Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini pola kesakitan menunjukkan bahwa Indonesia mengalami double
burden ofdisease dimana penyakit menular masih merupakan tantangan
(walaupun telah menurun) tetapi penyakit tidak menular (PTM) meningkat
dengan tajam. Di tingkat global, 63 persen penyebab kematian di dunia adalah
penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun, 80
persen kematian ini terjadi di negara berpenghasilan menengah dan rendah.

Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit kronis dengan durasi yang
panjang dengan proses penyembuhan atau pengendalian kondisi klinisnya
yang umumnya lambat. Penyakit yang diakibatkan oleh gaya hidup seperti
diet yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, dan merokok. Hal ini berakibat
pada meningkatnya prevalensi tekanan darah tinggi, glukosa darah tinggi,
lemak darah tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas yang pada gilirannya
meningkatkan prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit paru
obstruktif kronik, berbagai jenis kanker yang menjadi penyebab terbesar
kematian (WHO, 2013).

Berdasarkan hasil Riskesdas, prevalensi kasus Penyakit Tidak Menular


mengalami peningkatan pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2013. hipertensi
usia > 18 tahun (25,8%) pada tahun 2013 meningkat menjadi (34,1%) pada
tahun 2018, stroke meningkat dari angka (7‰) menjadi (10,9‰), prevalensi
kanker (1,4‰) menjadi (1,8 ‰), prevalensi DM (6,9%) meningkat menjadi
(10,9%), prevalensi obesitas meningkat dari (14,8%) menjadi (21,8%). Hal ini
diperparah dengan meningkatkan perilaku tidak sehat seperti merokok
meningkat dari tahun 2013 (28,8%) menjadi (29,3%), kurang aktivitas fisik

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


(26,1%) menjadi (33,5%), kurang konsumsi buah/sayur (93,3%) menjadi
(95,5%).

Selain penyakit tidak menular kondisi kesehatan gangguan mental juga


mengalami peningkatan pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2013. Proporsi
rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga (ART) gangguan jiwa
skizoprenia/psikosis meningkat signifikan dari (1,7‰) menjadi (7 ‰).
Berdasarkan data WHO menyatakan bahwa gangguan mental dimulai usia 14
tahun, tetapi tidak terdeteksi dan terabaikan.
Tingginya permasalahan PTM dan kesehatan jiwa di Indonesia memerlukan
upaya pengendalian yang memadai dan komprehensif melalui promosi,
deteksi dini, pengobatan, dan rehabilitasi. Upaya tersebut perlu didukung oleh
penyediaan data dan informasi yang tepat dan akurat secara sistematis dan
terus menerus melalui sistem surveilans yang baik. Hal ini sesuai dengan
amanat UU No. 36 tahun 2009 pasal 158 tentang pengendalian penyakit tidak
menular. Dengan surveilans PTM yang baik maka program pencegahan dan
pengendalian PTM berlangsung lebih efektif baik dalam hal perencanaan,
pengendalian, monitoring dan evaluasi program serta sebagai ide awal
penelitian.

Surveilans PTM dan faktor risikonya merupakan salah satu strategi upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit yang dilakukan tepat dan terpadu oleh
pemerintah, swasta dan masyarakat. Langkah – langkah yang dijalankan
dalam pengendalian PTM mencakup tujuan dan penetapan target nasional,
penilaian hasil penanganan PTM, memperluas jejaring kemitraan dan
melakukan pendekatan kesehatan dalam berbagai kebijakan, memperkuat
sistem kesehatan dan pelayanan kesehatan tingkat primer seperti pelayanan di
puskesmas, serta membentuk kapasitas nasional maupun institusional yang
mampu melaksanakan program pengendalian PTM.

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


Laporan evaluasi program penyakit tidak menular Puskesmas Branti Raya
mengkaji tentang kegiatan dan cakupan kegiatan yang sudah dilaksanakan
pada tahun 2019 serta realisasi anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut.
Pelaksanaan kegiatan tersebut ditujukan dalam rangka mencapai target
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan dan Rencana Strategi
Bisnis UPT PuskesmasBranti Raya

1.2 LANDASAN HUKUM


1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5542);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
184, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5570);
4. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang SistemKesehatan
Nasional (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2012 Nomor
193);
5. Instruksi presiden republik indonesiaNomor 1 tahun
2017TentangGerakan masyarakat hidup sehat
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor1479/Menkes/SK/X/2003 tentang
PedomanPenyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi
PenyakitMenular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014tentang Surveilans
Kesehatan (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 1113);
8. Peraturan menteri kesehatan republik indonesiaNomor 75 tahun
2014TentangPusat Kesehatan Masyarakat

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 71 Tahun
2015TentangPenanggulangan Penyakit Tidak Menular.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK
02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK
02.02/Menkes/117/2015 tentang Data Penduduk Sasaran Program
Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019.
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas PelayananKesehatan Tingkat Pertama
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK
01.07/Menkes/422/2017 Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019 Revisi 1.
14. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan Nomor 3 Tahun 2018
tentang Kawasan Tanpa Rokok.

1.3 TUJUAN
1.3.1. TUJUAN UMUM
Tersedianya data dan informasi epidemiologi PTM sebagai dasar
pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
evaluasi program PTM, serta upaya peningkatan, kewaspadaan serta
respon yang cepat dan tepat secara nasional, provisi, dan
kabupaten/kota.

1.3.2. TUJUAN KHUSUS


1. Tersedianya data sumber daya kesehatan dan sumber daya
lainnya pendukung program P2PTM dan Kesehatan Jiwa
2. Tersedianya faktor risiko PTM dan Kesehatan Jiwa dan data
kasus PTM dan Kesehatan Jiwa

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


3. Tersedianya data capaian program berdasarkan indikatorRenstra
program P2PTM dan SPM P2PTM
4. Tersedianya informasi PTM sebagai dasar penentuan strategi
pengendalian PTM, penetapan prioritas penanggulangan PTM di
masyarakat
5. Tersedianya informasi PTM sebagai dasar perencanaan,
pemantauan, penilaian, dan evaluasi program pengendalian
PTM.

BAB II
GAMBARAN UMUM DAN SUMBER DAYA KESEHATAN

2.1 Gambaran Umum


2.1.1. Geografi
Puskesmas Branti Raya adalah salah satu bagian UPT Dinas Kesehatan
Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 Bujur Timur sampai 6
Lintang Selatan, dengan iklim tropis, suhu 22.70C-330C. Kelembaban
50%-70%, penyinaran matahari 47,6%-73% osibel dan curah hujan
1500-2500 mm/tahun.Wilayah Puskesmas Branti Raya terletak di
Kecamatan Natar dengan luas wilayah 80,4Km2 meliputi 6 desa binaan
terdiri dari Branti Raya, Candimas, Haduyang, Banjar Negeri, Mandah
dan Rulung Helok. Dengan batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Puskesmas Tegineneng Kabupaten Pesawaran
- Sebelah Selatan : Puskesmas Natar Kabupaten Lampung Selatan
- Sebelah Barat : PuskesmasKalirejo Kabupaten Pesawaran

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


- Sebelah Timur : Puskesmas Suka Damai KabupatenLampungSelatan

2.1.2. Demografi
Berdasarkanhasil proyeksi penduduk BPS Kabupaten Lampung Selatan
mendata jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Branti Raya pada
tahun 2022 sebanyak 43.568 jiwa, dengan jumlah KK 10.952 sehingga
rata-rata jiwa dalam rumah tangga adalah 7.355Dari jumlah penduduk
yang ada terdiri dari 21.978 jiwa laki-laki, dan 21.590 jiwa perempuan
bersifat heterogen sex ratio antara penduduk laki-laki dan perempuan
tahun 2022 adalah sebesar 105,26(sedikit diatas angka 100) hal ini
menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan relatif hampir
sama (seimbang). Selengkapnya data dapat dilihat pada tabel lampiran 1
dan 2. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Puskesmas Branti
Raya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.1
Distribusi Jumlah Penduduk BerdasarkanKelompok Umur
dan Jenis Kelamin di PuskesmasBranti Raya2022
70-74
60-64
50-54
40-44
Perempuan
30-34 Laki-Laki
20-24
10-14
0-4
0 500 1000 1500 2000 2500

Sumber: Tata Usaha PKM Branti Tahun 2022


Berdasarkan grafik diatas di wilayah kerja Puskesmas Branti Raya
tercatat bahawa desa yang paling banyak penduduknya adalah desa
Branti Rayayaitu sebesar11.787 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang
paling sedikit adalah desa Relung Helokyaitu sebesar 2.932 jiwa.
Tingkat kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Branti Raya

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


adalah 527,78jiwa/Km2dengan kepadatan penduduk tidak merata antara
327,72 jiwa per km2 sampai dengan 689,36 jiwa per km2.Tercatat bahwa
desa dengan kepadatan penduduknya paling tinggi desa Branti Rayadan
yang kepadatan penduduknya paling rendah adalah desa Relung Helok.
Sedangkan komposisi penduduk menurut kelompok umur menunjukkan
bahwasebesar 12.289 jiwa berusia muda (0-14 tahun) dan sebesar
27.056 jiwausia produktif (usia 15-59 tahun) dan hanya 3.802jiwa atau
sebesar 11.09%yang berusia diatas 60 tahun.
Berdasarkan data dari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2019 menunjukkan bahwa jumlah penduduk sebagian besar
17.286 (68,79%) hanya tamat sekolah dasar, kurang dari setengahnya
6.031 (24%) tamat SLTA untuk lebih jelas persentase jumlah penduduk
berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.2
Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia > 10 Tahun
Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
di Puskesmas BrantiRaya 2022

Sumber : Data Penduduk Kec. Natar LampungSelatan Tahun 2022

2.1.3. Topografi
Topografi wilayah kerja Puskesmas Branti Rayaadalah daerah dataran
rendah dengan ketinggian rata-rata 400 m DPL, dengan keadaan tanah

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


sebagian besar berpasir yang dijadikan daerah perladangan untuk
menanam palawija dan persawahan yang tergantung curah hujan.
Secara umumseluruh wilayah kerja Puskesmas Branti Raya dapat
dijangkau oleh kendaraan roda 2 dan 4. Puskesmas Branti Raya
terletak di desa Branti Raya, Jarak antara desa dengan Puskesmas yang
terdekat adalah 1 km dan yang terjauh (Rulung Helok+ 8-18 km). Jalan
menuju ke Propinsi dan Kabupaten seluruhnya berupa jalan aspal,
kecuali sebagian desa-desa yang berada cukup jauh dari Puskesmas,
masih berupa jalan batu dan tanah.Jarak antara Puskesmas Branti Raya
ke Ibu Kota Kabupaten + 105 Km sedangkan ke Ibu Kota Propinsi +
25 Km.

2.1.1 Visi dan Misi


Visi UPT Puskesmas Branti Raya
“Memberikan pelayanan Kesehatan dasar yang optimal demi terwujudnya
kecamatan natar yang sehat ,guna menciptakan manusia yang unggul
produktif mandiri dan berkeadilan “

Misi UPT Puskesmas Branti Raya


1. Menyelenggarakan Pelayaanan kesehatan dasar yang berstandar untuk
jangkaun pelayanan yang adil dan berkesinambungan.
2. Menyelengarakan pemberdayaan kesehatan masyarakat untuk
mendorong kemandirian hidup sehat bagi
individu ,keluarga ,masyarakat.
3. Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan komprensipf untuk tercapai
gerakan masyarakat sehat dan lingkungan sehat.

2.1.2 Tata Nilai


Tata nilai UPT Puskesmas Branti Raya adalah “CERIA”
CEPAT : Petugas melakukan pelayanan dengan cepat sesuai SOP

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


EFEKTIF dan EFISIEN :mempertimbangkan ketepatan waktu dan tenaga
dalam melaksanakan tugas serta tepat dalam penggunaan anggaran
RAMAH: dalam setiap melaksanakan kegiatan petugas harus
memperlakukan pelanggan dengan empati
INOVATIF :memberikanterobosan-terobosanatau ide-ide
baruuntukmutupelayanan
AMANAH :melaksanakanpekerjaandengantertibdanmenjagakedisiplinan
jam kerja

2.1.3 Wilayah UPT Puskesmas Branti Raya


2.1.3.1 Wilayah
UPT Puskesmas Branti merupakan salah satu puskesmas dari 26 puskesmas
yang ada di Kabupaten Lampung Selatan dengan luas + 87,78 Km2.
Wilayah UPT PuskesmasBranti Raya terletak antara 105º 14’ - 105º 45’ BT
dan 5º 15’ - 6º LS, sehingga merupakan daerah tropis yang mempunyai dua
musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.

UPT PuskesmasBranti Raya memiliki jarak tempuh 105 Km atau +1 jam ke


Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan.
UPT Puskesmas Branti Raya juga mempunyai wilayah yang berupa pulau-
pulau (jika punya pulau), dan daerah yang sulit dijangkau/terpencil yaitu
(jika ada). Wilayah terjauh UPT Puskesmas Branti Raya adalah Dusun air
panas Desa Relung helok yang ditempuh dalam jarak > 15 km atau + 1 jam
30 menit, transportasi wilayah terjauh yang biasa dipakai oleh masyarakat
adalah sepeda motor

Secara administratifUPT Puskesmas Branti Raya, terdiri dari 6 (enam)


desa/kelurahan dan 49 dusun.

Tabel 2.1
Luas Wilayah Dan Jumlah Desa/Kelurahan

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


UPT PuskesmasBranti Raya Tahun 2022

Luas
No Desa/ Kelurahan Wilayah Jumlah RW Jumlah RT
(Km2)
1 Candimas 15.25 10 25
2 Branti Raya 19.82 10 33
3 Haduyang 11.40 8 21
4 BanjarNegeri 7.26 7 16
5 Mandah 12.67 6 19
6 RelungHelok 5.25 8 16
PUSKESMAS 72.01 49 130
Sumber :

2.1.3.2 Penduduk
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin di UPT Puskesmas Branti Raya
tahun 2022 adalah 51% laki-laki dan 49% perempuan. Jumlah Penduduk
UPT Puskesmas Branti Raya orang. Jumlah penduduk usia produktif 15-59
tahun 27.056 orang, dan jumlah usila ( >60 tahun) 3802 orang. Jumlah usia >
15 tahun 28.659orang.

2.1.4 Sumber Daya Kesehatan


2.1.4.1 Sumber Daya Manusia Puskesmas
Tabel 2.2
Jumlah Tenaga Kesehatan UPT Puskesmas Branti Raya
Tahun 2022

Standar Berdasarkan
PMK 75/2014
No Jenis Tenaga Tersedia Kesenjangan*
Rawat
Non RI
Inap
A Puskesmas Induk 1
1 Dokter / Dokter Layanan Primer 2
2 Dokter gigi 0
3 Perawat 22
4 Bidan 22
5 Tenaga Kesehatan Masyarakat 2
6 Tenaga Kesling 2
7 Tenaga tehnologi Lab klinik 2
8 Tenaga gizi 1

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


Standar Berdasarkan
No Jenis Tenaga PMK 75/2014 Tersedia Kesenjangan*
9 Tenaga Kefarmasian 1
10 Tenaga Administrasi 1
11 Pekarya 3

B Pustu 1
Perawat 3
Bidan 0
C Bidan Desa 8
*Diisi hanya jika jumlahnya kurang dari standar

2.1.4.2 Sarana Kesehatan Puskesmas


Tabel 2.3
Sarana Pelayanan Kesehatan UPT PuskesmasBrantiraya
Tahun 2022

NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH


RUMAH SAKIT
1 RumahSakitUmum 0
2 RumahSakitKhusus 0
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PuskesmasPembantu 1
2 PuskesmasKeliling 0
SARANA PELAYANAN LAIN
1 Klinik Pratama 0
2 PraktikDokterPerorangan 3
3 Praktik Bidan Perorangan 8
4 Praktik Perawat Perorangan 0
5 Apotek 5
6 Toko Obat 0
7 Praktik Pengobat Tradisional 7
8 Sekolah 28
 SD 18
 SMP 7
 SMA 3

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


2.1.4.3 Sarana UKBM Puskesmas

Tabel 2.4
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dan Jumlah Kader UKBM
UPT Puskesmas Branti Tahun 2022

Posyandu
Posyandu Posbindu Polindes
No Desa/ Kelurahan Lansia
Jml Kader Jml Kader Jml Kader
1 Candimas 9 45 1 5 1 5 1
2 Branti raya 9 45 1 5 1 5 1
3 Haduyang 4 20 1 5 1 5 1
4 Banjar negeri 5 25 1 5 1 5 1
5 Mandah 5 25 3 5 1 5 1
6 Relung helok 3 15 3 5 1 5 0
0
7 PUSKESMAS 35 175 10 30 6 30 5

2.1.4.4 Sumber Daya Posbindu


Tabel 2.5
Sumber Daya Posbindu PTM
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

Jumlah Jumlah Stik Gula Posbindu Media KIE


No Desa / Kelurahan
Posbindu Kader Darah KIT FR PTM
1 Candimas 1 5 0 0 0
2 Branti Raya 1 5 0 0 1
3 Haduyang 1 5 0 0 0
4 BanjarNegeri 1 5 0 0 0
5 Mandah 1 5 0 0 0
6 RelungHelok 1 5 0 0 0
7 0
8 PUSKESMAS 6 30 0 2

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


2.1.4.5 Tenaga Kesehatan Terlatih Program PTM

Tabel 2.6
Tenaga Kesehatan Terlatih
Program Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Kesehatan Jiwa
UPT Puskesmas BrantiRaya Hingga Tahun 2022

Jenis Provider Jenis Pelatihan

Pandu PTM

Portal WEB
No Petugas

Kes. Jiwa
Posbindu
Perawat

Lainnya
Dokter

Indera
Bidan

UBM
1
Dr.
 IVA

HeniAfridah
Komariah,
2  
S.ST
Endang 
3 Suryanti 
Str.keb
Ns.fera
4  
marisa
5 Dr. novi. s  
6 Epiorita  

Total 1
2 2 1
(Jumlah)

2.1.4.6 Guru Terlatih UBM

Tabel 2.7
Guru Terlatih UBM
UPT PuskesmasBranti Raya Hingga Tahun 2022

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


No Nama SEkolah Nama Guru Terlatih UBM
1 SDN 1 Branti Raya -
2 SDN 2 Branti Raya -
3 SDN 3 Branti Raya -
4 SDN 4 Branti Raya -
5 MI Guppi -
6 SDN 1 Candimas -
7 SDN 2 Candimas -
8 SDN 4 CAndimas -
9 SDIT Albanna -
10 SDN 1 Haduyang -
11 SDN 2 HAduyang -
12 SDN 1 Banjar Negeri -
13 SDN 2 Banjar Negeri -
14 SD Darussalam -
15 SD Da’arul Ma’arif -
16 SD An nassirin -
17 SDN 1 Mandah -
18 SDN Relung Helok -
19 SMP Da’arul Ma’arif -
20 MTS Da’arul Ma’arif -
21 SMP 4 Branti Raya -
22 SMPN 5 Candimas -
23 SMP Darussalam -
24 SMP sriwijaya -
25 Ma Da’arul Ma’arif -
26 SMPIT Albanna -
27 Ma Darusalam -
28 SMKN 1 Mandah -
28 sekolah -

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


2.1.4.7 Peralatan Deteksi Penyakit Tidak Menular

Tabel 2.8
Peralatan Deteksi Penyakit Tidak Menular
UPT PuskesmasBranti RayaTahun 2022

Jumlah Tersedia
No Jenis Peralatan Kesenjangan
Minimal Baik Rusak
A. Pemeriksaan Umum / Deteksi PTM
Posbindu Kit 2 buah 2 1
Timbangan Berat Badan 2 buah 2
Alat Ukur Tinggi Badan 2 buah 2
Metline ( pengukur lingkar pinggang ) 2 buah 2
Tensimeter 2 buah 2
Peakflowmeter 1 buah 0
CO Analyzer 1 buah 1
EKG 1 buah 0
B. Pemeriksaan Mata
Stetoskop untuk dewasa 1 buah 1
Snellen Chart 2 jenis (E Chart + Alphabet Chart) 1 buah 1
Buku Ishihara Tes 1 buah 1
Lampu senter untuk periksa/pen light 1 buah 1
Bingkai uji-coba untuk pemeriksaan refraksi 1 buah 1
Lensa uji-coba untuk pemeriksaan refraksi 1 set 1
Opthalmoscope 1 buah
Tonometer Schiotz 1 buah
C. Pemeriksaan Telinga
Otoscope 1
Corong telinga/Speculum telinga ukuran kecil,
1 set 1
besar, sedang
Garputala 512 Hz, 1024 Hz, 2084 Hz 1 set 1
Lampu kepala/Head Lamp + Adaptor AC/DC 1 buah 1
Pinset Telinga 1
Sesuai
Pelilit kapas/ Cotton applicator
kebutuhan
D. IVA & CBE
Meja Gynecologi 1 buah 1
Cermin setinggi 2 meter 1 buah 0
Lampu sorot 1 buah 0
Box container untuk menampung alat 1 buah 1
Tampon Tang 1 buah 1
Pinset anatomis ukuran 25cm 1 buah 1
Waskom diameter 40cm 1 buah 0
Mangkok kecil diameter 7,5cm 1 buah 0
Spekulum vagina/ Cocor bebek biasa 25

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


Jumlah Tersedia
No Jenis Peralatan Kesenjangan
 Ukuran S Minimal
10 buah 5 5
 Ukuran M 30 buah 10 20
 Ukuran L 10 buah 10
Crioterapi 1 buah 1
E. Laboratorium
Alat Periksa Gula Darah
Alat Periksa Lemak darah

F. Kesehatan Jiwa
Sesuai
Alat Fiksasi Pasien ODGJ
Kebutuhan

Untuk dapat melakukan deteksi penyakit tidak menular, maka diperlukan peralalatan
yang lengkap dan sesuai jenis pemeriksaan yang dilakukan. Dalam PMK No
75 tahun 2014, diwajibkan setiap puskesmas memiliki minimal 80% jenis alat
yang dipersyaratkan pada setiap unit pelayanan. Bila kita lihat pada tabel 2.8, masih
ada beberapa alat deteksi risiko PTM yang belum dimiliki puskesmas. Dalam PMK
No 75 tahun 2014, diwajibkan setiap puskesmas memiliki minimal 80% jenis alat
yang dipersyaratkan pada setiap unit pelayanan. Untuk dapat melakukan
pemenuhan standar peralatan puskesmas perlu adanya pengadaan yang
berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan.

2.1.4.8 Bahan Medis Habis Pakai


Tabel 2.9
Bahan Medis Habis Pakai
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

Jumlah
No Jenis BMHP Tersedia Kesenjangan
Minimal
1 Buku Monitoring PTM 1
2 Sarung tangan (untuk deteksi)
3 Lancet
4 Alcohol Swab
5 Stik gula darah untuk faktor risiko
Stik gula darah/reagen untuk penegakan diagnosa
6
Diabetes
Stik gula darah/ reagen untuk pasien DM 1 bulan 1
7
kali periksa Guladarah
8 Sarung tangan untuk pemeriksaan IVA

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


9 Klorin 5,25%
10 Alkohol 70%
11 Gliserin 30 CC
12 Asam cuka 25% per botol 150 CC
13 Kapas gulung
14 Tusuk sate / lidi diameter 3mm Panjang 20 cm

JUMLAH

2.1.4.9 Media KIE PTM

Tabel 2.10
Media KIE PTM
UPT PuskesmasBranti Raya Tahun 2022

Ketersediaan
No Jenis Media KIE Tentang Jumlah
Ada Tidak
1 Poster 
2 Spanduk 
3 Lembar Balik 
4 Banner 
5 Leaflet KTR
6 Film / Video PTM 
7 Pedoman / Juknis PPTM  Pedoman pandu PTM 1
JUKNIS posbindu bagi
8 Pedoman / Juknis Posbindu  1
kader

2.1.4.10 Obat-Obatan Penyakit Tidak Menular (PTM)

Ketersediaan Kecukupan
Banyak
Kurang

Cukup

No Jenis Penyakit Obat Formulasi


Tidak
Ada

1 Diabetes V V

2 Asma V V

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


3 PPOK V V

4 Hipertensi V

5 Angina Pektoris

6 Gagal jantung

7 Indera

Anti
8
Hiperlipedimea

9 Kanker

10 Obat Jiwa

2.1.4.11 Anggaran Kegiatan Program PTM


Anggaran program Penyakit Tidak Menular (PTM) UPT Puskesmas Branti
Raya sebesar Rp 17.600.000 (.......%) dari total anggaran puskesmas. Berikut
ini adalah anggaran kegiatan yang ada di UPT Puskesmas Branti Raya
Tabel 2.11
Anggaran Kegiatan Program PTM
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022
Alokasi Anggaran
Kebutuhan (Rp) Kesenjang
N Indikator
Kegiatan Anggaran J A an
o Keluaran
(Rp) BOK K D DD (Rp)
N D
1
Posbindu  SPM (15-
PTM 59 tahun)
Rp.14.400.000

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


Skrining PTM
disekolah dan
Rp.3.200.000
institusi

BAB III
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Indikator Kinerja


3.1.1 Indikator RPJMN - PROGRAM PPTM Tahun 2020-2024

Tabel 3.1
RPJMN Program PPTM Tahun 2020-2024

URAIAN Target
INDIKATOR 2020 2021 2022 2023 2024
Prevalensi Merokok
penduduk usia 10- 9,1 9,0 8,9 8,8 8,7
1
18 tahun

Prevalensi Obesitas
pada penduduk usia 9,1 9,0 8,9 8,8 8,7
2
> 18 tahun

Untuk menurunkan prevalensi Merokok upaya pencegahan perlu


dimaksimalkan lagi, karena Merokok merupakan faktor Resiko penyakit
tidak menular, Penurunan prevalensi merokok usia < 18 tahun yang juga
merupakan perilaku berisiko dan punya dampak terhadap penyakit tidak
menular Perilaku berisiko kurang aktivitas fisik dan kurang makan buah
sayur akan berdampak pada peningkatan berat badan seseorang, yang
selanjutnya akan menjadi obesitas. Hal ini berarti jika obesitas tidak dapat
diturunkan atau dipertahankan, maka akan sulit untuk menurunkan
prevalensi tekanan darah tinggi.

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


3.1.2 Renstra Kementerian Kesehatan 2020-2024

Tabel 3.2
Indikator Kinerja Kegiatan ( RENSTRA ) Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2020-2024

Impact Outcome Output (IKK) Target Capaian


/outcome (IKP) 2022 2023 2024
(ss& ISS) Juni Des Juni Des Juni Des
(B06 (B12 (B06 (B12 (B06 (B12
) ) ) ) ) )
1.Pervalens 1.)Jumlah 1) Presentase 20 45 30 70 35 90
i obesitas kabupaten Penduduk
pada /kota yg sesuai
penduduk melakukan kelompok
usia >18 deteksi dini usia
tahun faktor resiko dilakukan
PTM skrining PTM
prioritas

2) Jml kab /kota 308 411 514


2). Jumlah yg melakukan
kabupaten Pelayanan
/kota yg terpadu
melakukan ( PANDU)PT
Pengendalia M di >80
n faktor %puskesmas
Resiko. 3) Presentase 20 43 30 63 40 90
penyandang
hipertensi
yang tekanan
darahnya
terkendali di
Puskesmas
/FKTP

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


15 36 25 58 40 90
4) Presentase
penyandang
diabetes
meletus yang
gula darahnya
terkendali di
Puskesmas
/FKTP

5) Jml kab /kota 424 474 514


menerapkan
kawasan
tanpa
Rokok(KTR)

6) Jml kab /kota 150 175 250 275 300 350


yang
melakukan
upaya
berhenti
merokok

Bedasarkan Permenkes No 13 tahun 2022 tentang Perubahan atas peraturan Menteri


Kesehatan No .21 tahun 2020 tentang RENSTRA KEMENKES Tahun 2020-2024

RENSTRA 2022-2024 ( TARGET LAMPUNG


Tabel 3.3
Indikator Kinerja Kegiatan ( RENSTRA ) Target Lampung
Tahun 2020-2024

Output (IKK) Target Capaian


2022 2023 2024
Juni Des Juni Des Juni Des
(B06) (B12) (B06) (B12) (B06) (B12)
1) Presentase Penduduk 20 45 30 70 35 90
sesuai kelompok usia
dilakukan skrining
PTM prioritas
2) Jml kab /kota yg 59,93 79,96% 100%
melakukan Pelayanan (10kk) (12kk) (15kk)
terpadu
( PANDU)PTM di >80
%puskesmas

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


3) Presentase penyandang 20 43 30 63 40 90
hipertensi yang tekanan
darahnya terkendali di
Puskesmas /FKTP

15 36 25 58 40 90
4) Presentase penyandang
diabetes meletus yang
gula darahnya
terkendali di
Puskesmas /FKTP

5) Jml kab /kota 82,49% 92,21% 100


menerapkan kawasan (12kk) (14kk) (15kk)
tanpa Rokok(KTR)

6) Jml kab /kota yang 29,18% 34.05% 48,64% 53,50% 58,37 68,09%
melakukan upaya (4kk) (5kk) (7kk) (8kk) % (10kk)
berhenti merokok (9kk)

Tabel 3.4
Indikator Kinerja Program
(Presentase penduduk sesuai kelompok usia yang dilakukan Skring PTM Prioritas
)

Sasaran Program Lokasi Target


(outcome ) sasaran 2022 2023 2024
kegiatan /Indikator Juni Des Juni Des Juni Des
(B06) (B12) (B06) (B12) (B06) (B12
)
Presentase Penduduk 34 propinsi
sesuai kelompok usia
yang dilakukan skrining 20 45 30 70 35 90
PTM prioritas

Berdasarkan Permenkes No 13 tentang Perubahan Atas Peraturan menteri Kesehatan


No 21 tentang RENSTRA KEMENKES Tahun 2020-2024

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


3.1.3 Standar Pelayanan Minimal (Permenkes No 4 tahun 2019)

Tabel 3.5
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
Pada Seksi PPTM

TARGE
N JENIS PERNYATAAN T KETERANGAN
O PELAYANAN STANDAR
(%)
1 Pelayanan skrining Setiap warga negara 100 Standar :
faktor Resiko pada Indonesia usia 15–59 1) . Pemeriksaan BB, TB, LP-DD
usia produktif tahun mendapatkan obesitas
skrining kesehatan 2) Pengukuran tekanan darah
sesuai standar dalam
kurun waktu satu tahun 3) Pemeriksaan Gula Darah
4) anamase prilaku beresiko
5) Tindak lanjut melakukan rujukan
jika diperlukan
6) Memberikan penyuluhan
kesehatan
7) wanita usia 30-50 tahun yang
sudah menikah atau pernah
berhubungan seksual dilakukan
Pemeriksaan SADANIS dan Cek
IVA.

2 Pelayanan kesehatan Setiap penderita 100 Standar


penderita hipertensi hipertensi mendapatkan 1) Pengukuran tekanan darah
pelayanan kesehatan dilakukan minimal 1 kali sebulan
sesuai standar di Pelayanan Kesehatan.
2) Edukasi perubahan gaya hidup
dan ? kepatuhan minum obat
3) TDS lebih dari 140mmHg
ditambahkan pelayanan
Farmakologi.
4) Melakukan Rujukan jika
diperlukan

3 Pelayanan kesehatan Setiap penderita diabetes 100 Standar


penderita Diabetes melitus mendapatkan 1) Pengukuran Gula darah
Melitus pelayanan kesehatan dilakukan minimal 1 kali sebulan
sesuai standar di Pelayanan Kesehatan.
2) Edukasi perubahan gaya hidup
dan ? kepatuhan minum obat
3) Jika GDS> 200mg/ dl di
tambahkan farmakologi
4) Melakukan Rujukan jika
diperlukan

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


3.2 Sasaran Program
Tabel 3.6
Sasaran Program PPTM
Tahun 2022
Usia Produktif
No Desa / Kel Penduduk WUS > 60 th > 15 th HT DM
15-59 th
30-50 th
Candimas 11245 7231 1680 991 7469 2094 92
Brantiraya 11787 7578 1750 1039 7829 2194 97
Haduyang 6879 4424 1021 606 4569 1281 57
Banjarnegeri 5361 3448 811 473 3561 998 44
Mandah 4942 3178 724 435 3283 920 41
Relunghelok 1419 1883 428 258 1947 546 24
Puskemas 43146 27742 6423 3802 28659 8032 356

Dasar penentuan Sasaran usia produktif (15-59 tahun) dan WUS (30-50
tahun) adalah Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK
02.02/Menkes/117/2015 tentang Data Penduduk Sasaran Program
Pembangunan Kesehatan .

3.3 Hasil Kegiatan


3.3.1 Posbindu PTM
Posbindu PTM adalah kegiatan pembinaan terpadu untuk mengendalikan
fator risiko PTM dan merupakan bentuk kemandirian masyarakat dalam
mendeteksi dan memonitor faktor risiko PTM secara rutin. Tujuan dari pada
Posbindu adalah menjangkau masyarakat yang masih sehat (15-59 tahun dan
60 keatas) agar melakukan skrining kesehatan sesuai standar minimal
setahun sekali.
Pada posbindu PTM Cerdik Jiwa kegiatan deteksi faktor risiko PTM
dilakukan dalam 6 (enam) tahapan. Tahap 1 (Pendaftaran) melakukan
pengisian NIK dan biodata, tahap 2 (wawancara) melakukan wawancara FR
PTM pada diri sendiri dan pada keluarga, tahap 3 (pengukuran) melakukan
pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, menghitung IMT, tahap
4 (pemeriksaan) melakukan pemeriksaaan tekanan darah dan gula darah,
tahap 5 (Tindak lanjut) melakukan identifikasi FR PTM, edukasi, dan tindak

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


lanjut, tahap 6 (skrining kesehatan jiwa) melakukan Self Response
Quitionere (SRQ) 20, Geriatric Depressen Scale (GDS), Abreviate Mental
Test (AMT), Activity Daily Living (ADL). Hal ini berarti pada kegiatan
posbindu cerdik jiwa sudah mengakomodir seluruh standar SPM Usia
Produktif (15-59 tahun) dan SPM Usila (> 60 tahun).
Agar kegiatan posbindu berjalan sesuai harapan, petugas puskesmas
melakukan pengawasan melalui kegiatan monitoring posbindu serta
melakukanpembinaan kegiatan posbindu PTM.
Grafik 3.1
Jumlah Posbindu Per Desa
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

1.2
1 1 1 1 1 1
1

0.8

0.6

0.4

0.2

0
BRANTI CANDIMAS HADUYANG BANJAR MANDAH RELUNG
RAYA NEGERI HELOK

Berdasarkan grafik 3.1 dapat terlihat bahwa semua desa memiliki


posbindu (100%). Hal ini berarti bahwa target renstra desa/kelurahan yang
melaksanakan kegiatan PosbinduPTM tercapai.
Sasaran usia 15-59 tahun tahun UPTD Puskesmas Branti Raya 28.228
orang, dari jumlah Pelayanan usia produktif 19.204 orang (64,2%) yang
melakukan kunjungan ke posbindu PTM.Pelayanan usia >60 tahun yang
melakukan skrining PTM
1141 orang.(87,53%) dan usia >70 tahun sebanyak 361 orang ,cakupan
15-59 tahun dan usia >60 th di UPT Puskesmas Branti Raya Hal ini

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


berarti capaian SPM usia produktif (15-59 tahun) UPT Puskesmas Branti
Raya belum tercapai disebabkan beberapa kendala antara lain kurangnya
SDM terlatih Posbindu, kurangnya peralatan Posbindu, kurangnya dana
pelaksanaan dan monitoring Posbindu, kurangnya dukungan lintas sektor,
kesibukan masyarakat itu sendiri.
Grafik 3.2
Jumlah Kunjungan Posbindu Berdasarkan Jenis Kelamin
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

66:06:00 69:04:00

Laki Perempuan

Dari grafik 3.2 terlihat bahwa dari 28,228 orang sasaran usia > 15 tahun
yang melakukan deteksi faktor risiko PTM, sasaran perempuan yang lebih
banyak berkunjung ke posbindu. Memperhatikan data ini perlu upaya/
kegiatan inovasi untuk meningkatkan kunjungan pada sasaran laki-laki.
Grafik 3.3
Presentase Kunjungan Posbindu Berdasarkan Status Kesehatan
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

13630

Sehat Faktor Risiko Sakit /rujuk

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


Memperhatikan status kesehatan sasaran yang berkunjung ke posbindu
PTM dapat terlihat bahwa kunjungan dengan status sehat mendominasi
sebanyak 13630 orang dari jumlah kunjungan sebanyak 19204 orang
(70,9%) Upaya tindak lanjut yang dilakukan adalah pembentuk Posbindu
baru secara mobile melibatkan lintas sektor, terutama kepala desa,
peningkatan kemampuan kader posbindu, kegiatan lintas program yang
terintegrasi. Dari faktor risiko yang berjumlah. 3976 orang orang dapat
dikategorikan lagi ke dalam beberapa faktor risiko seperti tergambar pada
grafik di bawah ini
Grafik 3.4
Hasil Pemeriksaan Faktor Risiko PTM
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

2500
2035
2000
1645
1460
1500
1020
1000 880 890 860 880

500
6 121 31 121
0
M
r

i
IH
ol

K
ok

ik

ok

an

an
ra
yu

gg
A

D
fis

oh

ar
nt

at
B
ok

k
sa

n
LE

l ih

g
ro
se

Ti
k
s
er

LE

en
&

it a

al

ng
ER

p
M

TD

nd
ta

sa
si
ah

ti v

pe
si

B
m

ra

pe
A
bu

ak

be
su

LA
Y

pa

an
ua
O

IN
g

on

a
U
an

an

gu
rp
M

gg
K

G
ur

ur

te

g
SI

an
SI
K

an
M

G
SU

SU
N

N
O

O
K

Dari beberapa faktor risiko PTM, faktor risiko yang paling mendominasi
adalah merokok, kurang makan sayur dan buah, aktivitas fisik dan untuk
faktor risiko ini perlu dilakukan upaya berhenti merokok melalui kegiatan
sosialisasi UBM secara intensif dan kontinyu di tempat-tempat umum.

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


Grafik 3.5
Hasil Pemeriksaan Kesehatan Jiwa di Posbindu
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

0
o ki
t si at ng ra
t an ng ra
t
sik Sa re er da be g da be
Ri ep si
b
s e n rin s e n
or n
D re tan ata an an ga
kt na ep ga in
g ng g un
Fa ki D in tu un nt
g ua
n an nt rg
a
un an gg rg rg
a
ete
em
g gu an ete ete K
K an G K K
G

Pada pemeriksaan kesehatan jiwa, untuk sasaran 15-59 tahun dilakukan


dilakukan skrining menggunakan SRQ 20, sedangkan untuk sasaran usia >
60 tahun dilakukan skrining menggunakan GDS, AMT, ADL. Dari 1375
orang usia 15-59 tahun yang dilakukan skrining kesehatan jiwa, terdapat
873 yang mengalami faktor risiko sakit 123 orang (14,1%) dan yang sakit
71 orang (8.,%).
Pada usia > 60 tahun yang dilakukan skrining ada 831 orang yang
mengalami kemungkinan depresi 53 orang, depresi berat.13 orang. pada
test AMT faktor risiko gangguan ingatan sedang 345 (lanjutkan)
Pada skrining tingkat kemandirian terdeteksi bahwa 45 (lanjutkan)

3.3.2 Pelayanan TerpaduPenyakit Tidak Menular (Pandu PTM)

Ada dua definisi Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak menular (PANDU


PTM). PANDU PTM di FKTP adalah upaya pencegahan, pengendalian dan
tatalaksana terintegrasi Hipertensi dan Diabetes Melitus serta PTM lainnya
yang dilaksanakan secara komprehensif dan terintegrasi dengan pendekatan

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


faktor risiko menggunakan CARTA prediksi faktor risiko WHO SEAR B
melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP). Definisi kedua PANDU PTM adalah adalah kegiatan
penemuan dan penanganan kasus PTM dan manajemen faktor risiko PTM di
FKTP secara terpadu (Kemenkes RI, 2019).

Kegiatan manajemen faktor risiko meliputi pemeriksaan : perilaku merokok,


obesitas, TD > 120/80 mmHg, gula darah sewaktu > 200 mg/dL, kolesterol
atau kolesterol rata-rata, wanita usia 30-50 tahun atau wanita yang pernah
berhubungan seksual. Penanganan penyandang PTM dan Program Rujuk
Balik (PRB).

Penanganan penyandang PTM yang menjadi prioritas adalah :


1) Hipertensi;
2) Stroke;
3) Penyakit Jantung Koroner (PJK);
4) Penyakit Ginjal Kronik (PGK);
5) Diabetes melitus;
6) Obesitas;
7) Kanker leherrahim;
8) Kanker payudara;
9) Kanker pada anak;
10) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK);
11) Asma;
12) Gangguan penglihatan dan kebutaan;
13) Gangguan pendengaran dan ketulian; dan
14) Gangguan fungsional.

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


Grafik 3.6
Rekapitulasi Pandu PTM
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

7000 6421
6000
5000
4000
3000
2000 1564
1000 754
101 31 0
0
Usia >15 tahun CARTA ,<5% CARTA ,<5%-10% CARTA 10% -<20 % CARTA 20%-<30% CARTA>30%
Melaksanakan Pandu

Pada tahun 2022 kunjungan total di UPT Puskesmas Branti Raya berjumlah
15168 dengan kunjungan Usia yang mendapatkan Pandu PTM sebanyak
6412 orang (42,2%)dan jumlah pengunjung wanita usia 30-50 tahun
Mendapatkan Pandu PTM sebanyak 940 orang .
REKAPITULASI KASUS PTM BERBASIS PUSKESMAS
TAHUN 2022

2500
1941
2000

1500

1000

500 237
44 31 20 17 16 15 6
0
HIPERTENSI DM PPOK KATARAK STROKE GAGAL JANTUNG OSTEOPOROSIS GINJAL
JANTUNG KORONER KRONIK

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


Pada tahun 2022 kunjungan total di UPT Puskesmas Branti Raya berjumlah
16017 orang.
Kasus PTM di UPT Puskesmas Branti Raya yang paling banyak adalah
Hypertensi dengan jumlah kasus 1941 (12,1 %)Selain penyakit tersebut,
penyakit lainnya yang menjadi perhatian adalah hipertensi dan DM. Penyakit
hipertensi dan DM menjadi indikator standar pelayanan minimal bidang
kesehatan.

Berdasarkan estimasi kasus Hipertensi di UPT Puskesmas Branti Raya


berjumlah 8033 orang, dari jumlah tersebut 7852 yang telah dilayani sesuai
standar. Hal ini menunjukkan bahwa UPT Puskesmas Branti Raya belum
mencapai standar pelayanan. Berikut ini pencapaian pelayanan standar pada
penderita hipertensi
Grafik 3.7
Capaian Pelayanan Standar pada Penderita Hipertensi
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

9000
7852
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2040 2136
2000
1270
960 904
1000 542
0
Branti Candimas Haduyang Banjar Mandah Rulung Puskesmas
Raya Negeri Helok

Ceritakan kendala tidak tercapainya SPM Pada penyakit hipertensi.


Bandingkan dengan data PISPK. Hal ini karena penderita sudah terbiasa
dengan gangguan penyakit tersebut dan hanya berobat bila mimun obat

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


warung tidak ada perubahan, penderita datang ke Puskesmas. Untuk
penderita sebagian dilakukan follow up oleh petugas PHN.
Penyakit DM di UPT Puskesmas Branti Raya diperkirakan berjumlah 356
orang, yang sudah berobat sesuai standar 357 orang (100.3 %). Hal ini
menunjukkan bahwa SPM Penyakit DM sudah mencapai target. Berikut ini
capaian pelayanan standar minimal pada pasien DM

Grafik 3.8
Capaian Pelayanan Standar pada Penderita Diabetes Melitus
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

400
357
350

300

250

200

150
96 97
100
59
43 39
50 23
0
YA AS G RI H K AS
RA M AN GE DA LO M
DI Y
NE
N E ES
TI N DU M
A
G
H K
AN CA HA JA
R
UN PU
S
BR N L
BA RE

3.3.3 IVA dan SADANIS


Kanker leher rahim merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita
di seluruh dunia. Hampir semua kanker leher rahim secara langsung
berkaitan dengan infeksi sebelumnya dari salah satu atau lebih virus Human
Papiloma Virus (HPV), salah satu IMS yang paling sering terjadi di dunia.
Infeksi HPV sering kali tidak menimbulkan gejala. Tanda – tanda infeksi

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


yang paling umum adalah bintik – bintik kecil berwarna merah muda yang
muncul di sekitar kelamin dan terasa gatal atau panas seperti terbakar.

Deteksi dini kanker payudara dilakukan dengan pemeriksaan payudara klinis


(SADANIS) yaitu pemeriksaan payudara oleh petugas kesehatan sambil
mengajarkan kepada ibu / klien untuk melakukan SADARI setiap bulannya.
Deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara dilakukan pada
kelompok sasaran perempuan usia 30 – 50 tahun yang telah melakukan
hubungan seksual.

Wanita usia 30-50 tahun merupakan bagian dari sasaran usia produktif (15-59

tahun), Bila merujuk pada SPM bidang kesehatan usia produktif juga wajib

diperiksa IVA Sadanis. Secara program wanita usia 30-50 tahun wajib dilakukan

IVA 1 (satu) kali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

Tabel3.5
Capaian Kumulatif Pemeriksaan IVA
UPT Puskesmas Branti Raya dari Tahun 2022

N Sasaran WUS CAPAIAN IVA IVA Dilakukan Kanker


Desa / Kelurahan Rujukan
O 30-50 tahun Absolut % (+) Kryoterapi Serviks
1 Candimas 1704 0 0 0 0
0 0
Branti raya
2 1766 0
5.0 4 0
Haduyang
3 1030 52
0 0 0
Banjar Negeri
4 819 0
0 0 0
Mandah
5 731 0
0 0 0
Relung Helok
6 431 0
0.8 4 0
Puskesmas 6481 52

Dari Tahun 2020 hingga Tahun Juni 2021 UPT Puskesmas Branti Raya tidak

melaksanakan pemeriksaan IVA dikarnakan Pandemi . Jumlah sasaran WUS usia

30-50 tahun UPT Puskesmas Branti berjumlah 6423 orang, dari jumlah tersebut

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


hingga tahun juni 2019 sebanyak 2372 (36,9%) wanita telah dilakukan pemeriksaan

IVA. Dari 2373 wanita yang diperiksa10 yang positif (0,4%). Wanita yang positif

IVA wajib dilakukan kryoterapi setelah dilakukan konseling. Dari 10 wanita yang

IVA positif 5 orang telah dilakukan kryoterapi.

Ceritakan kendala tidak tercapainya target IVA dan upaya yang telah dilakukan.

Ceritakan juga dari yang positif IVA tapi tidak dilakukan Kryoterapi

Tabel 3.6
Capaian Kumulatif Pemeriksaan Sadanis
UPT Puskesmas Branti Raya 2022

CAPAIAN
N Sasaran WUS Kanker
Desa / Kelurahan SADANIS Benjolan (+) Rujukan
O 30-50 tahun Payudara
Absolut %
1 candimas 1704 624 36,9 0
2 Branti raya 1766 647 37,9
3 Haduyang 1030 377 36,9 1
4 Banjar negeri 819 300 36,9
5 Mandah 731 267 36,8
6 Relung helok 431 158 36,9
Puskesmas 6481 2373 36,9 1

Jumlah wanita yang telah dilakukan Sadanis 2373 orang (42,5%). Dari
jumlah tersebut 35 orang yang mempunyai benjolan. Melakukan kegiatan
safari ke seluruh dusun untuk melakukan skrening pada seluruh wanita usia
30-59 tahun, penyuluhan kepada masyarakat tentang kanker payudara dan
leher kepada wanita, bekerjasama dengan lembaga kewanitaan seperti Persit,
Sepalas (Serikat Perempuan Lampung Selatan) lembaga advokasi Damar
3.3.4 Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Upaya Berhenti Merokok (UBM)
Pada tahun 2018, Kabupaten Lampung Selatan berhasil Menetapkan
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Kawasan Tanpa Rokok.
Adanya peraturan tersebut sebagai upaya penegakan KTR terutama di
sekolah (tempat belajar); 50% sekolah yang ada di wilayah puskesmas harus
menerapkan Kebijakan KTR.

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


Sekolah dikatakan melaksanakan kebijakan KTR bila memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Tidak tercium asap rokok
2. Tidak terdapat orang merokok
3. Tidak terdapat asbak/korek api/pemantik
4. Tidak ditemukan puntung rokok
5. Tidak terdapat ruang khusus untuk merokok/tidak ada orang merokok
dalam gedung
6. Terdapat tanda larangan merokok
7. Tidak ditemukan iklan / promosi rokok
8. Tidak ditemukan penjualan rokok
9. SK Satgas KTR

Di wilayah kerja UPT Puskesmas Branti raya terdapat 28 sekolah dengan


rincian 18 SD, 7 SMP dan 3 SMA. Dari jumlah tersebut 28(100%) telah
menerapkan kebijakan KTR. Untuk menilai bahwa sekolah di wilayah kerja
UPT Puskesmas Branti Raya telah melaksanakan kebijakan KTR, maka tim
KTR puskesmas melakukan monitoring (format tersedia).

3.3.5 Program Indera


Deteksi gangguan indera merupakan integrasi beberapa kegiatan diantaranya
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK),
penjaringan kesehatan (UKS), UKBM posbindu PTM, Upaya Kesehatan
Kerja (UKK).
Progran indera ini dapat dilakukan deteksi dengan slogan LIHAT dan
DENGAR. Untuk mendeteksi gangguan penglihatan dapat dilakukan dengan
LIHAT, dan untuk pengengaran dilakukan dengan DENGAR. LIHAT
merupakan kepanjangan dari: Lakukan pemeriksaan mata di posbindu,
Identifikasi Gangguan Tajam Penglihatan, Hitung Jari jarak enam (6) meter,
Antar ke faskes (rujuk) bila tidak bisa hitung jari enam meter, Terapi
(operasi) bila didiagnosa katarak.

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


DENGAR merupakan kepanjangan dari : Deteksi tajam pendengaran dapat
dilaksanakan di Posbindu, Ejakan Lima kata, Nilai tajam pendengaran
dengan lima suara, Gunakan kata-kata yang mudah, Atur jarak pemeriksaan
dengan klien sejauh 6,3 s.d 1 meter, Rujuk ke fasilitas kesehatan bila
dicurigai gangguan penglihatan.
Pada Renstra Kementerian Kesehatan 2020-2024, indikator program indera
adalah puskesmas mampu melaksanakan deteksi dini katarak dan melakukan
rujukan. Jika merujuk pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI),
melakukan deteksi katarak merupan standar kompetensi 4A. Hal ini berarti,
jika di UPT Puskesmas Branti Raya telah memiliki dokter, dan melaporkan
hasil deteksi dini katarak dan rujukan artinya UPT Puskesmas Branti Raya
telah mampu melaksanakan deteksi katarak dan rujukan.

Grafik3.9
Jumlah Gangguan Penglihatan
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

ROP 0
Retinopati
14
Diabetikum
Low Vision 34

Glaukoma 6

Lain-lain 20

Operasi katarak 1

Kelainan Refraksi 1

Katarak 7

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Dari grafik di atas, penyakit mata low vision yang terbanyak 34 kasus.

Grafik3.10
Jumlah Gangguan Pendengaran
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


Tuli
Konginital
1
(tuli sejak
lahir)
0

lain-lain 12

80

Serumen 120

0 20 40 60 80 100 120 140

3.3.6 Kesehatan Jiwa (Program UKM Pengembangan)

Grafik 3.11
Jumlah penderita yang Masih dipasung dan Bebas Pasung
pada Penderita ODGJ Berat
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

20

Masih dipasung Bebas pasung

Dari jumlah ODGJ yang ada di wilayah UPT Puskesmas Branti Raya Tahun
2020 ada yang masih dalam pasungan 5 orang (7,0%). Berbagai upaya telah
dilakukan agar dapat bebas pasung diantaranya kunjungan rumah bersama
dengan tim PISPK.

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


Grafik 3.12
Presentase Cakupan ODGJ Berat Mendapatkan Pelayanan Standar
UPT PuskesmasBranti Raya Tahun 2022

80.0

70.0

60.0

50.0

40.0

30.0

20.0

10.0

0.0
Branti Raya Candimas Haduyang Banjar Mandah Rulung Puskesmas
Negeri Helok

Dari grafik 3.11 dapat terlihat bahwa cakupan ODGJ yang mendapatkan
pelayan standar 97,3.% . Hal ini menunjukkan bahwa UPT Puskesmas
Branti Raya telah mencapai target

3.4 Rangkuman Pencapaian Target Program P2PTM


Berdasarkan Indikator Renstra dan SPM Program Penyakit Tidak Menular,
berikut ini capaian kinerja UPT Puskesmas Branti Raya Periode 2022
Tabel 3.7
Capaian Total Target Program P2PTM
UPT Puskesmas Branti Raya dari Tahun 2022

No Indikator Target (%) Capaian (%) Kesenjangan


Puskesmas melaksanakan Pandu
1 100 100 0
PTM
Desa/ Keluarahan melaksakann 100
2 100% 0
Posbindu PTM
WUS 30-50 tahun dideteksi 100
3 36,9% 63,1 %
kanker serviks dan payudara

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


Puskesmas melaksanakan 100
4 kebijakan KTR, minimal 50% 50 %
sekolah
Puskesmas melakukan deteksi 100
5
GIFU
Penduduk Usia produktif (15-59 100 3,4%
6 96.9 %
tahun) dilayani sesuai standar
Penderita Hipertensi dilayani 100
7 97,7 % 2,3%
sesuai standar
Penderita DM dilayani sesuai 100
8 100,3% -
standar
Total indikator PTM 8

Grafik 3.14
Capaian Kinerja Program P2PTM
Berdasarkan Desa/ Kelurahan
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


Branti Raya
40000
Puskesmas Candimas
Posbindu
20000
WUS 30-50 tahun dideteksi
kanker
0 (15-59 th) Sesuai Stndar
HT Sesuai Standar
Rulung Helok Haduyang
DM Sesuai Standar

Mandah Banjar Negeri

Grafik di atas desa di UPT Puskesmas Branti Raya. yang paling bermasalah pada
program P2PTM adalah Desa Candimas

BAB IV
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1. Identifikasi Masalah


Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi
masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan
menurut jenis indikator, target, cakupan/mutu, dan ketersediaan sumber daya.
Identifikasi masalah Puskesmas Bran Raya sebagai berikut

Tabel 3.1

Identifikasi Masalah di Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

Masalah/
N0 Program P2 Target Pencapaian
Kesenjangan

Puskesmas melaksanakan
1 100 100 0
Pandu PTM

2 Desa/ Keluarahan 100 100% 0

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


melaksakann Posbindu PTM

WUS 30-50 tahun dideteksi 100


3 36,9% 63,1 %
kanker serviks dan payudara

Puskesmas melaksanakan 100


4 kebijakan KTR, minimal 50% 50 %
sekolah

Puskesmas melakukan 100


5
deteksi GIFU

Penduduk Usia produktif (15- 100


6 59 tahun) dilayani sesuai 96.9 % 3,4%
standar

Penderita Hipertensi dilayani 100


7 97,7 % 2,3%
sesuai standar

Penderita DM dilayani sesuai 100


8 100,3% -
standar

Total indikator PTM 8

3.2. Urutan Prioritas Masalah


Mengingat adanya keterbatasan baik sumber daya tenaga maupun modal
terutama teknologi yang ada, maka dibuatlah rumusan prioritas masalah
kesehatan dengan menggunakan metode Matrik UGS dalam penyusun masalah
ini dilakukan dengan metode kelompok grup diskusi yang dihadiri oleh
pelaksana program UKM esensial sebanyak 10.

Prioritas Masalah Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

N Masalah Kesehatan Luas Dampak Teknologi Jumlah


o Masalah

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


Urgensi Keseriusa Perkembanga
(U) n (S) n (G)

4+3+4+4
Penduduk Usia produktif (15- 4+3+4+4+
+3+3+2+ 4+3+4+4+3+3
1 59 tahun) dilayani sesuai 3+3+4+5+ 109
standar 5+4+3=3 +2+5+4+3=35
4+5= 38
5

2+3+2+4
4+4+4+4+
Penderita Hipertensi dilayani +3+3+2+ 4+3+4+4+3+3
2 3+3+4+3+ 105
sesuai standar 4+4+3=3 +4+3+4+3=35
2+5= 35
0

2+3+2+4
4+3+4+4+
WUS 30-50 tahun dideteksi +3+3+5+ 4+3+4+4+3+3
3 3+3+4+3+ 104
kanker serviks dan payudara 4+4+3=3 +4+3+4+3=35
5+5= 37
2

2+3+2+2
4+3+3+3+
Pemeriksaan Deteksi Dini +3+3+5+ 4+3+3+4+3+3
4 3+3+4+3+ 101
GIFU 4+2+3=2 +4+3+4+3=35
5+5= 37
9

2+3+2+4
Puskesmas melaksanakan 4+3+2+4+
+3+3+2+ 4+3+4+4+3+3
5 kebijakan KTR, minimal 50% 3+3+2+3+ 96
sekolah 4+4+3=3 +4+3+4+3=35
2+5= 31
0

3.3. Prioritas Masalah


Setelah melakukan diskusi penentuan prioritas menggunakan teknik skoring
metode Matrik USG maka prioritas masalah Puskesmas Branti Raya adalah
Sebagai berikut :

Tabel 3.3

Rumusan Masalah Puskesmas Branti Raya Tahun 2022

No. Prioritas Masalah Kesehatan Prioritas Ket

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


Penduduk Usia produktif (15-59 tahun) dilayani sesuai
1 1
standar

2 Penderita Hipertensi dilayani sesuai standar 2

3 WUS 30-50 tahun dideteksi kanker serviks dan payudara 3

4 Pemeriksaan Deteksi Dini GIFU 4

Puskesmas melaksanakan kebijakan KTR, minimal


5 5
50% sekolah

3.4. Akar Penyebab Masalah ( Input, Proses dan Lingkungan )


Masalah yang mempengaruhi derajat kesehatan tersebut diatas dipenyebab
masalah dari Manusia,Money,Methode,Sarana , Puskesmas Branti Raya
penyebab masalahnya sebagai berikut

Evaluasi Program PTM Tahun 2022 UPT Puskesmas Branti Raya


POHON MASALAH

Hypertensi

Potensial Peningkatan kasus Stroke


dan Jantung AKIBAT

Hypertensi Masalah Utama

Sebab

Status ekonomi Tingkat penghasilan warga Keturunan Kunjungan rumah dan monitoring
Dan beban hidup kurang Masalah Pokok

Tingkat Stres Warga yang Tidak semua Tokoh masyarakat peduli Gaya hidup pola Tingkat Pendidikan
Tinggi terhadap masalah penyakit konsumsi

Kepatuhan berobat
rendah
Masalah Spesifik
Beban kerja tinggi Obesitas dan kegemukan Dukungan Lintas sektor Kurangnya media promosi sebagai publikasi

Masalah Spesifik
Deteksi Dini Kurang Status pekerja warga Nakes kurang pelatihan Pelayanan klinik sanitasi
menyampaikan tentang kurang
tehnik dan cara penyuluh

Evaluasi Program PTM dan Keswa Tahun 2022 114


3.5. PEMECAHAN MASALAH

N PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH


PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN
O MASALAH TERPILIH

1 Posbindu belum Alat, fasilitas Posbindu tidak  Deteksi Dini faktor Resiko  Mobile Posbindu
berjalan lengkap, Kader belum dilatih, diPosbindu  Deteksi Dini Faktor Resiko
maksimal Jumlah kader kurang, Dukungan  Deteksi Dini Faktor Resiko PTM di Institusi /sekolah
lintas sektor rendah, Lintas PTM di Institusi /sekolah  Penambahan Posbindu di 6
program belum terintegrasi.  Penambahan Posbindu di 6 desa
Jarak Posbindu, sarana promosi desa.  Monitoring dan Pemantauan
kurang  Monitoring dan Pemantauan Posbindu
Posbindu  Kordinasi lintas sektor
 Kordinasi lintas sektor  Integrasi lintas program
 Integrasi lintas program  Pengadaan alat Posbindu,dan
 Pengadaan alat obat abis pakai stik gula
darah,asam urat,Kolesterol

2 PTM (Hypertensi - Kurang Aktifitas, Keturunan,  Deteksi Dini dan  Penyuluhan PTM di 6 desa
merokok, kurang makan sayur Surveilans  Pengajuan dan pengadaan alat
dan buah, tidak mampu  Promosi ttg konsumsi media penyuluhan
mengolah setres makan sehat
leaflet ,banner dll
 Integrasi Program

3 Kunjungan IVA Dukungan lintas sektor kurang,  Deteksi Dini IVA dan C  Safari deteksi Dini Kanker
dan Sadanis malu, tingkat pengetahuan aPayudara leher rahim dan kanker

Evaluasi Program PTM dan Keswa Tahun 2022 115


kurang, sarana promosi kurang,  Penyuluhan payudara.
program belum terintegrasi.  Penyuluhan kanker leher
rahim dan ca payudara

4 Deteksi Dini Alat, fasilitas Posbindu tidak  Deteksi Dini GIFU di  Deteksi Dini GIFU di
GIFU lengkap, Kader belum dilatih, Posbindu Posbindu
Jumlah kader kurang,  Deteksi Dini GIFU di  Deteksi Dini GIFU di
sekolah sekolah
Dukungan lintas sektor
 Integrasi Program Lain  Integrasi Program Lain
rendah, Lintas program belum  Pengajuan alat  Pengadaan alat
terintegrasi. Jarak Posbindu,
sarana promosi kurang

5 Merokok di Alat, fasilitas Posbindu tidak  Integrasi Program lain  Integrasi Program lain
dalam Rumah lengkap, Kader belum dilatih,  Pemeriksaan Co smokker ( Promkes )
Jumlah kader kurang, disekolah  Pemeriksaan Co smoker di
 Lintas sektor sekolah
Dukungan lintas sektor
rendah, Lintas program belum
terintegrasi. Jarak Posbindu,
sarana promosi kurang

- -

Evaluasi Program PTM dan Keswa Tahun 2022 116


BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan program PPTM Tahun 2022 dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Ketersediaan Fasilitas dan Sarana untuk pelayanan di Posbindu Masih Kurang
2. Kunjungan Usia 15-59 belum mencapai SPM
3. Persentase Usia 15-59 yang mendapat pelayanan IVA dan CBE sebesar 36,9%
4. Persentase Jumlah penderita hypertensi yang mendapat pelayanan standar belum mecapai SPM.
5. Jumlah kader Posbindu belum terlatih
6. Jumlah Posbindu kurang
7. Jumlah tenaga yang terlatih masih kurang
8. Dukungan lintas sektor rendah
9. Kegiatan program belum terintegrasi
10. Folllow Up Perkesmas belum berjalan maksimal

5.2 Saran
Untuk mencapai target program penyakit tidak menular maka perlu perbaikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Peningkatan peran lintas program dan lintas sektor terkait
2. Pemenuhan standar sumber daya kesehatan (Sarana prasarana, peralatan kesehatan, BMHP, sumber daya manusia, obat-obatan, media promosi, sumber daya
keuangan)

Evaluasi Program PTM dan Keswa Tahun 2022 117


3. Perbaikan manajemen program baik di puskesmas maupun kabupaten (perencanaan, penggerakan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan penilaian)
4. Peningkatan pemberdayaan masyarakat.

Evaluasi Program PTM dan Keswa Tahun 2022 118

Anda mungkin juga menyukai