Anda di halaman 1dari 11

Laporan Penyelidikan Epidemiologi

Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan


Di PT. TRIMAS, Wilayah Kerja Puskesmas Bihbul
Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung
Tanggal 4 Januari 2017

I. PENDAHULUAN

Kejadian Luar Biasa (KLB), adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan
dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Keracunan pangan adalah seseorang yang menderita sakit dengan gejala dan tanda
keracunan yang disebabkan karena mengkonsumsi pangan yang diduga mengandung cemaran
biologis atau kimia. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan, definisi KLB Keracunan Pangan adalah suatu kejadian
dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit/ meninggal dengan gejala yang sama
atau hampir sama setelah mengonsumsi pangan, dan berdasarkan analisis epidemiologi, pangan
tersebut terbukti sebagai sumber keracunan. Bukti epidemiologis, dilaksanakan oleh ahli
epidemiologi dengan kriteria sebagai berikut :
 Terdapat 2 orang atau lebih, yang menderita sakit sama atau dengan gejala mirip,
 Dua orang atau lebih tersebut makan makanan sama,
 Makanan tersebut dimakan sebelum sakit, sehingga sudah terpenuhi azas sebab
mendahului akibat karena adanya masa inkubasi agen racun.
Wabah/KLB keracunan pangan pada saat ini masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat, bahkan dimasa mendatangpun diperkirakan masih mengalami kecenderungan
meningkat. Hal ini disebabkan antara semakin meningkatnya industri pangan masak maupun
bahan mentah dan pola pengawasannya yang belum jelas terutama di perkotaan dan daerah-
daerah pemukiman perindustrian.
Keracunan pangan terjadi pada kelompok masyarakat yang bekerja di pabrik dan daerah
padat penduduk yang memiliki resiko keracunan pangan baik karena faktor lingkungan maupun
faktor kelalaian manusia, upaya penanggulangannya melalui penyuluhan dan rujukan penderita
ke tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk pertolongan pertama. Di Kabupaten Bandung
pada Tahun 2015 telah terjadi 6 (enam) kejadian Keracunan Pangan yaitu di wilayah Kecamatan
Laporan keracunan pangan 1
Rancabali, Kecamatan Nagreg, Kecamatan Pangalengan, Kecamatan Baleendah, Kecamatan
Majalaya, dan Kecamatan Dayeuhkolot. Pada Tahun 2016 sampai dengan periode Bulan Maret
telah terjadi 1 (satu) kejadian keracunan pangan di Kecamatan Baleendah.
Sumber keracunan adalah media dimana “agen” berada. Jenis etiologi keracunan pangan
antara lain :
 Bahan kimia beracun (tanaman, hewan, metabolit mikroba)
 Kontaminasi kimia
 Kontaminasi mikroba patogen, baik mikrobanya yang menjadi racun atau mikroba tersebut
mengeluarkan zat racun (toksin)
 Kontaminasi non bakteri (parasit, ganggang, jamur, virus, spongiform encephalopathies)
Berdasarkan informasi keracunan makanan yang disampaikan oleh Kapolsek Kecamatan
Margahayu kepada kepala UPT Yankes Kecamatan Margahayu, dilakukan tindak lanjut
penyelidikan epidemiologi oleh tim investigasi yang terdiri dari Kepala UPT Yankes Kec.
Margahayu, kepala PKM Bihbul, 5 orang Dinkes Kab. Bandung, petugas surveilans dan petugas
sanitarian beserta Kapolsek Kec. Margahayu. Hasil investigasi diketahui bahwa pada tanggal 3
Januari 2018 terdapat 23 orang karyawan PT.Trimas yang dirawat di RS AU Lanud Sulaiman
akibat keracunan pangan.
Jenis makanan merupakan makanan catering yang dicurigai menyebabkan keracunan
yaitu nasi, lauk telur balado, sayur toge jagung, dan sayur sawi, yang disuplai oleh Catering
“RAI”, beralamat di Kota Bandung.
Untuk mengetahui gambaran klinis kasus keracunan pangan dilakukan investigasi dan
penanggulangan serta pengambilan 3 bungkus nasi sebagai sampel makanan yang diduga
sebagai sumber keracunan. Satu bungkus diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan ke laboratorium Kesehatan, dua bungkus lainnya
dikirim ke BPOM.

Laporan keracunan pangan 2


II. TUJUAN
1. UMUM
Mengetahui gambaran klinis KLB Keracunan pangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya KLB Keracunan Pangan di PT. TRIMAS Wilayah Kerja Puskesmas Bihbul,
Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung.

2. KHUSUS
a. Memastikan terjadinya KLB Keracunan Pangan
b. Mengetahui variabel epidemiologi menurut orang, tempat dan waktu
c. Mengetahui variabel epidemiologi menurut sampel makanan dan gejala awal
d. Mengetahui terduga makanan yang tercemar.

III. BAHAN DAN CARA


Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Data primer diperoleh dari hasil investigasi dan wawancara ke penderita di RS. AU Lanud
Sulaiman serta ke lokasi PT. TRIMAS di Desa Sayati dan Catering RAI di Kota Bandung.
dengan wawancara pada petugas, karyawan, dan pengambilan sampel makanan.
2. Data sekunder diperoleh dari laporan W1, dan laporan penyelidikan epidemiologi KLB
keracunan pangan, register pasien keracunan di RS. AU Lanud Sulaiman.

IV. HASIL INVESTIGASI


1. Hasil Penyelidikan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara pada karyawan yang memakan makanan
yang diduga sumber keracunan serta security dan personalia perusahaan lokasi keracunan
pangan. alat pengumpul data menggunakan kuesioner yang memuat identitas diri,
gejala/tanda klinis, faktor risiko yang diduga sebagai penyebab keracunan.
Sebagai data penunjang dilakukan pengambilan sampel makanan untuk pemeriksaan
laboratorium, faktor resiko lingkungan seperti jenis bahan makanan, asal bahan makanan,
cara pengolahan, cara penyajian.
Berdasarkan hasil penyelidikan maka didapatkan data-data sebagai berikut :
a. Tanggal 3 Januari 2018 pukul 11.30 s.d 12.30 WIB, seluruh karyawan PT. Trimas
istirahat dan makan siang yang telah disediakan oleh perusahaan.

Laporan keracunan pangan 3


b. Menu makanan yang disediakan adalah Nasi, Lauk Telur Balado, Sayur Toge Jagung
dan Sayur Sawi.
c. Makanan disuplai oleh Catering “RAI” yang menyediakan 900 porsi makan siang untuk
seluruh karyawan pada tanggal 3 Januari 2018.
d. Karyawan yang menderita keracunan pangan :
Jumlah populasi rentan yang ada di PT. Trimas sebanyak 300 orang (asumsi
berdasarkan jumlah porsi nasi bungkus) dan yang menderita keracunan pangan
sebanyak 23 orang.
e. Karyawan lainnya yang mengkonsumsi makan siang dengan menu yang sama tidak
menunjukkan gejala serupa per tanggal 4 Januari 2018.
f. Makanan dari catering yang dikirim ke PT.Trimas belum dibungkus. Proses
pembungkusan dilakukan di lokasi PT.Trimas. Jumlah porsi nasi makan siang yang
dibungkus berkisar 300-400 porsi, selebihnya 500-600 porsi diberikan dalam bentuk
prasmanan.
g. Temuan lainnya di PT.Trimas, yakni:
- Wastafel belum tersedia sabun cuci tangan. Pihak PT.Trimas mengkonfirmasi jika
sabun habis dan sedang proses pengadaan.
- Penjamah makanan belum menggunakan APD lengkap.
- Wadah makanan yang tiba dari catering tidak menggunakan penutup dengan alasan
takut basi.
- Sebagian karyawan tidak mencuci tangan sebelum makan.
- Sebagian karyawan menambah menu makanan, misalnya kerupuk pedas, dll yang
dibeli di kantin.
- Sebagian karyawan membawa makanan sendiri dari luar.

Laporan keracunan pangan 4


V. DISTRIBUSI KASUS BERDASARKAN ORANG

Tabel 1
Distribusi penderita keracunan pangan berdasarkan jenis kelamin
di PT.Trimas Wilayah Kerja Puskesmas Bihbul, Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung
Tanggal 4 januari 2018

NO JENIS KELAMIN JUMLAH %


1 Laki-Laki 3 orang 13,04
2 Perempuan 20 orang 86,95
JUMLAH 23 orang 100
Sumber : Seksi P3 Dinas Kesehatan Kab. Bandung

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa yang paling banyak menderita keracunan
adalah karyawan perempuan yakni sebanyak 20 orang (86,95%), sedangkan karyawan laki-
laki hanya 3 orang yang menderita keracunan.

Grafik 1. Proporsi Kasus Keracunan Pangan


menurut Jenis Kelamin di PT. Trimas
Wilker Puskesmas Bihbul Kec. Margahayu Kab. Bandung

100.00
80.00
Persentase

60.00 86,96
40.00 13,04
20.00
0.00
Laki-laki Perempuan
Jenis Kelamin

Sumber : Seksi P3 Dinas Kesehatan Kab. Bandung

Laporan keracunan pangan 5


Tabel 2
Distribusi penderita keracunan pangan menurut kelompok umur
di PT. Trimas, Wilayah Kerja Puskesmas Bihbul Kec. Margahayu Kab. Bandung

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah %


1. 0-9 0 0
2. 10 - 19 6 26,09
3. 20 - 29 8 34,78
4. 30 - 39 6 26,09
5. 40 - 49 3 13,04
6. >50 0 0
Jumlah 23 100
Sumber : Seksi P3 Dinas Kesehatan Kab. Bandung

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa karyawan yang menderita keracunan


pangan paling banyak berasal dari kelompok umur 20 - 29 tahun yakni sebanyak 8 orang
(34,78%).

Grafik 2. Proporsi Kasus Keracunan Pangan


menurut Kelompok Umur di PT. Trimas
Wilker Puskesmas Bihbul Kec. Margahayu Kab. Bandung

13%
26%
10 - 19
26%
20 - 29
30 - 39
35%
40 - 49

Sumber : Seksi P3 Dinas Kesehatan Kab. Bandung

Laporan keracunan pangan 6


VI. DISTRIBUSI KASUS BERDASARKAN WAKTU

Masa Inkubasi sampai timbulnya gejala keracunan pangan pada karyawan PT.
Trimas yang mengkonsumsi : Nasi, Lauk Telur Balado, Sayur Toge Jagung, dan Sayur Sawi,
yaitu masa inkubasi terpendek 3 jam dan terpanjang 15,5 jam.

 Kurva epidemic berbentuk point source epidemic (kurva epidemic dengan satu puncak),
yaitu wabah/KLB yang terjadi akibat pemaparan dalam waktu yang singkat dengan
sumber penularan tunggal.
 Puncak outbreak terjadi pada tanggal 3 Januari 2018 jam 17.00 dengan jumlah kasus
sebanyak 12 kasus.
 Onset pertama pada tanggal 3 Januari 2018 jam 14.00 dan onset terakhir pada tanggal 4
Januari 2018 jam 03.00

Laporan keracunan pangan 7


VII. ANALISIS EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

Tabel 3
Distribusi kasus keracunan pangan berdasarkan gejala
Pada karyawan PT. Trimas, wilayah kerja Puskesmas Bihbul
Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

No Gejala klinis Jumlah penderita Proporsi (%)


1. Mual 23 orang 100
2. Muntah 23 orang 100
3. Pusing 22 orang 95,65
4. Lemas 22 orang 95,65
5. Mencret 4 orang 17,39
6. Nyeri Ulu Hati 1 orang 4,35
Sumber : Seksi P3 Dinas Kesehatan Kab. Bandung

Dari tabel di atas terlihat bahwa gejala keracunan yang mempunyai proporsi terbesar yaitu
Mual dan Muntah (100%), sedangkan untuk penderita yang mengalami nyeri ullu hati
sebesar 4,35%.

Tabel 4
Dugaan Agen Penyebab berdasarkan gejala dan masa inkubasi
KLB Keracunan Pangan di PT. Trimas, wilayah kerja Puskesmas Bihbul
Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

No Agent Gejala Masa Pangan yang Faktor risiko


Inkubasi biasa terlibat
1. Bacillus Cereus Mual 30 menit Nasi masak Menyimpan makanan
Muntah sampai 5 atau goreng matang pada suhu
Diare jam ruang, menyimpan
makanan matang di
dalam wadah besar di
dalam kulkas,
menyiapkan makanan
beberapa jam sebelum
dihidangkan.
2. Staphylococcus Mual 1 s.d 8 jam, Ham, produk Menyiapkan makanan
Muntah rata-rata 2 daging & matang pada suhu
Sakit perut sampai 4 unggas, ruang, menyimpannya
Diare jam pastry berisi dalam wadah besar di
Prostration krim, mentega kulkas, menyentuh
kocok, keju, makanan matang atau
susu bubuk, pada suhu hangat
produk-produk (suhu inkubasi

Laporan keracunan pangan 8


telur, bakteri), menyiapkan
campuran makanan beberapa
makanan, jam sebelum
makanan sisa dihidangkan, orang
berprotein yang luka bernanah,
tinggi. fermentasi makanan
berasam rendah tak
normal.

3. Salmonellosis Kejang 6 sampai 72 Daging & Menyimpan makanan


perut, jam, rata- unggas dan matang pada suhu
Diare, rata 18 - 36 olahannya, ruang, menyimpan
Menggigil, jam produk-produk makanan dalm jumlah
Demam, telur, susu & besar di kulkas,
Mual, produk susu pemanasan kembali
Muntah, mentah, dan pada suhu yang tidak
Lemah. makanan lain mencukupi,
yang menyiapkan makanan
terkontaminasi beberapa jam sebelum
salmonela. dihidangkan,
kontaminasi silang,
pembersihan alat yang
tidak tepat,
mendapatkan
makanan dari sumber
yang terkontaminasi.

Tabel 5
Attack Rate (angka serangan) KLB keracunan pangan
di PT. Trimas, wilayah kerja Puskesmas Bihbul
Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung
Tanggal 4 Januari 2018

ATTACK
NO POPULASI JUMLAH MENINGGAL RATE CFR
RENTAN (%) (%)

1 300 orang 23 orang 0 7,66 0

Laporan keracunan pangan 9


VIII. UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN
 Koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor (desa, kecamatan dan kepolisian) dan
lintas batas kab/kota.
 Penanganan dan pengobatan penderita keracunan pangan.
 Pelaksanaan rujukan penderita dengan risiko tinggi yang butuh penanganan lanjutan ke
rumah sakit.
 Pengambilan sampel makanan untuk pemeriksaan Laboratorium.
 Penyuluhan pengolahan makanan dan perilaku hidup bersih & sehat pada penjamah
makanan.
 Investigasi dan Monitoring.
 Pelaporan.

IX. REKOMENDASI
1. Setiap terjadi KLB keracunan pangan dilakukan pengambilan sampel makanan/muntahan dan
investigasi penanggulangannya.
2. Lakukan pendataan dan wawancara penderita kasus yang terjadi serta analisis.
3. Lakukan Surveilans Ketat dan analisa faktor risiko penyebab.
4. Penyuluhan tentang pengolahan makanan jajanan dan rumah tangga.

X. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data diketahui bahwa telah terjadi KLB keracunan pangan yang
terjadi pada karyawan PT. Trimas, wilayah kerja Puskesmas Bihbul Kecamatan Margahayu
Kabupaten Bandung pada tanggal 4 Januari 2018. Jumlah karyawan yang menderita keracunan
sebanyak 23 orang dengan penderita terbanyak berasal dari kelompok usia 20 - 29 tahun
(34,78%). Karyawan perempuan lebih banyak menjadi penderita keracunan pangan dengan
proporsi sebesar 86,95% atau sebanyak 20 orang, sedangkan laki-laki hanya 3 orang yang
menderita keracunan.
Gambaran dan tanda-tanda klinik keracunan pangan dengan gejala yang terjadi yaitu
mual, muntah, pusing, lemas, mencret dan nyeri ulu hati dengan rata-rata masa inkubasi dari
mulai makan sampai timbulnya gejala antara 3 s.d 4 jam setelah menyantap jenis makanan :
Nasi, Lauk telur balado, Sayur toge jagung, dan sayur sawi, yang dicurigai sebagai sumber

Laporan keracunan pangan 10


keracunan. Dugaan sementara dari hasil wawancara dan pengambilan sampel makanan serta
studi literatur keracunan pangan, bahwa hal tersebut disebabkan oleh Lauk Telur Balado dan
“agen” penyebabnya adalah bakteri Staphylococcus, tetapi hal ini perlu didukung dengan
menunggu konfirmasi pemeriksaan laboratorium.

XI. RENCANA TINDAK LANJUT


 Melaksanakan surveilans ketat terhadap KLB Keracunan Pangan.
 Penyuluhan.

Bandung, 15 Januari 2017

Kepala Bidang P2PL


Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung

dr. Hj. RIANTINI, MMRS.


19650921 200212 2 005

Laporan keracunan pangan 11

Anda mungkin juga menyukai