7
PENDUDUK EKONOMI
Laju Pertumbuhan
Pekerjaan yang banyak
Penduduk Kota Cilegon
digeluti adalah
terutama dipengaruhi
Perdagangan, Hotel
Oleh Peristiwa Migrasi
Restoran dan industri.
Masuk Penduduk
Gambaran Umum
BUDAYA Kota Cilegon TRANSPORTASI
17,5% 10220
2,2%
34981 Anak - anak Usia 0-12 Tahun
7,8% Ibu Hamil
Lanjut Usia > 60 Tahun
Bukan Kelompok Rentan
72%
323934
LAKI-LAKI PEREMPUAN
JUMLAH 7 3 6 70
SDM Kesehatan Puskesmas yang telah dilatih
Tim Gerak Cepat (TGC)
NO NAMA PUSKESMAS JUMLAH ANGKATAN YANG TELAH JUMLAH PERSONIL
DILATIH
1 PUSKESMAS CILEGON 3 9
2 PUSKESMAS CIBEBER 3 9
3 PUSKESMAS CITANGKIL 3 7
4 PUSKESMAS CITANGKIL 2 4 11
5 PUSKESMAS JOMBANG 3 9
6 PUSKESMAS PURWAKARTA 3 9
7 PUSKESMAS GROGOL 4 12
8 PUSKESMAS CIWANDAN 4 12
9 PUSKESMAS PULOMERAK 4 12
JUMLAH 31 83
Kondisi rentan penyebaran penyakit
di Kota Cilegon
• Kepadatan penduduk dan mobilitas penduduk tinggi
dengan 28% nya kelompok rentan (Anak-anak, Ibu
hamil, Lansia)
• Kota industri dengan banyak pendatang
• Terdapat pelabuhan laut internasional dan terminal bus
antar kota dan provinsi
• Terletak di sepanjang garis pantai selat sunda
Analisis Data dan Penilaian
Risiko
Tren Penyakit Berpotensi KLB
Ke Halaman Agenda
Tren Penyakit Potensial Saluran Ke Halaman Agenda
Pencernaan
Tren kasus penyakit saluran pencernaan kota Cilegon yakni diare akut TRENNYA CENDERUNG NAIK dibanding 2022.
Tren kasus diare naik di minggu 6 sampai puncaknya di minggu 17, minggu 21, minggu 22, minggu 26, minggu 28, minggu
29, minggu 33 dan 34. laporan bersumber dari laporan mingguan SKDR Puskesmas dan rumah sakit.
SITUASI PENYAKIT POTENSIAL KLB
Tren Penyakit Potensial PD3I
Ke Halaman Agenda
Tren kasus penyakit potensial PD3I kota Cilegon yakni
suspek pertusis trennya cenderung naik dibanding
2022 dan telah terjadi KLB di tahun 2023 karena
hasil pemeriksaan suspek positif. Tren kasus suspek
pertusis naik di minggu 16, minggu 21, minggu 23,
minggu 26. laporan bersumber dari laporan mingguan
SKDR Puskesmas dan rumah sakit.
Tren kasus penyakit potensial PD3I kota Cilegon yakni suspek campak trennya
cenderung naik dibanding 2022. Tren kasus suspek campak naik di minggu 1 sampai
Ke Halaman Agenda minggu 24, minggu 27, dan terakhir minggu 31-33. laporan bersumber dari laporan
mingguan SKDR Puskesmas dan rumah sakit.
Data Kumulatif Kasus
Ke Halaman Agenda
Susp. Campak
Tren suspek chikungunya di kota Cilegon fluktuatif, di temukan di Tren GHPR cenderung meningkat di minggu 3, minggu 6,
perlu meningkatkan kewaspadaan dini terhadap KLB minggu 10 s/d minggu 14, minggu 21, minggu 24, minggu 28,
chikungunya, mengingat curah hujan saat ini tidak menentu. minggu 31, minggu 33 dan minggu 34. laporan bersumber dari
laporan mingguan SKDR Puskesmas dan rumah sakit.
Ke Halaman Agenda
Kesimpulan dan Rekomendasi:
• Ketepatan pelaporan SKDR Kota Cilegon telah mencapai target 96% (16 Faskes), 2 PKM mencapai ketepatan
pelaporan 100% yaitu PKM Pulomerak dan PKM Citangkil II. pelaporan akan terus ditingkatkan hingga
ketepatan 100%, Penting utuk segera dilakukan verifikasi alert guna mencegah terjadinya KLB.
• Respon alert Terdapat 2 Faskes yang masih belum merespon alert <24 jam yaitu PKM Purwakarta dan RS
Hermina Cilegon.
• EBS yang dilaporkan ada 17 dan terverifikasi 17 yaitu AFP, Campak, GHPR, HFMD, Pertusis dan Tetanus
• KLB Pertusis terjadi pada Minggu 25 di Kec. Citangkil, telah dilakukan tatalaksana penanganan KLB dengan
pemberian eritromicyn 500 mg, RCA dan Imunisasi kejar DPT pada anak kelompok rentan (belum lengkap) di
wilayah KLB.
• Suspek campak dan suspek Dengue cukup tinggi di wilayah Kec. Citangkil , hasil verifikasi tingginya suspek
Dengeu ini karena faktor wilayah geografis cukup banyak perkebunan, PHBS dan mobilitas penduduk yang
cukup tinggi dan kepadatan penduduk.
• Suspek rabies dilaporkan ada 12 kasus, namun kasus dan kematian Rabies dilaporkan nol (0). Vaksinasi rabies
pada hewan peliharaan dan kecepatan penangkapan kasus dan penanganan rabies di Puskesmas.
• Trend pneumonia, ILI dan suspek Covid-19 terlihat mengalami peningkatan, namun status Imunisasi PCV dan
HIB di Kota Cilegon cukup tinggi diatas 90%, vaksinasi Covid-19 diatas 75%.
• Campak, AFP dan Difteri serta PD3I lainnya masih dilakukan surveilans aktif baik di Puskesmas maupun di RS.
• Kendala saat ini adalah ketersediaan logistik Campak, media amis (untuk susp. pertusis,dan suspek difteri).
Hasil Pemetaan Risiko pada
Penyakit Infeksi Emerging dan
Re-Emerging :
MERS
DIFTERI
POLIO
ANCAMAN PENYAKIT MERS
Interpretasi hasil :
Dari faktor ancaman, kota Cilegon memiliki risiko attack rate dan dampak yang
rendah terhadap penyakit MERS. Namun tetap mempunyai risiko penularan
sedang karena masih ada kegiatan umroh dan haji.
KERENTANAN PENYAKIT MERS
Interpretasi hasil :
Keberadaan terminal terpadu antar provinsi dan kepadatan penduduk
masih dapat menjadi kerentanan bagi kota Cilegon untuk penularan
MERS.
KAPASITAS PENYAKIT MERS
Interpretasi hasil :
Beberapa komponen penilaian risiko sudah cukup baik seperti
Surveilans, TGC namun anggaran penanggulangan masih perlu
ditingkatkan.
ANCAMAN PENYAKIT DIFTERI
Interpretasi hasil :
Dari hasil penilaian, penyakit Difteri masih merupakan ancaman di Kota
Cilegon, dengan risiko importasi dan sumber penularan tinggi, pencegahan
dan pengobatan rendah, bila terjadi KLB akan sangat berdampak secara
ekonomi.
KERENTANAN PENYAKIT DIFTERI
Interpretasi hasil :
Karakteristik penduduk Kota Cilegon memiliki kerentanan yang tinggi terhadap penyakit Difteri.
Kepadatan penduduk dan transportasi antar kota dan provinsi sangat aktif karena kota
Cilegon adalah kota industri tempat mencari pendapatan dan tentunya mobilitas penduduknya
sangat tinggi. Selain itu cakupan imunisasi DT dan Td sangat rendah, efek demam pasca
imunisasi menjadi alasan masyarakat untuk tidak membawa anaknya dilakukan imunisasi
difteri.
KAPASITAS PENYAKIT DIFTERI
Interpretasi hasil :
Beberapa komponen penilaian risiko sudah cukup baik seperti PE dan
ketersediaan vaksin namun kapasitas kapasitas laboratorium, deteksi
dini Difteri di fasyankes dan anggaran penanggulangan masih rendah.
ANCAMAN PENYAKIT POLIO
Interpretasi hasil :
Risiko importasi penyakit Polio di Indonesia memiliki risiko sedang dan Provinsi
Banten memiliki risiko rendah. Hasil penilaian didapatkan ancaman akan
berdampak pada ekonomi bila terjadi kondisi emergensi dan KLB dengan risiko
sedang. Perhatian media mempunyai nilai sedang bila terjadi ancaman penyakit
menular.
KERENTANAN PENYAKIT POLIO
Interpretasi hasil :
Karakteristik penduduk Kota Cilegon memiliki kerentanan yang tinggi karena cukup padat,
kunjungan antar negara berisiko sedang dan terdapat pelabuhan penyeberangan kapal
internasional yang membawa ABK (Anak Buah Kapal) dari Luar Negeri dan bahan-bahan
keperluan industri di Kota Cilegon serta terdapat terminal bus terpadu antar kota lintas
provinsi di Merak sehingga kota Cilegon. Hasil penilaian % akses air bersih rendah.
KAPASITAS PENYAKIT POLIO
Interpretasi hasil :
Beberapa komponen penilaian risiko sudah cukup baik, namun kapasitas PE dan
penanggulangan KLB dinilai masih rendah pada poin ada pedoman umum namun
tidak dilengkapi dengan SOP setempat, maka itu perlu dilengkapi dengan SOP untuk
PE dan Penanggulangan KLB.
HASIL PENILAIAN ANALISIS RISIKO
Ancaman Wabah
Virus Nipah
PENYAKIT VIRUS NIPAH
Disebabkan oleh virus Nipah, genus Henipavirus, famili
Paramyxoviridae (Jenis virus RNA)
CFR: 40 – 75% (bisa sampai 100%)
Reservoir: kelelawar buah dari genus Pteropus (terdapat di
daerah tropis dan subtropis Asia dan benua Australia
Penularan: getah nirah terkontaminasi, kontak dengan hewan
yang terinfeksi (kelelalawar buah, babi), dan antar manusia
Masa Inkubasi: 4-14 hari (bisa sampai 45 hari)
Gejala: asimtomatik, demam, manifestasi neurologis dan
pernafasan
Deteksi: pemeriksaan molekuler (RT PCR) dan serologi (ELISA)
Pengobatan: terapi suportif dan simtomatis
Vaksin:
39 tidak ada
PENULARAN NIPAH VIRUS
GAMBARAN KLINIS NIPAH VIRUS
Gejala Klinis Diagnosis Banding
Gejala bervariasi mulai dari tanpa gejala, Diagnosis banding meliputi penyakit yang
ISPA ringan hingga berat, serta ensefalitis. menunjukkan gejala ensefalitis atau
Gejala Awal gangguan pernapasan, seperti:
• Demam, flu, sakit kepala • Japanese Ensefalitis
• Myalgia • Dengue Ensefalitis
• Nyeri Otot • Malaria Serebral
• Muntah dan sakit tenggorokkan • Scrub Typhus
Gejala Lanjutan • Leptospirosis
• Pusing, mengantuk • Ensefalitis Herpes
• Gangguan kesadaran • Meningitis Bacterial
• Ensefalitis akut
• Pada beberapa orang juga mengalami
pneumonia atopic dan gangguan
pernapasan berat
SITUASI DAN PERSEBARAN NIPAH VIRUS
Negara yang melaporkan outbreak:
• Malaysia (1999), singapura (1999)
• Sejak 2001-2021Bangladesh dan
India terjadi sporadic
• 2021 India di Kerala
• 2014 di Filipina (Pulau Mindanao)