Anda di halaman 1dari 47

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI


2.1. Tinjauan Umum

2.1.1 Pengertian Pusat Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah fasilitas yang sifatnya semi tertutup, maksudnya


hanya orang – orang tertentu dengan kepentingan khusus yang dapat
memasuki area ini. Rehabilitasi narkoba adalah tempat yang memberikan
pelatihan ketrampilan dan pengetahuan untuk menghindarkan diri dari
narkoba[1].

Lembaga rehabilitasi medis adalah fasilitas pelayanan kesehatan


yang melaksanakan rehabilitas medis bagi pecandu,korban penyalahgunaan
dan penyalahguna narkotika, sementara lembaga rehabilitas sosial adalah
tempat atau panti yang melaksanakan rehabilitasi sosial bagi
pecandu,korban penyalahgunaan dan penyalahguna narkotika yang dikelola
oleh pemerintah[2].

Sedangkan menurut lembaga-lembaga pemerintah adalah sebagai


berikut:

 Menurut Badan Narkotika Nasional Pusat rehabilitasi narkoba adalah


sebuah tempat yang dikhususkan untuk merehabilitasi
korbanpenyalahgunaan narkoba. Tempat rehabilitasi narkoba di
tegaskan untuk menangani pasien atau korban peecandu narkoba,
sehingga di lakukan pengobatan dan pengembalian kesehatan
masyarakat dari memakai ataupun ketergantungan kepada obat-
obatan narkoba.[3]

1 pengertian rehabilitasi, diakses http://id.wikipedia.org/wiki/narkoba/,pada tanggal 20


oktober 2018,pkl 15;30
2 lampiran peraturan kemenham, “

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/peraturan_lpnk_ma_nomor_01_pb_ma_iii
_2014_tahun_2014_11e4a53b79a450cab32f313631323339.htm”
3 bnn, diakses http://bnn.co.id/pada pada tangga 20 oktober 2018 pkl l 14:00

II - 1
 Menurut Kepmenkes Nomor 2415/menkes/per/xii/2011 Rehabilitasi
medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk
membebaskan pecandu dari ketergantungan Narkotika [4]
 David Arnot, dkk (2009) adalah sebuah kegiatan ataupun proses
untuk membantu para penderita yang mempunyai penyakit serius atau
cacat yang memerlukan pengobatan medis untuk mencapai
kemampuan fisik psikologis, dan sosial yang maksimal [5].

“The aims of the Warley rehabilitation programme were to


extinguish or reduce problematic behaviours that were preventing
discharge into the community homes which had been provided for the rest
of the long-stay population” [6]
Menurut kutipan “ Julian Leff · Andrew Szmidla “ di atas, dikatakan
bahwa tujuan dari rehabilitasi adalah untuk memadamkan dan mengurangi
perilaku bermasalah yang dilakukan oleh pecandu narkoba dengan cara
menjalani program pemulihan yang telah di atur oleh pusat rehabilitasi sesuai
dengan tingkat kecanduan per individu. Home comunity yang di maksud
bertujuan untuk memberikan rasa diterima masyarakat dengan cara
pendekatan ruang bebas seperti di rumah untuk menampilkan kesan nyaman
dan semangat hidup sehingga para pecandu tidak akan tertekan dan akan
tetap menjalani proses pemulihan di tempat rehabilitasi dengan baik.

2.2. Sejarah Narkoba


Kurang lebih th. 2000 SM di Samaria dikenal sari bunga opion atau
kemudian dikenal opium (candu = papavor somniferitum). Bunga ini tumbuh
subur di daerah dataran tinggi di atas ketinggian 500 meter di atas
permukaan laut. Penyebaran selanjutnya adalah ke arah India,Cina dan
wilayah-wilayah Asia lainnya.Cina kemudian menjadi tempat yang sangat

4 Kepmenkes Nomor 2415/menkes/per/xii/2011)


5 David Arnot, dkk (2009). Pustaka kesehatan Populer Pengobatan Praktis: perawatan
Alternatif dan tradisional, volume 7. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. hlm. 180
6 Julian Leff · Andrew Szmidla; Soc Psychiatry Psychiatr Epidemiol (2002) 37: 532 – 536

II - 2
subur dalam penyebaran candu ini (dimungkinkan karena iklim dan keadaan
negeri).Memasuki abad ke XVII masalah candu ini bagi Cina telah menjadi
masalah nasional; bahkan di abad XIX terjadi perangcandu dimana akhirnya
Cina ditaklukan Inggris dengan harus merelakan Hong Kong.[7]

Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich


Wilhelim sertuner menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak
yang kemudian dikenal sebagai Morphin (diambil dari nama dewa mimpi
Yunani yang bernama Morphius).[8] Tahun 1856 waktu pecah perang
saudara di A.S. Morphin ini sangat populer dipergunakan untuk penghilang
rasa sakit luka-luka perang sebahagian tahanan-tahanan tersebut
"ketagihan" disebut sebagai "penyakit tentara"
Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London, merebus
cairan morphin dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis
jamur) Campuran ini membawa efek ketika diuji coba kepada anjing yaitu:
anjing tersebut tiarap, ketakutan, mengantuk dan muntah-muntah. Namun
tahun 1898 pabrik obat "Bayer" memproduksi obat tersebut dengannama
Heroin, sebagai obat resmi penghilang sakit (pain killer).[9]
Tahun 60-an - 70-an pusat penyebaran candu dunia berada pada
daerah "Golden Triangle" yaitu Myanmar, Thailand & Laos. Dengan
produksi: 700 ribu ton setiap tahun. Juga pada daerah "Golden Crescent"
yaitu Pakistan, Iran dan Afganistan dari Golden Crescent menuju Afrika
danAmerika. Selain morphin & heroin adalagi jenis lain yaitu kokain (ery
throxylor coca) berasal dari tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan
Bolavia. Biasanya digunakan untuk penyembuhan Asma dan TBC.[10]

7 Triasmarasari Steffie Cindikia, Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba di Provinsi


Daerah Istimewa Yogyakarta, Tugas Akhir (S1) Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2004,
hlm 12
8 http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2011/10/31/189/sejarah-singkat-narkoba
9 http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2011/10/31/189/sejarah-singkat-narkoba
10 Triasmarasari Steffie Cindikia, Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba di Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta, Tugas Akhir (S1) Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2004,
hlm 13

II - 3
Di akhir tahun 70-an ketika tingkat tekanan hidup manusia semakin
meningkat serta tekhnologi mendukung maka diberilah campuran-campuran
khusus agar candu tersebut dapat juga dalam bentuk obat-obatan.

2.3. Pengertian Narkoba


Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan
sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang tersebut.[11].
Yang termasuk jenis narkotika adalah:
a. Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko),
opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar
ganja.
b. Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta
campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan
tersebut di atas.
c. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental
dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997).
d. Terdapat empat golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut,
namun setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika,
maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan
narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika
hanya menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-
Undang No. 5/1997. Zat yang termasuk psikotropika antara lain:

11 Undang-Undang No. 35 tahun 2009

II - 4
No Nama Narkotika Jenis Golongan & UUD
1 Sedatin (Pil BK). psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
2 Rohypnol. psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
3 Magadon. psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
4 Valium psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
5 Mandrax psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
6 Amfetamine psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
7 Fensiklidin psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
8 Metakualon psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
9 Metifenidat. psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
10 Fenobarbital. psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
11 Flunitrazepam. psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
12 Flunitrazepam psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
13 Ekstas psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
14 Shabu-shabu psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
15 LSD (Lycergic Syntetic psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
Diethylamide)
Tabel 2.1 Jenis Narkotika Golongan III&IV
Sumber :UUD No.5 Th 1997

Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi


sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau
kokaina yang dapat mengganggu sistem saraf pusat, seperti:

 Alkohol yang mengandung ethyl etanol.


 inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang
menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman
yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap.
 Contoh: lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya.

II - 5
2.3.1. Pengedaran Narkotika

Hingga kini penyebaran penyalahgunaan narkoba sudah hampir tak


bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan
mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Tentu saja hal ini bisa membuat orang tua, organisasi masyarakat, dan
pemerintah khawatir. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering
dilakukan,namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba
dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP
pun banyak yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba. Hingga
saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba
pada anak-anak adalah pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan untuk
mengawasi dan mendidik anaknya agar selalu menjauhi penyalahgunaan
Narkoba.[12]

2.4. Golongan Narkotika

Setiap jenis narkoba mempunyai level dan golongannya masing-


masing sesuai yang diatur oleh pemerintah. Itu karena tidak semua narkotika
dan psikotropika dilarang penggunaanya. Utama dibidang kedokteran dan
pengembangan pengetahuan.
a. Narkoba golongan 1 (I) adalah narkoba yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi. Oleh karenanya, siapapun yang menggunakan, memiliki,
memproduksi, mendsitribusikan apalagi mengedarkan jenis jenis zat
golongan 1, dapat dikenakan pidana sesuai hukum yang berlaku. Efek
narkoba ini menimbulkan ketergantungan
b. Narkoba golongan 2 (II) adalah narkoba yang memiliki khasiat di
pengobatan, dapat digunakan untuk pengobatan atau terapi namun
sebagai pilihan terakhir. Golongan II juga dapat digunakan untuk

12 Wikipedia diakses di https://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba pada tanggal 21 Oktober 2018

II - 6
pengembangan ilmu pengetahuan. Narkotika golongan ini masih memiliki
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
c. Narkoba golongan 3 (III) adalah jenis narkoba yang berkhasiat dalam
pengobatan / terapi dan dapat digunakan juga untuk pengembangan ilmu
pengetahuan. Narkoba golongan ini hanya mempunyai potensi ringan
untuk mengakibatkan ketergantungan.
2.4.1. Jenis Jenis Narkotika
Berdasarkan data dari detikcom, terdapat 644 jenis narkoba yang
beredar di dunia. Dari jumlah tersebut, 43 jenis jenis narkoba baru telah
dimasukkan dalam Permenkes No. 2 Tahun 2017 tentang perubahan
penggolongan narkotika. Sementara itu, terdapat 65 jenis narkoba baru yang
beredar di Indonesia. Jadi, terdapat 22 jenis narkoba baru yang belum
tertulis di Permenkes. Macam-macam narkoba dan gambarnya telah diatur
dalam Permenkes No. 2 Tahun 2017. [13]
Jenis-jenis narkoba yang paling banyak dipakai di Indonesia adalah
shabu, ekstasi, ganja, heroin, kokain, morfin, opium, kokain, dan putauw.
Jenis jenis tersebut juga paling banyak beredar di Indonesia.
a. Golongan I : ganja, heroin, kokain, morfin, opium, Tembakau gorila, DMT,
MDPV dll
b. Golongan II : benzetidin, betametadol, petidin dan turunannya dll
c. Golongan III : kodein dan turunannya, metadon, naltrexon dll

2.4.2. Jenis Jenis Psikotropika


a. Golongan I : MDMA/ekstasi, LSD dan STP dll
b. Golongan II : amfetamin, metilfenidat atau ritalin. Dll
c. Golongan III :(umibal, buprenorsina, pentobarbital, Flunitrazepam dan
sebagainya
d. Golongan IV : nitrazepam, Aminorex , dumolid, diazepam dan lain

13
Detik.com

II - 7
2.4.3. Jenis- Jenis Bahan Adiktif
Alkohol, Nikotin dan bahan lain yang memabukan, Thinner dan zat
lain yang dihirup memabukan, seperti penghapus cair, cat, aseton, lem kayu
dll.
*menurut UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Psikotropika golongan
1 dan 2 termasuk kedalam jenis Narkotika*.

2.4.4. Macam-macam narkoba


Jenis dan macam-macam narkoba bias dilihat dalam daftar dibawah ini
disertai dengan foto :
No Nama Contoh Visual Keterangan Sumber
1 Ganja Ganja juga dikenal dengan Ganja/pi
Marijuan nama marijuana atau cimeng, xabay.c
a Obat terlarang berwarna agak om
kehijauan dan agak lembab ini
dikonsumsi dengan cara
dimasukan ke dalam lintingan
rokok
2 Heroin Obat-obatan terlarang ini Heroin/P
berbentuk bubuk. Nama lainnya utowpub
adalah putauw, bedak, dan licbroad
etep. Heroin dikonsumsi dengan casting.
dihisap atau memasukkan ne
bubuk tersebut pada rokok.
Cara lainnya dengan
menyuntikkan ke tubuh

II - 8
No Nama Contoh Visual Keterangan Sumber
3 Kokain Kokaina atau kokain adalah Kokain/
atau senyawa sintetis yang dapat weltderw
Cocaine memicu atau mengahancurkan under.
metabolisme sel menjadi
berkali-kali lipat lebih cepat.
Serbuk kristal putih ini berasal
dari tumbuhan koka
(Erythroxylon coca)
4 LSD LSD atau disebut juga Lysergyc Diethyla
(Lyserg Acid Diethylamide adalah jenis mide |
yc Acid narkotika sintetis yang terbuat google
Diethyla dari saripati erg ima
mide

5 Sabu- Sabu (shabu) adalah jenis helloseh


Sabu narkoba yang paling banyak at.com
ditemukan di Indonesia. Nama
lainnya adalah meth,
metamfetamin, kristal, kapur,
dan es. Bentuknya putih, tidak
berbau, dan rasanya pahit
6 Ekstasi Salah satu jenis obat-obatan youtube.
atau terlarang jenis psikotropika com
Inex adalah ekstasi. Jenis ini
menimbulkan efek kesadaran
indra yang lebih peka

II - 9
No Nama Contoh Visual Keterangan Sumber
7 Morfin Morfin merupakan getah opium narkoba
yang dicampur dan diolah 76.blogs
dengan zat-zat kimia tertentu pot.com
yang mempunyai daya
analgesik kuat berbentuk
Kristal.biasanya digunakan
untuk biusan dalam operasi
(pembedahan) untuk penghilang
rasa
8 Flakka Flakka adalah jenis narkoba cnn.com
paling berbahaya saat ini. Efek
dari narkoba berbentuk kristal
putih atau pink dengan bau
menyengat ini membuat
penggunanya bertingkah liar
dan hilang kendali seperti
zombie.
9 Tembak Tembakau gorila mengandung health.d
au campuran cairan ganja sintetis etik.com
Gorila atau Synthetic Cannabinoid

10 Crack Kokain crack adalah jenis Cocaien


Coccain kokain paling berbahaya karena dea.
e kadar kemurniannya diatas org
75%. Jauh lebih kuat dari kokain
pada umumnya

II - 10
No Nama Contoh Visual Keterangan Sumber
11 Metado Metadon adalah narkotik sintetis metadon
n yang memiliki efek kuat seperti e|google
putaw (heroin) atau morfin. images
Namun tidak memiliki efek
sedatif yang kuat. Metadon
biasanya digunakan pada
pengobatan untuk pemulihan
pengguna heroin.

12 Barbitur Arbiturat adalah obat penenang Barbitur


at yang digunakan untuk at|thejou
mengurangi aktivitas di otak rnal.ie
atau depresan sistem saraf
pusat.

13 Angel Angel Dust atau Phencyclidine Angel


Dust (PCP) sebetulnya digunakan dust|goo
untuk anestesi atau pembiusan gle
dalam bidang kedokteran. images

14 Alkohol Alkohol tergolong zat depresan, Alkohol|


berarti ia memperlambat fungsi- google
fungsi tubuh yang vital— images
mengakibatkan cadel, gerakan
goyah, persepsi yang terganggu
dan ketidakmampuan untuk
cepat bereaksi.

II - 11
No Nama Contoh Visual Keterangan Sumber
Nikotin Nikotin adalah jenis zat yang Nokotin|
terdapat dalam daun tembakau http://su
dalam hal ini rokok. chthaufe
n.supro.
at

Tabel 2.2 Macam-macam Narkotika

2.5. Efek Samping Narkotika


2.5.1. Macam-Macam Efek Pecandu

Macam-macam narkoba tentu saja memilki bermacam efek yang


berbeda pula. Ada beberapa jenis jenis narkoba yang membuat
penggunanya berhalusinasi tinggi, tenang atau kecanduan. Berikut efek-
efek narkoba terhadap pemakainya

a. Halusinogen
Halusinonen adalah efek dimana si pemakai berhalusinasi tinggi dan
kuat. Ia berada dalam alamnya sendiri dengan bermacam
halusinasinya. Seperti, melihat sosok benda atau hal yang sebetulnya
tidak nyata. Merasakan perubahan benda-benda disekitarnya.
Melayang, terbang, berjalan-jalan dan lain sebagainya.

b. Stimulan
Stimulan adalah efek dimana narkoba dapat mempercepat kinerja
jantung dan otak. Efek stimulan pada narkoba membuat si pemakai
seperti memiliki tenaga eksta. Ia tidak mudah lelah dan selalu merasa
gembira.

c. Depresan
Depresan adalah efek dimana narkoba menekan aktivitas fungsional
tubuh dan sistem saraf. Sehingga si pemakai narkoba dengan efek
depresan akan merasa tenang, tertidur atau pingsan.

II - 12
d. Adiktif
Efek narkoba jenis ini mengibatkan si pemakai menjadi pecandu.
Kandungan zat dalam narkoba berefek adiktif ini dapat memutuskan
saraf otak dan membuat si pemakai merasa ingin dan terus ingin
memakai zat-zat tersebut.

Pemerintah sebetulnya sudah mengadakan beberapa program


pemberantasan narkoba.Program tersebut misalnya penindakan terhadap
target operasi, pelaksanaan gerakan operasi terpadu, penyuluhan, serta
pengoptimalan peran masyarakat dan media massa untuk menyebarkan
bahaya narkoba dan penyelidikan terhadap jaringan-jaringan narkoba.

2.5.2. Konsekuensi Akibat Penyalahgunaan Narkoba

Konsekuensi yang dialami pecandu narkotika menurut Laporan


Executive summary dapat dipaparkan sebagai berikut :

a. Kejadian Sakit
Mereka yang memakai narkoba pada umumnya beresiko terkena
berbagai penyakit dari hasil survei yang sering dialami adalah sebagai
berikut :
 46% Selera Makan Berkurang
 30% Rasa Sesak didada
 34% Rasa mual berlebihan
 31% Rasa lelah berkepanjangan
 23% Rasa sakit pada ulu hati

Secara umum, pecandu suntik lebih tinggi persentasenya yang


melaporkan keluhan atau gejala sakit dibanding kelompok lain. Sebanyak
41% responden mengaku keluhan tersebut menyebabkan gangguan
aktivitas fisik/mental.

II - 13
b. Jenis Penyakit
Pola penyakit hasil pemeriksaan yang dilaporkan kelompok
penyalahguna berbanding lurus dengan tingkat pemakaian narkoba dimana
tingkat penyalahgunaan makin tinggi maka persentase yang melaporkan
hasil pemeriksaan sakitnya lebih banyak. Hasil survei :
 25% Mengalami kejiwaan/Depresi
 16% Mengalami Sakit Paru-paru
 15% HIV/AIDS
 15% Sakit syaraf/Sendi
 9% Hepatitis C
c. Akibat Overdosis
 17% Pernah mengalami overdosis
 32% Dialami oleh penggunaan dengan metode suntik

2.6. Cara Pengobatan Pecandu Narkotika


2.6.1. Program Pemulihan
Program yang akan diikuti oleh pecandu narkotika dapat dijelaskan
pada table berikut ini :

No Metode/Program Golongan Manfaat


Penyembuhan

1 Program Pecandu membuat stabil mental emosional


Rehabilitasi Berat
Dengan Sistem Jenis Menurunkan resiko penularan
Medis Heroin HIV/AIDS

Mendorong adiksi lebih sehat


Menurunkan tindak criminal

II - 14
No Metode/Program Golongan Manfaat
Penyembuhan

2 Program Terapi Warga Mengatasi keluhan fisik


Complementer Binaan
Pengidap Untuk mencegahadanya penyakit
HIV baru.

Menghindari tingkat stress yang


tinggi

3 Program Warga Membantu narapidana dalam


Rehabilitasi Binaan ( tahapan belajar
Dengan Sistem Semua
Memberikan pengetahuan untuk
Medis Pecandu )
mencapai kebahagiaan bagi diri
sendiri maupun orang lain.

Membantu memperbaiki dan


meningkatkan seseorang dalam
menghadapi rasa bersalah dan
mampu mengendalikan diri dari
sifat emosional dll

4 Program Warga Program pesantren terpadu


Rehabilitasi After Binaan (
Care Semua
Pecandu )

5 Kegiatan Kerja Warga Untuk menggali potensi dari para


Binaan ( NAPZA untuk menyalurkan
Semua bakatnya dan memberikan
Pecandu )
kerampilan-ketrampilan untuk
mengisi kegiatan yang bermanfaat.

6 Kegiatan Warga untuk mengasah kemampuan seni


Olahraga, seni dan Binaan ( pada para pecandu agar mampu
budaya Semua menyalurkan bakat mereka, dari
Pecandu ) menyanyi, tari dll

II - 15
No Metode/Program Golongan Manfaat
Penyembuhan

7 Program Pecandu Terapi Sosial


Pengobatan Opiat
Dengan Terapi Terapi Moral

Terapi Medis

Konsep penyembuhan terhadap


pecandu berat dengan
menggunakan obat lain

8 Terapi Psikologis Warga metode terapi ini bertujuan agar


Binaan ( mampu mengendalikan tingkat
Semua emosional, sehingga pecandu tidak
Pecandu ) bermaslah dengan obat-obatan
lain.Terapi ini biasa dilakukan pada
konseling pribadi maupun
rehabilitasi itu sendiri.

Tabel 2.1. Program Pemulihan


Sumber :Google.com

2.7. Persyaratan Tekhnis

Pedoman-pedoman yang akan menjadi Pusat Rehabilitasi Narkotika


ini akan memudahkan dalam merancang dan memberikan standar-
standar bangunan narkotika yang akan diterapkan,antara lain :
2.7.1. Persyaratan Struktur

Persyaratan Struktur Bangunan Ruang rehabilitasi medik.

a. Bangunan ruang rehabilitasi medik, strukturnya harus direncanakan


kuat/kokoh, danstabil dalam memikul beban/kombinasi beban dan
memenuhi persyaratan kelayanan (serviceability) selama umur
layanan yang direncanakan dengan mempertimbangkan fungsi
bangunan ruang rehabilitasi medik, lokasi, keawetan, dan
kemungkinan pelaksanaan konstruksinya.
b. Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruh-
pengaruh aksi sebagai akibat dari beban-beban yang mungkin bekerja

II - 16
selama umur layanan struktur, baik beban muatan tetap maupun
beban muatan sementara yang timbul akibat gempa dan angin.
c. Dalam perencanaan struktur bangunan gedung terhadap pengaruh
gempa, semua unsur struktur bangunan ruang rehabilitasi medik, baik
bagian dari sub struktur maupun struktur bangunan, harus
diperhitungkan memikul pengaruh gempa rancangan sesuai dengan
zona gempanya.
d. Struktur bangunan ruang rehabilitasi medik harus direncanakan
secara detail sehingga pada kondisi pembebanan maksimum yang
direncanakan, apabila terjadi keruntuhan, kondisi strukturnya masih
dapat memungkinkan pengguna bangunan ruang rehabilitasi medik
menyelamatankan diri.
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembebanan, ketahanan terhadap
gempa dan/atau angin, dan perhitungan strukturnya mengikuti
pedoman dan standar teknis yang berlaku.

2.7.2. Persyaratan Kebutuhan Ruang

No Nama Ruangan Fungsi


Persyaratan

1 Loket Ruangan tempat pasien RM melakukan


pendaftaran dan pendaftaran, pendataan awal dan ulang
pendataan untuk segera mendapat suatu tindakan

2 Ruang tunggu Ruang pasien RM dan pengantar. Pasien


pasien. RM menunggu diberikannya pelayanan
rehabilitasi medik.

3 Ruang Ruangan tempat Dokter spesialis


Rehabilitasi Medik melakukan pemeriksaan
pemeriksaan dan
(antara lain seperti : anamesa,
penilaian Dokter
pemeriksaan dan asesmen fisik), diagnosis
spesialis rawat maupun prognosis terhadap pasiennya,
medik. maupun tempat pasien RM melakukan
konsultasi medis dengan Dokter spesialis
Rehabilitasi Medik

II - 17
No Nama Ruangan Fungsi
Persyaratan

4 Ruang Pengembangan dari fungsi Rehabilitasi


Medik di mana pada ruangan ini dilakukan
Pemeriksaan
pemeriksaan dengan alat diagnostik seperti
Diagnostik
EMG, EMG Biofeedback,dan lain-lain.
Rehabilitasi
Medik.

5 Ruang Ruangan tempat Psikolog melakukan


Pemeriksaan pemeriksaan (antara lain : anamesa,
dan penilaian pemeriksaan & asesmen psikologis),
psikologi diagnosis maupun prognosis terhadap
pasiennya, maupun tempat pasien RM
melakukan konsultasi psikologi dengan
psikolog.

6 Ruang
Fisioterapi

7 Ruang Ruangan yang digunakan oleh (umumnya)


atlit-atlit / olahragawan dengan
Pemulihan
menggunakan alat-alat khusus Sport-Medis
Cedera Olah
(di Indonesia umumnya digunakan sistem
Raga RM dari Cybex) untuk meningkatkan
kemampuan fisik dengan perkembangan
kemampuan yang terukur dalam mencapai
target fungsional tertentu.

8 Ruang Fitness Ruangan fitness Rumah Sakit yang


Rehabilitasi ditempatkan di Ruang rehabilitasi medik
Medik bekerja sama dengan Kedokteran Olah
Raga dengan maksud agar masyarakat
pengguna Rumah Sakit maupun Petugas
Rumah Sakit dapat memahami dan
memanfaatkan Rehabilitasi Medik
walaupun dalam kondisi jasmaniah sehat.

II - 18
No Nama Ruangan Fungsi
Persyaratan

9 Ruang Ruangan fitness Rumah Sakit yang


Pelayanan OP. ditempatkan di Ruang rehabilitasi medik
bekerja sama dengan Kedokteran Olah
Raga dengan maksud agar masyarakat
pengguna Rumah Sakit maupun Petugas
Rumah Sakit dapat memahami dan
memanfaatkan Rehabilitasi Medik
walaupun dalam kondisi jasmaniah sehat.

10 Ruang Terapi
Okupasi dan
Terapi
Vokasional.

11 Ruang Terapi Ruangan tempat Terapis Okupasi


melakukan terapi secara Individual /
Okupasi
personal (hanya berdua), umumnya karena
Individual anak.
pasien RM anak membutuhkan pelayanan
yang khusus.

12 Ruang Terapi Ruangan tempat Terapis Okupasi


Okupasi klasikal melakukan terapi secara kelompok kepada
anak. pasien RM anak (umumnya lebih dari 3
orang pasien) yang mana hal ini umumnya
ditujukan agar pasien RM anak dapat
bersosialisasi dan berinteraksi antar
sesama PENCA ataupun Pasien RM
dengan cacat (handycap) yang relatif sama

13 Ruang Terapi Ruangan tempat Terapis Okupasi / Terapis


ADL (Activity Vokasional melakukan terapi kepada
Daily Living) dan pasien RM (baik secara individual/personal
Terapi maupun kelompok) dalam suatu model.
Vokasional*
(Vocational
Theraphy).

14 Ruang Sensori Ruangan tempat Terapis Okupasi

II - 19
No Nama Ruangan Fungsi
Persyaratan

Integrasi (SI) melakukan terapi secara (umumnya)


Anak. kelompok kepada pasien RM anak untuk
merangsang panca-indera serta gerak
motorik halus dan kasar dalam bentuk
suatu daerah bermain yang dilengkapi
pelindung-pelindung khusus

15 Ruang Relaksasi Ruangan tempat Psikolog melakukan


/ Perangsangan pemeriksaan (antara lain : anamesa,
Audio-Visual. pemeriksaan & asesmen psikologis),
diagnosis maupun prognosis terhadap
pasiennya, maupun tempat pasien RM
melakukan konsultasi psikologi dengan
psikolog.

16 Daerah Okupasi Suatu daerah (yang umumnya terletak


dekat dengan fasilitas Rehabilitasi Medik)
Terapi Terbuka
berupa daerah terbuka hijau/taman yang
(OT Outdoor
juga digunakan sebagai daerah Latihan
Area). Terapi Okupasi Dewasa (dan Anak) berupa
suatu jalur jalan (Walking Track) dengan
benda-benda Fasilitas Terapi

17 Ruang Terapi
Wicara

18 Ruang Kerja Ruang kerja para Petugas Instalasi RM


Administrasi, yang mengurusi masalah keuangan,
Keuangan & administrasi dan personalia di unit
Personalia Pelayanan Rehabilitasi Medik, umumnya
Rehabilitasi Petugas Instalasi RM yang ada merupakan
Medik petugas yang ditempatkan oleh Unit
Keuangan maupun Administrasi dan
Personalia dari Rumah Sakit.

19 Gudang Ruang penyimpanan material bahan baku


maupun sebagian peralatan kerja (yang

II - 20
No Nama Ruangan Fungsi
Persyaratan

Material Bahan belum digunakan) di bengkel OP

dan Alat OP

20 Ruang ganti dan Ruang ganti pakaian dan menyimpan


Lemari simpan barang-barang pribadi (yang tidak
(Loker) Petugas dibutuhkan saat memberikan pelayanan)
Rumah Sakit. untuk Petugas Ruang rehabilitasi medik.

21 Ruang ganti dan Ruangan ganti pakaian dan menyimpan


barang-barang pribadi (yang tidak
Lemari simpan
dibutuhkan saat menerima pelayanan)
(Loker) Pasien
untuk Pasien RM..
RM

22 Gudang. • Gudang Peralatan Medis


Ruangan -
Rehabilitasi Medik,
ruangan lain.
• Ruang penyimpanan peralatan
Rehabilitasi Medik yang belum terpakai
(atau sedang tidak terpakai) untuk
pelayanan pasien RM.

• Gudang Linen dan Farmasi


Rehabilitasi Medik.

Ruang penyimpanan linen bersih (misalnya


: handuk, tirai & sprei) dan juga perbekalan
farmasi untuk terapi (misalnya : parafin,
alkohol, kapas, tissue, jelly).

 Gudang kotor Rehabilitasi Medik.

Ruang penyimpanan alat-alat, juga perabot


Rehabilitasi Medik yang sudah tidak dapat
digunakan lagi tetapi belum dapat
dihapuskan dengan segera (sebaiknya

II - 21
No Nama Ruangan Fungsi
Persyaratan

diberikan akses yang tidak menghadap


kearah koridor/ruang pelayanan pasien
tetapi menghadap ke arah luar dari
ruangan Rehabilitasi Medik).

• Gudang kotor Rehabilitasi Medik.


Ruang penyimpanan alat-alat, juga
perabot Rehabilitasi Medik yang sudah
tidak dapat digunakan lagi tetapi belum
dapat dihapuskan dengan segera
(sebaiknya diberikan akses yang tidak
menghadap kearah koridor/ruang
pelayanan pasien tetapi menghadap ke
arah luar dari ruangan Rehabilitasi
Medik).

 Ruang Penelitian dan Uji Fungsi Motorik


Pasien Rehabilitasi Medik.
Ruangan tertutup yang digunakan
sebagai sarana pendidikan dan
penelitian untuk mengamati
perkembangan kemampuan dari pasien
RM secara lebih mendetail yang mana
ruangan (pada umumnya) berbentuk
memajang dengan dua ruangan
terpisah (tempat obyek penelitian dan
tempat pengamat/ observer) yang
dilengkapi jendela observasi, kamera-
kamera pengamat, perekam, komputer
pemproses data maupun penandaan
khusus pada dinding, lantai dan langit-
langitnya .
 Ruang Perawatan Ruang rehabilitasi
medik.
Ruang perawatan bagi pasien-pasien rawat

II - 22
inap Rehabilitasi Medik, umumnya
merupakan bagian yang terintegrasi
dengan unit rawat inap ataupun dapat pula
merupakan suatu bangunan rawat Inap
yang berada dalam manajemen
pengelolaan Unit Rawat Inap.

24 Kamar Ruangan fitness Rumah Sakit yang


ditempatkan di Ruang rehabilitasi medik
mandi/Toilet.
bekerja sama dengan Kedokteran Olah
Raga dengan maksud agar masyarakat
pengguna

Rumah Sakit maupun Petugas Rumah


Sakit dapat memahami dan memanfaatkan
Rehabilitasi Medik walaupun dalam kondisi
jasmaniah sehat.

25 Daerah Cuci
Tangan

26 Dapur Bersih/
Dapur Kecil (
Pantry) dan
Ruang makan
kecil

27 Ruang Ruangan tempat petugas kebersihan


Kebersihan (Cleanning Service) mempersiapkan
Rehabilitasi peralatan kerjanya, menyimpan bahan
Medik. kebutuhan kebersihan dan membersihkan
peralatannya.

28 Ruang Utilitas Ruangan-ruangan utilitas bangunan


Rehabilitasi Medik seperti Ruang Panel,
Ruang
Ruang Pompa, Ruang AHU, Ruang Mesin
rehabilitasi
lainnya termasuk Saf serta daerah Lif,
medik. Ramp dan Tangga yang berfungsi
menunjang kegiatan pelayanan kesehatan

II - 23
di Rehabilitasi Medik.

29 Klasifikasi
Rumah Sakit dan
Kebutuhan ruang
rehabilitasi
medik

Tabel 2.2 Persyaratan


Sumber : Pedoman teknis bangunan rumah sakit ruang rehabilitasi
medik

29. Klasifikasi Rumah Sakit dan Kebutuhan ruang rehabilitasi medik


Kebutuhan ruang rehabilitasi medik untuk klasifikasi Rumah Sakit Tipe
A, B, C dan D ditunjukkan pada tabel 2.7.1

Tabel 1 - Kebutuhan pelayanan rehabilitasi medik dan klasifikasi rumah sakit

No Rumah Sakit
Pelayananan Type A Type B Type C Type
D
1 Fisioterapi √ √ √ √
2 Terapi Wicara √ √ √ x
3 Terapi √ √ x x
Okupasi
4 Ortotis √ √ x x
Prostetis

Tabel 2.3 Kebutuhan pelayanan rehabilitasi

Bangunan Sarana dan Prasarana

Fasilitas Bangunan yang terdapat di Balai Rehabilitasi Narkotika akan


ditunjukan pada table berikut ini :

II - 24
No Pelayananan Fungsi Ruang
1 Bangunan menampung kegiatan pendahuluan dan
rehabilitasi keseluruhan
Medik program terapi dan rehabilitasi yang
dilengkapi dengan fasilitas poliklinik, UGD,
ICU,R.perawatan, laboratorium, radiologi
serta fasilitas pendukung medis dan non
medis lainnya
2 Bangunan tempat hunian bagi residen selama
Asrama
menjalani
Residen

3 Bangunan menampung kegiatan peribadatan rutin dan


peribadatan pembinaan mental spiritual residen

4 Bangunan untuk memberikan bekal tambahan kepada


kelas residen yang telah
memasuki tahap akhir rehabilitasi (re-entry)
agar lebih berdaya guna ketika
kembali ke masyarakat.
5 Bangunan untuk memfasilitasi pertemuan periodik
serbaguna antar residen, keluarga
residen dan Pembina di samping kegiatan
kesenian, kegiatan kelompok, olahraga
indoor.

Tabel 2.4 Bangunan Sarana dan Prasarana


Sumber : Vivi Aviana Anggraini ,Seminar Tugas Akhir, Universitas UIN
Maulana Malik Ibrahim, “ Pusat Rehabilitasi Narkoba Dibatu”, 2010, hlml II-
41

2.8. Bentuk Massa Bangunan


Dalam bidang arsitektur terdapat teori tentang terbentuknya massa
bangunan, berikut ini bentuk pola massa bangunan yang akan digunakan
pada bangunan yang akan direncanakan, antara lain :

II - 25
No Nama Bentuk Penjelasan Simulasi
Bentuk
1 Bentuk Terpusat Terdiri dari sejumlah bentuk
sekunder yang mengelilingi satu
bentu dominan yang berada tepat
di pusatnya. Bentuk terpusat
sangat ideal sebagai struktur
yang
berdiri sendiri, dikelilingi oleh
lingkungannya, mendominasi
sebuah titik di dalam ruang, atau
menempati pusat suatu bidang
tertentu. Contoh: tempat yang
dianggap suci
2 Bentuk Terdiri dari bentuk-bentuk yang
Linier diatur berangkaian pada sebuah
baris. Beberapa cara pengolahan
bentuk liner, yaitu:

3 Bentuk Claster cluster di tentukan oleh


peletakannya sebagai dasar
untuk menghubungkan yang satu
dengan yang lain

4 Bentuk Grid Bentuk grid merupakan bentuk


organisasi yang sudah di atur
posisinya di tentukan oleh pola
grid itu sendiri kekuatan
bentuknya tergantung keutuhan
grid itu sendiri.
5 Bentuk Radial Organisasi radial merupakan
gabungan dari organisasi
terpusat dan organisasi linear
organisasi ruang yang terpusat
berkembang dan linear mengikuti
arah jari jari.
Tabel 2.5 Bentuk Massa Bangunan
Sumber Koleksi pribadi

II - 26
2.9. Perubahan Bentuk Dalam Ruangan
Menurut fungsi dan jarak bangunan terdiri dari bermacam-macam
ruang, ruangan tersebut tersusun dengan jumlah ruangan yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya.Berikut ini table perubahan bentuk dalam
ruang :
No Nama Bentuk Penjelasan Simulasi
Bentuk
1 Ruang Bersama Ruangan ini terbentuk dari
overlapping beberapa
ruangan/bentuk yang saling
berkaitan.

2 Ruangan Sejajar Ruangan ini sangat umum dan


berdekatan sehingga sangat
jelas terhadap fungsi dan
syarat simbiolisnya.
2 Ruang Dalam Ruangan yang didalamnya
masih terdapat ruang yang
lainnya

3 Bentuk Claster cluster di tentukan oleh


peletakannya sebagai dasar
untuk menghubungkan yang
satu dengan yang lain

4 Bentuk Grid Bentuk grid merupakan bentuk


organisasi yang sudah di atur
posisinya di tentukan oleh pola
grid itu sendiri kekuatan
bentuknya tergantung
keutuhan grid itu sendiri.
5 Bentuk Radial Organisasi radial merupakan
gabungan dari organisasi
terpusat dan organisasi linear
organisasi ruang yang terpusat
berkembang dan linear
mengikuti arah jari jari.
Tabel 2.6 Perubahan bentuk dalam ruangan
Sumber Koleksi Pribadi

II - 27
2.10. Pencapaian Sirkulasi
Alur gerak seseorang dapat dibayangkan sebagai benang yang
menghubungkan antar ruang pada suatu bangunan atau suatu rangkaian
ruang interior maupun eksterior.
No Nama Penjelasan
Sirkulasi
1 Sirkulasi Suatu pendekatan yang mengarah langsung ke
Secara suatu tempat masuk,melalui sebuah
Langsung segaris dengan alur sumbu bangunan. Tujuan visual
yang mengakhiri pencapaian ini jelas,dapat
merupakan fasad muka seluruhnya dari sebuah
banguanan Suatu pendekatan yang mengarah
langsung ke suatu tempat masuk, melalui sebuah
jalan lurus yang segaris dengan alur sumbu
bangunan. Tujuan visual yang mengakhiri
pencapaian ini jelas,dapat merupakan fasad muka
seluruhnya dari sebuah banguanan atau perluasan
tempat masuk didalam bidang.

2 Sirkulasi Sebuah arah berputar dapat memperpanjang urutan


Berputar dan mempertegas bentuk tiga dimensi suatu
bangunan sewaktu bergerak mengelilingi tepi
memproyeksikan apa yang ada diluar fasad
sehingga dapat terlihat lebih jelas
Sebuah arah berputar dapat memperpanjang urutan
pencapaian dan mempertegas bentuk tiga
dimensi suatu bangunan sewaktu bergerak
mengelilingi tepi bangunan. Jalan masuk
mungkin dapat terlihat terputur putus selama waktu
pendekatan untuk memperjelas posisinya atau
dapat tersembunyi
sampai ditempat kedatangan

2 Sirkulasi Suatu pendekatan yang mengarah langsung ke


Langsung suatu tempat masuk,melalui sebuah segaris dengan
alur sumbu bangunan. Tujuan visual yang
mengakhiri pencapaian ini jelas, dapat merupakan
fasad muka seluruhnya dari sebuah banguanan atau
perluasan tempat masuk didalam bidang

Tabel 2.7 Sirkulasi Pencapaian


Sumber : Franchis D.K. Ching 2000 Hal.231

II - 28
2.10.1. Penekanan Konfigurasi
Penekanan pada akses pintu menuju bangunan dapat
ditekankan pada prinsip-prinsip arsitektur yaitu Proporsi, Skala,
Warna,Material,Texture, dan bentuk serta karakteristik pada pintu itu
sendiri.Tujuan terpenting pada penekanan pintu masuk dapat dicapai
melalui konfigurasi-konfigurasi jalur untuk mendapat tata urutan
pergerakan pengunjung sampai titik tujuan.
Berikut terpapar dalam table konfigurasi-konfigurasi yang dimaksud
antara lain :
No Nama Penjelasan Gambar
Konfigurasi
1 Konfigurasi Jalan yang menghubungkan
jaringan titik-titik tertentu dalam ruang

2 Konfigurasi Kombinasi keseluruhan pola


Secara Jalur.
komposit

3 Konfigurasi Jalan tunggal menerus, yang


Spiral berasal dari titik pusat,
mengelilingi pusat dengan
jarak yang berubah

4 Konfigurasi Jalan lurus yang


Linier mengorganisir sederet ruang
Jalan lurus yang
mengorganisir untuk sederet
ruang-ruang

5 Konfigurasi Dua pasang jalan sejajar


Secara Grid yang saling berpotongan
pada jarak yang sama dan
menbentuk ruang segi empat
6 Konfigurasi Jalan lurus yang
Secara berkembang dari atau
Radial berhenti pada sebuah pusat

Tabel 2.8 Penekanan Konfigurasi

II - 29
Sumber : Franchis D.K. Ching 2000 Hal.253

2.10.2. Organisasi Jalur dan Ruang


Jalur dan ruang dapat difungsikan sebagai fleksibilitas ruang-
ruang yang kurang strategis. Hubungan jalur dan ruang antara lain
dapat dilihat pada tabel berikut ini :

No Jalur dan Penjelasan Gambar


Ruang
1 Melalui  Jalan yang flexible dan
Ruang terkonfigurasi
 Ruang dapat
dipertahankan dengan
kesatuan-kesatuannya.
2 Menembus Jalan dapat menembus
ruang sebuah ruang menurut
sumbunya.
Dapat menimbulkan ruang
istirahat
3 Berakhir Lokasi ruang menentukan
dalam jalan
ruang Fungsional dan simbolis

Tabel 2.9 Jalur dan ruang


Sumber : Franchis D.K. Ching 2000 Hal.264

2.10.3. Penggunaan Warna Dalam Rancangan

Seorang dokter (praktisi terapi) yang terlatih dalam kromoterapi


dapat menggunakan warna dan cahaya untuk menyeimbangkan
energi dalam tubuh seseorang yang mengalami kekurangan baik fisik,
emosi, spiritual, maupun mental. Ahli kromoterapi menyatakan, warna
membawa reaksi emosional manusia. Terapeutik (pengobatan) warna
dapat diadministrasikan dalam beberapa cara, tetapi sering

II - 30
dikombinasikan dengan hidroterapi (terapi air) dan aromaterapi (terapi
aroma/wewangian) dalam upaya untuk mempertinggi efek terapeutik.
1. Efek Psikologis dari Warna
Persepsi warna merupakan hal yang subyektif, warna yang memiliki
makna universal dapat dilihat dalam table berikut :
No Warna Penjelasan

1 Warna Warna merah di daerah spektrum warna yang


merah
dikenal sebagai hangat, termasuk warna
merah, oranye, dan kuning. Warna ini Warna
membangkitkan emosi mulai dari perasaan
hangat dan nyaman sampai perasaan marah
dan permusuhan.
2 Warna biru Warna biru dikenal sebagai spektrum warna
dingin, termasuk warna biru, ungu, dan hijau.
Warna ini sering digambarkan sebagai
ketenangan, tetapi juga dapat membangkitkan
perasaan sedih atau terabaikan.

3 Warna Putih Memberi arti sebuah keaslian, dengan kesan


ringan serta murni. Jika dalam penggunaan
secara universal menimbulkan kesan diingin,
steril dan terisolasi
4 Warna Mampu memberikan kesan yang dinamis,
merah energik, komunikatif, aktif, bersemangat,
sensual, mewah dan mempunyai sifat
simulasi. Apabila digunakan secara universal
menimbulkan kesan agresif.
5 Warna Warna orange memberikan sebuah gambaran
Orange bersosialisai yang bersahabat, percaya diri,
ramah, harapan, kreativitas dan vitalitas.
Apabilan digunakan secara universal
menimbulkan prilaku hiperaktif.
6 Warna Mampu memancarkan kehangatan, cahaya
Kuning dan cerah, memberi inspirasi, mendorong
ekspresi diri maupun kemampuan intelektual.
7 Warna Dekat dengan aura spiritualitas, magis,
Ungu misterius, menarik perhatian, memancarkan
kekuatan, menambah imajinasi, sensitivitas

II - 31
dan obsesif.
8 Warna Biru Menghadirkan kesan teduh, dingin, hening,
damai, tentram, harmonis, dan merangsang
kemampuan intuitif. Namun, bila terlau
banyak, bisa menimbulkan kelesuan.
9 Warna Hijau Menyiratkan kesan alamiah, segar, tenang,
sejuk, mendorong perasaan empati,
meredakan stress dan menyembuhkan. Tapi
bila terlalu banyak bisa menimbulkan kesan
terperangkap.
10 Warna Berkesan natural, membumi, stabil,
Coklat menghadirkan kenyamanan, keyakinan,
keamanan, kesan elegan dan akrab. Bila
terlalu banyak bisa berkesan berat atau kaku.
11 Warna Mengandung kekuatan, penuh percaya diri,
Hitam kesan maskulin, dramatis, penuh
perlindungan, klasik dan megah. Bila terlalu
banyak bisa menimbulkan perasaan tertekan.
12 Warna Abu- Menggambarkan kesan serius, damai,
abu independen, dan luas. Bila terlalu banyak,
bisa memberi kesan tidak komunikatif.

Tabel 2.10 Efek Psikologis Warna


Sumber : Majalah ASRI edisi no. 02

Penggunaan warna atau perpaduan warna dapat dilakukan agar tidak


monoton sehingga warna universal tidak didominan oleh satu warna.

No Jalur dan Penjelasan Gambar


Ruang
1 Kombinasi  mampu menimbulkan Merah dan
Kontras kesan dinamis, dominan, hijau
atau kuat.

2 Kombinasi Kesan yang ditimbulkan Kuning dan


Analog orange
dalam kombinasi adalah
kesan harmonis

II - 32
3 kombinasi memadukan warna-warna Ungu tua,
monokroma dengan intensitas yang sama
ungu muda,
tis
dan warna
pastelnya.
4 kombinasi memadukan warna apa saja.
kompleks Kunci dari kombinasi ini
adalah kuantitas warna yang
dipakai. Untuk menghindari
kesan monoton, gunakan
satu warna yang dominan
dan yang lain hanya sebagai
aksen.
Tabel 2.11 Kombinasi Warna
Sumber : Majalah ASRI edisi no. 02

2.11. Penggunaan Aspek Prilaku Dalam Rancangan


Kata prilaku menunjukan manusia dalam aksinya,berkaitan dengan
semua aktivitas manusia secara fisik, berupa interaksi manusia dengan
sesamanya ataupun dengan lingkungan fisiknya.[14]. Menurut J.B Watson
(1878-1958) dalam bukunya yang berjudul ‘’Psychology as the behaviorist
views’’ memandang psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang
fenomena kesadaran.
Perilaku mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Perilaku itu sendiri kasatmata, tetapi penyebab terjadinya perilaku
secara langsung mungkin tidak dapat diamati.
b. Perilaku mengenal berbagai tingkatan, yaitu perilaku sederhana
dan stereoptip, seperti binatang bersel satu; perilaku kompleks
seperti perilaku sosial manusia;perilaku sederhana, seperti refleks,
tetapi ada juga yang melibatkan proses mental bologis yang lebih
tinggih.
c. Arsitektur adalah ruang fisik untuk aktivitas manusia, yang
memungkinkan pergerakkan manusia dari satu ruang ke ruang

14
Joyce Marcella Laurance “Arsitektur dan Prilaku manusia “, Hal.1

II - 33
lainnya, yang menciptakan tekanan antara ruang dalam bangunan
dan ruang luar.[15]
d. Arsitektur pada umumnya dipikirkan (dirancang) dan diwujudkan
(dibangun) sebagai tanggapan terhadap keadaan atau kondisi
yang ada. Kondisi kadang bersifat fungsional atau perefleksian dari
derajat sosial, ekonomi, politik atau bahkan kelakuan-kelakuan
atau ujuan-tujuan simbolis.[16]
e. Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya
adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik,
sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, "Arsitektur
adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi
dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya
tersebut sebagai karya seni".[17]
f. Arsitektur merupakan disiplin yang sintetis dan senantiasa
mencakup ketiga hal diatas dalam setiap rancangannya. Dengan
semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang makin kompleks
maka perilaku manusia (human behaviour) semakin
diperhitungkan dalam proses perancangan yang sering disebut
sebagai pengkajian lingkungan perilaku dalam arsitektur. [18]
g. Arsitektur adalah wujud paduan cita-cita, norma budaya, kondisi
alam lingkungan serta potensi bahan-bahan yang terkandung di
alam yang diwujudkan secara akal, nalar, dan perasaan manusia
untuk mewujudkan kebutuhan dasar manusia.[19]
Dari data di atas kita mengetahui bahwa arsitektur adalah seni
merancang bangunan bagi manusia yang bernaluri mencari
keamanan dan kenyamanan diri demi kesejahteraan jiwa dan

15 Joyce Marcella Laurance “Arsitektur dan Prilaku manusia “, Hal.26


16 F.D.K. Ching
17 Wikipedia diakses “ http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur” Pada tanggal 13 Nopember

2018, Pkl 13.25

18
Wipedia, Ibid.
Fikriarini & Maslucha.2007. “Arsitektur Islam refleksi & transformasi nilai ilahiya (Hal.1).
19

Malang : UIN-Malang Press , 2007.

II - 34
raganya, serta untuk memenuhi kepuasan diri menciptakan suatu
keindahan.

2.12. Studi Banding


2.13. Balai Besar Rehabilitasi Narkotika

2.13.1. Data Studi Banding


Studi Banding dilakukan pada bangunan yang mempunyai segi
fungsi dan peranan yang sama sehingga tidak menjauh dari koridor
yang sudah ada.
Data Studi Banding disampaikan sebagai berikut :
 Obyek : Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika
Nasional Indonesia
 Fungsi : Rehabilitasi Narkoba
 Lokasi : Jl. HR Edi Sukma.
Watesjaya, Cigombong, Bogor, Jawa
Barat 16110
 Luas Lahan : 11,2 ha
 Luas Bangunan : 5 ha
 Daya Tampung : 500 pasien

2.13.2. Lokasi Site Plan

II - 35
Gambar 2.16 Site Plan

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.17 Situasi Lokasi Studi Banding

Sumber: Dokumentasi Pribadi

LEGENDA :

A. GEDUNG SERBAGUNA
B. GEDUNG UTAMA KANTOR
C. ASRAMA PUTRI/DEKTORISASI
D. GEDUNG T.C

II - 36
E. GEDUNG OLAHRAGA
F. MESS KARYAWAN
G. RUMAH DINAS
H. HELIPED
I. BANGUNAN PERIBADATAN(GEREJA,VIHARA,MASJID)
J. HOUSE OF CARE
K. ASRAMA PUTRA/DEKTORISASI

2.12.4. Denah Area Studi Banding


a. Denah Bangunan kantor

Gambar 2.18 Denah Bangunan Utama


Sumber: Dokumen Babesrehab lido

b. Denah TC ( Rehabilitasi Center )

II - 37
Gambar 2.19 Denah Bangunan TC
Sumber: Dokumen
c. Denah Babesrehab
Mess Karyawan lido

Gambar 2.20 Denah Bangunan Mess Karyawan


Sumber: Dokumen Babesrehab lido

2.14. Dokumentasi Studi Banding


2.14.1. Ruang Tata Hijau

II - 38
Gambar 2.21 RTH 1
Sumber Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.22 RTH 2


Sumber Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.23 RTH 3

II - 39
Sumber Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.24 RTH 4


Sumber Dokumentasi Pribadi

2.14.2. Bangunan Utama Dan Fasilitas

II - 40
Gambar 2.25 Bangunan Kantor 3 Lantai
Sumber Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.26 Bangunan Serbaguna 2 Lantai


Sumber Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.27 Bangunan Peribadatan


Sumber Dokumentasi Pribadi

II - 41
Gambar 2.28 Bangunan Dektosifikasi 1
Sumber Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.29 Bangunan Dektosifikasi 2


Sumber Dokumentasi Pribadi

II - 42
Gambar 2.30 Bangunan Dektosifikasi 3
Sumber Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.31 Lapangan Outdoor


Sumber Dokumentasi Pribadi

II - 43
Gambar 2.32 Bangunan Rumah Dinas
Sumber Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.33 Bangunan Mess Karyawan


Sumber Dokumentasi Pribadi

II - 44
Gambar 2.34 Bangunan TC 3 Lantai
Sumber Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.35 Pintu Gerbang


Sumber Dokumentasi Pribadi

II - 45
Gambar 2.36 Sirkulasi Jalan 1
Sumber Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.37 Sirkulasi Jalan 2


Sumber Dokumentasi Pribadi

II - 46
Gambar 2.38 Sirkulasi Jalan 3
Sumber Dokumentasi Pribadi

II - 47

Anda mungkin juga menyukai