I. PENDAHULUAN
Kejadian Luar Biasa (KLB), adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan
dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Keracunan pangan adalah seseorang yang menderita sakit dengan gejala dan tanda
keracunan yang disebabkan karena mengkonsumsi pangan yang diduga mengandung cemaran
biologis atau kimia. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan, definisi KLB Keracunan Pangan adalah suatu kejadian
dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit/ meninggal dengan gejala yang sama
atau hampir sama setelah mengonsumsi pangan, dan berdasarkan analisis epidemiologi, pangan
tersebut terbukti sebagai sumber keracunan. Bukti epidemiologis, dilaksanakan oleh ahli
epidemiologi dengan kriteria sebagai berikut :
Terdapat 2 orang atau lebih, yang menderita sakit sama atau dengan gejala mirip,
Dua orang atau lebih tersebut makan makanan sama,
Makanan tersebut dimakan sebelum sakit, sehingga sudah terpenuhi azas sebab
mendahului akibat karena adanya masa inkubasi agen racun.
Wabah/KLB keracunan pangan pada saat ini masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat, bahkan dimasa mendatangpun diperkirakan masih mengalami kecenderungan
meningkat. Hal ini disebabkan antara semakin meningkatnya industri pangan masak maupun
bahan mentah dan pola pengawasannya yang belum jelas terutama di perkotaan dan daerah-
daerah pemukiman perindustrian.
Keracunan pangan terjadi pada kelompok masyarakat yang bekerja di pabrik dan daerah
padat penduduk yang memiliki resiko keracunan pangan baik karena faktor lingkungan maupun
faktor kelalaian manusia, upaya penanggulangannya melalui penyuluhan dan rujukan penderita
ke tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk pertolongan pertama. Di Kabupaten Bandung
pada Tahun 2015 telah terjadi 6 (enam) kejadian Keracunan Pangan yaitu di wilayah Kecamatan
Laporan keracunan pangan 1
Rancabali, Kecamatan Nagreg, Kecamatan Pangalengan, Kecamatan Baleendah, Kecamatan
Majalaya, dan Kecamatan Dayeuhkolot. Pada Tahun 2016 sampai dengan periode Bulan Maret
telah terjadi 1 (satu) kejadian keracunan pangan di Kecamatan Baleendah.
Sumber keracunan adalah media dimana “agen” berada. Jenis etiologi keracunan pangan
antara lain :
Bahan kimia beracun (tanaman, hewan, metabolit mikroba)
Kontaminasi kimia
Kontaminasi mikroba patogen, baik mikrobanya yang menjadi racun atau mikroba tersebut
mengeluarkan zat racun (toksin)
Kontaminasi non bakteri (parasit, ganggang, jamur, virus, spongiform encephalopathies)
Berdasarkan informasi keracunan makanan yang disampaikan oleh Kapolsek Kecamatan
Margahayu kepada kepala UPT Yankes Kecamatan Margahayu, dilakukan tindak lanjut
penyelidikan epidemiologi oleh tim investigasi yang terdiri dari Kepala UPT Yankes Kec.
Margahayu, kepala PKM Bihbul, 5 orang Dinkes Kab. Bandung, petugas surveilans dan petugas
sanitarian beserta Kapolsek Kec. Margahayu. Hasil investigasi diketahui bahwa pada tanggal 3
Januari 2018 terdapat 23 orang karyawan PT.Trimas yang dirawat di RS AU Lanud Sulaiman
akibat keracunan pangan.
Jenis makanan merupakan makanan catering yang dicurigai menyebabkan keracunan
yaitu nasi, lauk telur balado, sayur toge jagung, dan sayur sawi, yang disuplai oleh Catering
“RAI”, beralamat di Kota Bandung.
Untuk mengetahui gambaran klinis kasus keracunan pangan dilakukan investigasi dan
penanggulangan serta pengambilan 3 bungkus nasi sebagai sampel makanan yang diduga
sebagai sumber keracunan. Satu bungkus diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan ke laboratorium Kesehatan, dua bungkus lainnya
dikirim ke BPOM.
2. KHUSUS
a. Memastikan terjadinya KLB Keracunan Pangan
b. Mengetahui variabel epidemiologi menurut orang, tempat dan waktu
c. Mengetahui variabel epidemiologi menurut sampel makanan dan gejala awal
d. Mengetahui terduga makanan yang tercemar.
Tabel 1
Distribusi penderita keracunan pangan berdasarkan jenis kelamin
di PT.Trimas Wilayah Kerja Puskesmas Bihbul, Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung
Tanggal 4 januari 2018
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa yang paling banyak menderita keracunan
adalah karyawan perempuan yakni sebanyak 20 orang (86,95%), sedangkan karyawan laki-
laki hanya 3 orang yang menderita keracunan.
100.00
80.00
Persentase
60.00 86,96
40.00 13,04
20.00
0.00
Laki-laki Perempuan
Jenis Kelamin
13%
26%
10 - 19
26%
20 - 29
30 - 39
35%
40 - 49
Masa Inkubasi sampai timbulnya gejala keracunan pangan pada karyawan PT.
Trimas yang mengkonsumsi : Nasi, Lauk Telur Balado, Sayur Toge Jagung, dan Sayur Sawi,
yaitu masa inkubasi terpendek 3 jam dan terpanjang 15,5 jam.
Kurva epidemic berbentuk point source epidemic (kurva epidemic dengan satu puncak),
yaitu wabah/KLB yang terjadi akibat pemaparan dalam waktu yang singkat dengan
sumber penularan tunggal.
Puncak outbreak terjadi pada tanggal 3 Januari 2018 jam 17.00 dengan jumlah kasus
sebanyak 12 kasus.
Onset pertama pada tanggal 3 Januari 2018 jam 14.00 dan onset terakhir pada tanggal 4
Januari 2018 jam 03.00
Tabel 3
Distribusi kasus keracunan pangan berdasarkan gejala
Pada karyawan PT. Trimas, wilayah kerja Puskesmas Bihbul
Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung
Dari tabel di atas terlihat bahwa gejala keracunan yang mempunyai proporsi terbesar yaitu
Mual dan Muntah (100%), sedangkan untuk penderita yang mengalami nyeri ullu hati
sebesar 4,35%.
Tabel 4
Dugaan Agen Penyebab berdasarkan gejala dan masa inkubasi
KLB Keracunan Pangan di PT. Trimas, wilayah kerja Puskesmas Bihbul
Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung
Tabel 5
Attack Rate (angka serangan) KLB keracunan pangan
di PT. Trimas, wilayah kerja Puskesmas Bihbul
Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung
Tanggal 4 Januari 2018
ATTACK
NO POPULASI JUMLAH MENINGGAL RATE CFR
RENTAN (%) (%)
IX. REKOMENDASI
1. Setiap terjadi KLB keracunan pangan dilakukan pengambilan sampel makanan/muntahan dan
investigasi penanggulangannya.
2. Lakukan pendataan dan wawancara penderita kasus yang terjadi serta analisis.
3. Lakukan Surveilans Ketat dan analisa faktor risiko penyebab.
4. Penyuluhan tentang pengolahan makanan jajanan dan rumah tangga.
X. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data diketahui bahwa telah terjadi KLB keracunan pangan yang
terjadi pada karyawan PT. Trimas, wilayah kerja Puskesmas Bihbul Kecamatan Margahayu
Kabupaten Bandung pada tanggal 4 Januari 2018. Jumlah karyawan yang menderita keracunan
sebanyak 23 orang dengan penderita terbanyak berasal dari kelompok usia 20 - 29 tahun
(34,78%). Karyawan perempuan lebih banyak menjadi penderita keracunan pangan dengan
proporsi sebesar 86,95% atau sebanyak 20 orang, sedangkan laki-laki hanya 3 orang yang
menderita keracunan.
Gambaran dan tanda-tanda klinik keracunan pangan dengan gejala yang terjadi yaitu
mual, muntah, pusing, lemas, mencret dan nyeri ulu hati dengan rata-rata masa inkubasi dari
mulai makan sampai timbulnya gejala antara 3 s.d 4 jam setelah menyantap jenis makanan :
Nasi, Lauk telur balado, Sayur toge jagung, dan sayur sawi, yang dicurigai sebagai sumber