net/publication/354688035
CITATION
READS
1
315
1 author:
All content following this page was uploaded by Pricia Indah Lintang Lestari on 19 September 2021.
Disusun oleh :
E0019335
FAKULTAS HUKUM
SURAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Hutan sebagai salah satu penentu penyangga kehidupan dan sumber kesejahteraan
rakyat semakin menurun keadaannya, oleh sebab itu eksistensi hutan harus dijaga secara
terus menerus agar keberlangsungan hutan tidak rusak dan tetap abadi. Ketentuan Pasal 2
huruf (a) Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan
1
S. Andi Sutrasno, Model Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan (Studi kasus
sengketa Antara PT. Indo Acidatama Chemical Industry dengan Petani Desa Kemiri Kecamatan
Kebakkramat Kabupaten Karanganyar)
Lingkungan Hidup disebutkan bahwa Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dilaksanakan berdasarkan asas tanggungjawab Negara. Namun didalam praktiknya
Indonesia gagal dalam mengelola lingkungan hidup. Sektor pertambangan sebagai salah satu
sektor utama dalam perekonomian seringkali dalam praktiknya usaha pertambangan yang
dilakukan dalam kawasan hutan berakibat pada rusaknya hutan hal ini terjadi karena dalam
pelaksanaannya kegiatan pertambangan seringkali tidak memperhatikan prinsip lingkungan
hidup, transparansi dan partisipasi masyarakat dalam pengoperasiannya. Problematika dalam
pengelolaan sumber daya alam dalam sektor pertambangan ini akhirnya menimbulkan
konflik antara pengusaha dengan masyarakat yang merasa dirugikan. Dalam rangka
menyelesaikan konflik tersebut maka diperlukan suatu mekanisme penyelesaian sengketa
baik melalui jalur litigasi maupun jalur non litigasi. Alternatif penyelesaian sengketa sebagai
salah satu mekanisme penyelesaian sengketa diminati para pihak karena dinilai lebih
fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan pihak yang bersengketa dibandingan dengan
proses penyelesaian sengketa melalui litigasi (pengadilan).
PEMBAHASAN
2
I Gusti Ketut Rachmi Handayani, Adi Sulistiyo, Tommy Leonard, Ardi Gunardi, Fatma Ulfatun Najicha,
Environmetal Management Strategy in Mining Activities in Forest Area Accordance With The Based
Justice in Indonesia, dalam Journal of Legal, Ethical and Regulatory Issues Volume 21, Issue 2, 2018
3
Griselda Joy Sputro, I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, Fatma Ulfatun Najicha, Analisis Upaya
Penegakan Hukum dan Pengawasan Mengenai Kebakaran Hutan di Provinsi Kalimantan Barat, dalam
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol. 7, No. 1, Mei 2021, p 27-36
preventif adalah AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan Perizinan.
Penegakan hukum lingkungan yang bersifat represif dilakukan setelah adanya perbuatan
atau tindakan yang mengakibatkan terjadinya perusakan lingkungan4
Upaya Penegakan Hukum mengenai lingkungan hidup ini dijelaskan dalam Undang
– Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang PPLH yang menjelaskan bahwa penegakan hukum
pidana mempertimbangkan sanksi pidana minimum daripada sanksi pidana maksimum,
pengembangan alat bukti, aturan pidana bagi pelanggaran baku mutu, menyelaraskan
penegakan hukum pidana, dan memberi aturan mengenai tindak pidana korporasi. Dalam
penegakan hukum di bidang lingkungan ini tetap memperhatikan asas ultimum remedium,
akan tetapi penerapan asas ultimum remedium ini dilaksanakan sebagai upaya hukum
alternatif atau upaya hukum terakhir yang dilakukan apabila penerapan sanksi administartif
gagal memberikan efek jera kepada para pelaku. Namun, terdapat beberapa pelanggaran
yang dapat dilakukan upaya penegakan hukum pidana, yaitu pemidanaan terhadap
pelanggaran baku mutu air limbah, baku mutu emisi, dan baku mutu gangguan.6
4
Zairin Harahap, Penegakan Hukum Lingkungan Menurut UUPLH, dalam Jurnal Hukum. No.27 Vol. 11
September 2004: 7 -22
5
Franky Butar-Butar, Penegakan Hukum Lingkungan di Bidang Pertambangan, dalam Yuridika Vol. 25
Bo. 2, Mei-Agustus 2010: 151-168
6
Isya Anung Wicaksono, Fatma Ulfatun Najicha, Penerapan Asas Ultimum Remedium Dalam Penegakan
Hukum di Bidang Lingkungan Hidup, dalam Pagaruyan Law Journal Volume 5 No. 1. Juli 2021
perkebunan rakyat, kemiskinan, penyebab utama banjir dan problema lingkungan yang
buruk yang berkesinambungan. Kegiatan penambangan di Indonesia tidak mencerminkan
penerapan hukum lingkungan yang berbasis progresif tetapi hanya mengambil aspek yang
menguntungkan daerah terhadap UU No.4 Tahun 2009 tentang Minerba tanpa mengaitkan
dengan UU yang berbasis Pengelolaan Lingkungan seperti UU No. 32 Tahun 2009, UU
N0. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta UU No. 41 tahun 1999 tentang
kehutanan.7 Problematika dalam pengelolaan sumber daya alam dalam sektor
pertambangan ini akhirnya menimbulkan sengketa lingkungan hidup yang mengakibatkan
perlu adanya suatu mekanisme penyelesaian sengketa.
7
Fatma Ulfatun Najicha, Albertus Sentot Sudarwanto, I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, Politik
Hukum Perundang-Undangan Kehutanan Dalam Pemberian Izin Kegiatan Pertambangan di Kawasan
Hutan Ditinjau dari Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup, dalam Jurnal Pasca Sarjana Hukum UNS
Vol V No. 1 Januari-Juni 2017
8
Rachmad Safa’at, Indah Dwi Qurbani, Alternatif Penyelesaian Sengketa Pertambangan (Studi di
Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur, dalam Jurnal Konstitusi, Volume 14, Nomor 1, Maret 2017
finansial menekankan aspek monetery settlement atau ganti rugi, sedangkan non
finansial lebih mengarah pada tindakan tertentu seperti memasang atau memperbaiki
Unit Pengelolaan Limbah (UPL) sehingga menghasilkan limbah dengan standarisasi Baku
Mutu Lingkungan Hidup (BMLH).
Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan yang diatur dalam Pasal 85
menyatakan bahwa Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dilakukan
untuk mencapai kesepakatan tentang; Bentuk dan besaran ganti rugi, tindakan pemulihan
akibat pencemaran atau kerusakan, tindakan khusus untuk menjamin bahwa pencemaran
atau pemusnahan, tindakan khusus untuk menjamin bahwa pencemaran atau pemusnahan
tidak akan terulang kembali, tindakan untuk mencegah dampak negatif terhadap
lingkungan. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak berlaku untuk kejahatan
lingkungan sebagaimana diatur dalam Hukum. Dalam penyelesaian sengketa lingkungan
hidup di luar pengadilan, jasa mediator atau arbiter dapat digunakan untuk membantu
menyelesaikan sengketa lingkungan.9.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
9
Fatma Ulfatun Najicha, I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, Lego Karjoko, Handling of Fire Forest
in Environmental Hazards, Medico-legal Update, January-March 2021, Vol. 21, No. 1
ADR dapat dijadikan solusi berkaitan dengan penyelesaian sengketa lingkungan hidup
karena diniliai lebih efisien dan fleksibel karena tidak memerlukan waktu yang lama dan
lebih melibatkan peran masyarakat dalam penyelesaiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Fatma Ulfatun Najicha, I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, Lego Karjoko. (2021) (Handling of Fire
Forest in Environmental Hazards, Medico-legal Update, January-March 2021, Vol. 21, No. 1
Franky Butar-Butar, (2010). Penegakan Hukum Lingkungan di Bidang Pertambangan, dalam Yuridika
Vol. 25 Bo. 2, Mei-Agustus 2010: 151-168
Griselda Joy Sputro, I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, Fatma Ulfatun Najicha, (2021) Analisis
Upaya Penegakan Hukum dan Pengawasan Mengenai Kebakaran Hutan di Provinsi Kalimantan
Barat, dalam Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol. 7, No. 1, Mei 2021, p 27-36
I Gusti Ketut Rachmi Handayani, Adi Sulistiyo, Tommy Leonard, Ardi Gunardi, Fatma Ulfatun Najicha,
(2018). Environmetal Management Strategy in Mining Activities in Forest Area Accordance With
The Based Justice in Indonesia, dalam Journal of Legal, Ethical and Regulatory Issues Volume
21, Issue 2, 2018
Isya Anung Wicaksono, Fatma Ulfatun Najicha, (2021). Penerapan Asas Ultimum Remedium Dalam
Penegakan Hukum di Bidang Lingkungan Hidup, dalam Pagaruyan Law Journal Volume 5 No. 1.
Juli 2021
Rachmad Safa’at, Indah Dwi Qurbani. (2017). Alternatif Penyelesaian Sengketa Pertambangan (Studi di
Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur, dalam Jurnal Konstitusi, Volume 14, Nomor 1,
Maret 2017
S. Andi Sutrasno, Model Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan (Studi kasus
sengketa Antara PT. Indo Acidatama Chemical Industry dengan Petani Desa Kemiri Kecamatan
Kebakkramat Kabupaten Karanganyar)
Zairin Harahap. (2004). Penegakan Hukum Lingkungan Menurut UUPLH, dalam Jurnal Hukum. No.27
Vol. 11 September 2004: 7 -22