A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Kesehatan RI/ Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan PIS PK ( Program Indonesia Sehat dengan pendekatan
Keluarga )
b. Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Th 2019, Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan dasar pada standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
c. Peraturan Menteri Kesehatan 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang
Penyelenggaraan Praktik Bidan
d. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
e. Undang-undang No.31 tahun 2013 tentang penyelenggaraan Kesehatan
Reproduksi Remaja
f. Permenkes RI No. 25 Tahun 2016 Tentang Rencana Aksi Nasional
Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2016-2019.
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 903/Menkes/Per/V/2011 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
h. Peraturan Mentri kesehatan no 23 tahun 2014 Tentang perbaikan gizi
i. PMK No 29 thn 2019 tentang penanggulangan gizi bagi anak
j. Undang –Undang no.36 tahun 2009 tentang stunting
k. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
l. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
tentang Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
m. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1429 tahun 2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah
n. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 288 Tahun 2003
Tentang Pedoman Penyehatan Sarana Bangunan Umum
o. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1405 Tahun 2002
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri
p. Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 23 tentang Kesehatan
kerja
q. Permenkes NO.25 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Fakesyankes.
r. keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor
442/MENKES/SK/VI/2009 tentang pedoman penyekenggaraan Kesehatan
Haji
s. Permenkes NO.62 tahun 2014 tentang kesehatan Olahraga
t. Peraturan Pemerintah RI no 25 tahun 2000, Bab II pasal 2 ayat 3. 10.j
menyatakan bahwa salah satu kewenangan pemerintah di bidang
kesehatan adalah surveilans epidemiologi serta pengaturan
pemberantasan dan penanggulangan wabah penyakit
u. undang-undang No 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular
v. Surat keputusan menteri kesehatan No 1479 tahun 2003 tentang
surveilans terpadu penyakit
w. Peraturan Menteri Kesehatan tentang sistim kewaspadaan dini KLB No
949 Tahun 2004
x. surat keputusan menteri kesehatan no 1116 tahun 2003 tentang pedoman
penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan.
2. Gambaran Umum
Puskesmas sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang
memiliki peran yang sangat strategis bagi masyarakat.Keberadaan Puskesmas
Sungai bahar IV diharapkan dapat mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.Saat ini peran Puskesmas menjadi semakin menonjol
mengingat banyaknya perubahan-perubahan lingkungan dalam kehidupan
sosial kemasyarakatan maupun kebijakan - kebijakan pemerintah.
Keberadaan Puskesmas Sungai bahar IV dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Untuk itu maka Puskesmas Sungai
bahar IV harus bisa memberikan pelayanan secara bermutu.Pelayanan
Puskesmas yang bermutu adalah pelayanan yang aman, rasional, efektif,
efisien dan memberikan kenyamanan bagi pasien.Keberhasilan pembangunan
kesehatan ditandai oleh semakin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,
mutu pelayanan yang prima, sarana dan prasana yang memadai serta
berperilaku hidup sehat. Wilayah kerja Puskesmas Sungai bahar IV terdiri dari 5
wilayah kerja desa yaitu Desa Markanding, Desa Pinang Tinggi, Desa Matra
Manunggal, Desa Bukit Mulya dan Desa Sungai Dayo.
Masih cukup banyak permasalah kesehatan yang harus diselesaikan di setiap
wilayah kerja dan juga masih harus dilakukan berbagai upaya kesehatan yang
berkesinambungan agar terjadi peningkatan derajat kesehatan. Adapun
permasalahan kesehatan di wilayah kerja terkait masalah kesehatan Ibu dan
Anak, Penyakit menular dan tidak menular, Imunisasi, Gizi, Kesehatan anak
sekolah, masalah kesehatan lingkungan dan juga masalah yang terkait
kesehatan mental.
Agar upaya kesehatan yang dilakukan dapat mencapai hasil guna dan memberi
daya guna yang optimal dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
maka disusun Rencana Kegiatan Puskesmas Sungai bahar IV Tahun 2022
yang sesuai dengan program – program pemerintah dan juga harus menjawab
apa yang menjadi kebutuhan dan harapan masyarakat.
Kejadian kematian ibu dan bayi yang terbanyak terjadi pada saat
persalinan, pasca persalinan, dan hari-hari pertama kehidupan bayi masih
menjadi tragedi yang terus terjadi di negeri ini. Untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir diperlukan upaya dan inovasi baru, tidak
bisa dengan cara-cara biasa. Upaya untuk menurunkan angka kematian
ibu dan bayi baru lahir harus melalui jalan yang terjal. Terlebih kala itu
dikaitkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, yakni
menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup, dan angka kematian bayi (AKB) menjadi 23 per 100.000 kelahiran
hidup yang harus dicapai. Waktu yang tersisa hanya tinggal tiga tahun ini,
tidak akan cukup untuk mencapai sasaran itu tanpa upaya-upaya yang luar
biasa.
Bahwa angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian neonatal (AKN)
di Indonesia masih tinggi. Penurunan AKI dan AKN merupakan target
RPJMN 2020 -2024, RENSTRA Kementerian Kesehatan, RENSTRA Dinas
Kesehatan dan Sustainable Development Goals( SDGs), untuk percepatan
penurunan AKI dan AKN, maka diperlukan intervensi program yang terukur,
tepat sasaran, spesifik, mampu laksana dalam waktu tertentu berdasarkan
kajian/analisis yang komprehensif
Masalah gizi, khususnya kekurangan gizi di Indononesia masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat. Terjadinya masalah gizi dapat
disebabkan beberapa faktor, baik yang merupakan penyebab langsung,
tidak langsung ataupun penyebab dasar (akar masalah). Berbagai masalah
seperti kemiskinan, pengetahuan, pola pengasuhan, bencana alam,
ketersediaan pangan, dan ketersediaan pelayanan kesehatan berakar
pada masalah kebijakan ekonomi dan politik suatu negara yang merupakan
masalah utama dan mendasar. Masalah tersebut pada akhirnya akan
berdampak pada asupan zat gizi serta terjadinya penyakit infeksi. Saat ini
masalah gizi (malnutrition) bukan hanya masalah kekurangan gizi
(undernutrition) tetapi juga masalah kelebihan gizi (overnutrition) yang
sudah mulai meningkat atau dikenal dengan masalah gizi ganda (double
burden).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 dan SSGI tahun
2021, Kabupaten Muaro Jambi menunjukkan terjadi penurunan prevalensi
balita berat badan kurang (underweight) dari 17,7% menjadi 17,4%,
Penurunan prevalensi balita gizi kurang (wasting) dari 10,2% menjadi 9,4%,
dan terjadi kenaikan pada prevalensi balita pendek (stunting) dari 20,7%
menjadi 27,2%. Penurunan masalah gizi balita tidak diikuti perbaikan
masalah gizi pada saat dewasa, hal ini ditunjukkan dengan prevalensi
obesitas pada kelompok usia diatas
18 tahun dan anemia pada ibu hamil yang mengalami peningkatan.
Gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak usia di bawah 2 tahun
(baduta) perlu mendapat perhatian serius, karena usia di bawah dua tahun
merupakan masa yang amat penting sekaligus masa kritis dalam proses
tumbuh kembang anak baik fisik maupun kecerdasan. Selain itu ibu hamil
yang kekurangan gizi atau dengan kondisi Kurang Energi Kronis (KEK)
juga akan berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan janin dalam
kandungan dan bayi yang akan dilahirkannya.
Pendidikan gizi dalam pemberian makanan tambahan lokal bagi ibu hamil
dan balita merupakan salah satu strategi dalam mengatasi masalah gizi.
Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun 2014 diketahui bahwa
lebih dari separuh balita (55,7%) mempunyai asupan energi yang kurang
dari Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan. Demikian pula pada
kelompok ibu hamil baik di pedesaan maupun perkotaan lebih dari
separuhnya mengalami defisit asupan energi dan protein.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024
menyebutkan bahwa upaya peningkatan sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdaya saing dilakukan melalui strategi dan kebijakan
peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, salah satunya melalui
Usaha Kesehatan Sekolah/ Madrasah (UKS/M). UKS/M menjangkau anak
usia prasekolah dan anak usia sekolah serta remaja yang ada di satuan
pendidikan setingkat PAUD (TK/RA/KB/BA/TPA/SPS), SD/MI, SMP/MTs
dan SMA/SMK/MA dan sederajatnya.Berdasarkan Dapodik Kemendikbud
tahun 2020, jumlah peserta didik tingkat TK-SMA/K adalah 51.365.043, dan
dari data Emis Kemenag 2020, jumlah peserta didik tingkat RA-MA adalah
9.960.951 yang merupakan jumlah besar untuk menentukan masa depan
Indonesia
.
Berikut permasalahan kesehatan pada anak prasekolah, anak usia sekolah dan
remaja antara lain: masa usia anak prasekolah (60-72 bulan) merupakan masa emas
sekaligus masa rentan dalam menentukan kelangsungan dan kualitas hidup anak di
kemudian hari. Beberapa masalah kesehatan pada kelompok ini adalah masalah gizi
dan kebersihan diri. Berdasarkan data Riskesdas 2018, proporsi konsumsi buah dan
sayur kurang pada anak usia 5 tahun, masih sangat bermasalah yaitu 95,5%. Selain
itu, sebanyak 81,5% anak usia 3-4 tahun dan 92,6% anak usia 5-9 tahun mengalami
karies pada gigi. Profil tumbuh kembang anak usia dini menunjukan 30,8% stunting,
17,7% gizi kurang dan satu dari tiga anak Indonesia mengalami anemia besi
(Riskedas, 2018). Capaian kemampuan emosional baru mencapai 69,9% serta
kemampuan literasi-numerasi mencapai 64,6% (Analisis Perkembangan anak usia dini
2018, Integrasi Susesnas-Riskedas 2018).
Dengan disusunnya kerangka acuan kegiatan Puskesmas Sungai bahar IV maka
Puskesmas Sungai bahar IV diharapkan mampu melaksanakan berbagai kegiatan
dengan maksimal sehingga berdampak pada peningkatan derajat kesehatan
masyarakat di wilayah kerja.
A UKM ESENSIAL
2. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS)
Rapat Koordinasi/Sosialisasi
Program bagi kantor urusan
agama Merupakan Kegiatan untuk berkoordinasi/sosialisasi
a (KUA)/Lembaga/Organosasi dengan Lintas Sektor (KUA)/Lembaga/Organisasi
agama/ tokoh agama di Agama/ Tokoh Agama
kecamatan
Pelaksanaan edukasi
bimbingan perkawinan/
Merupakan Pelaksanaan edukasi bimbingan perkawinan/
konseling pra nikah di KUA
konseling pra nikah di KUA atau Lembaga agama dan
b atau Lembaga agama dan
skrining calon pengantin
skrining calon pengantin
Pelaksanaan Penyuluhan
dan Pelayanan KB, Praktik
GP2SP dan kesehatan 1. Persiapan
Dokumen
5. reproduksi, pencegahan 5 Desa Survey
Laporan 2. Koordinasi
kekerasan pada perempuan
dan anak dan kesehatan
penyandang disabillitas
Dokumen 1. Persiapan
6. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil 5 Desa Survey
Laporan 2. Koordinasi
Dokumen 1. Persiapan
7. Pelaksanaan Kelas Ibu Balita 5 Desa Survey
Laporan 2. Koordinasi
Pelaksanaan Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan 1. Persiapan
Dokumen
8. Komplikasi (P4K), termasuk 5 Desa Survey 2. Koordinasi
Laporan
pemantauan ibu hamil risiko
tinggi
Pendampingan rujukan Dokumen 1. Persiapan
9. 5 Desa Survey
balita stunting/gizi buruk Laporan 2. Koordinasi
Lokakarya pembuatan SOP
tata laksana balita dengan 1. Persiapan
Dokumen
10. masalah gizi dan tumbuh 1 pkm survey 2. Koordinasi
I. Laporan
harian kembang
1. Penurunan AKI dan AKB dan Percepatan Perbaikan Gizi Rp. 135.659.700
Masyarakat
K. Penutup
Demikinanlah Kerangka Acuan /Term Of Reference kegiatan ini di buat sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut