Anda di halaman 1dari 2

Nama: Ainayya Tasya Kamila

NIM: A.111.20.0129

Kelas: B Reguler Pagi

Mata kuliah: Hukum Pidana Khusus

Identifikasi ketentuan materiil dan formil dalam UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika.

Ketentuan materiil (UU diluar KUHP)

 Adanya sanksi administratif berupa teguran, peringatan, denda administratif,


penghentian sementara kegiatan, atau pencabutan izin mengenai pelanggaran terhadap
penyimpanan narkotika oleh industri farmasi, pedagang besar farmasi, sarana
penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit, pusat kesehatan
masyarakat, balai pengobatan, dokter, dan lembaga ilmu pengetahuan (pasal 14 ayat
4)
 Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial (Pasal 54).
 Walau dinyatakan tidak bersalah oleh hakim, yang bersangkutan tetap menjalani
pengobatan atau perawatan melalaui rehabilitasi (pasal 103).
 penyitaan barang narkotika, perampasan barang baik berupa aset dalam bentuk benda
bergerak maupun tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud serta barang-barang
atau peralatan yang digunakan untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan tindak
pidana Prekursor Narkotika (pasal 101, pasal 136).
 Ketentuan pidana terhadap pertanggungjawaban pidana narkotika terkait Narkotika
Golongan I dirumuskan dalam Pasal 111 sampai dengan Pasal 116 UU No. 35 Tahun
2009. Ketentuan pidana terhadap pertanggungjawaban pidana narkotika terkait
Narkotika Golongan II dirumuskan dalam Pasal 117 sampai pasal 121 UU No. 35
Tahun 2009. Ketentuan pidana terhadap pertanggungjawaban pidana narkotika terkait
Narkotika Golongan III dirumuskan dalam Pasal 122 sampai dengan pasal 126.
Bahwa sanksi yang diatur memuat ketentuan minimum dan maksimum baik pidana
denda dan pidana penjara.
 Korporasi dapat dijatuhi pidana denda, pencabutan izin usaha, pencabutan status
badan hukum (pasal 130)
 WNA yang melakukan tindak pidana Narkotika dilakukan pengusiran keluar dari
wilayah NKRI, tidak diperbolehkan masuk kembali ke wilayah NKRI (pasal 146).

Ketentuan Formil (diluar KUHAP)

 Dibentuknya BNN atau badan narkotika nasional untuk membantu dan mencegah
penyalahgunaan narkotika. BNN berwenang melakukan penyelidikan dan penyidikan
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (pasal 71).
 BNN, Penyidik Pegawai Negeri Sipil, dan Penyidik Kepolisian Negara Indonesia
berwenang untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika, berkoordiansi atau dapat secara bersama-sama melakukan
penyidikan (pasal 81).
 Pasal 74 (1) Perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika, termasuk perkara yang didahulukan dari perkara lain untuk diajukan ke
pengadilan guna penyelesaian secepatnya.
 Penyadapan dilakukan oleh penyidik dengan bukti permulaan yang cukup, atau jika
keadaan mendesak dapat dilakukan tanpa izin terlebih dahulu (pasal 77-78)
 Larangan menyebutkan identitas pelapo (pasal 99)

Anda mungkin juga menyukai