Anda di halaman 1dari 26

Tindak Pidana Narkotika

Ainul Azizah
Istilah narkotika

1. a drug (as opium or morphine) that in
moderate doses dulls the senses , relieve
pain, and induces profound sleep but in
excerssive doses cause stupor, coma or
convulsions.(pingsan , coma dan kejang)

2. a drug (as marijuanan or LSD) subject to
restriction similar to that of addictive whether
physiologically addictive and anrcotic ot not.

Something that soothes, relieves or lulls
(menenangkan)
Istilah, sejarah narkotika

Berasal dari bahasa yunani yakni narkoun yang berarti
lumpuh atau mati rasa.

Menurut sejarahnya th 2000 SM di samaria ditemukan
sari bunga opion (opium/candu/ papavor somniferitum)

Th 1806, fredericch wilheim menemukan modifikasi
candu dg amoniak yg kemudian dikenal dg morphin,
kemudian dipakai untuk obat penghilang rasa sakit
ketika perang.

Th 1874 alder wright mencampur morpin dg asam
anhidrat kemudian dinamakan heroin.
Istilah, Sejarah narkotika

Sedangkan kokain dari pohon coca tumbuh di peru dan
bolivia yg biasanya untuk menyembuhkan asma dan
TBC.

Candu pada zaman VOC telah menjadi komoditi antar
pulau/negara.

Di cina candu dikenal dg nama gil. Th 1839-1842 terjadi
perang candu di cina.

Peraturan berkaitan dg candu bsb di indonesia pertama
dikeluarkan oleh hindia belanda yg mengeluarkan
VMO staatblaad 1927 no 278 jo 536 yg mengatur obat
bius dan candu.
Efek menggunakan narkotika

Depresant yaitu mengeurangi aktivitas syarat
pusat,shg dipergunakan untuk tidur.

Stimulant yaitu meningkatkan keaktifan
susunan syaraf hingga meningkatkan
kemampuan fisik seseorang.

Halusinogen yaitu menimbulkan perasaan
tidak riil/khayalan

Akibat kecanduan

Rusaknya susunan syaraf pusat

Rusaknya organ tubuh (ginjl dan hati)

Timbul penyakit kulit (timbul bintik
merah)

Lemahnya fisik moral dan daya pikir

Timbul penyimpangan sosial (berbohong
dll)

Timbul aktivitas dis sosial (mencuri,
merampok)
Hk pidana positif yg berkaitan dg
narkotika

VMO staatblaad 1927 no 278 jo 536 yg
mengatur obat bius dan candu.

Inpres No 6 th 1971 isinya kepla badan
koordinasi intelejen nasional membentuk
satuan tugas, yg salah satu tugasnya adalah
menanggulangi bahaya narkotika dan obat
obat terlarang.

UU no 9 th 1976 tentang narkotika pengganti
VMO staatblaad 1927 no 278 jo 536 .
Hk pidana positif yg berkaitan dg
narkotika

UU no 22 th 1997 ttg narkotika

UU no 35 tahun 2009 tentang narkotika.
UU no 9 th 1976

Yg dimaksud dg narkotika : kokain, morfin, bahan
lain turunan kokain dan morfin, opium (mentah,
masak, obat) tanaman koka, daun koka, kokain
mentah, ekgonina (turnan kokain), semuan
canabis/ganja, damar ganja. UU ini mengatur ttg

Tanaman tsb, memproduksi mengolah, meracik
ganja dll, memiliki/menguasai koa dll, membawa
mengirim mengangkut, menye lundupkan ganja
dll, mengimpor ekspor menyalurkan menjaul
ganja dll, menggunakan untuk dirisendiri/or lain.
UU no 22 th 1997

Narkotika dibagi menjadi tiga golongan

a. gol I narkotika yg dipergunakan untuk ilmu
pengetahuan , tidak untuk terapi mempunyai
potensi ketergantungan diantaranay
papaver somarivum, opium, koka, ganja dll

B gol II, narkotika yg berkhasiat untuk
pengobatan yg digunakan sbg pilihan
terkhir, dpt digunakan untuk terapi
ataupengembangan ilmum pengetahuan spt
hidromorfina ekogina dan 87 macam lainya.
UU no 22 th 1997

c. narkotika gol III. Narkotika yg
berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi/ iptek
mempunyai potensi ringan
ketergantungan. Seperti :
asetildihirokodeina,
TP Narkotika berdasar UU
22/1997
1. Menyangkut produksi nakotika.
2. Menyangkut pengakutan dan transito narkotika
3. menyangkut penguasaan narkotika
4. menyangkut penyalahgunaann narkotika
5. Menyangkut kriminalisasi terhadap perbuatan yang
tidak melaporkan pecandu narkotika
6. Menyangkut label dan publikasi narkotika
7. Menyangkut proses hukum terhadap tindak pidana
narkotika.
Definisi narkotika
narkotika adalah zat/obat yg berasal dr
tanaman atau bukan tanaman , sintetis
atau semisintetis yg dapat menyebabkan
penurunan /perubahan kesadaran,
hilangya rasa, mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan dapat
ketergantungan yg dibedakan dlm
golongan golongan sbgm terlampir. No
35/2009, pasal 1 angka 1 )
Tp narkotika uu 35/2009

Diatur mulai Pasal 111sampai pasal 147.

Ps 111menanam , mengauasai,
menyimpan, memelihara narkotika gol
1 penjara min 4 th maks 12 th dan
denda min 800 jt maks 8 miliar
TP Narkotika berdasarkan
UU 35 /2009
1. Menyangkut produksi nakotika.
2. Menyangkut pengakutan dan transito narkotika
3. menyangkut penguasaan narkotika dan prekursor narkotika
4. menyangkut penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika
5. Menyangkut kriminalisasi terhadap perbuatan yang tidak
melaporkan pecandu narkotika
6. Menyangkut label dan publikasi narkotika
7. Menyangkut proses hukum terhadap tindak pidana narkotika.
8. Rehabilitasi baik sosial maupun medis.
TP Narkotika berdasarkan UU
35/2009
1. Menanam, memilihara , menyimpan, menguasai, menyediakan narkotika
golongan I dalam bentuk tanaman (pasal 111)
2. Memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan narkotika golongan I
bukan tanaman. (pasal 112)
3. Memproduksi /mengimpor, mengekspor, menyalurkan narkotika golongan
I . (pasal 113)

Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara


dalam jual beli, menukar, menyerahkan narkotika golongan I. (pasal 114)
5. Membawa, mengirim, mengangkut atau mentransito narkotika golongan I.
(pasal 115)
6. Menggunakan narkotika golongan I terhadap orang lain atau memberikan
narkotika golongan I terhadap orang lain. (pasal 116)
TP Narkotika berdasarkan UU
35/2009
7. Memiliki, menyimpan, menguasai , menyediakan narkotika
golongan II. (pasal 117)
8. Memproduksi /mengimpor, mengekspor, menyalurkan
narkotika golongan II. (pasal 118)
9. Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima,
menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan
narkotika golongan II. (pasal 119)
10. Membawa, mengirim, mengangkut atau mentransito narkotika
golongan II. (pasal 120)
11. Menggunakan narkotika golongan II terhadap orang lain
atau memberikan narkotika golongan II terhadap orang lain.
(pasal 121)
TP Narkotikan berdasarkan
UU 35/2009
12. Memiliki, menyimpan, menguasai , menyediakan
narkotika golongan III. (pasal 122)
13. Memproduksi / mengimpor, mengekspor, menyalurkan
narkotika golongan III. (pasal 123)
14. Memproduksi /mengimpor, mengekspor, menyalurkan
narkotika golongan III. (Pasal 124)
15. Membawa, mengirim, mengangkut atau mentransito
narkotika golongan III (pasal 125)
16. Menggunakan narkotika golongan III terhadap orang
lain atau memberikan narkotika golongan III terhadap
orang lain. (pasal 126)
TP Narkotika berdasarkan
UU 35/2009
17. Penyalahgunaan narkotika golongan I, II, III, untuk
diri sendiri (pasal 127)
18. Berkaitan dengan Orang tua /wali pecandu yang
belum cukup umur, pecandu yang belum cukup
umur. (pasal 128)
18. Memiliki menyimpan, menguasai, menyediakan,
memproduksi, mengimpor mengekspor, menjual,
membeli , menrima prekursor narkotika untuk
pembuatan narkotika. (pasal 129)
19. Pasal 11 sampai 129 dilakukan oleh korporasi
diperberat (pasal 130)
TP Narkotika berdasarkan
UU 35/2009
20. Tidak melaporkan perbuatan pasal 111 samapai 129
(pasal 131)
21. Permufakatan jahat dan prekursor narkotika sesuai
dengan pasal 111 sampai 129. (pasal 132)
22. Menyuruh, memberi kesempatan, menganjurkan,
memaksa dengan ancaman kekerasan atau
membujuk anak dibawah umur melakukan tindak
pidana sesuai pasal 111 sampai pasal 129. (pasal 133)
23. Pecandu narkoba tidak melaporkan diri . (pasal 134)
24. Pengurus farmasi tidak melaksanakan kewajiban
mencantumkan label kemasan narkotika. (pasal 135)
TP Narkotika berdasarkan
UU 35/2009
25.Hasil dari tindak pidana narkotika dan prekursor
dirampas oleh negara. (pasal 136)
26. Menempatkan, menyimpan, menyamarkan,
mebelanjakan, menitipkan, menginvestasikan uang ,
harta dan aset lain dari hasil tindak pidana narkotika.
(Pasal 137)
27. Menghalang halangi penyidikan tindak pidana
Narkotika. (pasal 138)
28. Nahkoda atau kapten penerbang tidak melaksanakan
pembuatan berita acara muatan, melaporkan,
pembongkar an muatan narkotika. (pasal 139)
TP Narkotika berdasarkan
UU 35/2009
29. PPNS tidak melaksanakan penyitaan narkotika
dan menyerahkan barang sitaan beserta berita
acaranya. pasal 140
30. Kepala kejaksaan tidak melaksanakan
penyitaan, menetapkan status barang sitaan,
menyimpan, memusnahkan barang sitaan. pasal
141.
31. Petugas laboratorium memalsukan hasil
pengujian kepada penyidik. pasal 141.
TP Narkotika berdasarkan
UU 35/2009

32. Saksi yang memberi keterangan tidak


benar pasal 142.
33. Pengulangan tindak pidana narkotika
34. Setiap orang melakukan tindak pidana
narkotika di luar wil indonesia berlaku UU
ini.
35 WN A yang melakukan tindak pidana
narkotika akan diusir dari wil. indonesia.
Tabel sanksi pidana TP narkotika gol I
Tabel sanksi pidana TP Narkotika gol II
Tabel sanksi pidana TP narkotika gol III

Anda mungkin juga menyukai