0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
69 tayangan10 halaman
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penegakan hukum lingkungan hidup terhadap kasus kebakaran hutan di Indonesia untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dengan menganalisis peraturan perundang-undangan terkait dan contoh kasusnya.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penegakan hukum lingkungan hidup terhadap kasus kebakaran hutan di Indonesia untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dengan menganalisis peraturan perundang-undangan terkait dan contoh kasusnya.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penegakan hukum lingkungan hidup terhadap kasus kebakaran hutan di Indonesia untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dengan menganalisis peraturan perundang-undangan terkait dan contoh kasusnya.
HIDUP UNTUK MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (STUDI KASUS KEBAKARAN HUTAN DI INDONESIA)
Oleh: DESI ELVIDA (21951010033)
Dosen Pengampu Dr. Desi Sri Pasca Sari Sembiring, M. Si
PROGRAM STUDI MAGISTER
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN - ACEH 2022 Penegakan Hukum Terhadap Pemasalahan Lingkungan Hidup Untuk Mewujudkan Pembangunan Judul Berkelanjutan (Studi Kasus Kebakaran Hutan di Indonesia.
Jurnal Jurnal Bina Mulia Hukum
Volume dan Halaman Vol. 4, No.2, Hal 294-312
Tahun 10 Maret 2020
Penulis Anika Ni’matun Nisa dan Suharno
Reviewer Desi Elvida
Tanggal 22 April 2022
Pendahuluan Kebakaran hutan merupakan salah satu faktor
permasalahan yang sering terjadi di Indonesia. Berdasarkan data WALHI kebakaran hutan di Indonesia hamper setiap tahun mengalami peningkatan. Tahun 2015 merupakan tahun terburuk dalam kasus kebakaran hutan, sekitar 2.6 juta hektar hutan terbakar. Tahun 2016 terjadi penurunan yaitu 438.3 ribu hektar hutan terbakar. Tahun 2017 mengalami penurunan yaitu sekitar 165 ribu hektar. Namun tahun 2018 kebakaran hutan mengalami peningkatan yaitu sekitar 510 ribu hektar. Sedangkan tahun 2019, KLHK mencatat sekitar 132 ribu hektar kasus kebakaran hutan di Indonesia. Kasus kebakaran sering terjadi karena adanya kepentingan individu atau kelompok untuk melakukan pembangunan kawasan di daerah hutan yang seringkali mengabaikan kelestarian hidup yang ada di sekitar, karena hanya berfokus kepada aspek keuntungan yaitu ekonomi.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk
menganalisis hukum lingkungan hidup, bentuk penegakan hukum terhadap permasalahan lingkungan Tujuan Penelitian hidup kasus kebakaran hutan dan pentingnya penegakan hukum untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Subjek Penelitian Kebakaran Hutan
1. Menggunakan metode pendekatan yuridis
normatif, yaitu pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian. 2. Bahan kajian berupa data sekunder yaitu data yang berasal dari Undang-Undang, hasil penelitian hukum, penegakan hukum dalam permasalahan Metode Penelitian lingkungan hidup kasus kebakaran hutan dan pembangunan berkelanjutan. 3. Teknik penelitian menggunakan teknik analisis data, yang terbagi menjadi dua, yaitu pertama analisi data pada saat pengumpulan data dan kedua setelah pengumpulan data dilakukan maka akan dianalisis. 4. Analisis data yang digunakan berupa reduksi data, tampilan data dan deskripsi data sampai kesimpulan.
Hasil Penelitian Hukum Lingkungan Hidup
Pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup kasus kebakaran hutan di Indonesia yang terjadi perlu adanya peraturan yang dapat menimbulkan efek jera, sehingga pemerintah menerbitkan perarturan terhadap lingkungan hidup khususnya kebakaran hutan dengan mengeluarkan UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup, sehingga peran hukum akan membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan terjadi. Dalam hujum lingkungan akan selalu berkaitan dengan masalah- masalah lingkungan seperti kasus kebakaran hutanm kepunahan spesies, deforestasi dan perubahan iklim. Penegakan hukum lingkungan suatu bagian yang sangat penting dalam hukum lingkungan itu sendiri, dimana dengan adanya penegakan hukum yang jelas maka dapat membuat masyarakat dapat patuh terhadap hukum. Dalam penegakan hukum lingkungan harus ada beberapa instrument seperti kepastian, kemanfaatan dan keadilan, dimana harus mempunyai hubungan antara satu dengan lainnya. Ada tiga kategori dalam penegakan hukum lingkungan yaitu hukum administrasi/tata usahan negara, hukum perdata dan hukum pidana. Bentuk Penegakan Hukum terhadap Kasus Kebakaran Hutan Kejadian kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup dalam kasus kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia semakin hari semakin menigkat, baik diakibatkan oleh bencana alam maupun akibat ulah manusia. Kebakaran hutan dapat menyebabkan struktur tanah akan sulit dipulihkan karena mengalami berbagai kerusakan. Selain itu, upaya dalam melakukan konservasi, rehabilitas maupun penghematan penggunaan dengan menggunakan teknologi masih dirasa kurang, sehingga berdampak pada kurangnya kemakmuran masyarakat. Maka perlu adanya penegakan hukum agar dapat mengatasi permasalahan tersebut. Banyaknya kasus kebakaran hutan yang dilakukan oleh ulah manusia mengakibatkan kerusakan pada lingkungan hidup, seperti kasus permasalahan kebakaran yang terjadi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada Minggu 22 September 2019. Kebakaran ini bisa terjadi karena ulah manusia yang tidak berhati-hati dn tentunya merugikan banyak orang. Akibatnya sebagian hutan hangus terbakar. Penegakan hukum untuk kasus ini terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan atau lahan. Terkait dalam kasus ini dapat dipidana jika terbukti bersalah sesuai dengan Pasal 11, 14, 17 dan 18 yang mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kebakaran hutan milik warga sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan berupa polusi udara dapat diancam serta dipidana sesuai dengan UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup terdapat pada Pasal 98 Ayat 1 dan atau Pasal 99 Ayat 1. Inti Pasal 98 Ayat 1 mengatakan bahwa setiap orang yang melakukan tindakan yang merugikan orang lain berkaitan dengan kerusakan lingkungan dan mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, air, air laut, atau kriteria baku mutu kerusakan lingkungan maka akan dipidana sesuai dengan kesalahannya baik hukuman denda maupun hukuman penjara. Jika hukuman penjara maka paling sedikit penjara adalah 3 tahun dan paling lama 10 tahun, selain itu jika dikenakan denda harus membayar paling sedikit Rp3.000.000.000,00 dan paling banyak Rp10.000.000.000,00. Sedangkan Pasal 99 Ayat 1 megatakan bahwa akibat kelalaian banyak masyarakat yang merasa dirugikan, jika kelalaian tersebut dilakukan manusia yang tidak bertanggung jawab dan mengakibatkan dilapauinya baku mutu udara ambien, air, air laut, atau kriteria baku mutu kerusakan lingkungan hidup yang parah, maka tindakan pidana akan diberikan berupa pidana hukuman penjara dan hukum denda. Hukuman penjara paling singkat adalah 1 tahun dan paling lama 3 tahun serta denda paling sedikit adalah Rp1.000.000.000,00 dan paling banyak Rp3.000.000.000,00. Kebakaran lahan atau hutan juga terjadi di Riau pada Kamis, 03 Agustur 2019 yang terjadi karena motif ekonomi. Pelaku ingin membuka lahan dengan cara membakar lahan di Hutan, sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Dalam kasus ini jika pelaku terbukti bersalah dan mendapat hukuman sesuai dengan UU Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 108. Inti Pasal 108 adalah seseorang atau kelompok dengan sengaja melakukan kerusakan hutan atau lahan yang mengakibatkan kerugian terhadap masyarakat atau pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 Ayat 1 huruf H mereka dapat dipidana dengan hukuman pidana paling singkat yaitu selama 3 tahun dan paling lama 10 tahun serta hukuman denda paling sedikit Rp3.000.000.00,00 dan paling banyak Rp10.000.000.000,00. Sanksi-sanksi tersebut berkaitan dengan upaya penegakan hukum lingkungan terhadap permasalahan kasus kebakaran hutan, karena di Indonesia sudah banyak kasus kebakaran hutan yang mengakibatkan kerugian yang memberikan dampak negative bagi masyarakat di sekitar lokasi kebakaran. Selain itu, belum adanya pihak yang mau bertanggung jawab, sehingga permasalahan dalam kasus ini sampai sekarang masih belum dapat diatasi dengan baik. Permasalahan kerusakan lingkungan dalam kasus kebakaran hutan terjadi akibat lemahnya penegakan hukum yang diterapkan, sehingga kerusakan lingkungan sampai saat ini belum dapat di tuntaskan dengan baik. Penegakan Hukum untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Hukum dan pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk memberikan peningkatan mutu kehidupan yang lebih baik agar manusia dapat memenuhi kebutuhan dasar dari kehidupan sebelumnya untuk mendukung berbagai kehidupan pada tingkat yang lebih tinggi. Dalam menetapkan yujuan Agenda Pembangunan Berkelanjuta sebagaimana hal ini tertuang dalam sebuah dokumen yaitu Transforming Our World: The 2030 Agenda for Suistainable Development (SDGs) sebagai salah satu kesepakatan yang dilakukan secara bersama-sama pada pembangunan global yang terdapat 17 tujuan sasaran, dengan salah satu sasaran adalah penegelolaan dan perlindungan terhadap lingkungan hidup. Agenda 2030 dalam pembangunan berkelanjutan akan memberikan dampak berupa penghijauan. Kelemahan dan kekurangan hukum dapat menjadikan pelaku ekonom tidak memperhatikan peraturan yang ada, sehingga permasalahan lingkungan dalam kasus kebakaran hutan merupakan salah satu cerminan belum terjaganya lingkungan yang mulai memprihatinkan. Penegakan hukum dalam permasalahan lingkungan hidup untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan merupakan salah satu tujun dalam UU Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang terletak pada Bagian Kedua Pasal 3 Ayat 9 yang intinya, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai wadah untuk dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Proses penegakan hukum terhadap permasalahan lingkungan hidup dalam kasus kebakaran hutan demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan melalui penataan, penindakan, dan penyelesaian sengketa. Selain itu, peran masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap penegakan hukum berkaitan dengan lingkungan hidup. Penataan merupakan proses yang dilakukan kepada masyarakat untuk memotivasi agar masyarakat mau berpartisipasi dalam melaksanakan hukum, seperti gerakan mananam 1000 pohon. Penindakan adalah perbuatan yang melanggar peraturan dengan tujuan mengakhiri sebuah perbuatan terlarang. Tindakan sering disebut dengan hukuman pidana. Penyelesaian sengketa adalah proses penegakan hukum yang harus ditempuh melalui hukum dan konsekuensi yang didapat dari individu atau kelompok yang telah melakukan pelanggaran hukum kasus kebakaran hutan. Penegakan hukum dalam permasalahan lingkungan sangat penting untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan perlu adanya keseimbangan dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan. Antara manusia dan lingkungan akan saling berpengaruh satu sama lain, sehingga salah satu cara terpenting dan paling berpengaruh adalah dengan penegakan hukum yang kuat agar tujuan pembangunan berkelanjutan berkaitan dengan permasalahan lingkungan hidup dapat teratasi secara nyata. 1. Penulis menggunakan referensi jurnal yang cukup banyak. 2. Penulisan penelitian ini secara umum sangat Kekuatan Penelitian sistemasis dan jelas mengenai peraturan yang dikaitkan dengan kasus kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia.
Kelemahan Penelitian 1. Terdapat beberapa pengulangan kata yang
tujuannya sama, sehingga membuat tulisan lebih panjang. 2. Pendapat saya sebagai review mengenai penelitian ini adalah kasus kebakaran hutan sering terjadi di Indonesia karena sebagian masyarakat di sekitar lokasi masih minim pengetahuan bahwa petapa pentingnya hutan untuk kehidupan, sehingga perlu adanya sosialisasi dari pemerintah ataupun organisasi lain yang menyangkut perhutanan kepada masyarakat, dan memberi alternatif lain dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan dalam meingkatkan kesejahteraan hidup tanpa merusak hutan. Sehingga peran masyarakat sangat penting dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup khusunya kasus kebakaran hutan.
Berbagai bentuk permasalahan yang terjadi seperti
kebakaran hutan di Indonesia menunjukkan bahwa Kesimpulan penegakan hukum lingkungan saat ini masih sangat lemah sehingga upaya pembangunan berkelanjutan masih belum adanya perubahan.