DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BONANG II
Jalan Raya Demak Wedung Desa Serangan BonangDemak 59552
Telepon/faksimile (0291) 6910750 email : pkmbonang2@yahoo.com
PEDOMAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36
(63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, dimana sekitar 29 juta
kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15 % (44
juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat
perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama pada
negara-negara berkembang.
Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda
klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak
mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan
Dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 69,6% dari kasus Diabetes Melitus dan 63,2%
dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini mengakibatkan penanganan
Dalam kurun waktu tahun 1995-2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan
Penyandang PTM memerlukan biaya yang relative mahal, terlebih bila kondisinya
Data Pusat Pembiayaan Jaminan kesehatan kementrian Kesehatan RI pada tahun 2012
memperlihatkan bahwa PTM menghabiskan biaya pengobatan yang cukup besar bila
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan factor risikonya, yaitu merokok, diet yang
tidak sehat,kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol. Mencegah dan
mengendalikan faktor resiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya pengobatan
PTM. Penngendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk mencegah PTM, bagi
masyarakat sehat, yang mempunyai faktor risiko dan bagi penyandang PTM, dengan tujuan
bagi yang belum memiliki faktor risiko agar tidak timbul faktor risiko PTM, kemudian bagi
yang mempunyai faktor risiko diupayakan agar kondisi faktor risiko PTM menjadi normal
kembali dan atau mencegah terjadinya PTM, dan bagi yang sudah menyandang PTM, untuk
mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup.
Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan
dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan
untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM dengan dibekali
pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, pemanntauan faktor risiko
PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu) TPM.
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan
deteksi dini, pemantauan faktor risiko PTM serta tindak lanjut dini yang dilaksanakan secara
terpadu, rutin dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap
mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat
dicegah. Sikap mawas diri ini ditujukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang
lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan tidak hanya pada saat sakit,
Berkaitan dengan hak tersebut diatas maka dalam penyelenggaraan Posbindu PTM
diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggaraan kegiatan
sekaligus sebagai sumber daya dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM dan tindak lanjutnya.
B. Tujuan Pedoman
Posbindu PTM di Puskesmas Bonang 2 dan institusi serta organisasi lainnya dalam
terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran serta
C. SASARAN
Sasaran dari pedoman ini adalah semua pemangku kepentingan terkait dalam hal ini
dengan masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik dalam terlaksananya program
Posbindu PTM.
Ruang lingkup pedoman ini meliputi tujuan dan strategi kegiatan, konsep dasar
E. Batasan Operasional
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini,
pemantauan dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan.
Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap PTM mengingat
hampir semua faktor risiko PTM tidak memberikan gejala pada yang mengalaminya.
Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat atau UKM
Kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM meliputi wawancara untuk
perilaku merokok, kurang konsumsi sayur dan buah, kurang aktifitas fisik, konsumsi
alkohol, kemudian pengukuran secara berkala tinggi badan dan berat badan, menghitung
nilai indeks massa tubuh (IMT), mengukur lingkar perut, tekanan darah,dan pemeriksaan
maka dilakukan tindak lanjut dini berupa pembinaan secara terpadu melalui penyuluhan
individu, kelompok atau konseling secara perorangan sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya
bagi yang memerlukan penanganan lebih lanjut dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat
pertama (FKTP).
1. Posbindu PTM dasar meliputi pemeriksaan deteksi dini faktor risiko yang dilakukan
mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga dan yang telah diderita
sebelumnya, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, IMT, pemeriksaan
2. Posbindu PTM utama meliputi kegiatan Posbindu PTM dasar ditambah dengan
Posbindu PTM utama dilaksanakan bila memiliki sumber daya berupa peralatan,
di masyarakat ini belum memiliki sumber daya yang mencukupi, maka pengembangan
dilakukan pada tahap awal dengan Posbindu PTM dasar. Seiring dengan perkembangan
sumber daya yang dimiliki, maka Posbindu PTM dasar dapat ditingkatkan menjadi Posbindu
PTM utama.
Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan, namun dalam situasi kondisi
tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. Kegiatan tersebut
berupa pelayanan deteksi dini, monitoring terhadap faktor risiko penyakit tidak menular dan
F. Landasan Hukum
Kedokteran
Daerah.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.7 tahun 2007 tentan Petugas
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.741 Tahun 2008 tentang standar
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2269 tahun 2011 tentang
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.45 tahun 2014 tentang
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.40 Tahun 2013 tentang peta jalan
15. Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1479 tahun 2003 tentang
terpadu
17. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.430 tahun 2007 tentang
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1529 tahun 2010 tentang