Disusun Oleh:
Wifika Sintari
NIM : 02011282025283
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hayati yang melimpah meliputi kekayaan sumberdaya alam daratan, lautan, serta
urutan kedua di dunia dan apabila disertakan keanekaragaman Hayati di laut, maka
kesatuan unsur lingkungan hidup yakni merupakan suatu susunan utuh, menyeluruh
Menurut Otto Soemarwoto lingkungan hidup diartikan sebagai ruang yang ditempati
suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup didalamnya. 2
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan peri kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
1
UU Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 1 angka 5
2
Manik, Pengelolaan Lingkungan Hidup (Depok: Prenadamedia Group, 2018), Hal.66.
perilakunya merupakan center3 terhadap hal yang terjadi pada lingkungan hidup baik
makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
hidup atau pencemaran dan dampak yang ditimbulkan disuatu negara, tidak hanya
akan dirasakan oleh negara di mana pencemaran atau kerusakan lingkungan terjadi,
akan tetapi juga akan dirasakan oleh negara lain. Pencemaran ataupun kerusakan
lingkungan, seringkali timbul sebagai hasil pengaruh negatif dari dari pemanfaatan
teknologi dalam kegiatan industri, serta akibat kurangnya kesadaran masyarakat, yang
Statistika terdapat masalah pencemaran lingkungan yang meningkat 46% dari tahun
terkait pencemaran lingkungan menjadi salah satu masalah krusial yang harus
dan kerusakan lingkungan makin marak terjadi maka dapat dikatakan perlunya suatu
perlindungan dan pengelolaan terhadap lingkungan yang lebih efektif dan efisien.
3
Oksfriani Jufri S dana Yennu Risjani, Indikator Pencemaran Lingkungan (Yogyakarta, Deepublish, 2019), Hal.
10
4
UU Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 1 angka 14
5
Adanya penerapan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tentunya
manusia yang sifatnya bertolak belakang terhadap hal-hal tersebut. Adapun terkait
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
hukum merupakan salah satu aspek penting dalam perlindungan dan pengelolaan
kaidah/pandangan nilai yang mantap dan mengejewantah dan sikap tindak sebagai
dipatuhi. Adapun penegakan hukum dalam hal ini yakni penegakan hukum
lingkungan, dalam salah satu aspek yakni secara substansi pada dasarnya hukum
lingkungan sudah lama tumbuh serta berkembang dalam berabad-abad yang lampau
yang bertolak ukur pada meningkatnya kesadaran terkait hal tersebut. Munculnya
suatu kesadaran dan kepekaan terkait lingkungan tentunya tidak dapat dilepaskan dari
pula Deklarasi Rio yang sejalan dengan deklarasi sebelumnya yakni ikut memuat
terhadap Hukum Lingkungan, yakni seperti hukum pidana, dimana berdasarkan fakta
yang ada hukum pidana merupakan sejumlah peraturan yang memuat dua bentuk atau
jenis perbuatan yakni pelanggaran serta kejahatan. Adapun istilah terkait hukum
pidana lingkungan hingga saat ini masih belum terdapat pengertian yang sifatnya
formal, dimana para ahli hukum masih belum dapat membuat kesepakatan terkait
pengertian hukum pidana lingkungan, selain itu diikuti gaya dan perspektif tersendiri
7
Muhammad Natsir, Membangun Hukum Pidana Lingkungan Berbasis Syariah di Aceh (Yogyakarta:
Deepublish,, 2018), Hal. 2
8
dalam memberikan penjelasan terkait hukum pidana lingkungan. Perbedaan tersebut
hukum pidana lingkungan. Istilah tersebut dibedakan atas dua bagian yakni, dengan
lingkungaan mengandung aspek serta prinsip pidana, serta tidak hanya membahas
konteks ilmu hukum pidana pada dasarnya, dimana fakta tersebut didasari bahwa
hukum lingkungan telah menjadi suatu bagian dari ilmu hukum yang independen dan
baru serta terdapat banyak aspek maupun segi di dalamnya, yang diantaranya adalah
terkait pidana yakni termuat dalam Pasal 97 hingga Pasal 120, dimana berdasarkan
ketentuan tersebut pada dasarnya rumusan delik lingkungan terdiri atas delik formal
serta delik material. Adapun bentuk rumusan dan konsep delik formal termuat pada
pasal 100 sampai 111, 113 sampai 115.9 Pengaturan terkait permasalahan pengelolaan
pembaharuan yang dimana hal tersebut didasari oleh perkembangan zaman dan dunia,
disebabkan oleh peristiwa alami alam serta eksploitasi sumber daya alam dalam
kategori melebihi standar yang dilakukan sebagian masyarakat namun dapat pula
terjadi dengan didorong oleh beberapa faktor lainnya. Adapun penerapan serta
aspek yang terkandung, dewasa ini bukan hanya dipandang terkait fungsinya sebagai
9
Rochmani, Safik Faozi, Wenny Megawati, Instrumen Hukum Pidana Dalam Penyelesaian Perkara Lingkungan
Hidup Di Pengadilan, Prosiding SENDI_UI, Jakarta, 2018, halaman. 386
perlindungan dan kepastian bagi masyarakat (agent of stability) tapi yang lebih
serta tidak berorientasi terhadap aspek lingkungan hidup, bukan mengacu pada
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun penelitian ini dirasa memiliki urgensi
kemajuan pada bidang teknologi industri, dimana terkait hal tersebut dibutuhkan
lingkungan hidup;
10
Siti Sundari, dalam Achamad Faisal, Hukum Lingkungan : Pengaturan Limbah dan Paradigma Industri Hijau,
Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2016, halaman. 57
Adapun berdasarkan pada identifikasi masalah yang telah dipaparkan, penulis tertarik
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penuhi telah memperoleh
dua rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini, adapun
Lingkungan Hidup?
2.) Apa saja kendala serta faktor-faktor yang menghambat penegakan hukum pidana
lingkungan hidup?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan maka tujuan penelitian yang
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan sehingga penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis. Kemudian, dapat
menjadi sumber referensi terkait penelitian terhadap isu ini. Adapun manfaat yang
a) Manfaat Teoritis
masukan dalam hukum pidana yang terkait dengan tindak pidana lingkungan
hidup serta dapat menemukan hal-hal baru terkait permasalahan hukum dalam
b) Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para penegak hukum,
E. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup penelitian ini yakni berfokus pada penegakan hukum
hukum tersebut.
Adapun kerangka teori serta kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian
ini, yakni :
1. Kerangka Teori
Satjipto Rahardjo,11berpendapat bahwasanya suatu Landasan teori terkait
penelitian hukum merupakan salah satu hal penting yang diperlukan dalam
menyusun suatu jenis aspek serta nilai terkait postulat hukum hingga landasan
teori hukum dapat dikatakan sebagai kelanjutan dari menganalisis dan memahami
eksistensi teori hukum secara konkret.13 Terkait pemaparan terhadap hal tersebut,
a.) Teori memiliki fungsi guna mempertajam serta menjelaskan fakta yang tengah
b.) Teori berfungsi guna memperluas klasifikasi fakta, menyusun stuktur serta
c.) Teori dapat pula dijadikan sebagai suatu ikhtisar terhadap fakta-faktayang
Adapun teori sangat berpengaruh terhadap hipotesis terkait fakta dari penelitian
yang dikaji, hal tersebut didasari atas telah diketahuinya penyebab terjadinya fakta
serta faktor yang akan timbul terkait hal tersebut. Adanya kerangka teori memiliki
digunakan sebagai landasan penelitian. Adapun pada penelitian ini, teori hukum
hukum.
11
Ibid
12
Syahrin Alvi, 2019. Beberapa Isu Hukum Lingkungan Kepidanaan, Medan: Sofmedia.
13
Ibid
Penegakan hukum (law enforcement) disusun berdasarkan pada kesadaran
golongan sosial dengan semua ukuran serta jenis timbul akibat perilaku
sebagai akibat hubungan timbal balik dalam suatu proses sosial. Kesadaran
enforcement, memuat definis dengan sifat yang makro dan mikro. Bersifat
14
Siahaan N.H.T. 2018. Hukum Lingkungan, (dilengkapi UU PLH 1997, PP AMDAL 1999). Pancuran Alam,
Jakarta.
15
Rahmadi, Takdir. Hukum Lingkungan di Indonesia, Ed. Ke-2, Cet. 5, (Jakarta: Rajawalipers, 2018
16
Ibid
pemeriksaan di pengadilan termasuk proses penyelidikan, penyidikan,
menerapkan hukum
diterapkan
5. Faktor kebudayaan, yakni hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada
Adapun dalam hal tersebut penegakan hukum pidana memiliki tujuan guna
terhadap hukum serta dapat menjadi warga masyarakat yang baik dan
berguna.
17
Siti Sundari, dalam Achamad Faisal, Hukum Lingkungan : Pengaturan Limbah dan Paradigma Industri Hijau,
Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2016, halaman. 62
18
K. and Christiawan, P. I. (2018) ‘Etika Lingkungan Masyarakat Pesisir Di Kota Singaraja’, Jurnal Pendidikan
Geografi Undiksha, 6(3), pp. 154–162. doi: 10.23887/jjpg.v6i3.20702.
c) Masyarakat membutuhkan suatu perlindungan terkait penyalahgunaan sanksi
melakukan penyelesaian terhadap konflik yang muncul akibat suatu tindak pidana,
Adapun terkait sistem penegakan hukum pidana ataupun sistem peradilan pidana,
tentunya tidak dapat dipisahkan dari aspek kebenaran serta keadilan, karena pada
dasarnya esensi dari peradilan pidana yakni dengan tujuan menegakkan keadilan,
sistem peradilan pidana (Criminal Justice System) yakni suatu sistem yang dimana
menjadi media dari suatu proses suatu peradilan pidana, yang setiap bagian fungsi
secara bersama sama, terpadu di mana usaha untuk mencapai tujuan bersama yaitu
2. Kerangka Konseptual
19
Rochmani, Safik Faozi, Wenny Megawati, Instrumen Hukum Pidana Dalam Penyelesaian Perkara
Lingkungan Hidup Di Pengadilan, Prosiding SENDI_UI, Jakarta, 2018, halaman. 386
20
Syahrin Alvi, 2019. Beberapa Isu Hukum Lingkungan Kepidanaan, Medan: Sofmedia.
b. Penegakan hukum yakni suatu kegiatan menyelaraskan keterkaitan aspek-
aspek yang dikaitakan didalam prinsip dan aspek nilai yang tetap dan berupa
pidana, serta menentukan hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap yang
melakukannya.
ditetapkan.
perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau
hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup.
G. Metode Penelitian
ilmiah serta ilmu terkait penelitian. Adapun metode penelitian merupakan cara
1. Jenis Penelitian
Adapun Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah
yuridis normatif (legal research), yakni penelitian yang terfokus pada pengkajian
berlaku.
2. Pendekatan Penelitian
Metode pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian hukum ini yakni
tujuan guna menciptakan gambaran serta analisis yang sifatnya sistematis, faktual
seta akurat terkait fakta – fakta, termasuk hubungan fenomena yang diteliti.
3. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang merupakan sumber data
utama, yang termasuk pada sumber data primer sebagai pendukung. Pada
umumnya suatu penelitian hukum normatif, sumber data sekunder diperoleh dari
studi kepustakaan (library research), yang dalam bentuk bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder serta bahan hukum tertier yang merupakan data utama
ataupun data pokok penelitian. Adapun bahan-bahan hukum terkait diperoleh dari
Daerah;
4. Akses internet
yang diangkat
c. Bahan hukum tersier, merupakan bahan yang terdirii kamus-kamus hukum dan
Studi Dokumen (Library research) yaitu, teknik pengumpulan data diperoleh dari
buku, dokumen resmi, publikasi, arsip pada Kementrian Lingkungan Hidup dan
Bahan hukum yang telah dilakukan pengkajian serta telah dilakukan analisis
dalam penelitian hukum normatif, termasuk bahan hukum primer, sekunder dan
tersier. Teknik untuk mengkaji dan mengumpulkan bahan hukum itu, yakni
H. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
a.) Latar Belakang
b.) Rumusan Masalah
c.) Tujuan Penelitian
d.) Manfaat Penelitian
e.) Ruang Lingkup
f.) Kerangka Teori
g.) Metode Penelitian
h.) Sistematika Penulisan
BAB II : Pembahasan
BAB III : PENUTUP
a.) Kesimpulan
b.) Saran
Daftar Pustaka
Buku
Jurnal
Kota Singaraja’, Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, 6(3), pp. 154–162. doi:
10.23887/jjpg.v6i3.20702.
Lingkungan, Hal. 10