas.go.id/files//6313/5185//0724/kurniawan_20091015125220_2355_0.pdf
(26/02/2019, 12:50 WIB)

27
negara penerima maupun untuk pendanaan terhadap program kerjasama yang

dilakukan antar kedua negara. Bentuk bantuan dalam barang dan jasa merupakan

bantuan luar negeri yang diberikan dari satu pihak ke pihak lain untuk keperluan

pembangunan dalam jangka panjang. Bantuan teknisi atau tenaga merupakan jenis

bantuan transfer tenaga ahli dalam bidang tertentu atau seseorang yang memiliki

keterampilan yang dikirim ke negara lain untuk melaksanakan proyek tertentu

antar pihak. Sedangkan bantuan kemanusiaan adalah bantuan yang diberikan

berdasarkan prinsip kemanusiaan dan memiliki sifat darurat.

Maka dari itu, bantuan luar negeri yang diberikan oleh Amerika Serikat

melalui USAID merupakan bentuk upaya dukungan Amerika Serikat terhadap

Indonesia dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di bidang

lingkungan dan kesehatan yang diimplementasikan dalam program IUWASH

PLUS. Bantuan USAID IUWASH PLUS kepada Pemerintah Kota Malang adalah

hibah dengan jenis bantuan teknisi atau tenaga ahli. Hibah tersebut diberikan

melalui program IUWASH PLUS yang mana terdapat tenaga ahli di masing-

masing daerah di Indonesia dengan personalia pendamping terhadap jalannya

program. USAID IUWASH PLUS memiliki 6 tenaga ahli di tiap-tiap regional

yang meliputi Urban Water Specialist, Urban Sanitation Specialist, Wash

Finance Specialist, Behavior Change and Marketing Specialist, Behavior Change

and Marketing Assistant dan Governance Specialist.38 Semua tenaga ahli dalam

IUWASH PLUS ini adalah dari Indonesia dan beberapa merupakan tenaga asing

38
USAID IUWASH PLUS, Workshop Penyampaian Perkembangan Pendampingan Tahun II
(PY02) dan Penyusunan Rencana Kegiatan Pendampingan Tahun III (PY 03) di Kota Malang

28
(ekspatriat). Sedangkan untuk pendampingan di setiap kota di Indonesia terdapat

WASH Facilitator yang diwakili personal atau satu orang.

1.6.3 Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)

Pembangunan berkelanjutan atau sustainable development sejatinya

bukan suatu hal yang baru baik ditinjau secara global atau nasional. Konsep ini

sudah ada sejak kemunculan kerusakan lingkungan beberapa dekade yang lalu,

yang tentunya menyita banyak perhatian dari berbagai kalangan. Pembangunan

berkelanjutan juga telah menjadi sebuah konsep yang mengandung pengertian

sebagai pembangunan yang “memperhatikan” dan “mempertimbangkan” aspek

lingkungan hidup di dalam pelaksanaan yang sebelumnya telah dibicarakan dalam

Konferensi Stockholm (UN Conference on the Human Environment) tahun 1972

yang juga menganjurkan bahwa pembangunan lebih baik dilaksanakan dengan

memperhatikan faktor lingkungan.39 Tujuan pembangunan pada hakekatnya ialah

untuk meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat. Pembangunan

dengan tata kelola yang baik dan efisien dengan memperhatikan lingkungan

menjadi model pembangunan yang juga mampu menyelamatkan bumi yang saat

ini menjadi perhatian cukup serius seiring terus terjadinya pemanasan global.

Pembangunan berkelanjutan memiliki definisi umum yaitu sebuah pembangunan

yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan

generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.40 Aspek-aspek yang

39
Makalah Pembangunan Berkelanjutan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia
disampaikan pada Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII oleh Dr.H. Abdurrahman, SH.
MH, Denpasar, Bali 14-18 Juli 2003.
40
Askar Jaya, Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development), Program S3
Institut Pertanian Bogor

29
termasuk ke dalam pembangunan berkelanjutan meliputi; keberlanjutan ekologis,

ekonomi, sosial budaya, politik serta pertahanan dan keamanan.

Sedangkan di dalam lingkungan bernegara, praktek pembangunan

berkelanjutan menjadi hal yang diusahakan oleh negara untuk mencapai

kestabilan negara itu dengan pemanfaatan sumber daya alam maupun sumber

daya manusia. Lingkungan dan pembangunan diharapkan dapat berjalan seimbang

dan disesuaikan pula dengan kapasitas ekonomi yang dimiliki oleh suatu negara

tersebut. Selain itu, negara juga membutuhkan rencana jangka panjang dalam

pembangunan yang mampu memberikan dampak positif untuk masa depan.

Menurut Rachel Emas, tujuan pembangunan berkelanjutan yakni stabilitas

ekonomi dan lingkungan dalam jangka panjang yang hanya dapat dicapai melalui

integrasi dan analisa yang matang mengenai berbagai bidang yang sudah

dipertimbangkan seperti lingkungan, ekonomi dan sosial sepanjang proses

pengambilan kebijakan.41

Berdasarkan penjelasan di atas, konsep pembangunan berkelanjutan juga

sesuai dengan salah satu prinsip USAID yakni memberikan bantuan kepada

negara mitra. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa konferensi-

konferensi pembangunan yang pernah diadakan sebelumnya juga secara tidak

langsung menyatakan bahwa itu bukan lah sekedar pertemuan belaka, namun

dengan diadakannya pertemuan tersebut dapat dapat menjadi sebuah langkah

untuk menjalin kerjasama di antara negara-negara dalam melakukan

41
Rachel Emas, 2015, The Concept of Sustainable Development: Definition and Defining
Principles, Florida International University, diakses dalam
https://sustainabledevelopment.un.org/content/documents/5839GSDR%25202015_SD_concept_de
finition_rev.pdf (26/02/2019, 11:12 WIB)

30
pembangunan serta melestarikan lingkungan. Kerjasama tersebut ditunjukkan

dengan kewajiban negara-negara maju dalam memberikan bantuan kepada

negara-negara berkembang sebagai pengganti atas kerusakan lingkungan yang

diatasi dengan melakukan pembangunan. Bantuan tersebut berupa bimbingan

teknis (BIMTEK) terhadap masyarakat mengenai peningkatan kelayakan sanitasi

dan air bersih untuk semua yang dalam prosesnya harus melalui pemerintah Kota

Malang terlebih dahulu. Diharapkan proyek ini dapat bersifat jangka panjang serta

hasilnya mampu mengurangi permasalahan akses sanitasi bersih yang juga

menjadi ancaman kesehatan bagi masyarakat Indonesia mengingat kebutuhan

akan air bersih dan sanitasi yang layak semakin meningkat. Selain prinsip

memberikan bantuan, pembangunan berkelanjutan juga memiliki prinsip menjalin

kemitraan global yang mana di dalam tulisan ini ditunjukkan antara USAID

dengan Pemerintah Kota Malang.

Indonesia telah berkomitmen untuk melakukan pembangunan yang

ditunjukkan pada penandatangannya dalam agenda PBB yaitu Sustainable

Development Goals. SDGs merupakan kelanjutan dari Millenium Development

Goals atau disebut juga MDGs yang juga merupakan rencana jangka panjang

dengan menyepakati 8 target yang akan dicapai dalam 15 tahun yakni sejak

agenda tersebut mulai disepakati dan diberlakukan pada tahun 2000 hingga tahun

2015. Ke-delapan target tersebut meliputi : 1) Memberantas keiskinan dan

kelaparan ekstrim; 2) Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua; (3) Mendorong

kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; (4) Menurunkan angka

kematian anak; (5) Meningkatkan kesehatan ibu; (6) Memerangi penyakit HIV

31
dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya; (7) Memastikan kelestarian lingkungan

dan (8) Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.42

Namun, selama 15 tahun tersebut MDGs mengalami kegagalan dalam

pencapaian target yakni pada Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi,

Total Fertility Rate (TFR), dan masalah HIV/AIDS. Juga ditambah dengan

masalah global baru yakni akses air bersih dan sanitasi. Pada 25 September 2015

bertempat di Markas PBB, New York, diadakan pertemuan para pemimpin dunia
43
untuk menambah beberapa target baru. Agenda baru tersebut kemudian dikenal

sebagai Sustainable Development Goals yang berlaku dari tahun 2015 hingga

tahun 2030. Terdapat 17 target di dalam SDGs 2030 yakni : 1) Tidak ada

kemiskinan; 2) Tidak ada kelaparan; 3) Kehidupan sehat dan sejahtera; 4)

Pendidikan berkualitas; 5) Kesetaraan gender; 6) Air bersih dan sanitasi; 7) Energi

bersih dan terjangkau; 8) Pekerjaan layak pertumbuhan ekonomi; 9) Industri,

inovasi dan infrastruktur; 10)Berkurangnya kesenjangan; 11) Kota dan komunitas

berkelanjutan; 12) Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab; 13)

Penanganan perubahan iklim; 14) Ekosistem laut; 15) Ekosistem daratan; 16)

Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh dan 17) Kemitraan untuk

mencapai tujuan.44

Sesuai dengan penelitian penulis yakni mengenai upaya Pemerintah Kota

Malang dalam kebijakannya yang telah diatur dalam Peraturan Wali Kota tahun

2013-2018 dan disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

42
UNDP in Indonesia, Millenium Development Goals, diakses dalam
https://www.id.undp.org/content/dam/indonesia/docs/MDG/ (26/02/2019, 11:55 WIB)
43
UNDP in Indonesia, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, Diakses dalam
http://www.id.undp.org/content/indonesia/id/home/post-2015.html (26/02/2019, 12:04 WIB)
44
Ibid.

32
Nasional (RPJPN) dari Pemerintah Pusat 2005-2025 terkait perencanaan

pembangunan Kota Malang. Selain itu, perencanaan pembangunan di Kota

Malang juga menyesuaikan dengan konsep Sustainable Development Goals 2030.

Dalam pelaksanaannya, ada pun peran dari USAID sebagai agen pemerintah

Amerika Serikat yang memberikan bantuan luar negerinya kepada masyarakat

Kota Malang melalui pemerintah setempat yang juga sesuai dengan konsep dalam

17 target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan poin nomor 6 (enam), yakni air

bersih dan sanitasi. Dalam pembangunannya, Pemerintah Kota Malang tetap

memperhatikan kondisi yang seimbang antara peningkatan infrastruktur dan

lingkungan. Selain itu, masyarakat juga mendapat peran penting keterlibatan di

dalam proyek sanitasi dan air bersih tersebut. Partisipasi warga kota Malang

sangat diharapkan di dalam kemitraan global pembangunan berkelanjutan antara

Pemerintah Kota Malang dengan USAID agar program IUWASH PLUS yang

sejalan dengan pembangunan berkelanjutan sekaligus program nasional akses

universal 100-0-100 berjalan dengan maksimal sesuai target yang telah

ditentukan.

1.7 Metode Penelitian

1.7.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam tulisan ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif dipilih sebagai jenis penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian deksriptif kualitatif ini

menekankan pada pentingnya proses penelitian serta kedekatan dengan orang-

33
orang dan situasi penelitian agar penulis memperoleh informasi yang jelas

mengenai realitas dan kondisi kehidupan nyata. Penelitian deskriptif kualitatif

juga menekankan pada penalaran, makna, definisi serta penggambaran suatu

situasi tertentu serta lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan jenis penelitiannya yakni deskriptif

kualitatif, penulis akan mendeskripsikan peran dari USAID melalui program

IUWASH PLUS dalam pencapaian SDGs 2030 tentang air bersih dan sanitasi di

Kota Malang.

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi sebagai kelengkapan dalam proses

penelitian, maka dibutuhkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari instansi terkait

yang mana nantinya akan menjadi sumber utama dalam penelitian ini. Instansi

tersebut adalah perwakilan USAID IUWASH PLUS Kota Malang dengan Eko

Purnomo sebagai WASH Facilitator . Ada pun cara yang dilakukan untuk

mendapatkan data primer adalah sebagai berikut :

a. Wawancara : Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya

jawab langsung dengan informan untuk mendapatkan data yang lebih

akurat. Informan tersebut merupakan orang-orang tertentu yang dianggap

sebagai ahli serta memiliki informasi yang lebih lengkap terkait dengan

topik penelitian ini. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara

34
terbuka, dimana tidak ada batasan dari jawaban yang diberikan oleh

informan. Dalam proses ini penulis juga melakukan wawancara dengan

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Kota Malang yakni

seperti PDAM Kota Malang dengan M. Fauzan selaku kepala bidang

Penelitian Pengembangan PDAM Kota Malang, Dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan Ruang Kota Malang (KOTAKU) dengan Winardi dan

Dinas Kesehatan Kota Malang dengan Anwar Nuris.

b. Observasi : Peneliti melihat secara langsung kegiatan yang dilakukan

objek tersebut. Kegiatan observasi ini meliputi pengamatan secara

sistematik kejadian-kejadian yang dilihat untuk mendapatkan data

tambahan lain yang diperlukan dalam penelitian ini. Dalam hal ini

mengamati langsung bentuk kegiatan yang dilakukan oleh USAID

IUWASH PLUS di Kota Malang yang masih berjalan hingga tahun 2021.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung data primer dan diperoleh

melalui teknik dokumentasi, studi pustaka yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data peninggalan tertulis dengan membacanya terlebih dahulu dan

tentunya yang berkenaan dengan penelitian yang sedang diteliti.

1.7.3 Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang artinya

penelitian ini menghasilkan data deskriptif yakni berupa kata-kata atau informasi

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Maka apabila data telah

terkumpul kemudian dideskripsikan atau dijelaskan, setelah itu disimpulkan

35
secara logis dan teknik analisa data yang digunakan ialah reduksi data. Maksud

tersebut adalah data informasi yang telah didapat harus diproses terlebih dahulu

sebelum disajikan. Setelah kegiatan pengumpulan data selesai, peneliti

mengumpulkan semua data terlebih dahulu, lalu menganalisis, memahami dan

meringkasnya. Sehingga ditarik kesimpulannya, peneliti mengumpulkan data dari

hasil penelitian yang di dalamnya termasuk hasil dari kegiatan penulis di

lapangan, hasil wawancara serta dokumen lainnya yang ada kaitannya dengan

aktivitas IUWASH PLUS di Kota Malang. Tahap kedua adalah tahap penyajian

data yakni peneliti menyajikan serta mengumpulkan data yang telah dipilih

sebelumnya. Data yang disajikan tersebut ditulis dalam bentuk uraian atau

gambaran yang menyerupai cerita. Uraian tersebut dimulai dari awal peneliti

melakukan observasi dan wawancara langsung.

Dari data yang disajikan tersebut peneliti kemudian dapat melihat dan

memahami fakta dari isu penelitian yang kemudian dapat ditarik kesimpulannya.

Sedangkan tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Hasil dan kesimpulan

akan muncul dalam tahap ini dan penulis akan melakukan peninjauan kembali

sebelum menjadi hasil akhir.

1.7.4 Ruang Lingkup Penelitian

a. Batasan Waktu

Batasan waktu yang digunakan oleh penulis untuk menjelaskan

permasalahan di atas yaitu dimulai dari tahun 2016 yakni mulai berjalannya

program IUWASH PLUS di Kota Malang hingga tahun 2019. Setelah itu, penulis

menjelaskan masuknya USAID ke Indonesia hingga proses berjalannya program

36
IUWASH PLUS di Kota Malang sejak tahun 2016. Program USAID IUWASH

PLUS sendiri berjalan dalam waktu 5 (lima) tahun tepatnya sampai dengan tahun

2021 sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam Memorandum of

Understanding (MoU) antara Pemerintah Kota Malang dengan USAID IUWASH

PLUS. Penulis berfokus pada peran USAID di Kota Malang dalam pelaksanaan

program IUWASH PLUS dari tahun 2016 hingga 2019 dikarenakan program

jangka pendek yang sesuai dengan RPJMD III Kota Malang dan sejalan dengan

akses universal 100-0-100 yang berjalan dari tahun 2015-2019. Dari kisaran

tahun tersebut penulis akan melihat bagaimana peran dari USAID yang menjalin

kemitraan global dengan Pemerintah Kota Malang dengan upaya pencapaian

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 6, akses sanitasi dan air bersih.

b. Batasan Materi

Fokus bahasan dalam materi yang akan diulas adalah peran USAID di

Indonesia dalam pencapaian SDGs 2030 melalui program IUWASH PLUS

terutama di Kota Malang. Program IUWASH PLUS sebagai bentuk solusi dari

permasalahan air bersih dan sanitasi yang layak disertai dengan penataan

pemukiman kumuh di bantaran sungai di tengah kota Malang.

Adapun aspek-aspek tersebut berhubungan dengan :

a) Masalah air bersih dan sanitasi sebagai isu global yang menjadi salah satu

tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030.

b) Adanya Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kota

Malang dengan USAID dalam kemitraannya pada aspek sanitasi dan air bersih

bagi kawasan kumuh di tengah perkotaan.

37
c) Bentuk implementasi dari kerjasama antara USAID dengan Pemerintah Kota

Malang melalui program-programnya yang berkaitan dengan masalah air

bersih dan sanitasi.

1.8 Argumen Utama

Argumen sementara yang diajukan penelitian ini adalah peran USAID

IUWASH PLUS dalam upaya pencapaian Sustainable Development Goals

(SDGs) 2030 di Indonesia untuk mengatasi persoalan air bersih dan sanitasi

beserta peningkatan kualitasnya di Kota Malang yang berdasarkan pada

pendekatan konsep government agency atau agen pemerintah bahwa USAID

melakukan peran tersebut berdasarkan dari 5 (lima) cara, yakni: a)

mempromosikan kesehatan global, b) mendukung stabilitas global, c) memberikan

bantuan kemanusiaan, d) sebagai katalisator dalam inovasi dan kemitraan serta e)

memberdayakan kaum perempuan dan anak-anak. Sementara itu, peran USAID

IUWASH PLUS di Indonesia, khususnya di Kota Malang hanya melakukan 3

(tiga) dari lima peran umum tersebut dikarenakan fokus dari proyek IUWASH

PLUS bertujuan pada pemenuhan pencapaian SDGs 2030 dengan konteks sektor

kesehatan dan lingkungan di bidang sanitasi dan air bersih, yang meliputi: a)

mempromosikan kesehatan global, d) sebagai katalisator dalam inovasi dan

kemitraan dan e) memberdayakan kaum perempuan dan anak-anak. Masing-

masing dari tiga peran tersebut juga diwujudkan untuk memenuhi pencapaian

program nasional 100-0-100, menjalin hubungan baik dengan pemerintah daerah

di Kota Malang, membantu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai

perilaku hidup bersih dan sehat.

38
1.9 Sistematika Penulisan

Kerangka penulisan selanjutnya akan dijelaskan secara sistematik dalam bab-

bab selanjutnya, yaitu :

BAB JUDUL ISI

Bab I Pendahuluan Pada bab ini berkaitan dengan

pendahuluan yang terdiri dari :

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian

1.5 Penelitian terdahulu

1.6 Kerangka Teori dan Konsep

1.7 Metode Penelitian

1.7.1 Jenis penelitian

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data

1.7.3 Teknik analisa data

1.7.4 Ruang lingkup penelitian

a. Batasan waktu

b. Batasan materi

1.8 Argumen Utama

1.9 Sistematika Penulisan

39
Bab II Urgensi Air Bersih dan 2.1 Problem air bersih dan

Sanitasi dalam Kerangka Isu sanitasi dalam kerangka

Global SDGs

2.2 Kepedulian USAID

Terhadap Isu Air dan

sanitasi Secara Global

2.3 Problem air bersih dan

sanitasi di Kota Malang

Bab III Kemitraan global USAID 3.1 Urgensi Sustainable

dengan Pemerintah Kota Development Goals dan Tujuannya

Malang dalam Kerangka dalam Penanganan Masalah Air

Sustainable Development Bersih dan Sanitasi serta Hidup

Goals (SDGs) Melalui Higienis

IUWASH PLUS
3.2 Kemitraan Global dalam

Masalah Sanitasi dan Air Bersih di

Indonesia

3.3 Hubungan IUWASH PLUS,

Pemerintah dan Sustainable

Development Goals

40
3.3.1 Kesepakatan Kemitraan

antara Pemerintah Kota Malang

dengan USAID IUWASH PLUS

3.4 Deskripsi Keterkaitan Program


IUWASH PLUS dengan
Sustainable Development Goals

3.4.1 Keterkaitan IUWASH PLUS

dengan Universal Access 100-0-

100 di Kota Malang

3.4.2 Alasan Kota Malang Terpilih

dalam Proyek USAID IUWASH

PLUS

Bab IV Peran USAID dalam 4.1 Peran USAID dalam

Peningkatan Kualitas Mempromosikan

Sanitasi dan Air Bersih di Kesehatan Global di

Kota Malang Bidang Sanitasi dan Air

Bersih Melalui Program

IUWASH PLUS di Kota

Malang

4.1.1 Mendukung Penuh

41
Akses Universal 100-0-

100 Sebagai Program

Nasional Pemerintah

Indonesia dan

Pemerintah Daerah di

Kota Malang

4.1.2 Meningkatkan

Kesadaran dan

Pemahaman Masyarakat

Pentingnya PHBS di

Perkotaan

4.2 Peran USAID Sebagai

Katalisator dalam Inovasi

dan Kemitraan

4.2.1 Sebagai Mitra Kerja

bagi KOTAKU (Kota

Tanpa Kumuh) dalam

Menangani

Permasalahan

Permukiman Kumuh

Perkotaan

4.2.2 Mendorong Masyarakat

Memunculkan Ide

42
dalam Mengolah

Limbah dan

Berwirausaha Sanitasi

4.3 Memberdayakan Kaum

Perempuan dan Anak-

Anak

4.3.1 Pengarusutamaan panda

Gender dalam Peningkatan

Sektor WASH

Bab V Kesimpulan 5.1 Kesimpulan

5.2 Rekomendasi dan Saran

43

Anda mungkin juga menyukai