Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PELAKSANAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


PENYAKIT TIDAK MENULAR (P2PTM) TAHUN 2023
DAFTAR ISI

Hal
DAFTAR ISI.................................................................................................i
DAFTAR TABEL........................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................2
BAB 2 PELAKSANAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PTM................3
2.1 Kebijakan...............................................................................3
2.2 Definisi Operasional Data......................................................4
2.3 Jenis dan Sumber Data.........................................................5
2.4 Pengumpulan, Pencatatan dan Pelaporan, Pengolahan dan
Analisis Data..........................................................................5
2.5 Umpan Balik dan Diseminasi Informasi.................................7
BAB 3 KESIMPULAN...............................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

i
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional....................................................................4


Tabel 2.2 Capaian Skrining Merokok Usia 10-18 Tahun di Kota Cirebon
Tahun 2023................................................................................5
Tabel 2.3 Capaian Skrining Jantung dan PPOK Tahun 2023.....................6

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Tidak Menular (PTM) telah menjadi isu strategis dalam
agenda SDGs 2030 sehingga harus menjadi prioritas pembangunan di
setiap negara. Indonesia saat ini menghadapi beban ganda penyakit, yaitu
penyakit menular dan penyakit tidak menular. Perubahan pola penyakit
tersebut sangat dipengaruhi antara lain oleh perubahan lingkungan,
perilaku masyarakat, transisi demografi, teknologi, ekonomi dan sosial
budaya. Peningkatan beban akibat PTM sejalan dengan meningkatnya
faktor risiko yang meliputi meningkatnya tekanan darah, gula darah,
indeks massa tubuh atau obesitas, pola makan tidak sehat, kurang
aktivitas fisik, dan merokok serta alkohol. Program Kemenkes lainnya
yang disinergikan dengan program PTM utama adalah pengendalian
gangguan indera serta yang berfokus pada gangguan penglihatan dan
pendengaran serta gangguan disabilitas (Dirjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, 2019).
Komitmen bersama dalam menurunkan morbiditas, mortalitas dan
disabilitas PTM melalui intensifikasi pencegahan dan pengendalian
menuju Indonesia Sehat diperlukan. Pemahaman yang optimal serta
menyeluruh tentang besarnya permasalahan PTM dan faktor risikonya
pada semua pengelola program di setiap jenjang pengambil kebijakan dan
lini pelaksanaan menjadi salah satu upaya untuk mengendalikan kasus
PTM (Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2019).
Target SDGs PTM adalah mengurangi hingga sepertiga angka
kematian dini akibat penyakit tidak menular pada tahun 2030. Strategi
dalam mencapai target P2PTM yaitu meningkatkan advokasi kebijakan
yang berpihak terhadap program kesehatan dan sosialisasi P2PTM,
melaksanakan upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif
secara komprehensif, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia,

1
mengembangkan dan memperkuat sistem surveilans, dan penguatan
jejaring dan kemitraan melalui pemberdayaan masyarakat (Dirjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2019).
Untuk menanggulangi masalah PTM, maka upaya intervensi yang
komprehensif dan holistik harus dilakukan, yakni promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif, sebagai kesatuan continum of care. Pendekatan
strategis untuk menurunkan beban PTM adalah peningkatan upaya
promotif dan preventif melalui pembudayaan GERMAS, pemberdayaan
masyarakat dalam pengendalian faktor risiko PTM, dan peningkatan aksi
multisektoral (Kemenkes RI, 2020).
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan pengamatan yang
sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang
kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna
mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif
dan efisien. Surveilans PTM dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang situasi, kecenderungan PTM, dan faktor risikonya serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya sebagai bahan pengambilan keputusan.
Surveilans PTM dilakukan sebagai dasar penyampaian informasi
kesehatan kepada para pihak yang berkepentingan sesuai dengan
pertimbangan kesehatan.

1.2 Tujuan
Tujuan penyusunan laporan ini yaitu:
a. Diketahuinya definisi operasional data;
b. Diketahuinya jenis dan sumber data;
c. Diketahuinya cara pengumpulan, pencatatan dan pelaporan,
pengolahan dan analisis data;
d. Diketahuinya umpan balik dan diseminasi informasi.

2
BAB 2
PELAKSANAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PTM

2.1 Kebijakan
a. UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang kesehatan;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan;
c. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SK/X/2003
tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans
Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular
Terpadu;
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 45 Tahun 2014 tentang
Surveilans Kesehatan;
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun 2015 tentang
penanggulangan penyakit tidak menular;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.

3
2.2 Definisi Operasional Data
Definisi operasional data dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Definisi Operasional

N INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN TARGET


O
1 Persentase merokok penduduk Persentase merokok pada Jumlah perokok usia 10-18 tahun 8,8%
usia 10-18 tahun (%) penduduk dibagi jumlah penduduk usia 10-
usia 10-18 tahun 18 tahun yang diskrining merokok
2 Jumlah puskesmas Puskesmas yang Jumlah puskesmas yang 40%
yang menyelenggarakan menyelenggarakan konseling UBM menyelenggarakan konseling
layanan Upaya Berhenti UBM
Merokok (UBM)

4
2.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder yang didapatkan dari
pengelola program di puskesmas. Surveilans PTM menggunakan sumber
data yang terstruktur bersumber pada masyarakat (Community base)
yang berdasarkan laporan bulanan puskesmas.

2.4 Pengumpulan, Pencatatan dan Pelaporan, Pengolahan dan


Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan secara pasif. Pengumpulan data
dilakukan dengan merekap laporan yang dikirim oleh pengelola program
di puskesmas setiap bulannya. Pengelola program menginput data ke
dalam form yang sudah ditentukan untuk kemudian diupload ke dalam
aplikasi SI PTM. Pengolahan data merupakan data mentah yang diproses
dengan rumus tertentu untuk memperoleh ringkasan dan menghasilkan
informasi yang diperlukan. Kegiatan ini meliputi memeriksa data (editing),
memberi kode (coding) dan menyusun data (tabulating). Pengolahan data
PTM dilakukan dengan cara tabulasi data capaian program kemudian
mengelompokkan data berdasarkan tempat (puskesmas) dan waktu
(bulan). Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah untuk diinterpretasikan. Analisis data PTM
dilakukan secara univariat yaitu hanya menghasilkan nilai frekuensi dan
persentase sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2 Capaian Skrining Merokok Usia 10-18 Tahun di Kota


Cirebon Tahun 2023

No Puskesmas Capaian Skrining


(Target 37209)
1
2
3
4
5

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Sumber data: Data Skrining Merokok Puskesmas Kota Cirebon Tahun 2023

Tabel 2.3 Capaian Skrining Jantung dan PPOK Tahun 2023

No Puskesmas Kelurahan Jantung PPOK


1
2
3
4
5
6
7
8
9

6
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Sumber data: Data Skrining PTM Prioritas Puskesmas Tahun 2023

2.5 Umpan Balik dan Diseminasi Informasi


Dari hasil analisis data dibuat rekomendasi untuk rencana tindak
lanjut, baik berupa pengutan surveilans, penelitian atau intervensi
program. Kunci keberhasilan surveilans adalah memberikan umpan balik
kepada sumber – sumber data surveilans agar mudah memberikan
kesadaran kepada sumber data tentang pentingnya proses pengumpulan
data. Bentuk umpan balik biasanya ringkasan informasi atau korektif
laporan yang dikirimkan. Seringkali diseminasi informasi diartikan sebagai
memberikan data dalam bentuk tabel, grafik dan peta tanpa disertai
komentar atau interpretasi tertentu, sehingga cara ini kurang memberikan
manfaat yang diharapkan. Diseminasi yang baik harus dapat memberikan
informasi yang mudah dimengerti dan dimanfaatkan dalam menentukan
arah kebijakan kegiatan, upaya pengendalian serta evaluasi program yang
dilakukan (Kemenkes RI, 2018).

7
Data yang telah diolah diinformasikan kepada program yang terkait
dan kepada pimpinan. Penyebaran informasi dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain menyampaikan tabel, grafik atau peta, baik
laporan khusus, ataupun laporan tahunan dalam sebuah buku data
surveilans epidemiologi dan menyampikan laporan khusus hasil analisis
lanjut kepada program terkait.
Penyebarluasan informasi yang sudah dilakukan berupa Umpan
Balik Laporan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular yang dibagikan kepada pengelola program di puskesmas untuk
disampaikan kepada kepala puskesmas. Disamping dalam bentuk Umpan
Balik Laporan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular, hasil analisis juga disampaikan dalam pertemuan yang
melibatkan pengelola program dan kepala puskesmas serta dinas terkait
lainnya.

8
BAB 3
KESIMPULAN

a. Definisi operasional data memuat definisi indikator persentase


merokok penduduk usia 10-18 tahun dan jumlah puskesmas yang
menyelenggarakan layanan UBM.
b. Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder yang didapatkan
dari pengelola program di puskesmas. Sumber data yaitu data
yang terstruktur bersumber pada masyarakat (Community base)
yang berdasarkan laporan bulanan puskesmas.
c. Pengumpulan data dilakukan secara pasif. Pengelola program
menginput data ke dalam form yang sudah ditentukan untuk
kemudian diupload ke dalam aplikasi SI PTM. Pengolahan data
PTM dilakukan dengan cara tabulasi data capaian program
kemudian mengelompokkan data berdasarkan tempat
(puskesmas) dan waktu (bulan). Analisis data PTM dilakukan
secara univariat yaitu hanya menghasilkan nilai frekuensi dan
persentase.

9
d. Penyebarluasan informasi yang sudah dilakukan berupa Umpan
Balik Laporan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular yang dibagikan kepada pengelola program di
puskesmas untuk disampaikan kepada kepala puskesmas dan
presentasi hasil analisis saat pertemuan dengan pengelola
program dan kepala puskesmas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. (2019). Buku Pedoman


Manajemen Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Modul Pelatihan
Surveilans Epidemiologi Bagi Petugas Puskesmas. Ciloto: BBPK
Ciloto.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014
Tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-
2024

Anda mungkin juga menyukai