NIM
: 133112350750024
Protokol Kyoto
Pandangan
bahwa
aktivitas
manusia
kemungkinan
besar
bertanggung jawab atas sebagian besar peningkatan suhu rata-rata yang
diamati pada global (pemanasan global) sejak pertengahan abad ke-20
adalah sebuah refleksi akurat dari berpikir ilmiah saat ini (NRC, 2001, p. 3,
2008, p 2).. Manusia-induced pemanasan iklim diharapkan untuk terus
sepanjang abad ke-21 dan seterusnya (NRC, 2008, hal 2).IPCC (2007)
menghasilkan berbagai proyeksi masa depan apa peningkatan suhu ratarata
global
mungkin.
Proyeksi
membentang
berbagai
akibat
ketidakpastian sosial-ekonomi, misalnya, lebih dari gas rumah kaca di
masa mendatang (GRK) tingkat emisi, dan ketidakpastian yang berkaitan
dengan aspek ilmu fisik, misalnya, sensitivitas iklim. Untuk periode, waktu
2090-2099 diukur dari suhu rata-rata global pada periode 1980-1999,
yang mungkin rentang (sebagaimana dinilai memiliki probabilitas yang
lebih besar dari 66% menjadi benar, berdasarkan penilaian ahli) di enam
SRES penanda skenario emisi diproyeksikan sebagai peningkatan suhu
rata-rata global sebesar 1,1 hingga 6.4 C.Pertanyaan ilmiah apa yang
merupakan aman tingkat konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer telah
diminta (NRC, 2001, hal 4). Pertanyaan ini tidak dapat dijawab langsung
karena memerlukan pertimbangan nilai, misalnya, apa yang akan menjadi
risiko yang dapat diterima bagi kesejahteraan manusia. Secara umum,
bagaimanapun, risiko meningkat dengan kedua tingkat dan besarnya
perubahan iklim di masa depan.
Kyoto dimaksudkan untuk mengurangi emisi global gas rumah
kaca.Tujuan dari konferensi perubahan iklim Kyoto adalah untuk
membentuk perjanjian internasional yang mengikat secara hukum,
dimana semua negara peserta berkomitmen untuk menangani isu
pemanasan global dan emisi gas rumah kaca. Target disepakati adalah
pengurangan rata-rata 5,2% dari tingkat 1990 pada tahun 2012. Menurut
perjanjian itu, pada tahun 2012, negara-negara Annex harus telah
memenuhi kewajiban mereka terhadap pengurangan emisi gas rumah
kaca yang ditetapkan untuk periode komitmen pertama (2008-2012)
(tercantum dalam Lampiran B Protokol).
Salah satu hal kunci terpenting dari kesepakatan ini adalah target
penurunan emisi 193 negara anggota UNFCCC yang dituangkan dalam
target agregat untuk mencegah kenaikan temperatur di bawah 2 derajat
Celsius, yang menuju pada 1,5 derajat C. Ini jelas bukan kesepakatan
yang mudah diterima dan gampang diimplementasikan. Untuk menuju
target tersebutsebagaimana yang telah diperhitungkan oleh banyak
pakar dan lembaga otoritatif dalam perubahan iklimsekitar 80% bahan
bakar fosil yang telah terbukti (proven resources) yang berada dalam
tanah harus tetap berada di dalam tanah. Kawasan hutan dan gambut
yang merupakan sumber utama simpanan karbon juga harus tetap terjaga
(intact), serta laju deforestasi harus ditekan menuju nol. Negara-negara
maju harus sampai pada puncak emisinya dalam waktu kurang dari 10
tahun sejak sekarang, sementara negara-negara berkembang harus
sampai pada puncak emisinya maksimal 15 tahun dari sekarang.
Sumber :
http://www.mongabay.co.id/tag/unfccc/
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/12/inilah-5-poin-penting-hasilkonferensi-perubahan-iklim
http://www.antaranews.com/berita/162863/ktt-perubahan-iklim-dari-rio-kekopenhagen
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/12/151212_dunia_iklim_perjanji
an
https://redrosela.wordpress.com/2014/12/10/ktt-bumi-dan-lingkungandari-masa-ke-masa/