Anda di halaman 1dari 3

Tugas Minggu ke 8

1. Bagaimana perkembangan hukum lingkungan internasional? Berikan penjelasan berbagai


instrumen hukum lingkungan internasional yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia!
Jawaban:
Perkembangan hukum lingkungan internasional selama beberapa dekade terakhir telah
menunjukkan kemajuan dalam mengatasi masalah lingkungan global yang semakin kompleks
dan beragam. Instrumen hukum lingkungan internasional telah dirancang untuk menangani
masalah lingkungan global yang melibatkan banyak negara.
Beberapa instrumen hukum lingkungan internasional yang telah diratifikasi oleh pemerintah
Indonesia antara lain:
a. Protokol Kyoto: Protokol ini merupakan perjanjian lanjutan dari UNFCCC dan berisi
kewajiban negara-negara maju untuk membatasi emisi gas rumah kaca. Indonesia
meratifikasi Protokol Kyoto pada 2004.
b. Konvensi Stockholm tentang Polutan Organik Persisten (Stockholm Convention)
Konvensi ini diratifikasi oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2002 dan bertujuan untuk
mengurangi penggunaan dan mengendalikan polutan organik persisten (POP). Konvensi
ini melarang produksi dan penggunaan bahan kimia POP yang sangat beracun dan sulit
diurai dalam lingkungan.
Selain itu, Indonesia juga telah mengadopsi berbagai undang-undang nasional terkait lingkungan
hidup, seperti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Kerusakan Hutan.

2. Apakah eksploitasi sumber daya alam dan deforestasi menjadi penyebab terjadinya
pencemaran atau kerusakan lingkungan? Jelaskan!
Jawaban:
Eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan, seperti pencemaran air dan udara, kerusakan lahan, dan penurunan kualitas
lingkungan hidup. Contohnya, kegiatan pertambangan yang menggunakan bahan kimia beracun
seperti merkuri dan sianida dapat mencemari air dan tanah di sekitar lokasi tambang. Sementara
itu, kegiatan industri yang menggunakan bahan-bahan berbahaya dapat menyebabkan
pencemaran udara dan limbah yang merusak lingkungan hidup. Deforestasi atau penggundulan
hutan juga menjadi penyebab kerusakan lingkungan. Hutan memiliki peran penting dalam
menjaga kelestarian lingkungan, seperti mengatur iklim, menjaga keseimbangan ekosistem, dan
menjaga ketersediaan air. Deforestasi dapat mengurangi kapasitas hutan dalam menjaga
kelestarian lingkungan dan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan seperti banjir dan tanah
longsor.
3. Bagaimana berbagai instrumen hukum nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup mampu
mendukung prinsip hukum lingkungan internasional? Apakah pemerintah Indonesia turut
berkontribusi dalam penanganan deforestasi dan kebakaran hutan secara internasional? Jelaskan!
Jawaban:
Berbagai instrumen hukum nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup mampu mendukung
prinsip hukum lingkungan internasional dengan menjamin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang berkelanjutan di tingkat nasional. Melalui instrumen hukum nasional,
negara-negara di seluruh dunia dapat memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip hukum
lingkungan internasional dan memperkuat sistem hukum nasional dalam melindungi lingkungan
hidup. Misalnya, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup di Indonesia memiliki tujuan untuk melindungi dan mengelola lingkungan
hidup secara berkelanjutan, sehingga sesuai dengan prinsip-prinsip hukum lingkungan
internasional.
Pemerintah Indonesia turut berkontribusi dalam penanganan deforestasi dan kebakaran hutan
secara internasional dengan menjadi salah satu negara penghasil karbon terbesar di dunia dan
menjadi tuan rumah Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP) ke-13 di Bali pada tahun 2007.
Pemerintah Indonesia juga telah memperkenalkan berbagai program untuk mengurangi
deforestasi dan kebakaran hutan, seperti program REDD+ (Reducing Emissions from
Deforestation and Forest Degradation), yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca
dari kegiatan deforestasi dan degradasi hutan.
4. Apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaan instrumen hokum lingkungan internasional?
Bagaimana hubungan sistem pencegahan dengan penindakan secara internasional dalam konteks
pencemaran udara dan laut lintas batas negara?
Jawaban:
Beberapa kendala yang dapat terjadi dalam pelaksanaan instrumen hukum lingkungan
internasional adalah:
Keterbatasan sumber daya: Pelaksanaan instrumen hukum lingkungan internasional
membutuhkan sumber daya yang cukup baik dari segi manusia maupun keuangan. Namun,
seringkali negara-negara yang memiliki sumber daya terbatas kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan ini.

Ketidakpatuhan: Beberapa negara mungkin tidak mematuhi instrumen hukum lingkungan


internasional karena alasan kebijakan atau ekonomi. Hal ini dapat menyebabkan kelemahan
dalam pelaksanaan instrumen tersebut.
Ketidakpastian hukum: Beberapa instrumen hukum lingkungan internasional mungkin memiliki
ketidakpastian hukum atau tidak memiliki sanksi yang cukup kuat untuk menghukum
pelanggaran. Hal ini dapat menyebabkan pelanggaran terus terjadi tanpa hukuman yang tegas.
Hubungan sistem pencegahan dengan penindakan secara internasional dalam konteks
pencemaran udara dan laut lintas batas negara dapat dijelaskan sebagai, sistem pencegahan dan
penindakan merupakan dua hal yang saling berkaitan dalam menjaga lingkungan hidup yang
sehat. Pencegahan pencemaran udara dan laut lintas batas negara harus dilakukan melalui
pengaturan dan penerapan regulasi dan standar yang memadai di tingkat nasional dan
internasional. Namun, ketika pencemaran udara dan laut lintas batas negara telah terjadi, maka
penindakan secara internasional dapat diperlukan. Negara-negara dapat mengambil tindakan
hukum melalui lembaga internasional seperti Pengadilan Internasional atau Komisi Hukum
Internasional. Negara-negara juga dapat melakukan kerjasama internasional dalam penanganan
masalah pencemaran lintas batas negara, seperti melalui perjanjian bilateral atau multilateral.

Anda mungkin juga menyukai