PENDAHULUAN
berbagai kebutuhan manusia,Selain sebagai sumber daya alam hutan juga merupakan
faktor ekonomi dilihat dari hasil-hasil yang dimilikinya. Namun, bersamaan itu pula
sebagai dampaknegatif atas pengelolaan hutan yang eksploitatif dan tidak berpihak pada
hutan yang sangat menghawatirkan. Sedemikian besarnya hutan bagi manusia, sehingga
apabila terjadi kerusakan seperti penebangan liar, kebakaran dan lain sebagainya maka
akan menimbulkan dampak yang kurang baik dalam tatanan hidup manusia.
Polusi udara terus menjadi masalah di kota-kota besar dunia, baik dinegara maju
b) berkurangnya efesiensi kerja karena saat terjadi kebakaran hutan dalam skala bes
ar, sekolah-sekolah dan kantor- kantor akan diliburkan.
pada tingkat domestik. Manun dalam waktu yang tidak lama kerusakan
5 menteri luar negeri dari wilayah Asia Tenggara. Kamboja tanggal 16 Desember 1998.
2.Setiap negara memiliki hak untuk menyelesaikan permasalahan nasionalnya tanpa ada
lebih terperinci seperti dikemukakan oleh Ian Brownlie sebagaimana dikutip oleh
Whisnu Situni bahwa subjek hukum internasional merupakan entitas yang menyandang
hak-hak dan kewajiban-kewajiban internasional,dan mempunyai kemampuan untuk
bersifat subordinatif. Apabila suatu negara bukan merupakan produsen atau konsumen,
material sebagaimana yang dikemukakan oleh J.G. Starke justru dalam arti yang
sebaliknya yaitu sumber hukum dalam arti formal.Dalam literatur tertulis terdapat dua
1. Perjanjian-perjanjian Internasional;
2. Kebiasaan-kebiasaan Internasional;
1
Pradito Blog, “Sejarah Berdirinya ASEAN”,
http://h45ibuan.blogspot.com/2009/03/sejarah-berdirinya-asean.html
Ada beberapa kasus yang berdampak pada hubungan internasional di kawasan ASEAN,
salah satunya adalah polusi asap. luasnya dampak lingkungan ini ASEAN sejak tahun
1995 membicarakan isu asap yang menciptakan gangguan kesehatan bagi penduduk
ASEAN.
sehat dan produktif dalam keserasian dengan alam. Prinsip 1 Deklarasi Rio 1992 Ini
menegaskan bahwa lingkungan hidup harus terus dijaga dan dilestarikan secara
berkelanjutan, dalam hal ini manusia sebagai mahkluk paling sempurna dimuka bumi
yang dianugerahi akal dan pikiran harus berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan
lingkungan hidup guna terpenuhinya kebutuhan untuk terus hidup sehat dan produktif
untuk generasi saat ini dan masa mendatang.dalam Prinsip 14 Deklarasi Rio
relokasi dan transfer ke negara-negara lain dari setiap kegiatan dan zat yang
kesehatan manusia.
Deklarasi Stockholm 1972
Manusia memiliki hak mendasar untuk kebebasan, kesetaraan dan kondisi kehidupan
yang bermartabat dan kesejahteraan, dan dia memegang tanggung jawab suci untuk
mencegah dan mengawasi polusi asap sebagai hasil dari tanah atau kebakaran hutan
yang harus dikurangi, untuk meminimalkan nya efek samping. Dimana ada ancaman
serius atau tidak dapat diperbaiki kerusakan dari polusi kebakaran hutan, bahkan tanpa
penuh kepastian ilmiah, tindakan pencegahan harus diambil oleh Pihak yang
pencegahan kebakaran hutan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan dan pecemaran
hutan di negara serta melaksanakan amanat dari Pasal 3 Ayat 1 untuk tidak
Indonesia yang berupa kabut asap yang mana kabut asap tersebut sangat mengganggu
aktifitas dan kesehatan manusia yang dirasakan rakyat Indonesia sendiri maupun oleh
rakyat Malaysia.
paling marak terjadi yaitu masalah haze.Haze merupakanfenomena dimana debu dan
asap menyelimuti kawasan langit. Dapat digolongkan haze adalah kabut, uap air, abu
gunung berapi, salju, pasir dan debu.Di Indonesia Kebakaran lahan dan kebun hampir
terjadi setiap tahun terutama pada musim kemarau panjang. Data Spatial Kementerian
Lingkungan Hidup selama tahun 2006 sebanyak 33.222 titik yang tersebar di Pulau
Sumatera sebanyak 15.441 titik, Kalimantan sebanyak 17.771 titik, Sulawesi 9 titik, dan
Nusa Tenggara Barat 1 titik. Kebakaran lahan dan kebun akan berdampak negatif pada
beberapa aspek, baik ekonomi, sosial, ekologis maupun politis. Selain Indonesia,
Malaysia, Brunei Darusalam, dan Thailand mengalami hal yang sama akan tetapi
dengan skala yang jauh lebih kecil dari kejadian di.31 Pada bulan Oktober 2006, atas
selama ini membawa dampak sosial dan ekonomi cukup besar bagi masyarakat
indonesia.
kerja sama regional. Selain UNET perlu diperhstiksn juga bahwa ruang lingkup prinsip
21 Deklarasi Stockholm meliputi juga yurisdiksi laut lepas,ruang udara dan ruang
angkasa.
tersebut tidak terlepas dari masalah – masalah hukum, sistem nilai, politik,ekonomi dan
2
M. Basarah, Prospek Kerjasama Negara-Negara Asean Dalam Pengendalian
Pencemaran kebakaran hutan, Jurnal Hukum No. 15 Vo. 7 Desember
2000.
budaya. Dalam rangka kerja sama negara-negara berkembang khususnya negara-negara
mencegah kebakaran hutan melalui berbagai bentuk kerjasama yang telah disepakati
Permasalahan kebakaran hutan ini menjadi masalah internasional karena kasus ini
protes terhadap Indonesia atas terjadinya masalah ini. Berdasarkan pada pertemuan
menteri lingkungan hidup ASEAN dalam masalah kebakaran hutan pada 13 Oktober
2006, Malaysia dan Singapura mendesak Indonesia untuk menyelesaikan masalah ini.
Protes Malaysia dan Singapura ini didasarkan pada alasan bahwa kebakaran hutan
mengatasi masalah kebakaran hutan dan indonesia harus membayar kompensasi akibat
kebakaran tersebut.
Kerugian sosial ekonomi dan ekologis yang timbul oleh kebakaran hutan cukup
besar, bahkan dalam beberapa hal sulit untuk diukur dengan nilai rupiah.Kerugian yang
harus ditanggung oleh Indonesia akibat kebakaran hutan tahun1997 dulu diperkirakan
mencapai Rp.5,96 trilyun .Salah satu prinsip adalah “Sic utere tuo ut alienum non laedes
dilakukannya kegiatan yang dapat merugikan Negara lainnya pada intinya prinsip itu
mengatakan kedaulatan wilayah suatu negara tidak boleh diganggu oleh negara lain.
di daerah tropis sehingga memiliki musim kering yang panjang yaitu selama kurang
lebih enam bulan. Ketika musim ini datang, maka hutan- hutan akan mengalami
kekeringan dan mudah sekali terjadi kebakaran hutan, namun kebakaranhutan yang
seringkali terjadi bukan hanya disebabkan oleh faktor alam saja. Sebagian besar
kebakaran hutan tersebut diakibatkan oleh para petani ataupun para pengusaha
Cara pembakaran hutan dipilih oleh para petani dan pengusaha perkebunan ini
dikarenakan pembakaran adalah cara paling cepat serta tidak memerlukan biaya yang
besar. Akibat dari maraknya pembakaran hutan yang dilakukan ini adalah timbulnya
kabut asap. Seperti yang terjadi pada tahun 1997 ketika kebakaran hebat melanda
Pada tahun tersebut total hutan diseluruh dunia yang mengalami kebakaran mencapai
terjadi di Indonesia tersebut tidak hanya membawa dampak negatif bagi Indonesia
sendiri, tapi turut pula dirasakan oleh Malaysia dan Singapura karena kedua negara ini
merupakan Negara yang berada paling dekat dengan Indonesia. Efek buruk yang
3
Daud Silalahi, “Harmonisasi Hukum Negara-Negara ASEAN di Bidang
lingkungan Hidup”, Simposium Nasional Aspek-Aspek Hukum Kerjasama
Antara Negara-Negara ASEAN Dalam Rangka AFTA, Fakultas
Hukum Universitas Padjajaran, Bandung, 1983.
diakibatkan oleh kabut asap kebakaran hutan pada tahun 1997.bagi Indonesia Malaysia
dan Singapura sangatlah besar, bahkan menyentuh hampir seluruh kawasan kawasan
hidup berupa penurunan kualitas udara di ketiga Negara tersebut yang berujung pada
infeksi saluran pernapasan akut serta penyakit penyakit lain yangberhubungan dengan
maslah pernapasan.Bencana kabut asap ini yang terjadi pada tahun 1997 sampai 1998
juga membawa efek negatif bagi perekonomian ketiga negara tersebut. Pendeknya jarak
pandang memaksa sebagian besar maskapai untuk membatalkan penerbagan dari dan ke
daerah-daerah yang diselimuti oleh kabut asap. Pembatalan sebagian besa rpenerbangan
danSingapura sehingga terjadi penurunan besar dalam sektor pariwisata ketiga negara
tersebut.Besarnya kerugian yang diakibatkan oleh masalah kebakaran hutan ini juga
Kedua negara tersebut malaysia dan singapura melakukan aksi protes kepada
ini pada tingkat PBB.Ancaman besar-besaran terhadap human health dan security
perjanjian untuk menangani masalah asap kebakaran hutan Indonesia. Selain itu
perjanjian ini diperlukan karena maslah yang dihadapi adalah masalah lintas batas suatu
upaya yang dilakukan dapat lebih maksimal.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apa alasan yang melatar belakangi ASEAN membentuk ASEAN
Lintas Batas) diresmikan hari ini lewat Sidang Paripurna yang dihadiri oleh Pimpinan
dan Para Anggota DPR RI, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Luar Negeri, dan
tepat bagi Indonesia untuk menunjukkan keseriusan dalam penanggulangan asap lintas
batas akibat dari kebakaran lahan hutan.tutur Menteri Lingkungan Hidup Balthasar
Kambuaya, di Jakarta,
sebagai negara dengan luas lahan dan hutan terbesar di kawasan, akan bekerja sama
atau hutan;
3. Melindungi kekayaan sumber daya lahan dan hutan dari bencana kebakaran
hutan.
dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA),
asma, bronchitis, pneumonia (radang paru), iritasi mata dan kulit. Selain itu, asap dapat
sehingga oksigen tidak dapat diproduksi secara sempurna. Kepekatan asap juga
memperpendek jarak pandang yang mengganggu transportasi darat, laut, sungai, dan
Kebakaran hutan atau lahan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 mengakibatkan
Manfaat mengesahkan Persetujuan AATHP bagi Indonesia, antara lain adalah sebagai
berikut.
anggota ASEAN untuk melakukan pemantauan, penilaian, dan tanggap darurat dari
kebakaran lahan atau hutan yang mengakibatkan pencemaran asap lintas batas;
batas akibat kebakaran lahan atau hutan yang dapat merugikan kesehatan manusia,
4. Memanfaatkan sumber daya manusia dan peralatan yang ada di negara ASEAN
dan di luar negara ASEAN baik melalui Sekretariat ASEAN maupun ASEAN
di tingkat lokal, nasional maupun regional melalui kerja sama ASEAN dan bantuan
lahan serta pencemaran asap lintas batas, seperti kegiatan pembalakan liar (illegal
terhadap penyelesaian kebakaran hutan atau lahan serta masalah asap lintas batas karena
belum meratifikasi Persetujuan AATHP. Hal ini sama sekali tidak sesuai dengan
kenyataan yang telah dilakukan secara serius oleh Pemerintah Indonesia selama ini.
secara menyeluruh dan terintegrasi, termasuk mengatasi penyebab kebakaran hutan atau
lahan. Pada kenyataannya Indonesia justru yang paling menderita, baik secara ekologis,
ekonomis, maupun politis dalam peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi
setiap tahunnya.
Walaupun Indonesia belum meratifikasi dan menjadi anggota dari AATHP, namun
selama ini Indonesia selalu hadir dalam setiap pertemuan AATHP sebagai pengamat
Indonesia juga mendapatkan keuntungan dari beberapa program dan kegiatan terkait
kerja sama dengan Malaysia tentang Pengendalian Kebakaran Hutan atau Lahan
2. Dalam rangka tindakan pencegahan kebakaran hutan atau lahan, telah dilakukan
pemetaan daerah terbakar, fire danger rating system (sumber data diperoleh
antara lain melalui operasi modifikasi cuaca yang dilaksanakan oleh BPPT.
jawab usaha atau kegiatan di lokasi terjadinya kebakaran hutan atau lahan.
pembukaan lahan tanpa bakar (zero burning) dan pencegahan kebakaran hutan
B. Rumusan Masalah
beribu-ribu tahun yang lalu, bahkan telah menjadi ciri hutan-hutan yang ada di
Indonesia. Dampak kebakaran tersebut berupa pencemaran udara yang tidak hanya
Untuk itu dalam hal ini perlu dikaji cara kerjasama yang perlu dilakukan dalam rangka
ASEAN ?
a. Tujuannya
anggotannya
b. Manfaatnya
anggotanya.
KAJIAN PUSTAKA
A.Pengertian
ASEAN Association of South East Asia Nations yang berarti Perhimpunan Bangsa-
Bangsa Asia Tenggara yang didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967, kini telah berusia 44
memiliki peran yang sangat penting di kawasan Asia Tenggara baik suatu kerjasama
dalam menciptakan stabilitas keamanan, ekonomi, sosial, politik dan hubungan diantara
ASEAN merupakan bidang kerjasama yang mendapatkan tempat yang penting, yang
tidak kalah pentingnya dengan kerjasama bidang lain seperti bidang ekonomi.
Komunitas ASEAN memilih lingkungan hidup sebagai salah satu acuan utama
adalah keinginan masyarakat ASEAN untuk menjadi kawasan yang bersih dan hijau,
ramah lingkungan serta melakukan sumber daya alam secara lestari. Alasan mendasar
terhadap hal ini adalah masalah lingkungan kini merupakan isu yang sudah menjadi
yang hingga mencapai lintas batas negara yang berasal dari kebakaran hutan, khususnya
masalah kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia yang memiliki dampak yang tidak
hanya terhadap lingkungan nasionalnya tetapi juga hingga mencapai lingkungan lintas
Pencemaran udara lintas batas merupakan masalah lingkungan yang sangat serius.
Selain karena dampak negatifnya terhadap kesehatan manusia, polusi udara yang
rusaknya hutan tropis yang amat bernilai. adalah :Polusi asap lintas batas adalah polusi
asap yang asal fisik terletak seluruhnya atau sebagian dalam Komunitas ASEAN
memilih lingkungan hidup sebagai salah satu acuan utama adalah keinginan masyarakat
ASEAN untuk menjadi kawasan yang bersih dan hijau, ramah lingkungan serta
melakukan sumber daya alam secara lestari. Alasan mendasar terhadap hal ini adalah
masalah lingkungan kini merupakan isu yang sudah menjadi keprihatinan dalam
mencapai lintas batas negara yang berasal dari kebakaran hutan, khususnya masalah
kebakaran hutan yang terjadi di Kebakaran hutan di Indonesia merupakan salah satu hal
yang mempunyai dampak pencemaran lintas batas negara. Indonesia yang mempunyai
hutan tropis terbesar di dunia, yang luasnya menempati urutan ketiga setelah Brazil dan
Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi sumber daya hutan yang sangat besar.
Namun, bersamaan itu pula sebagai dampak negatif atas pengelolaan hutan yang
eksploitatif dan tidak berpihak pada kepentingan rakyat, Kebakaran hutan dapat terjadi
dari beberapa faktor, misalnya karena adanya kelalaian dari manusia, kedatangan musim
kabut asap tersebut sampai ke Singapura dan Malaysia yang berdampak pada
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yuridis normatif yakni penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang
B. Data Penelitian
7
Suparto Wijoyo, Hukum Lingkungan : Mengenal Instrumen Hukum Pengendalian
Pencemaran Udara di Indonesia, Surabaya : Airlangga University Press,
2004.
Diversity) serta berbagai konvensi lainnya dan peraturan perundang-
Lingkungan Hidup.
C. Subjek Penelitian
a. Subjek
E. Analisis Data
b. Data yang berupa sumber dari hukum internasional dan hukum nasional ini
A. KESIMPULAN
kebakaran hutan yang meresahkan ini terutama yaitu polusi asap (haze).Indonesia
sebagai salah satu Negara pencemar kebakaran hutan terbesar saat yang berasal dari
kebakaran hutan sejak tahun 1980-an hingga saat ini belum meratifikasi perjanjian
perjanjian kerja sama dan terdiri dari Negara-negara ASEAN dan negara anggotanya.
Hal ini tentu meresahkan Negara-negara tetangga antara lain Malaysia dan Singapura
yang sangat dirugikan, baik secara ekonomi, sosial, ekologi serta Kesehatan.
Tenggara agar kasus pencemaran kebakaran hutan ini dapat teratasi sebab masalah ini
merupakan masalah global yang tidak hanya merugikan satu negara saja namun dapat
kesehatan seperti infeksi saluran Pernafasan Atas, radang paru–paru dan gangguan
juga untuk mencari fakta-fakta di lapangan yang dapat mendukung solusi bagi
hutan ini meningat Indonesia sendiri dalam hal ini tidak mampu menangani dengan
B.SARAN
Bagi Indonesia :
daerah yang berdampingan dengan kawasan hutan pada musim kemarau sangat
Upaya-upaya mengatasi teror asap tidak hanya bersifat reaksioner apabila terjadi
kebakaran hutan dan lahan.Tetapi seharusnya juga ditekankan pada upaya-upaya
Penegakan hukum tanpa pandang bulu bagi pembakar hutan dan lahan. Dengan
kata lain perlu diberikan contoh hukuman yang jelas bagi pelaku pembakaran
dengan demikian akan membuat efek jera pelaku pembakaran hutan dan lahan.
bertanggung jawab dan diberi sanksi jika terjadi kebakaran hutan dalam wilayah
yang dikelolanya tetapi juga harus bertanggung jawab dan wajib menjaga agar