1. Kenapa MPA?
MPA adalah singkatan dari Methodology for Participatory Assessment.
MPA adalah metodologi untuk membantu masyarakat, pelaksana program dan pengambil
keputusan untuk mencapai keberlanjutan dan pemerataan pelayanan. Metode ini dibuat
untuk dan agar terlibat semua pihak (kaya/miskin, perempuan/laki-laki).
MPA berorientasi kepada:
a. Gender dan kemiskinan
Perempuan dan kelompok miskin memiliki hak suara dan pilihan dalam menentukan opsi sarana,
pembangunan dan pemeliharaannya.
b. Kesinambungan dan kesetaraan
i. Teknis
ii. Financial
iii. Kelembagaan
iv. Sosial
v. Lingkungan
c. Efektifitas penggunaan, bertumpu pada:
i. Peningkatan akses oleh kelompok miskin
ii. Peningkatan penggunaan SAB/S dan pelayanan kesehatan oleh kelompok miskin
iii. Perubahan perilaku oleh masyarakat (sekolah, rumah dan lingkungan)
d. Demand Responsive Approach (DRA)
i. Demand dalam arti punya kemauan untuk mengeluarkan pembiayaan baik in-cash dan in-
kind
ii. Responsiveness demand adalah memberikan pilihan-pilihan atau memungkinkan kelompok
masyarakat untuk memilih berapa besar air yang akan digunakan, teknologi dan tigkat
pelayanan.
2. Kenapa PHAST?
PHAST adalah singkatan dari Participatory Hygiene And Sanitation Transformation.
PHAST mempunyai focus pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di tingkat rumah
tangga dan masyarakat (termasuk sekolah).
PHAST diperlukan untuk:
a. Efektifitas penggunaan
Mengidentifikasi dan menganalisa pola dan perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kebiasaan
pemakaian tempat BAB, pemakaian sumber air bersih dan hal lain yang perlu ditingkatkan.
b. Alur penularan penyakit
Penularan penyakit karena ada interaksi antara penyebab penyakit (agent) yang berasal dari sumber
penyakit (penderita), lingkungan dan penjamu (host). Perhatikan diagram 5 F (Feaces/tinja, Finger/mulut,
Flies/serangga, Field/tanah, Fluids/cairan, dan Food/makanan).
c. Menghambat alur penularan penyakit
Memasang penghambat yang sesuai dengan lintasan penyebaran penyakit dengan kegiatan pembangunan
sarana (fisik) atau kegiatan non fisik (perilaku hidup bersih dan sehat)
d. Perilaku baik dan buruk terhadap kesehatan
Identifikasi perilaku buruk yang merugikan bagi kesehatan dan perilaku baik yang berpengaruh terhadap
kesehatan.
e. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan perubahan
Agar masyarakat mengerti bahwa penyediaan sarana air bersih, sanitasi dan peningkatan kualitas
lingkungan mempunyai dampak terhadap peningkatan drajat kesehatan, aka diperlukan perubahan
perilaku yang terus menerus dan bertahap.
f. Epidemologi penyakit menular:
i. Penyebab penyakit
ii. Cara penularan penyakit
iii. Mengapa penyakit dianggap berbahaya (resiko penyakit)
iv. Gejala-gejala penyakit
v. Pengobatan dan pengelolaan penderita penyakit
vi. Cara pencegahan dan pemberantasan penyakit
1
3. Tahapan Kegiatan MPA/PHAST
1. Persiapan
i. Tim Fasilitator
ii. Masyarakat
iii. Perlengkapan pedukung
iv. Rancangan kegiatan
2. Pelaksanaan
Transect Walks
1) Pengelolaan sumber air
2) Penilaian tingkat kualitas kerja
3) Penilaian pelayanan oleh kelompok pengguna perempuan dan laki-laki
4) Masyarakat yang tidak terlayani
2.3. Musyawarah I (penyajian dan klarifikasi analisis situasi dan identifikasi masalah)
2.4. Musyawarah II (Termasuk Pemilihan/pembentukan TKM)
2
Diagram -1: Alur Kegiatan WSLIC-2 di Desa
3
Keseragaman informasi yang diterima oleh masyarakat mengenai proyek
WSLIC-2, sehingga menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk ikut terlibat
(kaya/miskin/laki-laki/perempuan) dan berkontribusi. Dalam tahap ini pun
PROSES REMBUG DESA sudah dapat dilakukan identifikasi kondisi umum desa sebagai dasar untuk
penentuan desa.
Proses Perencanaan
PLENO III Pemilihan opsi PHBS, SAB, sanitasi berdasarkan alternatif-alternatif yang
(Pemilihan Opsi PHBS, SAB, mungkin hasil perumusan masalah dan rembug-an di masing-masing
Sanitasi) lingkungan (RT/RW/Dusun).
PLENO IV
Rencana Kegiatan
KEGIATAN UNTUK
KEBERLANJUTAN
4
Diagram 2: ALUR PERENCANAAN PARTISIPATIF MASYARAKAT
Tinjauan
Pengelolaan
Pelayanan
Efektifitas Prioritas
Penggunaan Opsi Perencanaan
Perubahan
SAB PHBS Rinci Opsi
Perilaku
Data Sarana Air
Komunitas Efektifitas Bersih
FGD Penggunaan S
Sanitasi Prioritas Opsi
Pencegahan Pencegahan
Alur Penularan Penyakit Penyakit
Pleno Perencanaan
Pertemuan dg Klasifikasi Penyakit dan
Persetujuan Rinci Opsi
aparat desa Kesejahteraan Blocking
Opsi + Sanitasi
Pengelolaan
Sumber Air Perencanaan
Opsi Rinci Opsi
Transect Penilaian Pelatihan Kesehatan
walk Kualitas Kerja
Penilaian
Pelayanan oleh
Pengguna
Masyarakat
tidak terlayani
5
Tabel -1: Alat Kajian/Tools Perencanaan Masyarakat
FGD Kelompok kaya FGD Kelompok Miskin
Lain-nya
Perempuan
Perempuan
Campuran
Campuran
Laki-laki
Laki-laki
Aktivitas/Tools Keterangan
1. Pertemuan dengan aparat desa X Dilakukan bersama aparat desa; bila memungkinakan dapat
Kondisi Umum DesaIdentifikasi
(Lanjutan Mapping) X J
7. Perencanaan Transect Walks dan FGD
(PL)
8. Transect Walks (SM, WR, TW, UP) X X X X Mengunjungi clusters kaya dan miskin sejauh mungkin (FGD
Analisis Situasi dan Identifikasi Masalah
15. Pemilihan Opsi Perubahan Perilaku X X X X Diskusi dengan TKM, perwakilan masyarakat, dan sanitarian
Penilaian Kebutuhan PelatihanPemilihan Opsi dan
21. Penyusunan RKM Dilakukan bersama dengan TKM, difasilitasi oleh TFM dan
dibantu oleh konsultan kabupaten. Dihasilkan suatu
Pembuatan RKM
4.1. Persiapan
4.2. Pelaksanaan
Tujuan:
Untuk mensosialisasikan pendekatan proyek WSLIC-2, prinsip-prinsip kesinambungan, sehingga diperoleh kejelasan tentang arah dari
tiap tahapan proyek baik perencanaan maupun pelaksanaan.
Untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan proses perencanaan di masyarakat dengan menggunakan berbagai tools
seperti diuraikan dalam buku panduan ini.
Untuk mengidentifikasi hambatan masyarakat untuk berpartisipasi serta strategi-strategi untuk mengatasinya, sehingga dapat
memastikan peserta kelompok diskusi terfokus telah diwakili oleh semua kelompok yang ada di masyarakat (perempuan, laki-laki,
kaya, dan miskin)
Tujuan:
Untuk mendapatkan data umum mengenai profil desa dan keadaan pelayanan yang ada di desa saat ini, yang dapat dibandingkan dengan data
yang akan diperoleh dari proses penilaian selanjutny
4. Klasifikasi kesejahteraan
Dapat dibuatnya pilihan-pilihan Jarak, kedalaman, keberadaan, Ada perwakilan dari masyarakat
system sarana air bersih yang
posisi sumber, kualitas air, untuk mengetahui keberadaan
memungkinkan untuk dibangun
kuantitas air (musim kemarau) sumber air
berdasarkan potensi area proyek
semua potensi sumber air Media yang digunakan dapat
Dapat diketahuinya keuntungan
dan kerugian dari masing-masing Keperluan pengolahan air atau memberikan kemudahan bagi
pilihan yang memungkinkan. tidak masyarakat yang terlibat
Keuntungan dan kerugian
mencakup biaya konstruksi, Sistem pengaliran, tingkat
cakupan layanan, biaya layanan, dan model pelayanan.
pemeliharaan dsb.
Masyarakat nantinya dapat Perkiraan biaya pembangunan dan
mendiskusikan diantara mereka pengoperasian dan pemeliharaan.
sendiri untuk menentukan pilihan
akan sarana air bersih dan sanitasi
yang akan dibangun.
7. Perencanaan Transect Walk dan FGD
Untuk menentukan kunjungan ke Untuk kasus fasilitas pribadi (Keran dalam rumah, penampung air hujan, dsb)
titik sarana air bersih dan sarana Gunakan jumlah rumah tangga pemilik sarana pribadi dari tiga tingkatan sosial dalam masyarakat
sanitasi serta memperoleh yang dihasilkan dari klasifikasi kesejahteraan atau peta sosial, kemudian tentukan titik yang akan
informasi tentang kondisi pada dikunjungi secara proporsional untuk tiap tingkatan masyarakat dan lakukan secara pilihan acak
semua kelompok masyarakat dengan mengundi, sehingga titik transect walks bukanlah titik yang dipilihkan oleh orang tertentu di
(perempuan, laki-laki, kaya dan desa.
msikin)
Untuk memastikan peserta Selama melakukan kunjungan, lakukan rating scale untuk menilai penggunaan pelayanan dan
kualitas pengerjaan sarana air atau air bersih, lakukan secara terpisah untuk perempuan dan laki-
kelompok terfokus telah diwakili laki.
oleh semua kelompok yang ada di
masyarakat Proses pemilihan sampel untuk pertemuan kelompok terfokus
Gunakan peta sosial, temukan dimana lokasi terbaik untuk kelompok kaya dan miskin untuk hadir
dalam pertemuan terpisah, begitu pula untuk kelompok perempuan dan laki-laki, jika perlu minta
petunjuk dari beberapa perempuan dan laki-laki dalam kelompok diskusi.
Setujui tempat terbaik untuk setiap kelompok dan hari dan waktu yang cocok untuk perempuan dan
laki-laki dari kedua kelompok. Tempat yang digunakan sebaiknya cukup luas untuk perempuan dan
laki-laki untuk duduk dalam kelompok terpisah, yang memudahkan bagi perempuan untuk berbicara
dan memberikan pendapat mereka.
Dengan menggunakan bantuan kelompok masyarakat dan temuan dari peta sosial, berikan informasi
pada kedua kelompok (kaya dan miskin) dan undang untuk menghadiri pertemuan. Jelaskan
pentingnya perempuan dan laki-laki untuk berpartisipasi, sehingga pandangan dan pengalaman dari
tiap kelompok dapat terwakili.
Pertemuan terpisah bisa juga dibuat dengan kelompok yang berbeda di tempat yang sama pada
waktu yang bersamaan. Hal ini akan mendorong proses yang lebih terbuka. Pastikan bahwa tempat
yang digunakan cukup nyaman bagi kedua kelompok, sehingga dapat duduk secara terpisah dan
tidak saling mengganggu.
Buat perempuan dan laki-laki dapat saling memberikan pengalaman dan pandangan, juga
membangun kepercayaan diri bagi perempuan untuk bicara di depan umum.
8. Transect Walk
Memeriksa ulang informasi pada peta yang dibuat oleh Nilai kondisi fisik dari sarana air bersih dan fasilitas
masyarakat
sanitasi yang diamati.
Mempelajari keadaan masyarakat menyangkut sarana air bersih
dan sanitasi Pandangan dari kelompok sosial-ekonomi yang berbeda
Mempelajari akses keluarga miskin, kaya dan menengah mengenai penggunaan dan akses pelayanan, berfungsinya
terhadap sarana tersebut dan keberaturan pelayanan, operasi dan pemeliharaan,
Promosi hidup sehat dan di antara keluarga yang mendapat keadilan kontribusi yang harus dibayar untuk menggunakan
pelatihan selama program pelayanan.
Mengidentifikasi dan menganalisa pola dan perilaku Sumber yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk
masyarakat dari kelompok kaya dan miskin, perempuan dan
beberapa pemakaian/keperluan dalam rumah tangga
laki-laki yang berkaitan dengan kebiasaan pemakaian sumber
(minum/masak, mandi/cuci, dan lain-lain) yang bervariasi
air bersih, serta hal-hal yang perlu untuk ditingkatkan.
menurut musim
Mengamati/memahami perbedaan pola sumber air yang
dipakai oleh kelompok kaya dan miskin (berdasarkan
tingkat kesejahteraan)
10. Efektivitas penggunaan Sarana Sanitasi
Mengidentifikasi dan
Pola kebiasaan buang air besar di masyarakat
menganalisa pola dan perilaku Memahami perbedaan pola antara usia, dan kelompok masyarakat kaya dan miskin
masyarakat dari kelompok kaya dan
miskin, perempuan dan laki-laki
Pola buang air besar anggota masyarakat bila dihubungkan dengan penyebaran
yang berkaitan dengan kebiasaan penyakit (sebaiknya dapat dihubungkan dengan tool Alur Penularan Penyakit)
pemakaian tempat buang air besar, Sarana sanitasi yang sehat dan aman, sebagai bahan masukan untuk proses pemilihan
serta hal-hal yang perlu untuk opsi sarana sanitasi.
ditingkatkan.
Bagaimana menurunkan resiko penyakit bila dihubungkan dengan kebiasaan buang air
Tujuan
Untuk menilai dan menganalisa pembagian kerja, jenis pekerjaan dan pekerjaan yang dibayar maupun tidak. Berkaitan dengan
pelayanan sarana antara perempuan dan laki-laki serta kaya dan miskin.
Sebagai alat kajian ulang bagi data dari tools lain.
Untuk menganalisis seberapa Proses diskusi ini sebaiknya dilakukan oleh fasilitator dengan anggota Tim Kerja Masyarakat dan
perwakilan masyarakat (1 orang perempuan dan 1 orang laki-laki) yang dipilih oleh masing-masing
efektif dan seberapa FGD untuk mewakili berbagai golongan di masyarakat (perempuan, laki-laki, kaya, dan miskin), hal
sukar/mudah tindakan ini dimaksudkan agar diskusi dapat lebih terfokus karena akan membicarakan rencana tindakan
penghambat alur penularan secara lebih rinci.
penyakit dan tindakan Matriks seperti telah disampaikan di atas, mungkin saja merupakan konsep baru buat kebanyakan
perubahan perilaku bagi peserta diskusi, dengan demikian akan sangat baik jika penjelasan elemen dan komponennya
kesehatan untuk dilakukan. dilakukan selangkah demi selangkah.
Untuk mengidentifikasi Jika masyarakat merasa tidak jelas tentang efektivitas suatu opsi yang telah dipilih, tidak perlu
berusaha untuk mengarahkannya, lebih baik pikirkan pertanyaan yang dapat membantu mereka
kesenjangan pengetahuan di
untuk mencapai keputusan.
antara perempuan, laki-laki, Jangan merasa kecewa jika pada tahap ini peserta diskusi belum sepenuhnya mampu menilai
dan anak-anak di masyarakat, efektivitas opsi terpilih. Karena ada banyak peluang terdapat dalam proses selanjutnya untuk
sehingga dapat diketahui mendapatkan informasi tambahan dan meningkatkan mutu pengambilan keputusan.
rencana yang tepat dalam Khususnya untuk proses diskusi untuk membuat rencana kerja seperti ditunjukkan pada Tabel
program perubahan perilaku Rencana Kerja Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, sebaiknya dilakukan dalam kelompok
hidup bersih dan sehat. kecil yang melibatkan fasilitator, anggota TKM, sanitarian dan perwakilan sekolah/guru.
Untuk memperoleh program Opsi yang terpilih dari prioritas perubahan perilaku menurut masyarakat yang diperlihatkan pada
promosi kesehatan yang hasil proses tool Alur dan Penghambat Penularan Penyakit, sebaiknya juga mempertimbangkan
berbagai aspek yang terdapat di masyarakat yang terutama berkaitan dengan kepercayaan mereka,
diinginkan oleh masyarakat
tradisi masyarakat setempat, dan lain sebagainya. Hal ini agar dimaksudkan pada saat penentuan
yang akan dimasukkan dalam opsi tidak terdapat hal-hal yang mungkin bertentangan dengan keadaan masyarakat.
Rencana Kerja Masyarakat.
Tujuan:
Tujuan:
Untuk merencanakan pilihan dari sistem pembiayaan yang akan dilakukan dalam pengoperasian dan pemeliharaan sarana
Untuk meningkatkan kesadaran di antara masyarakat bahwa pilihan untuk membiayai sarana harus secara setara diputuskan oleh seluruh
anggota masyarakat (perempuan, laki-laki dari kelompok kaya dan miskin)