Anda di halaman 1dari 19

Koordinasi dan Penguatan Substansi

Upaya Tatakelola Gangguan Jiwa


(indikator 2)
Jakarta, 24 Juli 2023

Direktorat Kesehatan Jiwa


Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI
Topik Pembahasan

01 Capaian Indikator 2 TW 2 Tahun 2023


02 Framework Tata Kelola Ggn Jiwa
03 Rekomendasi dan Tindak Lanjut

2
Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Kesehatan Jiwa
PERMENKES RI Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas PERMENKES Nomor 21 Tahun 2020 Tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024

TARGET
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
2022 2023 2024

Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko masalah 30%


kesehatan jiwa yang mendapatkan skrining
60% 90%

Persentase penyandang gangguan jiwa yang memperoleh 30%


2
layanan di Fasyankes
60% 90%

Jumlah penyalahguna napza yang mendapatkan


10500 11000 11500
pelayanan rehabiltasi medis

3
Indikator 2

TARGET
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
2022 2023 2024

30%
Persentase penyandang gangguan jiwa yang memperoleh
layanan di Fasyankes
60% 90%

Definisi Operasional
Persentase penderita gangguan jiwa (gangguan depresi, ansietas, psikotik akut dan skizofrenia) yang memperoleh
layanan di Fasyankes dengan kriteria:
1. Sesuai dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa Edisi III (1981)
2. Nakes (UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan terlatih Membuat pencatatan dan pelaporan)

4
Cara Penghitungan

Jumlah penderita gangguan jiwa (penyandang gangguan depresi, ansietas, psikotik akut dan skizofrenia)
yang dilayani di fasyankes
x 100%
Jumlah estimasi penderita gangguan jiwa (penyandang gangguan depresi, ansietas, psikotik akut dan
skizofrenia) yang mendapatkan layanan di Fasyankes berdasarkan riskedas terbaru

Numerator: • Jumlah penderita gangguan jiwa (penyandang gangguan depresi, ansietas, psikotik
akut dan skizofrenia) yang dilayani di fasyankes
Denominator: • Jumlah estimasi penderita gangguan jiwa (penyandang gangguan depresi, ansietas,
psikotik akut dan skizofrenia) yang mendapatkan layanan di Fasyankes berdasarkan
riskedas terbaru
• Penderita Gangguan Jiwa: penyandang gangguan depresi, ansietas, psikotik akut dan skizofrenia.

5
Indikator RPJMN Tahun 2020 – 2024

TARGET
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
2022 2023 2024

Persentase Orang Dengan


Gangguan Jiwa Berat yang 75% 90% 100%

mendapat pelayanan sesuai


standar
Definisi Operasional:
Penderita skizofrenia dan Psikotik Akut yang mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan.

6
Subyek Tata Kelola Ggn Jiwa
Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 Laporan Kasus Bunuh Diri (Mabes POLRI)
Prevalensi GME = 9,8%
1 dari 10 orang usia 15+ mengalami
Gangguan Mental Emosional (GME)

20.480.227 orang*

Prevalensi Depresi = 6,1% (rerata dunia 3,8%)


1 dari 16 orang usia 15+ mengalami Depresi

12.747.896 orang*
Penelitian BNN, BRIN, BPS tahun 2021
Prevalensi Gangguan Jiwa Berat = 0,18% Hampir Angka prevalensi setahun terakhir meningkat dari
2 dari 1000 orang mengalami Gangguan Jiwa Berat (rerata 1,8 % (2019) menjadi 1,95% (2021) atau hampir 3,7
dunia 0,32%)
juta jiwa penduduk melakukan penyalahgunaan
narkoba.
495.746 orang*
UNICEF Usia pertama kali menggunakan
I-NAMHS, 2021 Narkoba: Terjadi peningkatan keterpaparan terhadap
19 tahun di perdesaan narkoba pada usia 15-24 tahun
❖ Prevalensi Gangguan 20 tahun di perkotaan
Cemas pada Remaja (10-
2 dari 3 anak usia 17 th): 3,7%
2 dari 5 anak usia 15 tahun
13-17 tahun pernah ❖ 1,4% remaja memiliki
pernah mengalami
mengalami pikiran untuk bunuh diri
perundungan setidaknya
setidaknya 1 jenis dalam 12 bulan terakhir
beberapa kali dalam sebulan 12-15 15-30 30-45 45-60 60-95
kekerasan
7
*Dihitung berdasarkan Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan Tahun 2022
Persentase Penduduk Usia ≥ 15 Tahun dengan Risiko Masalah Kesehatan Jiwa yang Mendapatkan Skrining
Triwulan II Tahun 2023
Kep. Bangka Belitung 54,37% *Target 2023 (%) : 60%
Banten 26,65%
Gorontalo 23,18%
DI Yogyakarta 18,84%
Persentase Skrining Penduduk Usia ≥ 15 Tahun

Kalimantan Selatan 17,51%


Jawa Tengah 17,12%
Kalimantan Utara 14,91%
dengan Risiko Masalah Kesehatan Jiwa

Lampung 14,14%
Indonesia 10,80%
Sulawesi Selatan 10,43%
NTT 10,41%
Sulawesi Tenggara 9,96%
Kepulauan Riau 9,46%
Sumatera Barat 9,46%
Aceh 9,01%
Kalimantan Timur 8,65%
Sumatera Selatan 8,64%
Bali 8,61%
Jawa Barat 8,35%
NTB 8,04%
Bengkulu 7,67% Capaian
Maluku Utara 5,33%
Sumatera Utara 4,74% meningkat
Jawa Timur 3,88%
Sulawesi Tengah 3,84% sebesar 0,68%
Kalimantan Tengah 3,60%
Riau 3,52% dari tahun
Jambi 3,06%
Sulawesi Barat 2,90% 2022.
Kalimantan Barat 2,87%
Sulawesi Utara 2,84%
DKI Jakarta 2,37%
Papua Barat Daya
Maluku
2,30%
1,43%
▪ Estimasi Penduduk Berisiko: 52.245.546
Papua 0,20% ▪ Target Tahun 2023 : 31.347.328
Papua Barat 0,18%
Papua Tengah 0,07% ▪ Capaian s.d Juni 2023 : 5.642.834
Papua Pegunungan 0,00%
Papua Selatan 0,00%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 8
Sumber: Direktorat Kesehatan Jiwa, 2023
Cut off: Bulan Juni 2023 (tarikan data SIMKESWA per 7 Juli 2023)
Persentase Penyandang Gangguan Jiwa yang Memperoleh Layanan di Fasyankes
Triwulan II Tahun 2023
Jambi 50,02% *Target 2023 (%) : 60%
DI Yogyakarta 45,13%
Sulawesi Selatan 41,86%
Persentase Penyandang Gangguan Jiwa yang

Aceh 40,04%
Jawa Tengah 38,66%
Jawa Timur 37,65%
Memperoleh Layanan di Fasyankes

Kalimantan Selatan 36,44%


Sumatera Barat 35,89%
Lampung 33,76%
Kalimantan Tengah 32,00%
Kepulauan Riau 31,63%
Sumatera Selatan 30,27%
Bali 29,90%
DKI Jakarta 29,40%
Indonesia 29,27%
Kalimantan Utara 28,91%
NTB 28,53%
Banten 28,14%
Kalimantan Barat 27,01%
Kep. Bangka Belitung 25,87%
NTT 24,77%
Capaian meningkat
Riau 24,04% sebesar 2,35% dari
Bengkulu 23,75% tahun 2022.
Sulawesi Tenggara 23,51%
Jawa Barat 23,10%
Kalimantan Timur 21,15%
Sulawesi Barat 20,28%
Sulawesi Utara 18,68%
Sumatera Utara 18,28%
Sulawesi Tengah 14,59%
Maluku 13,72%
Papua Selatan 12,62%
Maluku Utara
Papua
12,43%
10,92%
▪ Estimasi Jumlah ODGJ : 2.003.978
Gorontalo
Papua Barat Daya 6,56%
9,36% ▪ Target Tahun 2023 : 1.202.387
Papua Barat
Papua Tengah
4,77%
3,39%
▪ Capaian s.d Juni 2023 : 586.619
Papua Pegunungan 0,24%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 9
Sumber: Direktorat Kesehatan Jiwa, 2023
Cut off: Bulan Juni 2023 (tarikan data SIMKESWA per 7 Juli 2023)
Persentase ODGJ berat yang mendapatkan layanan
Triwulan II Tahun 2023
NTT 172,01%
Kalimantan Selatan 147,55%
Kepulauan Riau 123,66%
Kep. Bangka Belitung 121,47%
Persentase Orang dengan Gangguan Jiwa Berat
yang Mendapatkan Pelayanan di Fasyankes (%)

Aceh 119,29%
DKI Jakarta 108,95%
Jambi 107,20%
Bengkulu 104,24%
Kalimantan Tengah 100,34%
Jawa Timur 96,67%
Kalimantan Timur 95,38%
Sumatera Barat 94,32%
Gorontalo 93,97%
Riau 92,77%
Sulawesi Selatan 92,40%
Kalimantan Utara 91,37%
Maluku 90,60%
Jawa Barat 89,08%
Indonesia
Lampung
88,13%
86,39%
Capaian meningkat sekitar
Jawa Tengah
Banten
86,19%
86,18%
0,3% dari capaian tahun
NTB
Sumatera Selatan
81,21%
77,92%
2022.
Sulawesi Tenggara 77,15%
Kalimantan Barat 76,39%
Sulawesi Barat 72,51%
DI Yogyakarta 72,01%
Sumatera Utara
Sulawesi Utara
63,81%
61,06%
▪ Estimasi Jumlah ODGJ Berat : 493.872
Maluku Utara 58,95% ▪ Target Tahun 2023 : 444.484
Bali 50,61%
Papua 49,84% ▪ Capaian s.d Juni 2023 : 435.233
Sulawesi Tengah 48,35%
Papua Barat 18,99%
Papua Barat Daya 0,53%
Papua Selatan 0,35%
Papua Tengah 0,18%
Papua Pegunungan 0,00% *Target 2023 (%) : 90%
10
Sumber: Direktorat Kesehatan Jiwa, 2023
Indikator Kinerja Program : PELAYANAN KESWA TERPADU REVITALISASI TPKJM Penanganan Pasung
90% Penyandang Gangguan
100% puskesmas dengan 100% Provinsi memiliki 50% kab/kota
Jiwa yang mendapatkan Nakes terlatih Keswa (2024) Tim Pembina menuju bebas
layanan di Fasyankes Keswamas (SK TPKJM) pasung

Pelaksana : Ketercukupan Kemenko PMK


MoU Penanganan
Pasung LP/LS
• Nakes terlatih psikofarmaka
Kemenkes (Kota
Sehat)
(Pembina
di puskesmas
• Kemenko PMK Keswamas)
• Kemensos
• Kemenkumham Pemberdayaan
• Dinas Kesehatan Kebijakan komunitas
TPKJM pemerhati keswa
Prov/Kab/kota
Kemensos Kemenkumham
• Organisasi Profesi Dokter,Perawat (Rehabilitasi (penanganan
• LSM dan Psikolog Sosial, TRC) Disabilitas)
• Panti Rehab berbasis terlatih Penguatan
Rehabilitasi Berbasis
Masyarakat Masyarakat

Framework Tata Kelola Ggn Jiwa


Dokter,Perawat dan Psikolog terlatih
• Pelatihan bersumberkan dana APBN
– TOT Manajemen Keswa Terpadu (2023 : Prov Lampung)
– BOK : Kunjungan rumah edukasi keluarga untuk perawatan dan
berobat teratur pada ODGJ : 8.639 Puskesmas yang mengambil
Dekonsentrasi Pelatihan Manajemen Keswa Terpadu (2024)
• Peningkatan Kompetensi dalam bentuk PPK (KMK 1936/2022)
• Pelatihan Bersumberkan dana APBD

12
Pelayanan Jiwa di FKTP sesuai Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP

KEMAMPUAN PENANGANAN TINGKAT KEMAMPUAN TINGKAT


PENYAKIT KEMAMPUAN KETERAMPILAN KEMAMPUAN
KLINIS
Gangguan Somatoform 2
Anamnesis Psikiatri 4A
Demensia 3A Penilaian Status Mental 4A
Gangguan tidur non organik 3A Diagnosis Multiaksial 4A
Gangguan Campuran Anxietas 3A Menentukan Prognosis 4A
dan Depresi pada Kasus Psikiatri
Depresi ringan-sedang 4A Indikasi Rujuk pada 4A
Skizofrenia tanpa penyulit 4A Kasus Psikiatri
Ket:
Tingkat Kemampuan 4A = Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit secara mandiri dan tuntas
Tingkat Kemampuan 3A = Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat
Tingkat Kemampuan 2 = Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat daruratlalu melakukan rujukan yang
tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.

Sumber:
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama; Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter 13
KMK No. HK.01.07/MENKES/1936/2022 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di FKTP
Ketercukupan psikofarmaka di puskesmas

Obat antipsikosis yang dapat disediakan di FKTP Jenis-jenis obat psikiatri yang tersedia di buffer stock
berdasarkan Kepmenkes No. farmalkes untuk FKTP:
HK.01.07/MENKES/707/2018 Tentang 1. Diazepam 5 mg (tablet)
Perubahan atas Kepmenkes No. 2. Klozapine 25 mg (tablet)
HK.01.07/MENKES/659/2017 tentang Fornas: 3. Flufenazine Dekanoat Injeksi 25 mg/ml
1. Flufenazine 4. Haloperidol Dekanoat Injeksi 50 mg/ml
2. Haloperidol 5. Haloperidol 5 mg (tablet)
3. Klorpromazine 6. Klorpromazin HCL 100 mg (tablet)
4. Clozapine 7. Risperidon 2 mg (tablet)
8. Triheksifenidil 2 mg (tablet)
9. Diazepam Injeksi 5 mg/ml
10.Amitriptilin 25 mg (tablet)
• Penyediaan obat pusat (farmalkes) → buffer stock 11.Haloperidol Injeksi 5 mg/ml
• Disediakan obat-obat esensial psikiatri di FKTP yang 12.Trifluoperazine HCL 5 mg (tablet)
didistribusi ke Dinas Kesehatan Kab/Kota berdasarkan
kebutuhan & permintaan obat dari Dinkes Prov.

14
Permintaan Obat Jiwa 2023
Sudah Mengajukan Permintaan Belum Mengajukan Tidak Mengajukan
Permintaan Permintaan
Banten Kalsel Aceh DKI Jakarta
Bali Kaltara Lampung
Bangka Belitung Kepri Maluku
Bengkulu Riau Maluku Utara
DIY NTT Sulawesi Tengah
Jawa Tengah NTB Sulawesi Barat
Jawa Timur Papua Sumatera Barat
Jawa Barat Papua Barat
Jambi Sulawesi Tenggara
Gorontalo Sulawesi Utara
Kaltim Sumatera Utara
Kalbar Sumatera Selatan
Kalteng Sulawesi Selatan
Sampai dengan tahun 2022 sudah terbentuk TP-KJM di 17 Provinsi & 116 Kab./Kota
Jumlah TPKJM Jumlah TPKJM
No. Nama Provinsi No. Nama Provinsi
Provinsi Kab./Kota Provinsi Kab./Kota
1 Aceh 1 2 18 Nusa Tenggara Barat 1 6
2 Sumatera Utara - 6 19 Nusa Tenggara Timur 1 -
3 Riau - - 20 Kalimantan Barat 1 1
4 Sumatera Barat - 3 21 Kalimantan Tengah - 1
5 Jambi 1 - 22 Kalimantan Selatan 1 -
6 Sumatera Selatan - 2 23 Kalimantan Timur - -
7 Bengkulu - - 24 Kalimantan Utara 1 4
8 Lampung - - 25 Sulawesi Selatan 1 8
9 Kepulauan Riau - 1 26 Sulawesi Tengah - -
10 Kep. Bangka Belitung 1 3 27 Sulawesi Tenggara - 4
11 Banten 1 - 28 Sulawesi Utara - -
12 DKI Jakarta 1 - 29 Sulawesi Barat - -
13 Jawa Barat 1 12 30 Gorontalo 1 1
14 Jawa Tengah 1 28 31 Maluku 1 -
15 DI Yogyakarta 1 - 32 Maluku Utara - -
16 Jawa Timur 1 25 33 Papua - -
17 Bali 1 9 34 Papua Barat - -
Jumlah 18 116

16
Rekomendasi Tindak Lanjut

1.Utilisasi Simkeswa oleh 10.321 Puskesmas


2.Konsolidasi data Simkeswa dengan SIMRS
3.Mendorong pelaksanaan Dana Dekonsentrasi pelatihan
manajemen keswa terpadu dan BOK
4.Mendorong pemenuhan kebutuhan psikofarmaka di
puskesmas
5.Sosialisasi Pedoman Praktik Klinik (PPK)
6.Revitalisasi TPKJM

17
C
Cerdas intelektual
E
Empati dalam berkomunikasi
R
Rajin beribadah
I
Interaksi yang
A
Asah, asih, asuh
emosional dan spiritual efektif sesuai agama & keyakinan bermanfaat bagi tumbuh kembang
kehidupan dalam keluarga & masyarakat

19

Anda mungkin juga menyukai