PENDAHULUAN
1 www.bnn.go.id/_multimedia/document/20180508/BUKU_HASIL_LIT_2017.pdf
2 Septiningsih,’’ Bahay Narkoba dikalangan pelajar dan upaya penanggulangannya.’’Hlm.
I-1
sangat merugikan masyarakat, negara maupun generasi muda dan nilai-nilai
suatu budaya bangsa dan hal tersebut akan melemahkan jiwa nasionalisme.
Dari data hasil survey Prevelansi setahun terakhir berdasarkan tingkat
ketergantungan bisa dilihat pada tabel 1.1 berikut ini:
Sedangkan tingkat prevelansi akan disajikan dalam table berikut dibawah ini
:
a. Data Hasil Survei Berdasarkan Status Perkawinan
I-2
b. Data Hasil Survei berdasarkan data pendidikan dan usia
I-3
Grafik 1.1 Jumlah Narapidana Perprovinsi
Sumber : Jurnal Data Puslitdatin Tahun 2018
I-4
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah Brigadir Tri Agus
Heruprasetyo mengatakan, Kota Surakarta menjadi kota paling rawan
terhadap penyelundupan dan penyalahgunaan narkotika. Oleh karenanya,
dalam waktu dekat BNNK Solo akan segera direalisasikan.[3]
3
Nazar Nurdin, Diaskes di
https://regional.kompas.com/read/2016/10/23/08262251/solo.paling.rawan.na
rkoba.di.jateng.pembentukan.bnnk.dinilai.mendesak.
I-5
atau praktek dokter dan psikiater. Tetapi tempat-tempat tersebut kurang
memenuhi syarat sebagai wadah pengobatan korban ketergantungan
narkoba, karena di tempat-tempat tersebut titik beratnya adalah
penyembuhan atau pengeluaran racun dari dalam tubuh,sedangkan untuk
pemantapan jiwa korban sangat minim, sehingga sangat diperlukan Pusat
Rehabilitasi disurakarta melihat dari data-data yang sudah disampaikan oleh
penulis.
Peninjauan lokasi akan dilakukan sebagai bahan pertimbangan sehingga
mampu membuat sebuah desain yang diinginkan dengan fasilitas dan
sirkulasi human yang mampu memberikan kesan nyaman dan mampu
memberikan tingkat penyembuhan bagi pengguna narkotika untuk lebih
mendapat perhatian dan proses penyembuhan yang relative lebih baik serta
mempertimbangkan perilaku-perilaku dan aspek – aspek user sebagai
penghuni bangunan yang dimaksud.sehingga bangunan arsitektur mampu
mendukung fungsi dari bangunan tersebut.
I-6
b. Untuk mewujudkan kenyamanan kepada pengguna narkoba di
Pusat Rehabilitasi narkoba yang menerapkan konsep dan
pendekatan hierarkiri-hierarkiri yang dimaksud.
c. Untuk mengenal dan mengetahui secara konprehensif tidak hanya
secara bentuk bangunan dan fungsinya namun juga proses
rehabilitasi itu sendiri agar ketika merancang bangunan panti bukan
hanya indah secara arsitektur maupun interior tapi juga tepat guna
sesuai fungsinya dan tentu saja akan tambahkan beberapa nilai
plus dibanding panti rehabilitasi yang sudah ada.
1.3.2 Manfaat
Adapun manfaat dari pengkajian obyek dalam Seminar Tugas Akhir ini
Adalah :
a. Bagi Penulis
- Mengetahui bagaimana menerapkan program ruang dan
kebutuhan-kebutuhan pada pusat rehabilitasi yang dimaksud.
- Mengetahui sarana dan prasarana yang terdapat di Pusat
Rehabilitasi Narkotika sehingga mampu memberikan solusi yang
baik pada bangunan tersebut, dengan begitu permasalahan yang
ditimbulkan bisa diatasi dan diselesaikan dengan baik.
- Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana
- Memberikan pengetahuan bahayanya narkotika bagi diri sendiri.
b. Bagi Masyarakat
- Dapat dijadikan bahan acuan yang mendasar sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku di daerah maupun secara
nasional.
- Memberikan informasi bahwa bagi para pecandu narkotika sudah
mempunyai tempat khusus untuk proses penyembuhan.
I-7
1.4 Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan yang akan disampaikan oleh penulis
meliputi, Sarana dan prasarana bangunan rehabilitasi serta bangunan
fasilitas yang dibutuhkan oleh bangunan pusat rehabilitasi yang akan ditinjau
dan dijadikan obyek di Seminar Tugas Akhir ini.sehingga ruang lingkup yang
akan dibahas tidak terlampau luas.
I-8
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
I-9
1.7 Kerangka Berfikir
PENGGUNA NARKOTIKA
PERMASALAHAN
STUDI KASUS
STUDI KASUS
BALAI REHABILITASI
NARKOTIKA
DENGAN PENDEKATAN
ASPEK PRILAKU
I - 10