dr . Hany Musliha
BANDAR LAMPUNG
PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP KEMILING
Jl.Imam Bonjol No.592 Kemiling, Telp. (0721) 271459
Email : puskesmasrawatinapkemiling@yahoo.com
BANDAR LAMPUNG 35153
DISAHKAN OLEH :
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
Nya Pedoman ini dapat kami selesaikan tepat waktu. Pedoman ini dibuat sebagai pegangan
atau dasar dalam Panduan Pelaksanaan Layanan Kesehatan Anak.
Pedoman ini merupakan pegangan / dasar bagi pelaksana Layanan Kesehatan Anak yang
berwenang melaksanakan kegiatan kesehatan anak. Pedoman telah disesuaikan dengan
Peraturan Kementerian Kesehatan dalam melaksanakan kegiatan layanan kesehatan anak.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Pedoman ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami mohon kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaan
pedoman ini. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses penyusunannya. Semoga Pedoman Layanan Kesehatan Anak
ini bermanfaat sebagai acuan dalam pelaksanaan layanan kesehatan anak.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti COVID- 19 yang telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO (WHO,
2020) dan juga telah dinyatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana melalui
Keputusan Nomor 9 A Tahun 2020 diperpanjang melalui Keputusan Nomor 13 A Tahun
2020 sebagai Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Corona di Indonesia. Selanjutnya
dikarenakan peningkatan kasus dan meluas antar wilayah, Pemerintah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Nasional Berskala Besar dalam
Rangka Percepatan Penanganan CoronaVirusDisease2019 (COVID-19), dan Keputusan
Presiden Nomor 11Tahun 2020 yang menetapkan Status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat,
kemudian diperbaharui dengan Keputusan Presiden Nomor 12Tahun 2020 tentang Penetapan
Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana
Nasional. Pasca masa pandemi ini, kita harus mencegah penyebaran COVID-19 di sisi lain
untuk tetap memperhatikan upaya-upaya menurunkan Angka Kematian Bayi dan Balita.
Penerapan physical distancing maupun kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) yang membatasi mobilitas penduduk, berdampak membatasi aksesibilitas pelayanan
kesehatan. Hal ini dapat menimbulkan risiko gangguan kelangsungan pelayanan kesehatan
termasuk pada balita, yang berpotensi meningkatkan kesakitan dan kematian. Sehingga perlu
diambil langkah-langkah untuk menyeimbangkan kebutuhan penanganan COVID-19 dan
tetap memastikan kelangsungan pelayanan kesehatan esensial pada balita tetap berjalan.
Dalam rangka memberikan Pelayanan Kesehatan Anak yang bermutu, maka di Ruang
Kesehatan Anak perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak
dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan
khususnya pasien Ruang Kesehatan Anak UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling. Berkaitan
dengan hal ini, maka dalam melakukan pelayanan MTBS/MTBM di Ruang Kesehatan Anak
harus berdasarkan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir, bayi, anak balita dan anak
prasekolah baik dalam gedung maupun luar gedung sehingga dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang cepat, tepat, berkualitas dan memberikan kepuasan pada
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir, bayi dan anak balita.
b) Memantau tumbuh kembang anak secara optimal
c) Memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensip bagi anak
C. SASARAN
1. Bayi baru lahir usia 0-28 hari
2. Bayi usia 0-11 bulan
3. Anak balita usia 12-59 bulan
4. Anak prasekolah usia 60- 72 bulan
D. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak sebagai berikut:
No Ruang Lingkup Kegiatan
1. Perencanaan Perencanaan kegiatan disusun berdasarkan hasil analisis
masalah pelayanan kesehatan anak meliputi:
a. Membuat usulan sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam mendukung pelayanan kesehatan
anak baik pelayanan dalam gedung maupun luar
gedung.
b. Menyusun jadwal kegiatan program yang dilakukan
setiap awal bulan
c. Melakukan pendataan sasaran.
2. Penggerakan Pelaksanaan a. Mengikuti rapat UKP dan UKM dilakukan setiap
bulan yang bertujuan untuk mengetahui
permasalahan program, koordinasi lintas program dan
membahas rencana tindak lanjut.
b. Mengikuti lokakarya mini bulanan pertama yang
bertujuan untuk penggalangan tim dalam rangka
pengorganisasian untuk dapat terlaksananya rencana
kegiatan puskesmas.
c. Mengikuti lokakarya mini bulanan rutin yang
bertujuan untuk melaksanakan evaluasi cakupan
program, mengidentifikasi masalah dan hambatan
dalam pelaksanaan kegiatan dan tersusunnya rencana
kegiatan puskesmas.
d. Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan anak
dalam gedung dan luar gedung
1) MTBM
2) MTBS
3) SDIDTK
4) SHK
5) Imunisasi Bayi, Balita dan Caten
3. Pengawasan, a. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan
Penegendalian dan b. Mengikuti bimbingan teknis dengan PJ UKP dan
Penilaian Kinerja UKM dilakukan setiap bulan.
c. Mengikuti bimbingan teknis dengan Kepala
Puskesmas dilakukan setiap bulan.
d. Mengikuti bimbingan teknis dengan Dinas Kesehatan
Kota Bandar Lampung.
e. Mengikuti bimbingan teknis dengan Dinas Kesehatan
Provinsi Bali, bimbingan dilakukan setiap tahun
sekali.
E. BATASAN OPERASIONAL
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Ruang Kesehatan Anak UPT Puskesmas Rawat
Inap Kemiling adalah :
No JENIS KETENENAGAAN KOMPETENSI KOMPETENSI TAMBAHAN JUMLAH
(IJAZAH) (PELATIHAN)
1 Fungsional dokter Dokter Pelatihan MTBS/ MTBM 1
2 Fungsional Bidan Ahli D IV Kebidanan Pelatihan MTBS/ MTBM 2
3 Fungsional Bidan Ahli D IV Kebidanan - 1
4 Fungsional Bidan Terampil D III Kebidanan - 1
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
A. JADWAL PELAYANAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan anak dalam gedung
Jam buka pelayanan : setiap hari kerja :
1. Senin – Kamis : 07.30 – 14.00 WIB
2. Jum’at : 07.30 – 11.00 WIB
3. Sabtu : 07.30 – 13.00 WIB
Jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan anak luar gedung disepakati dan disusun
bersama saat lokakarya mini bulanan Puskesmas dan dengan sektor terkait dalam pertemuan
lokakarya mini lintas sektor
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Gambar 1.1. Denah Ruang Kesehatan Anak UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling
LANTAI I
LANTAI II
B. STANDAR FASILITAS
1. Fasilitas Pelayanan kesehatan anak di UPTD. Puskesmas Kuta II wajib disesuaikan
dengan persyaratan fasilitas pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Puskesmas.
2. Fasilitas yang dimaksud harus memenuhi kriteria bangunan, prasarana, perlengkapan
dan peralatan, serta dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Fasilitas & Sarana
Ruang Kesehatan Anak berlokasi dilantai 2 Gedung Puskesmas Rawat Inap Kemiling.
Ruangan terdiri dari 1 (satu ) tempat tidur pemeriksaan. Peralatan di Ruang Kesehatan Anak
adalah sejumlah alat medis yang dipergunakan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan di
Ruang Kesehatan Anak.
Di depan Ruang Pemeriksaan Anak terdapat meja pengkajian awal yang dilengkapi
timbangan bayi, timbangan dewasa dan alat pengukur tinggi badan (microtoise). Sebelum
masuk ke Ruangan Pemeriksaan Anak dilakukan pengkajian awal pasien, yang meliputi :
anamnesa/alloanamnesa, pemeriksaan TTV dan antopometri. Selain itu juga terdapat kursi
untuk menunggu antrian pemeriksaan di Ruang Pemeriksaan anak. Dan untuk anak-anak
disediakan ruang bermain (playland) yang dilengkapi dengan karpet yang aman untuk anak-
anak dan mainan yang dapat digunakan selama menunggu antrian.
A. LINGKUP KEGIATAN
Penanggung Jawab Ruang Kesehatan Anak : dokter (dokter piket sesuai jadwal)
Koordinator Pelayanan Ruang Kesehatan Anak : Anita Tri Wijayanti, A Md Keb
Petugas di Ruang Kesehatan Anak :
a. Merda Ristiana, S.ST
b. Ester Metalia Agusta,S.ST
c. Erika Rensi Wijaya, S.Tr.Keb
d. Syifa Aprindasari, S.Tr.Keb
Perangkat Kerja :
a. Laptop( E-Rekam Medis)
b. Mouse
c. Alat pengukur panjang bayi
d. Pengukur tinggi badan anak
e. Steteskop Pediatric
f. Termometer anak
g. Timbangan anak
h. Timbangan bayi
i. ARI timer
j. Senter
k. Microtoa
l. Pita pengukur LILA bayi/anak
m. Pita ukur lingkar kepala/meteran
n. Form MTBS/MTBM
Prosedur penatalaksanaan bayi muda (sehat dan sakit) dan balita sakit
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Perencanaan (P1)
a. Membuat usulan penyediaan sarana dan prasarana
b. Mendata sasaran
c. Menyusun jadwal kegiatan program
2. Perangkat Kerja
a. Buku Rujukan
b. Formulir persetujuan Tindakan (inform consent)
c. Formulir rujukan
d. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
e. Formulir rujukan internal
b. Pemeriksaan Laboratorium
- Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter mengenai tujuan pemeriksaan
laboratorium , bila setuju maka dokter akan memberikan formulir permintaan
laboratorium yang telah diisi kepada keluarga pasien.
- Keluarga pasien menyerahkan formulir tersebut ke petugas laboratorium.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan anak diusulkan
dalam Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas dalam pertemuan lokakarya mini bulanan
Puskesmas sesuai rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
Logistik yang dibutuhkan dalam kegiatan Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan
Remaja meliputi:
Sarana dan prasarana untuk pelayanan kesehatan anak meliputi:
A. Alat dan Bahan
1. Masker
2. Handschoen
3. Hand Sanitiser
4. Timbangan bayi
5. Pengukur panjang badan dan tinggi badan
6. Timbangan dewasa
7. Tensimeter, manset dewasa dan anak
8. Stetoskop
9. Termometer
10. Alat ukur saturasi oksigen
11. Senter periksa
12. Sudip lidah
13. Pengukur LILA
14. Metlyn
15. Bagan MTBS, MTBM
16. Buku Pedoman SDIDTK
17. Komputer, printer dan jaringan internet
18. ATK
19. Lembar inform concent
20. Gelas
21. Sendok
22. Teko tempat air
B. Obat
1. Parasetamol sirup 1
2. Parasetamol tablet
3. Vitamin A 200.000 iu
4. Vitamin A 100.000 iu
5. Oralit
6. Zink
7. Povidon iodin
Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui gudang obat. Kebutuhan obat,
bahan habis pakai dihitung tiap 1 bulan. Berdasarkan analisis kebutuhan obat dan bahan habis
pakai satu bulan yang lalu dengan cadangan 10 %
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN DAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
Keselamatan Pasien (Patient Safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, Pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Tujuan penerapan keselamatan paisen adalah terciptanya budaya keselamatan pasien,
meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat, menurunkan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di puskesmas, terlaksananya program- program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Puskesmas Rawat Inap Kemiling wajib menerapkan standar keselamatan pasien yang
meliputi :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien di Puskesmas Rawat Inap Kemiling adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Mengembangkan sistem pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik resiko
yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada
petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran
banyak program kesehatan lainnya. Tahapan-tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran
antara lain:
1. Identifikasi Resiko
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak
membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak
dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang
terjadi.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Tujuan
1. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi
diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
2. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko
tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip “Universal
Precaution”.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di Ruang Kesehatan Anak Puskesmas Rawat Inap
Kemiling dalam memberikan pelayanan adalah
1. Bayi/Balita sakit ditherapi oleh dokter 100%
2. Bayi/Balita sakit dilayani dengan MTBM/MTBS >80%
3. Jam buka pelayanan
Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan di Ruang Kesehatan Anak buka
07.30 s.d 14.00 WIB setiap hari kerja kecuali Jumat dan Sabtu
Permasalahan dibahas pada pertemuan UKP dan lokakarya mini bulanan Puskesmas
Kinerja pelaksanaan pelayanan kesehatan anak luar gedung dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan SOP
4. Ketepatan metoda yang digunakan
5. Tercapainya indikator kinerja
Permasalahan dibahas pada pertemuan UKM dan lokakarya mini bulanan Puskesmas
BAB IX
PENUTUP