Lingkungan Hidup
PENDAHULUAN
Masalah lingkungan hidup (environmental problems) telah menjadi isu
global dalam dua dekade terakhir ini. Berbagi masalah lingkungan hidup
seperti tingginya laju perusakan hutan, meningkatnya masalah lingkungan
perkotaan, bencana klebakaran hutan, serta konflik masyarakat dengan
perusahaan tambang yang terjadi di berbagai wilayah semakin
menegaskan pentingnya pengelolaan lingkungan hidup yang efektif.
Untuk mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup yang efektif
dibutuhkan prasyarat pokok, yaitu berfungsinya sistem politik yang
menjamin demokrasi dan rule of law. Oleh karena itu, meskipun
pengelolaan lingkungan hidup menjadi tanggung jawab public yang tidak
terlepas dari pelibatan masyarakat, namun pemerintah juga harus
mendukung terhadap aspek-aspek keberlanjutan ekosistem dengan cara
mengaitkan seluruh kebijaksanaan pembangunan dengan prinsip-prinsip
keberlanjutan ekologis.
LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan hidup adalah semua benda, daya dan kondisi yang
terdapat dalam suatu tempat atau ruang yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia dan makhluk hidup. Pengertian lain yang lebih luas
dapat diberikan untuk menjelaskan lingkungan hidup yaitu kesatuan
ruang dengan semua benda , daya dan keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya .
Lingkungan hidup merupakan komponen penting dari kehidupan
manusia, begitupula sebaliknya kehidupan manusia memiliki pengaruh
besar terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Agar bias bertahan
hidup, manusia membutuhkan kegiatan makan dan minum. Dalam
memenuhi kebutuhan itu, manusia memanfaatkan bagian-bagian
lingkungan hidup seperti hewan, tumbuhan, air, udara, sinar matahari,
barang tambang, dan lain-lain.
LINGKUNGAN HIDUP DAN MANUSIA
Interaksi antara manusia dan lingkungan hidup merupakan proses saling
mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung. Proses interaksi
semacam ini disebut sebagai ekosistem, yaitu suatu interaksi timbale balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya sebagai satu kesatuan dalam
wujud yang teratur. Ekosistem tidak saja merupakan interaksi antara manusia
dengan lingkungannya, tetapi juga antara makhluk hidup satu dengan lainnya.
Interaksi antara manusia dan lingkungan hidupnya dapat dibedakan menjadi
dua, yakni interaksi harmonis dan tidak harmonis . interaksi dikatakan harmonis
apabila interaksi manusia dan lingkungan hidupnya berada dalam batas
keseimbangan dan dapat pulih seketika dalam keseimbangan. Namun, apabila
batas kemampuan salah satu subsistem sudah terlampaui, tidak seimbang, atau
tidak mampu memainkan fungsinya, maka interaksi manusia dan lingkungan
hidupnya tidak harmonis maka disebut masalah lingkungan hidup. Pola
interaksi harmonis antara manusia dengan lingkungan hidup ditelusuri dari
nilai-nilai dan pandangan hidup suatu masyarakat terhadap lingkungan hidup.
TUJUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
• Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai
tujuan pembangunan manusia seutuhnya.
• Mengendalikan pemanfaatan sumber daya lingkungan secara bijaksana agar
seluruh sumber daya alam digunakan oleh kepentingan orang banyak
seproduktif mungkin dan menekan pemborosan seminimal mungkin.
• Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup
• Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarang dan mendatang.
• Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 mengenai
Analisis Dampak Lingkungan diantaranya, memberikan kewajiban kepada para
pengelola dan pemilik pabrik untuk menyelenggarakan sebuah studi
kelayakan teknis dan ekonomis serta analisis dampak lingkungan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
• Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Setiap kegiatan pembangunan ekonomi, selain memberikan manfaat juga
mengakibatkan perubahan terhadap kondisi lingkungan hidup dan ketersediaan
sumber daya alam.
Contoh:
Pertambangan
I. PELAYANAN MASYARAKAT
• Pengentasan Kemiskinan
• Perubahan Pola Konsumsi
• Dinamika Kependudukan
• Pengelolaan dan Peningkatan Kesehatan
• Pengembangan Perumahan dan Permukiman
• Sistem Perdagangan Global, Instrumen Ekonomi, dan Neraca Ekonomi dan
Lingkungan Terpadu
II. PENGELOLAAN LIMBAH
• Perlindungan Atmosfer
• Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya
• Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya & Beracun
• Pengelolaan Limbah Radioaktif
• Pengelolaan Limbah Padat dan Cair
Hasil-hasil utama :
1. “EARTH CHARTER” ; pernyataan tidak mengikat mengenai prinsip-prinsip umum guna memberi arah
kebijakan lingkungan agar negara-negara melakukan pembangunan berkelanjutan dan menghapus
kemiskinan.
2. AGENDA 21; tidak mengikat, berisi rencana kerja terperinci yang mengarahkan negara-negara di dunia
untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan dan melindungi lingkungan global selama abad ke
21.
3. Kesepakatan kehutanan; pernyataan tidak mengikat mengenai prinsip-prinsip pengelolaan dan
perlindungan hutan.
4. Konvensi perubahan iklim; menghimbau negara-negara di dunia untuk mengurangi emisi gas-gas rumah
kaca.
5. Konvensi perlindungan keanekaragaman hayati; menghimbau negara-negara di dunia untuk
mengembangkan strategi konservasi dan menggunakan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan.
6. Pendirian komisi PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan, yang terdiri dari perwakilan tingkat tinggi dari
Pemerintahan dengan tugas untuk melaksanakan dan mengawasi implementasi perjanjian tersebut.
Perjalanan Kebijakan Internasioanal terkait
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dampak negatif:
Manfaat pembangunan:
perubahan ekosistem
barang
penurunan sumber daya
jasa
alam (biotis & abiotis)
pencemaran lingkungan
Perubahan sikap
Perusakan Lingkungan
Gangguan terhadap
keberlanjutan Pembangunan
Pengelolaan, a.l :
ISO 14 000
EKOLABEL Langkah-langkah Penanggulangan:
Produksi Hijau
perbaikan (reklamasi & rehabilitasi)
pencegahan (AMDAL)
sistem tanggap darurat
Reklamasi bekas
tambang batubara
SERTIFIKASI EKOLABEL dan ISO-14000
SERTIFIKASI EKOLABEL
ISO-14000
ISO : International Standardization Organization
· Mengusahakan standardisasi yang sama pada tingkat internasional
(global).
· Memuat prosedur audit lingkungan untuk mengembangkan
pengelolaan lingkungan yang efisien.
· Meningkatkan kemampuan organisasi untuk mampu memperbaiki
kualitas dan kinerja lingkungan hidup dan sumberdaya alam.
· Memberikan peranan pengawasan pada konsumen.
ISO 14000
• ISO 14000 series
merupakanseperangkatstandarinternasional
bidangmanajemenlingkunganyang
dimaksudkanuntukmembantu
organisasidiseluruhduniadalammeningkatkane
fektivitaskegiatan pengelolaanlingkungannya.
PERANGKAT ISO 14000
• SistemManajemenLingkungan,
• Audit Lingkungan,
• Evaluasi KinerjaLingkungan,
• Ekolabel, dan
• KajianDaur HidupProduk
ISO 14000 SERIES
1.ISO SERI 14001 – 14009, TENTANG SISTEM
MANAJEMEN LINGKUNGAN
2.ISO SERI 14010 – 14019, TENTANG AUDIT
LINGKUNGAN
MANFAAT ISO
PP No. 29/1986
AMDAL
TENTANG
PERLINDUNGAN
DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
• Pasal 67 UU No 32 tahun 2009 tentang PPLH :
DAUR ULANG/RECYLE
• Memanfaatkan limbah dengan pengolahan fisik/ kimiawi, untuk
menghasilkan produk yang sama.
• Contoh: Daur ulang limbah plastik menjadi bijih plastik,
• Daur ulang lilin bekas menjadi lilin kualitas second
PEROLEHAN KEMBALI/RECOVERY
• Upaya pemanfaatan limbah dengan mengelola atau memperoleh salah
satu/ lebih kompenen yang terkandung di dalamnya.
• Contoh: Me-recover khrom pd limbah padat industri kulit
Me-recover timah hitam Pb limbah aki bekas
RE-THINK
• Adalah suatu konsep pemikiran yang harus dimiliki pada saat awal
kegiatan akan beroprasi.
• Implikasi dari re-think adalah:
– perubahandalam pola produksi dan konsumsi, berlaku baik pada
prose maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul
analisis daur ulang produk.
– Upaya produksi bersih ini akan berhasil bila ada perubahan pola pikir,
sikap dan tingkah lak dari semua pihak terkait, baik pemerintah,
masyarakat maupun dunia usaha.
PENGURANGAN LIMBAH/REDUCTION
1. LIMBAH PADAT:
Limbah padat dari pengerjaan awal: gerinda, debu logam dan
debu abrasiv, baju kerja bekas dan kemasan bekas unsur kimia
• Dampak limbah padat: penyakit silikosis pada paru-paru
• Penanggulangan:
• Pekerja pakai masker penutup hidung dan kaca mata pelindung
• Pasang alat penangkap/penghisap debu (dust collector) di depan alat
pemoles dan gerinda
• Ada sirkulasi udara dan ruang kerja beratap tinggi
2. LIMBAH CAIR: