PENDAHULUAN
Pada saat ini pola kesakitan menunjukkan bahwa Indonesia mengalami double
burden ofdisease dimana penyakit menular masih merupakan tantangan
(walaupun telah menurun) tetapi penyakit tidak menular (PTM) meningkat
dengan tajam. Di tingkat global, 63 persen penyebab kematian di dunia adalah
penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun, 80
persen kematian ini terjadi di negara berpenghasilan menengah dan rendah.
Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit kronis dengan durasi yang
panjang dengan proses penyembuhan atau pengendalian kondisi klinisnya
yang umumnya lambat. Penyakit yang diakibatkan oleh gaya hidup seperti
diet yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, dan merokok. Hal ini berakibat
pada meningkatnya prevalensi tekanan darah tinggi, glukosa darah tinggi,
lemak darah tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas yang pada gilirannya
meningkatkan prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit paru
obstruktif kronik, berbagai jenis kanker yang menjadi penyebab terbesar
kematian (WHO, 2013).
Surveilans PTM dan faktor risikonya merupakan salah satu strategi upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit yang dilakukan tepat dan terpadu oleh
pemerintah, swasta dan masyarakat. Langkah – langkah yang dijalankan
dalam pengendalian PTM mencakup tujuan dan penetapan target nasional,
penilaian hasil penanganan PTM, memperluas jejaring kemitraan dan
melakukan pendekatan kesehatan dalam berbagai kebijakan, memperkuat
sistem kesehatan dan pelayanan kesehatan tingkat primer seperti pelayanan di
puskesmas, serta membentuk kapasitas nasional maupun institusional yang
mampu melaksanakan program pengendalian PTM.
1.3 TUJUAN
1.3.1. TUJUAN UMUM
Tersedianya data dan informasi epidemiologi PTM sebagai dasar
pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
evaluasi program PTM, serta upaya peningkatan, kewaspadaan serta
respon yang cepat dan tepat secara nasional, provisi, dan
kabupaten/kota.
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN SUMBER DAYA KESEHATAN
2.1.2. Demografi
Berdasarkanhasil proyeksi penduduk BPS Kabupaten Lampung Selatan
mendata jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Branti Raya pada
tahun 2022 sebanyak 43.568 jiwa, dengan jumlah KK 10.952 sehingga
rata-rata jiwa dalam rumah tangga adalah 7.355Dari jumlah penduduk
yang ada terdiri dari 21.978 jiwa laki-laki, dan 21.590 jiwa perempuan
bersifat heterogen sex ratio antara penduduk laki-laki dan perempuan
tahun 2022 adalah sebesar 105,26(sedikit diatas angka 100) hal ini
menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan relatif hampir
sama (seimbang). Selengkapnya data dapat dilihat pada tabel lampiran 1
dan 2. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Puskesmas Branti
Raya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.1
Distribusi Jumlah Penduduk BerdasarkanKelompok Umur
dan Jenis Kelamin di PuskesmasBranti Raya2022
70-74
60-64
50-54
40-44
Perempuan
30-34 Laki-Laki
20-24
10-14
0-4
0 500 1000 1500 2000 2500
2.1.3. Topografi
Topografi wilayah kerja Puskesmas Branti Rayaadalah daerah dataran
rendah dengan ketinggian rata-rata 400 m DPL, dengan keadaan tanah
Tabel 2.1
Luas Wilayah Dan Jumlah Desa/Kelurahan
Luas
No Desa/ Kelurahan Wilayah Jumlah RW Jumlah RT
(Km2)
1 Candimas 15.25 10 25
2 Branti Raya 19.82 10 33
3 Haduyang 11.40 8 21
4 BanjarNegeri 7.26 7 16
5 Mandah 12.67 6 19
6 RelungHelok 5.25 8 16
PUSKESMAS 72.01 49 130
Sumber :
2.1.3.2 Penduduk
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin di UPT Puskesmas Branti Raya
tahun 2022 adalah 51% laki-laki dan 49% perempuan. Jumlah Penduduk
UPT Puskesmas Branti Raya orang. Jumlah penduduk usia produktif 15-59
tahun 27.056 orang, dan jumlah usila ( >60 tahun) 3802 orang. Jumlah usia >
15 tahun 28.659orang.
Standar Berdasarkan
PMK 75/2014
No Jenis Tenaga Tersedia Kesenjangan*
Rawat
Non RI
Inap
A Puskesmas Induk 1
1 Dokter / Dokter Layanan Primer 2
2 Dokter gigi 0
3 Perawat 22
4 Bidan 22
5 Tenaga Kesehatan Masyarakat 2
6 Tenaga Kesling 2
7 Tenaga tehnologi Lab klinik 2
8 Tenaga gizi 1
B Pustu 1
Perawat 3
Bidan 0
C Bidan Desa 8
*Diisi hanya jika jumlahnya kurang dari standar
Tabel 2.4
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dan Jumlah Kader UKBM
UPT Puskesmas Branti Tahun 2022
Posyandu
Posyandu Posbindu Polindes
No Desa/ Kelurahan Lansia
Jml Kader Jml Kader Jml Kader
1 Candimas 9 45 1 5 1 5 1
2 Branti raya 9 45 1 5 1 5 1
3 Haduyang 4 20 1 5 1 5 1
4 Banjar negeri 5 25 1 5 1 5 1
5 Mandah 5 25 3 5 1 5 1
6 Relung helok 3 15 3 5 1 5 0
0
7 PUSKESMAS 35 175 10 30 6 30 5
Tabel 2.6
Tenaga Kesehatan Terlatih
Program Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Kesehatan Jiwa
UPT Puskesmas BrantiRaya Hingga Tahun 2022
Pandu PTM
Portal WEB
No Petugas
Kes. Jiwa
Posbindu
Perawat
Lainnya
Dokter
Indera
Bidan
UBM
1
Dr.
IVA
HeniAfridah
Komariah,
2
S.ST
Endang
3 Suryanti
Str.keb
Ns.fera
4
marisa
5 Dr. novi. s
6 Epiorita
Total 1
2 2 1
(Jumlah)
Tabel 2.7
Guru Terlatih UBM
UPT PuskesmasBranti Raya Hingga Tahun 2022
Tabel 2.8
Peralatan Deteksi Penyakit Tidak Menular
UPT PuskesmasBranti RayaTahun 2022
Jumlah Tersedia
No Jenis Peralatan Kesenjangan
Minimal Baik Rusak
A. Pemeriksaan Umum / Deteksi PTM
Posbindu Kit 2 buah 2 1
Timbangan Berat Badan 2 buah 2
Alat Ukur Tinggi Badan 2 buah 2
Metline ( pengukur lingkar pinggang ) 2 buah 2
Tensimeter 2 buah 2
Peakflowmeter 1 buah 0
CO Analyzer 1 buah 1
EKG 1 buah 0
B. Pemeriksaan Mata
Stetoskop untuk dewasa 1 buah 1
Snellen Chart 2 jenis (E Chart + Alphabet Chart) 1 buah 1
Buku Ishihara Tes 1 buah 1
Lampu senter untuk periksa/pen light 1 buah 1
Bingkai uji-coba untuk pemeriksaan refraksi 1 buah 1
Lensa uji-coba untuk pemeriksaan refraksi 1 set 1
Opthalmoscope 1 buah
Tonometer Schiotz 1 buah
C. Pemeriksaan Telinga
Otoscope 1
Corong telinga/Speculum telinga ukuran kecil,
1 set 1
besar, sedang
Garputala 512 Hz, 1024 Hz, 2084 Hz 1 set 1
Lampu kepala/Head Lamp + Adaptor AC/DC 1 buah 1
Pinset Telinga 1
Sesuai
Pelilit kapas/ Cotton applicator
kebutuhan
D. IVA & CBE
Meja Gynecologi 1 buah 1
Cermin setinggi 2 meter 1 buah 0
Lampu sorot 1 buah 0
Box container untuk menampung alat 1 buah 1
Tampon Tang 1 buah 1
Pinset anatomis ukuran 25cm 1 buah 1
Waskom diameter 40cm 1 buah 0
Mangkok kecil diameter 7,5cm 1 buah 0
Spekulum vagina/ Cocor bebek biasa 25
F. Kesehatan Jiwa
Sesuai
Alat Fiksasi Pasien ODGJ
Kebutuhan
Untuk dapat melakukan deteksi penyakit tidak menular, maka diperlukan peralalatan
yang lengkap dan sesuai jenis pemeriksaan yang dilakukan. Dalam PMK No
75 tahun 2014, diwajibkan setiap puskesmas memiliki minimal 80% jenis alat
yang dipersyaratkan pada setiap unit pelayanan. Bila kita lihat pada tabel 2.8, masih
ada beberapa alat deteksi risiko PTM yang belum dimiliki puskesmas. Dalam PMK
No 75 tahun 2014, diwajibkan setiap puskesmas memiliki minimal 80% jenis alat
yang dipersyaratkan pada setiap unit pelayanan. Untuk dapat melakukan
pemenuhan standar peralatan puskesmas perlu adanya pengadaan yang
berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan.
Jumlah
No Jenis BMHP Tersedia Kesenjangan
Minimal
1 Buku Monitoring PTM 1
2 Sarung tangan (untuk deteksi)
3 Lancet
4 Alcohol Swab
5 Stik gula darah untuk faktor risiko
Stik gula darah/reagen untuk penegakan diagnosa
6
Diabetes
Stik gula darah/ reagen untuk pasien DM 1 bulan 1
7
kali periksa Guladarah
8 Sarung tangan untuk pemeriksaan IVA
JUMLAH
Tabel 2.10
Media KIE PTM
UPT PuskesmasBranti Raya Tahun 2022
Ketersediaan
No Jenis Media KIE Tentang Jumlah
Ada Tidak
1 Poster
2 Spanduk
3 Lembar Balik
4 Banner
5 Leaflet KTR
6 Film / Video PTM
7 Pedoman / Juknis PPTM Pedoman pandu PTM 1
JUKNIS posbindu bagi
8 Pedoman / Juknis Posbindu 1
kader
Ketersediaan Kecukupan
Banyak
Kurang
Cukup
1 Diabetes V V
2 Asma V V
4 Hipertensi V
5 Angina Pektoris
6 Gagal jantung
7 Indera
Anti
8
Hiperlipedimea
9 Kanker
10 Obat Jiwa
BAB III
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 3.1
RPJMN Program PPTM Tahun 2020-2024
URAIAN Target
INDIKATOR 2020 2021 2022 2023 2024
Prevalensi Merokok
penduduk usia 10- 9,1 9,0 8,9 8,8 8,7
1
18 tahun
Prevalensi Obesitas
pada penduduk usia 9,1 9,0 8,9 8,8 8,7
2
> 18 tahun
Tabel 3.2
Indikator Kinerja Kegiatan ( RENSTRA ) Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2020-2024
15 36 25 58 40 90
4) Presentase penyandang
diabetes meletus yang
gula darahnya
terkendali di
Puskesmas /FKTP
6) Jml kab /kota yang 29,18% 34.05% 48,64% 53,50% 58,37 68,09%
melakukan upaya (4kk) (5kk) (7kk) (8kk) % (10kk)
berhenti merokok (9kk)
Tabel 3.4
Indikator Kinerja Program
(Presentase penduduk sesuai kelompok usia yang dilakukan Skring PTM Prioritas
)
Tabel 3.5
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
Pada Seksi PPTM
TARGE
N JENIS PERNYATAAN T KETERANGAN
O PELAYANAN STANDAR
(%)
1 Pelayanan skrining Setiap warga negara 100 Standar :
faktor Resiko pada Indonesia usia 15–59 1) . Pemeriksaan BB, TB, LP-DD
usia produktif tahun mendapatkan obesitas
skrining kesehatan 2) Pengukuran tekanan darah
sesuai standar dalam
kurun waktu satu tahun 3) Pemeriksaan Gula Darah
4) anamase prilaku beresiko
5) Tindak lanjut melakukan rujukan
jika diperlukan
6) Memberikan penyuluhan
kesehatan
7) wanita usia 30-50 tahun yang
sudah menikah atau pernah
berhubungan seksual dilakukan
Pemeriksaan SADANIS dan Cek
IVA.
Dasar penentuan Sasaran usia produktif (15-59 tahun) dan WUS (30-50
tahun) adalah Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK
02.02/Menkes/117/2015 tentang Data Penduduk Sasaran Program
Pembangunan Kesehatan .
1.2
1 1 1 1 1 1
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
BRANTI CANDIMAS HADUYANG BANJAR MANDAH RELUNG
RAYA NEGERI HELOK
66:06:00 69:04:00
Laki Perempuan
Dari grafik 3.2 terlihat bahwa dari 28,228 orang sasaran usia > 15 tahun
yang melakukan deteksi faktor risiko PTM, sasaran perempuan yang lebih
banyak berkunjung ke posbindu. Memperhatikan data ini perlu upaya/
kegiatan inovasi untuk meningkatkan kunjungan pada sasaran laki-laki.
Grafik 3.3
Presentase Kunjungan Posbindu Berdasarkan Status Kesehatan
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022
13630
2500
2035
2000
1645
1460
1500
1020
1000 880 890 860 880
500
6 121 31 121
0
M
r
i
IH
ol
K
ok
ik
ok
an
an
ra
yu
gg
A
D
fis
oh
ar
nt
at
B
ok
k
sa
n
LE
l ih
g
ro
se
Ti
k
s
er
LE
en
&
it a
al
ng
ER
p
M
TD
nd
ta
sa
si
ah
ti v
pe
si
B
m
ra
pe
A
bu
ak
be
su
LA
Y
pa
an
ua
O
IN
g
on
a
U
an
an
gu
rp
M
gg
K
G
ur
ur
te
g
SI
an
SI
K
an
M
G
SU
SU
N
N
O
O
K
Dari beberapa faktor risiko PTM, faktor risiko yang paling mendominasi
adalah merokok, kurang makan sayur dan buah, aktivitas fisik dan untuk
faktor risiko ini perlu dilakukan upaya berhenti merokok melalui kegiatan
sosialisasi UBM secara intensif dan kontinyu di tempat-tempat umum.
0
o ki
t si at ng ra
t an ng ra
t
sik Sa re er da be g da be
Ri ep si
b
s e n rin s e n
or n
D re tan ata an an ga
kt na ep ga in
g ng g un
Fa ki D in tu un nt
g ua
n an nt rg
a
un an gg rg rg
a
ete
em
g gu an ete ete K
K an G K K
G
7000 6421
6000
5000
4000
3000
2000 1564
1000 754
101 31 0
0
Usia >15 tahun CARTA ,<5% CARTA ,<5%-10% CARTA 10% -<20 % CARTA 20%-<30% CARTA>30%
Melaksanakan Pandu
Pada tahun 2022 kunjungan total di UPT Puskesmas Branti Raya berjumlah
15168 dengan kunjungan Usia yang mendapatkan Pandu PTM sebanyak
6412 orang (42,2%)dan jumlah pengunjung wanita usia 30-50 tahun
Mendapatkan Pandu PTM sebanyak 940 orang .
REKAPITULASI KASUS PTM BERBASIS PUSKESMAS
TAHUN 2022
2500
1941
2000
1500
1000
500 237
44 31 20 17 16 15 6
0
HIPERTENSI DM PPOK KATARAK STROKE GAGAL JANTUNG OSTEOPOROSIS GINJAL
JANTUNG KORONER KRONIK
9000
7852
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2040 2136
2000
1270
960 904
1000 542
0
Branti Candimas Haduyang Banjar Mandah Rulung Puskesmas
Raya Negeri Helok
Grafik 3.8
Capaian Pelayanan Standar pada Penderita Diabetes Melitus
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022
400
357
350
300
250
200
150
96 97
100
59
43 39
50 23
0
YA AS G RI H K AS
RA M AN GE DA LO M
DI Y
NE
N E ES
TI N DU M
A
G
H K
AN CA HA JA
R
UN PU
S
BR N L
BA RE
Wanita usia 30-50 tahun merupakan bagian dari sasaran usia produktif (15-59
tahun), Bila merujuk pada SPM bidang kesehatan usia produktif juga wajib
diperiksa IVA Sadanis. Secara program wanita usia 30-50 tahun wajib dilakukan
Tabel3.5
Capaian Kumulatif Pemeriksaan IVA
UPT Puskesmas Branti Raya dari Tahun 2022
Dari Tahun 2020 hingga Tahun Juni 2021 UPT Puskesmas Branti Raya tidak
30-50 tahun UPT Puskesmas Branti berjumlah 6423 orang, dari jumlah tersebut
IVA. Dari 2373 wanita yang diperiksa10 yang positif (0,4%). Wanita yang positif
IVA wajib dilakukan kryoterapi setelah dilakukan konseling. Dari 10 wanita yang
Ceritakan kendala tidak tercapainya target IVA dan upaya yang telah dilakukan.
Ceritakan juga dari yang positif IVA tapi tidak dilakukan Kryoterapi
Tabel 3.6
Capaian Kumulatif Pemeriksaan Sadanis
UPT Puskesmas Branti Raya 2022
CAPAIAN
N Sasaran WUS Kanker
Desa / Kelurahan SADANIS Benjolan (+) Rujukan
O 30-50 tahun Payudara
Absolut %
1 candimas 1704 624 36,9 0
2 Branti raya 1766 647 37,9
3 Haduyang 1030 377 36,9 1
4 Banjar negeri 819 300 36,9
5 Mandah 731 267 36,8
6 Relung helok 431 158 36,9
Puskesmas 6481 2373 36,9 1
Jumlah wanita yang telah dilakukan Sadanis 2373 orang (42,5%). Dari
jumlah tersebut 35 orang yang mempunyai benjolan. Melakukan kegiatan
safari ke seluruh dusun untuk melakukan skrening pada seluruh wanita usia
30-59 tahun, penyuluhan kepada masyarakat tentang kanker payudara dan
leher kepada wanita, bekerjasama dengan lembaga kewanitaan seperti Persit,
Sepalas (Serikat Perempuan Lampung Selatan) lembaga advokasi Damar
3.3.4 Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Upaya Berhenti Merokok (UBM)
Pada tahun 2018, Kabupaten Lampung Selatan berhasil Menetapkan
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Kawasan Tanpa Rokok.
Adanya peraturan tersebut sebagai upaya penegakan KTR terutama di
sekolah (tempat belajar); 50% sekolah yang ada di wilayah puskesmas harus
menerapkan Kebijakan KTR.
Grafik3.9
Jumlah Gangguan Penglihatan
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022
ROP 0
Retinopati
14
Diabetikum
Low Vision 34
Glaukoma 6
Lain-lain 20
Operasi katarak 1
Kelainan Refraksi 1
Katarak 7
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Dari grafik di atas, penyakit mata low vision yang terbanyak 34 kasus.
Grafik3.10
Jumlah Gangguan Pendengaran
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022
lain-lain 12
80
Serumen 120
Grafik 3.11
Jumlah penderita yang Masih dipasung dan Bebas Pasung
pada Penderita ODGJ Berat
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022
20
Dari jumlah ODGJ yang ada di wilayah UPT Puskesmas Branti Raya Tahun
2020 ada yang masih dalam pasungan 5 orang (7,0%). Berbagai upaya telah
dilakukan agar dapat bebas pasung diantaranya kunjungan rumah bersama
dengan tim PISPK.
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
Branti Raya Candimas Haduyang Banjar Mandah Rulung Puskesmas
Negeri Helok
Dari grafik 3.11 dapat terlihat bahwa cakupan ODGJ yang mendapatkan
pelayan standar 97,3.% . Hal ini menunjukkan bahwa UPT Puskesmas
Branti Raya telah mencapai target
Grafik 3.14
Capaian Kinerja Program P2PTM
Berdasarkan Desa/ Kelurahan
UPT Puskesmas Branti Raya Tahun 2022
Grafik di atas desa di UPT Puskesmas Branti Raya. yang paling bermasalah pada
program P2PTM adalah Desa Candimas
BAB IV
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
Tabel 3.1
Masalah/
N0 Program P2 Target Pencapaian
Kesenjangan
Puskesmas melaksanakan
1 100 100 0
Pandu PTM
4+3+4+4
Penduduk Usia produktif (15- 4+3+4+4+
+3+3+2+ 4+3+4+4+3+3
1 59 tahun) dilayani sesuai 3+3+4+5+ 109
standar 5+4+3=3 +2+5+4+3=35
4+5= 38
5
2+3+2+4
4+4+4+4+
Penderita Hipertensi dilayani +3+3+2+ 4+3+4+4+3+3
2 3+3+4+3+ 105
sesuai standar 4+4+3=3 +4+3+4+3=35
2+5= 35
0
2+3+2+4
4+3+4+4+
WUS 30-50 tahun dideteksi +3+3+5+ 4+3+4+4+3+3
3 3+3+4+3+ 104
kanker serviks dan payudara 4+4+3=3 +4+3+4+3=35
5+5= 37
2
2+3+2+2
4+3+3+3+
Pemeriksaan Deteksi Dini +3+3+5+ 4+3+3+4+3+3
4 3+3+4+3+ 101
GIFU 4+2+3=2 +4+3+4+3=35
5+5= 37
9
2+3+2+4
Puskesmas melaksanakan 4+3+2+4+
+3+3+2+ 4+3+4+4+3+3
5 kebijakan KTR, minimal 50% 3+3+2+3+ 96
sekolah 4+4+3=3 +4+3+4+3=35
2+5= 31
0
Tabel 3.3
Hypertensi
Sebab
Status ekonomi Tingkat penghasilan warga Keturunan Kunjungan rumah dan monitoring
Dan beban hidup kurang Masalah Pokok
Tingkat Stres Warga yang Tidak semua Tokoh masyarakat peduli Gaya hidup pola Tingkat Pendidikan
Tinggi terhadap masalah penyakit konsumsi
Kepatuhan berobat
rendah
Masalah Spesifik
Beban kerja tinggi Obesitas dan kegemukan Dukungan Lintas sektor Kurangnya media promosi sebagai publikasi
Masalah Spesifik
Deteksi Dini Kurang Status pekerja warga Nakes kurang pelatihan Pelayanan klinik sanitasi
menyampaikan tentang kurang
tehnik dan cara penyuluh
1 Posbindu belum Alat, fasilitas Posbindu tidak Deteksi Dini faktor Resiko Mobile Posbindu
berjalan lengkap, Kader belum dilatih, diPosbindu Deteksi Dini Faktor Resiko
maksimal Jumlah kader kurang, Dukungan Deteksi Dini Faktor Resiko PTM di Institusi /sekolah
lintas sektor rendah, Lintas PTM di Institusi /sekolah Penambahan Posbindu di 6
program belum terintegrasi. Penambahan Posbindu di 6 desa
Jarak Posbindu, sarana promosi desa. Monitoring dan Pemantauan
kurang Monitoring dan Pemantauan Posbindu
Posbindu Kordinasi lintas sektor
Kordinasi lintas sektor Integrasi lintas program
Integrasi lintas program Pengadaan alat Posbindu,dan
Pengadaan alat obat abis pakai stik gula
darah,asam urat,Kolesterol
2 PTM (Hypertensi - Kurang Aktifitas, Keturunan, Deteksi Dini dan Penyuluhan PTM di 6 desa
merokok, kurang makan sayur Surveilans Pengajuan dan pengadaan alat
dan buah, tidak mampu Promosi ttg konsumsi media penyuluhan
mengolah setres makan sehat
leaflet ,banner dll
Integrasi Program
3 Kunjungan IVA Dukungan lintas sektor kurang, Deteksi Dini IVA dan C Safari deteksi Dini Kanker
dan Sadanis malu, tingkat pengetahuan aPayudara leher rahim dan kanker
4 Deteksi Dini Alat, fasilitas Posbindu tidak Deteksi Dini GIFU di Deteksi Dini GIFU di
GIFU lengkap, Kader belum dilatih, Posbindu Posbindu
Jumlah kader kurang, Deteksi Dini GIFU di Deteksi Dini GIFU di
sekolah sekolah
Dukungan lintas sektor
Integrasi Program Lain Integrasi Program Lain
rendah, Lintas program belum Pengajuan alat Pengadaan alat
terintegrasi. Jarak Posbindu,
sarana promosi kurang
5 Merokok di Alat, fasilitas Posbindu tidak Integrasi Program lain Integrasi Program lain
dalam Rumah lengkap, Kader belum dilatih, Pemeriksaan Co smokker ( Promkes )
Jumlah kader kurang, disekolah Pemeriksaan Co smoker di
Lintas sektor sekolah
Dukungan lintas sektor
rendah, Lintas program belum
terintegrasi. Jarak Posbindu,
sarana promosi kurang
- -
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan program PPTM Tahun 2022 dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Ketersediaan Fasilitas dan Sarana untuk pelayanan di Posbindu Masih Kurang
2. Kunjungan Usia 15-59 belum mencapai SPM
3. Persentase Usia 15-59 yang mendapat pelayanan IVA dan CBE sebesar 36,9%
4. Persentase Jumlah penderita hypertensi yang mendapat pelayanan standar belum mecapai SPM.
5. Jumlah kader Posbindu belum terlatih
6. Jumlah Posbindu kurang
7. Jumlah tenaga yang terlatih masih kurang
8. Dukungan lintas sektor rendah
9. Kegiatan program belum terintegrasi
10. Folllow Up Perkesmas belum berjalan maksimal
5.2 Saran
Untuk mencapai target program penyakit tidak menular maka perlu perbaikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Peningkatan peran lintas program dan lintas sektor terkait
2. Pemenuhan standar sumber daya kesehatan (Sarana prasarana, peralatan kesehatan, BMHP, sumber daya manusia, obat-obatan, media promosi, sumber daya
keuangan)