http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/peraturan_lpnk_ma_nomor_01_pb_ma_iii
_2014_tahun_2014_11e4a53b79a450cab32f313631323339.htm”
3 bnn, diakses http://bnn.co.id/pada pada tangga 20 oktober 2018 pkl l 14:00
II - 1
Menurut Kepmenkes Nomor 2415/menkes/per/xii/2011 Rehabilitasi
medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk
membebaskan pecandu dari ketergantungan Narkotika [4]
David Arnot, dkk (2009) adalah sebuah kegiatan ataupun proses
untuk membantu para penderita yang mempunyai penyakit serius atau
cacat yang memerlukan pengobatan medis untuk mencapai
kemampuan fisik psikologis, dan sosial yang maksimal [5].
II - 2
subur dalam penyebaran candu ini (dimungkinkan karena iklim dan keadaan
negeri).Memasuki abad ke XVII masalah candu ini bagi Cina telah menjadi
masalah nasional; bahkan di abad XIX terjadi perangcandu dimana akhirnya
Cina ditaklukan Inggris dengan harus merelakan Hong Kong.[7]
Daerah Istimewa Yogyakarta, Tugas Akhir (S1) Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2004,
hlm 13
II - 3
Di akhir tahun 70-an ketika tingkat tekanan hidup manusia semakin
meningkat serta tekhnologi mendukung maka diberilah campuran-campuran
khusus agar candu tersebut dapat juga dalam bentuk obat-obatan.
II - 4
No Nama Narkotika Jenis Golongan & UUD
1 Sedatin (Pil BK). psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
2 Rohypnol. psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
3 Magadon. psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
4 Valium psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
5 Mandrax psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
6 Amfetamine psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
7 Fensiklidin psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
8 Metakualon psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
9 Metifenidat. psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
10 Fenobarbital. psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
11 Flunitrazepam. psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
12 Flunitrazepam psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
13 Ekstas psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
14 Shabu-shabu psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
15 LSD (Lycergic Syntetic psikotropika Golongan III&IV, UUD No.5/1997
Diethylamide)
Tabel 2.1 Jenis Narkotika Golongan III&IV
Sumber :UUD No.5 Th 1997
II - 5
2.3.1. Pengedaran Narkotika
II - 6
pengembangan ilmu pengetahuan. Narkotika golongan ini masih memiliki
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
c. Narkoba golongan 3 (III) adalah jenis narkoba yang berkhasiat dalam
pengobatan / terapi dan dapat digunakan juga untuk pengembangan ilmu
pengetahuan. Narkoba golongan ini hanya mempunyai potensi ringan
untuk mengakibatkan ketergantungan.
2.4.1. Jenis Jenis Narkotika
Berdasarkan data dari detikcom, terdapat 644 jenis narkoba yang
beredar di dunia. Dari jumlah tersebut, 43 jenis jenis narkoba baru telah
dimasukkan dalam Permenkes No. 2 Tahun 2017 tentang perubahan
penggolongan narkotika. Sementara itu, terdapat 65 jenis narkoba baru yang
beredar di Indonesia. Jadi, terdapat 22 jenis narkoba baru yang belum
tertulis di Permenkes. Macam-macam narkoba dan gambarnya telah diatur
dalam Permenkes No. 2 Tahun 2017. [13]
Jenis-jenis narkoba yang paling banyak dipakai di Indonesia adalah
shabu, ekstasi, ganja, heroin, kokain, morfin, opium, kokain, dan putauw.
Jenis jenis tersebut juga paling banyak beredar di Indonesia.
a. Golongan I : ganja, heroin, kokain, morfin, opium, Tembakau gorila, DMT,
MDPV dll
b. Golongan II : benzetidin, betametadol, petidin dan turunannya dll
c. Golongan III : kodein dan turunannya, metadon, naltrexon dll
13
Detik.com
II - 7
2.4.3. Jenis- Jenis Bahan Adiktif
Alkohol, Nikotin dan bahan lain yang memabukan, Thinner dan zat
lain yang dihirup memabukan, seperti penghapus cair, cat, aseton, lem kayu
dll.
*menurut UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Psikotropika golongan
1 dan 2 termasuk kedalam jenis Narkotika*.
II - 8
No Nama Contoh Visual Keterangan Sumber
3 Kokain Kokaina atau kokain adalah Kokain/
atau senyawa sintetis yang dapat weltderw
Cocaine memicu atau mengahancurkan under.
metabolisme sel menjadi
berkali-kali lipat lebih cepat.
Serbuk kristal putih ini berasal
dari tumbuhan koka
(Erythroxylon coca)
4 LSD LSD atau disebut juga Lysergyc Diethyla
(Lyserg Acid Diethylamide adalah jenis mide |
yc Acid narkotika sintetis yang terbuat google
Diethyla dari saripati erg ima
mide
II - 9
No Nama Contoh Visual Keterangan Sumber
7 Morfin Morfin merupakan getah opium narkoba
yang dicampur dan diolah 76.blogs
dengan zat-zat kimia tertentu pot.com
yang mempunyai daya
analgesik kuat berbentuk
Kristal.biasanya digunakan
untuk biusan dalam operasi
(pembedahan) untuk penghilang
rasa
8 Flakka Flakka adalah jenis narkoba cnn.com
paling berbahaya saat ini. Efek
dari narkoba berbentuk kristal
putih atau pink dengan bau
menyengat ini membuat
penggunanya bertingkah liar
dan hilang kendali seperti
zombie.
9 Tembak Tembakau gorila mengandung health.d
au campuran cairan ganja sintetis etik.com
Gorila atau Synthetic Cannabinoid
II - 10
No Nama Contoh Visual Keterangan Sumber
11 Metado Metadon adalah narkotik sintetis metadon
n yang memiliki efek kuat seperti e|google
putaw (heroin) atau morfin. images
Namun tidak memiliki efek
sedatif yang kuat. Metadon
biasanya digunakan pada
pengobatan untuk pemulihan
pengguna heroin.
II - 11
No Nama Contoh Visual Keterangan Sumber
Nikotin Nikotin adalah jenis zat yang Nokotin|
terdapat dalam daun tembakau http://su
dalam hal ini rokok. chthaufe
n.supro.
at
a. Halusinogen
Halusinonen adalah efek dimana si pemakai berhalusinasi tinggi dan
kuat. Ia berada dalam alamnya sendiri dengan bermacam
halusinasinya. Seperti, melihat sosok benda atau hal yang sebetulnya
tidak nyata. Merasakan perubahan benda-benda disekitarnya.
Melayang, terbang, berjalan-jalan dan lain sebagainya.
b. Stimulan
Stimulan adalah efek dimana narkoba dapat mempercepat kinerja
jantung dan otak. Efek stimulan pada narkoba membuat si pemakai
seperti memiliki tenaga eksta. Ia tidak mudah lelah dan selalu merasa
gembira.
c. Depresan
Depresan adalah efek dimana narkoba menekan aktivitas fungsional
tubuh dan sistem saraf. Sehingga si pemakai narkoba dengan efek
depresan akan merasa tenang, tertidur atau pingsan.
II - 12
d. Adiktif
Efek narkoba jenis ini mengibatkan si pemakai menjadi pecandu.
Kandungan zat dalam narkoba berefek adiktif ini dapat memutuskan
saraf otak dan membuat si pemakai merasa ingin dan terus ingin
memakai zat-zat tersebut.
a. Kejadian Sakit
Mereka yang memakai narkoba pada umumnya beresiko terkena
berbagai penyakit dari hasil survei yang sering dialami adalah sebagai
berikut :
46% Selera Makan Berkurang
30% Rasa Sesak didada
34% Rasa mual berlebihan
31% Rasa lelah berkepanjangan
23% Rasa sakit pada ulu hati
II - 13
b. Jenis Penyakit
Pola penyakit hasil pemeriksaan yang dilaporkan kelompok
penyalahguna berbanding lurus dengan tingkat pemakaian narkoba dimana
tingkat penyalahgunaan makin tinggi maka persentase yang melaporkan
hasil pemeriksaan sakitnya lebih banyak. Hasil survei :
25% Mengalami kejiwaan/Depresi
16% Mengalami Sakit Paru-paru
15% HIV/AIDS
15% Sakit syaraf/Sendi
9% Hepatitis C
c. Akibat Overdosis
17% Pernah mengalami overdosis
32% Dialami oleh penggunaan dengan metode suntik
II - 14
No Metode/Program Golongan Manfaat
Penyembuhan
II - 15
No Metode/Program Golongan Manfaat
Penyembuhan
Terapi Medis
II - 16
selama umur layanan struktur, baik beban muatan tetap maupun
beban muatan sementara yang timbul akibat gempa dan angin.
c. Dalam perencanaan struktur bangunan gedung terhadap pengaruh
gempa, semua unsur struktur bangunan ruang rehabilitasi medik, baik
bagian dari sub struktur maupun struktur bangunan, harus
diperhitungkan memikul pengaruh gempa rancangan sesuai dengan
zona gempanya.
d. Struktur bangunan ruang rehabilitasi medik harus direncanakan
secara detail sehingga pada kondisi pembebanan maksimum yang
direncanakan, apabila terjadi keruntuhan, kondisi strukturnya masih
dapat memungkinkan pengguna bangunan ruang rehabilitasi medik
menyelamatankan diri.
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembebanan, ketahanan terhadap
gempa dan/atau angin, dan perhitungan strukturnya mengikuti
pedoman dan standar teknis yang berlaku.
II - 17
No Nama Ruangan Fungsi
Persyaratan
6 Ruang
Fisioterapi
II - 18
No Nama Ruangan Fungsi
Persyaratan
10 Ruang Terapi
Okupasi dan
Terapi
Vokasional.
II - 19
No Nama Ruangan Fungsi
Persyaratan
17 Ruang Terapi
Wicara
II - 20
No Nama Ruangan Fungsi
Persyaratan
dan Alat OP
II - 21
No Nama Ruangan Fungsi
Persyaratan
II - 22
inap Rehabilitasi Medik, umumnya
merupakan bagian yang terintegrasi
dengan unit rawat inap ataupun dapat pula
merupakan suatu bangunan rawat Inap
yang berada dalam manajemen
pengelolaan Unit Rawat Inap.
25 Daerah Cuci
Tangan
26 Dapur Bersih/
Dapur Kecil (
Pantry) dan
Ruang makan
kecil
II - 23
di Rehabilitasi Medik.
29 Klasifikasi
Rumah Sakit dan
Kebutuhan ruang
rehabilitasi
medik
No Rumah Sakit
Pelayananan Type A Type B Type C Type
D
1 Fisioterapi √ √ √ √
2 Terapi Wicara √ √ √ x
3 Terapi √ √ x x
Okupasi
4 Ortotis √ √ x x
Prostetis
II - 24
No Pelayananan Fungsi Ruang
1 Bangunan menampung kegiatan pendahuluan dan
rehabilitasi keseluruhan
Medik program terapi dan rehabilitasi yang
dilengkapi dengan fasilitas poliklinik, UGD,
ICU,R.perawatan, laboratorium, radiologi
serta fasilitas pendukung medis dan non
medis lainnya
2 Bangunan tempat hunian bagi residen selama
Asrama
menjalani
Residen
II - 25
No Nama Bentuk Penjelasan Simulasi
Bentuk
1 Bentuk Terpusat Terdiri dari sejumlah bentuk
sekunder yang mengelilingi satu
bentu dominan yang berada tepat
di pusatnya. Bentuk terpusat
sangat ideal sebagai struktur
yang
berdiri sendiri, dikelilingi oleh
lingkungannya, mendominasi
sebuah titik di dalam ruang, atau
menempati pusat suatu bidang
tertentu. Contoh: tempat yang
dianggap suci
2 Bentuk Terdiri dari bentuk-bentuk yang
Linier diatur berangkaian pada sebuah
baris. Beberapa cara pengolahan
bentuk liner, yaitu:
II - 26
2.9. Perubahan Bentuk Dalam Ruangan
Menurut fungsi dan jarak bangunan terdiri dari bermacam-macam
ruang, ruangan tersebut tersusun dengan jumlah ruangan yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya.Berikut ini table perubahan bentuk dalam
ruang :
No Nama Bentuk Penjelasan Simulasi
Bentuk
1 Ruang Bersama Ruangan ini terbentuk dari
overlapping beberapa
ruangan/bentuk yang saling
berkaitan.
II - 27
2.10. Pencapaian Sirkulasi
Alur gerak seseorang dapat dibayangkan sebagai benang yang
menghubungkan antar ruang pada suatu bangunan atau suatu rangkaian
ruang interior maupun eksterior.
No Nama Penjelasan
Sirkulasi
1 Sirkulasi Suatu pendekatan yang mengarah langsung ke
Secara suatu tempat masuk,melalui sebuah
Langsung segaris dengan alur sumbu bangunan. Tujuan visual
yang mengakhiri pencapaian ini jelas,dapat
merupakan fasad muka seluruhnya dari sebuah
banguanan Suatu pendekatan yang mengarah
langsung ke suatu tempat masuk, melalui sebuah
jalan lurus yang segaris dengan alur sumbu
bangunan. Tujuan visual yang mengakhiri
pencapaian ini jelas,dapat merupakan fasad muka
seluruhnya dari sebuah banguanan atau perluasan
tempat masuk didalam bidang.
II - 28
2.10.1. Penekanan Konfigurasi
Penekanan pada akses pintu menuju bangunan dapat
ditekankan pada prinsip-prinsip arsitektur yaitu Proporsi, Skala,
Warna,Material,Texture, dan bentuk serta karakteristik pada pintu itu
sendiri.Tujuan terpenting pada penekanan pintu masuk dapat dicapai
melalui konfigurasi-konfigurasi jalur untuk mendapat tata urutan
pergerakan pengunjung sampai titik tujuan.
Berikut terpapar dalam table konfigurasi-konfigurasi yang dimaksud
antara lain :
No Nama Penjelasan Gambar
Konfigurasi
1 Konfigurasi Jalan yang menghubungkan
jaringan titik-titik tertentu dalam ruang
II - 29
Sumber : Franchis D.K. Ching 2000 Hal.253
II - 30
dikombinasikan dengan hidroterapi (terapi air) dan aromaterapi (terapi
aroma/wewangian) dalam upaya untuk mempertinggi efek terapeutik.
1. Efek Psikologis dari Warna
Persepsi warna merupakan hal yang subyektif, warna yang memiliki
makna universal dapat dilihat dalam table berikut :
No Warna Penjelasan
II - 31
dan obsesif.
8 Warna Biru Menghadirkan kesan teduh, dingin, hening,
damai, tentram, harmonis, dan merangsang
kemampuan intuitif. Namun, bila terlau
banyak, bisa menimbulkan kelesuan.
9 Warna Hijau Menyiratkan kesan alamiah, segar, tenang,
sejuk, mendorong perasaan empati,
meredakan stress dan menyembuhkan. Tapi
bila terlalu banyak bisa menimbulkan kesan
terperangkap.
10 Warna Berkesan natural, membumi, stabil,
Coklat menghadirkan kenyamanan, keyakinan,
keamanan, kesan elegan dan akrab. Bila
terlalu banyak bisa berkesan berat atau kaku.
11 Warna Mengandung kekuatan, penuh percaya diri,
Hitam kesan maskulin, dramatis, penuh
perlindungan, klasik dan megah. Bila terlalu
banyak bisa menimbulkan perasaan tertekan.
12 Warna Abu- Menggambarkan kesan serius, damai,
abu independen, dan luas. Bila terlalu banyak,
bisa memberi kesan tidak komunikatif.
II - 32
3 kombinasi memadukan warna-warna Ungu tua,
monokroma dengan intensitas yang sama
ungu muda,
tis
dan warna
pastelnya.
4 kombinasi memadukan warna apa saja.
kompleks Kunci dari kombinasi ini
adalah kuantitas warna yang
dipakai. Untuk menghindari
kesan monoton, gunakan
satu warna yang dominan
dan yang lain hanya sebagai
aksen.
Tabel 2.11 Kombinasi Warna
Sumber : Majalah ASRI edisi no. 02
14
Joyce Marcella Laurance “Arsitektur dan Prilaku manusia “, Hal.1
II - 33
lainnya, yang menciptakan tekanan antara ruang dalam bangunan
dan ruang luar.[15]
d. Arsitektur pada umumnya dipikirkan (dirancang) dan diwujudkan
(dibangun) sebagai tanggapan terhadap keadaan atau kondisi
yang ada. Kondisi kadang bersifat fungsional atau perefleksian dari
derajat sosial, ekonomi, politik atau bahkan kelakuan-kelakuan
atau ujuan-tujuan simbolis.[16]
e. Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya
adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik,
sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, "Arsitektur
adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi
dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya
tersebut sebagai karya seni".[17]
f. Arsitektur merupakan disiplin yang sintetis dan senantiasa
mencakup ketiga hal diatas dalam setiap rancangannya. Dengan
semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang makin kompleks
maka perilaku manusia (human behaviour) semakin
diperhitungkan dalam proses perancangan yang sering disebut
sebagai pengkajian lingkungan perilaku dalam arsitektur. [18]
g. Arsitektur adalah wujud paduan cita-cita, norma budaya, kondisi
alam lingkungan serta potensi bahan-bahan yang terkandung di
alam yang diwujudkan secara akal, nalar, dan perasaan manusia
untuk mewujudkan kebutuhan dasar manusia.[19]
Dari data di atas kita mengetahui bahwa arsitektur adalah seni
merancang bangunan bagi manusia yang bernaluri mencari
keamanan dan kenyamanan diri demi kesejahteraan jiwa dan
18
Wipedia, Ibid.
Fikriarini & Maslucha.2007. “Arsitektur Islam refleksi & transformasi nilai ilahiya (Hal.1).
19
II - 34
raganya, serta untuk memenuhi kepuasan diri menciptakan suatu
keindahan.
II - 35
Gambar 2.16 Site Plan
LEGENDA :
A. GEDUNG SERBAGUNA
B. GEDUNG UTAMA KANTOR
C. ASRAMA PUTRI/DEKTORISASI
D. GEDUNG T.C
II - 36
E. GEDUNG OLAHRAGA
F. MESS KARYAWAN
G. RUMAH DINAS
H. HELIPED
I. BANGUNAN PERIBADATAN(GEREJA,VIHARA,MASJID)
J. HOUSE OF CARE
K. ASRAMA PUTRA/DEKTORISASI
II - 37
Gambar 2.19 Denah Bangunan TC
Sumber: Dokumen
c. Denah Babesrehab
Mess Karyawan lido
II - 38
Gambar 2.21 RTH 1
Sumber Dokumentasi Pribadi
II - 39
Sumber Dokumentasi Pribadi
II - 40
Gambar 2.25 Bangunan Kantor 3 Lantai
Sumber Dokumentasi Pribadi
II - 41
Gambar 2.28 Bangunan Dektosifikasi 1
Sumber Dokumentasi Pribadi
II - 42
Gambar 2.30 Bangunan Dektosifikasi 3
Sumber Dokumentasi Pribadi
II - 43
Gambar 2.32 Bangunan Rumah Dinas
Sumber Dokumentasi Pribadi
II - 44
Gambar 2.34 Bangunan TC 3 Lantai
Sumber Dokumentasi Pribadi
II - 45
Gambar 2.36 Sirkulasi Jalan 1
Sumber Dokumentasi Pribadi
II - 46
Gambar 2.38 Sirkulasi Jalan 3
Sumber Dokumentasi Pribadi
II - 47