1.150
Angka prevalensi setahun terakhir
meningkat dari 1,8 % (2019)menjadi Perkembangan NPS menciptakan celah
1,95% (2021)atau hampir 3,7 juta jiwa bagi kejahatan dikarenakan banyak
penduduk melakukan penyalahgunaan NPS yang beredar narkotika jenis baru yang belum diatur
narkoba.
di Dunia oleh hukum.
3
Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Kesehatan Jiwa
Tahun 2022 - 2024
TARGET
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
2022 2023 2024
30%
Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko
masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan skrining
60% 90%
4
Indikator 3
TARGET
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
2022 2023 2024
Definisi Operasional
Jumlah penyalahguna NAPZA baru yang datang secara sukarela dan/atau pembantaran dan/atau kasus
putusan pengadilan dan/atau mendapatkan layanan rehabilitasi medis rawat jalan dan/atau rawat inap di
Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
Cara Penghitungan
Jumlah kumulatif penyalahguna NAPZA baru yang datang secara sukarela dan/ atau
pembantaran, dan/ atau kasus putusan pengadilan dan/ atau mendapatkan layanan rehabilitasi
medis rawat jalan dan/ atau rawat inap di IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor).
Data didapatkan dari pelaporan IPWL dan aplikasi Sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan
Rehabilitasi Medis (SELARAS) dan/atau Dinas Kesehatan Provinsi
5
Prevalensi Target (Kumulatif)
Jumlah Pengguna NAPZA
No. Provinsi Baseline
Kab/Kota Satu Tahun
Terakhir 2020 2021 2022 2023 2024
1 Gorontalo 6 1,19 0 6 12 18 23 29
2 Sulbar 6 1,70 1 7 13 19 24 30
4 Sultra 17 1,58 2 19 35 52 68 85
5 Sulut 15 1,71 3 18 32 47 61 76
8 Maluku 11 1,59 6 17 27 38 49 60
10 Kaltara 5 1,07 14 19 24 29 33 38
11 Sulteng 13 1,70 14 27 39 52 65 77
Berdasarkan Prevalensi Pengguna Napza Satu Tahun Terakhir, sumber Survei BNN 2017
6
Prevalensi Target (Kumulatif)
Jumlah Pengguna
No. Provinsi Baseline
Kab/Kota NAPZA Satu
2020 2021 2022 2023 2024
Tahun Terakhir
12 Kepri 7 1,71 27 34 41 47 54 61
13 Sulsel 24 1,95 30 53 77 100 123 147
14 Sumut 33 2,53 69 101 133 165 197 230
15 Babel 7 1,49 72 79 86 92 99 106
16 Bengkulu 10 1,68 100 110 119 129 139 149
17 Banten 8 1,83 150 158 166 173 181 189
18 Bali 9 1,62 155 164 173 181 190 199
Berdasarkan Prevalensi Pengguna Napza Satu Tahun Terakhir, sumber Survei BNN 2017
8
Target Penyalahguna NAPZA baru Yang Direhabilitasi Medis
9
Indikator Kinerja Program Kesehatan Jiwa 3:
Jumlah Penyalahguna NAPZA yang Mendapatkan Layanan Rehabilitasi Medis
14.000
12.492
12.000
10.826 11.000
10.500
10.000 10.149
10.000 9.500 9.585
8.000
6.000
4.000
2.000
-
2020 2021 2022 2023
1200
985
1000 925
870
800
568
600 509 506 532
428
400 326 320 317
277 272 253
200 150 135 122
69 79
39 27 14 14 12 6 5 4 3 2 1 0
0
SDQ SRQ-20
Alur Skrining
Normal Borderline Abnormal ≥6 <6 namun soal
no. 17 diisi “YA”
<6 Gangguan
Penggunaan
Edukasi
•
•
Konseling oleh guru
KAP Kesehatan Jiwa
• KAP Kesehatan
Jiwa
• KAP Kesehatan
Jiwa Edukasi
NAPZA
• Prevensi • Prevensi
Kesehatan • Prevensi Gangguan Gangguan Jiwa Gangguan Jiwa
Kesehatan
Jiwa Jiwa • Rujuk ke • Rujuk ke Jiwa
• Rujuk ke Fasyankes Fasyankes Fasyankes
Fasyankes
Pemeriksaan Sasaran:
lanjutan, Individu dengan indikasi
Pemberian KIE,
Pemberian KIE, konseling, rujuk ke
asesmen lanjutan, IPWL untuk
konseling pemeriksaan
lanjutan 12
APLIKASI NAPZA BERBASIS WEB DAN
ANDROID
SINAPZA
14
SIQUALITY
15
Panduan Operasional SELARAS, SINAPZA, dan SIQUALITY dapat diunduh melalui:
https://drive.google.com/file/d/1ZUSe85GY7suSfbjxVnS9sa4CGiKVL7ZS/view?usp=sharing
16
Kebijakan Penyelenggaraan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
17
Amanat UU dalam layanan rehabilitasi
DASAR PEMBENTUKAN IPWL
UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika
Wajib Lapor
Wajib Lapor adalah kegiatan melaporkan diri yang dilakukan oleh pecandu Narkotika
yang sudah cukup umur atau keluarganya, dan/atau orang tua atau wali dari pecandu
2 narkotika yang belum cukup umur kepada institusi penerima Wajib Lapor untuk
mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis.
Rehabilitasi Medis
Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk
3 membebaskan pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan Narkotika dari
ketergantungan Narkotika
20
Total IPWL by
Sebaran Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) di Indonesia
KMK RI NO.HK.01.07/MENKES/2020/2023 TTG PENETAPAN IPWL & FASIYANKES PENGAMPU & SATELIT PROGRAM TERAPI RUMATAN METADONA
Provinsi:
1. Aceh: 72 SUMATERA
ACEH RIAU SULBAR
2. Sumut: 41 PKM: 48 / 351 UTARA PKM: KALTENG KALTIM
PKM: 0 / 95 SULUT
PKM: 3/ 226 PKM: 1/ 200 PKM: 21 / 185
3. Riau: 16 Klinik/loka: 11 14 / 596 Klinik/loka: 7 Klinik/loka: 2 Klinik/loka: 5
Klinik/loka: PKM: 9 /
Klinik/loka: 16
4. Kepri: 10 RS: 13
RS: 11
RS: 6 RS: 10 RS: 14
1
RS: 3
193
Klinik/loka:
5. Jambi: 44 5
6. Sumbar: 37 KEP. RIAU
KALBAR KALTARA GORONTALO RS: 6
7. Sumsel: 85 SUMATERA PKM: 0 / 84
PKM: 8 / 244
Klinik/loka:
PKM: 1 / 56 PKM: 2 / 93 MALUT
Klinik/loka: 1
8. Lampung: 80 BARAT Klinik/loka: 5
9 RS: 1
Klinik/loka: 4 PKM: 0 /
PKM: 27/ 275 RS: 5 RS: 4
9. Bengkulu: 10 Klinik/loka: 3
RS: 4 144
Klinik/loka:
10. Babel: 47 RS: 7 2
11. Banten: 13 RS: 2
BENGKULU
12. DKI Jakarta: 40 PKM: 0 / 180 PAPUA
13. Jabar: 66 Klinik/loka: 2 PKM: 0 / 408
14. Jateng: 37 RS: 8 Klinik/loka: 3
15. DIY: 9 JAMBI
RS: 2
Ketenagaan
memiliki izin operasional yang berlaku sesuai • Dokter
dengan ketentuan peraturan perundang- • Perawat yang terlatih di bidang gangguan
undangan penggunaan Narkotika
• Apoteker (Penyelenggara terapi rumatan)
Dinkes Prov
Tim tsb bertugas Dirjen Yankes
meverifikasi dok
validasi dok dan membentuk Tim
pengusulan dan
memberikan Adhoc terdiri dari
tertulis bersurat ke
rekomendasi Dirjen Yankes dan
Dirjen Yankes cc
kepada Menteri Dirjen Kesmas
Dirjen Kesmas
Lampiran Usulan Sebagai IPWL
Fotokopi izin operasional bagi pusat
kesehatan masyarakat, rumah sakit, klinik
pratama, dan klinik utama, atau persetujuan
dari Menteri sebagai lembaga rehabilitasi
medis bagi lembaga lain yang melaksanakan
rehabilitasi medis bagi pecandu,
fotokopi sertifikat tenaga kesehatan yang terlatih di
penyalahguna, dan korban penyalahgunaan
bidang gangguan penggunaan Narkotika
Narkotika
PERSYARATAN UMUM
• KELEMBAGAAN (LEGALITAS, STRUKTUR ORGANISASI, VISI MISI)
• PRINSIP PENYELENGGARAAN LAYANAN
• SISTEM RUJUKAN DAN JEJARING
• SISTEM PELAPORAN
• PENERIMAAN AWAL
• ASESMEN
• RENCANA TERAPI * REKAM REHABILITASI * MONITORING
PENYALAHGUNAAN NAPZA * EVALUASI LAYANAN
PERSYARATAN KHUSUS
• SARANA PRASARANA
• INTERVENSI MEDIS
• SUMBER DAYA MANUSIA
LAMPIRAN
• INSTRUMEN PENGUKURAN PERUBAHAN KUALITAS
HIDUP (WHO-QoL)
• INSTRUMEN PENGUKURAN KEPUASAN LAYANAN
• INSTRUMEN SKRINING (ASSIST)
• INSTRUMEN ASESMEN (ASI)
Program Terapi Rumatan Metadona (PTRM)
30
Maksud dan Tujuan Penyelenggaraan Layanan PTRM :
1. Menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang optimal bagi penyalahguna opiat
yang tidak dapat mempertahankan kondisi abstinensia secara berkelanjutan.
2. Meningkatkan kualitas hidup dari penyalahguna opiat yang tidak dapat
mempertahankan kondisi abstinensia secara berkelanjutan.
Sasaran :
Penyalahguna opiat yang tidak dapat mempertahankan kondisi abstinensia secara
berkelanjutan.
31
Sebaran Layanan PTRM 17 Provinsi di Indonesia
KMK RI NO.HK.01.07/MENKES/2020/2023 TTG PENETAPAN IPWL & FASIYANKES PENGAMPU & SATELIT PROGRAM TERAPI RUMATAN METADONA
Pengampu Banten
20 RS KM: 8
RS: 2
RS Satelit Sulawesi selatan
16 DKI Jakarta PKM : 3
Jawa Timur
PKM Satelit RSKO: 1 PKM: 5 RS : 2
44 PKM: 7
RS: 5
Rutan/Lapas: 4
Rutan/Lapas RS: 1 Jawa Tengah
5
DIY Bali
PKM: 4
Jawa Barat PKM: 3 PKM: 4
RS: 3
RS: 2 Lapas : 1
PKM: 7 32
RS: 8 RS: 1
Jumlah Pasien PTRM di Indonesia Tahun 2015 s/d 2022
2500
2300
2027
2000
1674
1500 1414
1302
1207
1041
965
1000
500
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
33
C
Cerdas intelektual
E
Empati dalam berkomunikasi
R
Rajin beribadah
I
Interaksi yang
A
Asah, asih, asuh
emosional dan spiritual efektif sesuai agama & bermanfaat bagi tumbuh kembang
keyakinan kehidupan dalam keluarga &
masyarakat
34
TATA TERTIB PESERTA ORIENTASI TATA LAKSANA
PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NAPZA
➢ Peserta mengikuti rangkaian kegiatan Orientasi dari awal hingga selesai;
➢ Peserta mengganti nama dengan format (Nama_Instansi);
➢ Peserta On Cam saat berlangsungnya kegiatan serta menggunakan Virtual Bacground yang disediakan
oleh panitia;
➢ Peserta melakukan pengisian absensi (harus mengisi daftar hadir lengkap dari hari ke-1 s/d hari ke-3);
➢ Peserta harus aktif;
➢ Absensi akan dibuka pada saat berlangsungnya kegiatan dan akan ditutup menjelang kegiatan selesai.
Virtual Background dan Absensi
Scan Disini
Harap mengisi Email di daftar hadir dengan benar sertifikat akan dikirimkan melalui Email