DOSEN PENGAMPU :
APT. WAHYU MARGI. M.,FARM
DEFINISI
Narkotika :
Zat atau bahan obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis
maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan
sebagaimana terlampir dalam undang-undang.
Psikotropika:
Zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Pasal 1
Daftar Narkotika golongan I, golongan II dan golongan III tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 415), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Daftar perubahan penggolongan narkotika
Lanjutan…
Lanjutan…
Jenis-jenis Psikotropika
1. Obat Stimulan
Obat stimulan yang bisa memberikan
rangsangan kepada syaraf sehingga bisa
menimbulkan efek lebih percaya diri.
Contohnya : kafein, kokain, ganja, dan 3. Obat Halusinogen
amfetamin. Zat amfetamin biasanya Jenis psikotropika yang satu ini
terdapat merupakan Obat halusinogen yang
pada pil ekstasi. bisa menimbulkan halusinasi, yakni
2. Obat Depresan mendengar atau melihat sesuatu
obat depresan yang bisa memberikan yang tidak nyata.
efek, yakni kerja sistem saraf berkurang,
Contoh : yaitu Licercik Acid
menurunkan kesadaran, dan mengantuk.
contohnya : alkohol, sedatin atau pil Dhietilamide (LSD), psylocibine,
BK, Magadon, Valium, dan Mandrak, micraline dan
Cannabis dan Barbiturat. mariyuana.
PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA
Psikotropika dibedakan dalam golongan-golongan sesuai dengan pasal 2 undang-undang no 5
tahun 1997 tentang psikotropika :
•Psikotropika Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan
contoh : ekstasi,shabu,LDS
•Psikotropika Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi,
dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan
contoh : anfetamin, metilfenidat atau ritalin
•Psikotropika Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak yang digunakan dalam
terapi, dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan
contoh : pentobarbital, flunitrazepam
•Psikotropika Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom
ketergantungan
contoh : diazepam, bromazepam, fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam seperti pil koplo,
rohip, dum, MG).
Perubahan Penggolongan Psikotropika Menurut
Permenkes No.3 Tahun 2017
Saat ini banyak terdapat obat keras yang mempunyai potensi mengakibatkan
sindroma ketergantungan yang belum termasuk dalam Golongan Psikotropika
yang telah diatur dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997
tentang Psikotropika dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika.
Pasal 1
Daftar psikotropika golongan II dan golongan IV tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 324), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
DAFTAR PERUBAHAN GOLONGAN
PSIKOTROPIKA
PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
DAN PSIKOTROPIKA
• Upaya yang paling praktis dan nyata adalah represif (program menindak
para produsen) dan kuratif (program pengobatan) serta rehabilitatif (upaya
pemulihan)