Anda di halaman 1dari 71

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PENCEGAHAN & PENGENDALIAN


PENYAKIT TIDAK MENULAR
MENUJU
INDONESIA SEHAT

Disampaikan pada Pelatihan untuk Pelatih


(TOT) Pelayanan Terpadu PTM
Bogor, 2 – 10 Mei 2017

dr. Lily S. Sulistyowati, MM


Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Outline

• Trend Masalah kesehatan


• Beban Masalah PTM
• Kebijakan dan Strategi
P2PTM
• Pembiayaan
• Tantangan
• Tupoksi
• Penutup
Trend Masalah Kesehatan

3
Permasalahan Kesehatan di
Indonesia
TRIPLE BURDENS

Masih dihadapkan
Transisi demografi
Penyakit Tidak pada masalah
(penduduk Lansia
Menular mulai naik penyakit menular
naik)
(AIDS, TB, Malaria, dll)

4
Beban Masalah PTM

7
Faktor Risiko
Perilaku Penyebab
Terjadinya PTM
Yang Harus
Diperbaiki
SEPULUH PENYEBAB KEMATIAN UTAMA
(SEMUA UMUR) SAMPLE REGISTRATION SYSTEM (SRS)
INDONESIA, 2014

No Penyebab Kematian %
1 Stroke (I60 - I69) 21.1
2 Penyakit Jantung Koroner (I20 – I25) 12.9
3 Diabetes mellitus dengan komplikasi (E10 – E14) 6.7
4 Tuberkulosis Paru (A15 – A16) 5.7
5 Hipertensi dengan komplikasi (I11 – I13) 5.3
6 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47) 4.9
7 Penyakit Hati (K70 – K76) 2.7
8 Kecelakaan lalu lintas (V01– V99) 2.6
9 Pneumonia (J12 – J18) 2.1
10 Diare dan penyakit infeksi saluran pencernaan lain 1.9
(A09)
Mengapa PTM Menjadi Masalah

Sebagian besar
masyarakat
tidak mengerti
10 juta

Tidak
Terdiagnosa
63.2%

Tidak
Hipertensi v
Hipertensi
25.8%
74.2%
Terdiagnosa/
Minum obat
36.8%
HASIL SIRKESNAS 2016
Prevalensi Tekanan Darah Tinggi
pada Usia 18+ tahun
50 TARGET 2019 : 23,4%

40
31,7% 32,4%
30 25,8%

20
12,9%
9,5%
10 7,2%
3,9%
0,4% 0,7%
0
pengukuran diagnosis nakes minum obat
RKD 2007 RKD 2013 Sirkesnas 2016
*) pengukuran untuk umur 18+ tahun
**) diagnosis oleh nakes dan minum obat pada umur 15+ tahun berdasarkan wawancara
Prevalensi merokok pada populasi umur
10–18 th pada Riskesdas 2013 &Sirkesnas 2016

30.0

25.0

20.0 17,2%
15.0 14%

10.0 8,8%
7,2%
5.0
0,2% 0,2%
0.0
Laki-laki Perempuan Total
RKD 2013 Sirkesnas 2016

Tahun 2013: 7,2


Target tahun 2019: 5,4
PREVALENSI BERAT BADAN LEBIH DAN OBESITAS
PADA PENDUDUK DEWASA USIA > 18 TAHUN

100
%

80

60

40 15.4 20.7
13.3 12.8
20

0
Lebih Obesitas
Riskesdas 2013 Sirkesnas 2016

Baseline Riskesdas 2013: Lebih 13,3% + Obesitas 15,4% = 28,%


Sirkesnas 2016 : Lebih 12,8%+ Obesitas 20,7%16= 33,5%
KEBIJAKAN
DAN
STRATEGI
Goals Pemerintah (Nawa Cita)
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi se
genap bangsa & memberikan rasa aman pada selur
uh warga negara
2. Membuat pemerintah tidak absen/hadir dengan me
mbangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efe
ktif, demokratis, dan terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran, memperkuat
daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan
4. Menolak negara lemah, melakukan reformasi sistem
, penegakan hukum bebas korupsi, bermartabat t
erpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar interna
sional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi menggerakkan sektor–sektor st
rategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh Ke-Bhineka-an memperkuat restorasi sosial Indonesi
a
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN

RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV


2005 -2009 2010-2014 2015 -2019 2020 -2025

Bangkes Akses Akses Kes masyarakat


diarahkan untuk masyarakat thp masyarakat thp yankes yang
meningkatkan yankes yang terhadap yankes berkualitas telah
akses dan mutu berkualitas telah yang berkualitas menjangkau dan
yankes lebih berkembang telah mulai merata di
dan meningkat mantap seluruh wilayah
Indonesia

KURATIF-
REHABILITATIF VISI:
MASYARAKAT
SEHAT
YANG MANDIRI
DAN
PROMOTIF - PREVENTIF BERKEADILAN

Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak


19
ke arah promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan
Target SDGs

Target 3.4:
Pada tahun 2030, penurunan
sepertiga kematian dini karena
penyakit tidak menular (PTM)
RPJMN 2015-2019
Perpres no 2/2015

1.Penurunan Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) dr 25,8%


(2013) to 23,4% (2019)
2.Mengendalikan Peningkatan Obesity usia 18+ tahun tetap
15,4% pada 2019
3. Penurunan Prevalensi merokok pada usia dr 7,2 (2013) to
5,4 (2019)
GERAKAN MASYARAKAT
( Inpres No 1 /2017 )
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT – GERMAS

KEMENTERIAN/LEMBAGA
(Kemen PU PERA, Kemen Desa PDT Trans, Kemen
LH dan K; Kemen PPK; Kemen Tan; Kemensos;
Kemenag; BPN dan TR)
Lingkungan Fisik, Lingkungan Non Fisik termasuk Germas: Target
Sosio Kultural, Perubahan Perilaku
1. Melakukan aktivitas
KEMENTERIAN KESEHATAN Fisik
(Termasuk BPJS, Badan POM dan 2. Meningkatnya
BKKBN) Konsumsi Sayur dan
Bertanggungjawab atas Sistem dan buah (lokal)
Sumber Daya Pelayanan Kesehatan 3. Melakukan
pemeriksaan
SEMUA KOMPONEN BANGSA
(Kemen PAN RB, Kemendagri, KemenHUB,
kesehatan secara
KemenPORA, Kemenag, Kemendag, Kemenperin, berkala
BKKBN, Akademisi, Dunia Usaha, Masyarakat – LSM,
Ormas
Bertanggungjawab untuk melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT – GERMAS


23
kr, Road Map PKS okt 2015
kr, Road Map PKS okt 2015
TARGET DAN CAPAIAN INDIKATOR RENSTRA
PROGRAM P2PTM TAHUN 2015-2016
TAHUN 2015 TAHUN 2016
No INDIKATOR
T (%) R (%) T (%) R (%)
1 Persentase merokok penduduk 6,9 % NA 6,2% 8,8%*
usia < 18 tahun (IKU)
Persentase Puskesmas yang 35,17 49,3 %
2 melaksanakan pengendalian 10% (3.426 20% (4.773
PTM terpadu puskesmas) Puskesmas)
Persentase desa / kelurahan 8,83 15,48 %
3 yang melaksanakan kegiatan 10% (7.177 desa/ 20% (12.349
Posbindu PTM kel) Desa/Kel)
Persentase perempuan usia 30 2,74 4,48 %
4 - 50 tahun yang dideteksi dini 10% 20% (1.676.747
(1.025.432)
kanker serviks dan payudara Orang)
Persentase Kab/Kota yang 8,37 21,2 %
melaksanakan Kebijakan
5 10% (43 kab/ 20% (109 Kab/
Kawasan Tanpa Rokok (KTR),
kota) Kota)
minimal 50% sekolah
Sebaran Posbindu PTM

722 (8.21
%) 235 (10.96 137 (15.01
642 (7.76 544 (16.6%)
%) %)
%) 162 (24.8
197 (7.33 47 (4.65%) 371 (15.3%) 123 (5.2%)
%)
%) 292 (11.74
%) 51 (4.18%) 85 (1.35%)
446 (73.23
%)

276 (10.67
765 (39.56
%)
%)
612 (23.97 710 (26.95
%) %) 346 (11.92
1610 (14.27 %)
267 (15.1%) %)
199 (8.92% 1142 (25.62
210 (7.11%)
726 (14.87 ) %)
%) 937 (87.27
960 (25.43 %)
%) 1500 (13.18% 4963 (28.71 639 (31.76 NASIONAL
) %) %) 20.785 (15.49%)
447 (53.65% 278 (6.16%
94 (10.89%)
) ) Jumlah
% Sebaran
Posbind
u
Persentase

0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
DKI Jakarta
Kep. Bangka Belitung
DI Yogyakarta
Sumatera Barat
Nusa Tenggara Barat
Jawa Timur
Kep. Riau
Banten
Sulawesi Selatan
Lampung
Jambi
Kalimantan Barat
Indonesia
Sulawesi Utara

15.86
Bengkulu
Gorontalo
Sumatera Selatan
PTM

Jawa Barat
Jawa Tengah
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Tengah
Bali
Kalimantan Timur
Sulawesi Tengah
Aceh
berdasarkan Provinsi Tahun 2016

Kalimantan Selatan
Sumatera Utara
Riau
Maluku
Kalimantan Utara
Nusa Tenggara Timur
Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan Posbindu

Sulawesi Barat
Papua Barat
Maluku Utara
Papua
PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN
PELAYANAN TERPADU PTM TAHUN 2016

≥ 20%
Indonesia : 49,23%
< 20 %
Persentase

0
20
30
40
50
60
70
80
90
100

10
Kep. Bangka Belitung
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Lampung
Jambi
Banten
DKI Jakarta
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Barat
Sumatera Selatan
Jawa Tengah
Sumatera Barat
Kep. Riau
Kalimantan Tengah
Indonesia
49.24

Sulawesi Selatan
Sumatera Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara
Kalimantan Selatan
Provinsi tahun 2016

Aceh
Jawa Barat
Bali
Bengkulu
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Riau
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Persentase Puskesmas yang melaksanakan PANDU PTM berdasarkan

Papua Barat
Maluku Utara
Sulawesi Barat
Papua
DISTRIBUSI KABUPATEN/KOTA YANG TELAH
MENERAPKAN KTR MINIMAL DI 50% SEKOLAH PER
PROVINSI TAHUN 2016

 Aceh = 2

 Sumut =
2  Kaltara =  Maluku Utara = 2
 Riau = 2  Sulut =
 Sumbar = 8 2
2  Kep Riau =  Papua Barat = 2
 Kaltim = 3  Gorontalo = 2
2  Kalbar = 3
 Jambi =  Papua =
 Kalteng = 3  Sulteng = 2
2  Maluku = 2
 Bengkulu =  Sultra =
2  Sumsel  Babel 2 2
 Kalsel
=4 =2
 Lampung =4 Banten = 2 = 3  Sulsel =
4  Sulbar =
 Jateng = 2
3  Bali = 9
 NTT = 2
 Jabar =
8  DIY = 5 Jatim =
 NTB =
2
3

Hasil evaluasi implementasi KTR, samp


ai dengan Desember 2016
Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan
kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50%
sekolah berdasarkan Provinsi Tahun 2016
100.0
90.0
80.0
70.0
Persentase

60.0
50.0
40.0
30.0 21.4
20.0
10.0
0.0
Persentase perempuan usia 30 sampai 50 tahun
yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara
berdasarkan Provinsi Tahun 2016
20.00
18.00
16.00
14.00
Persentase

12.00
10.00
8.00
4.48
6.00
4.00
2.00
0.00
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN
(PERMENKES 43 TAHUN 2016)

1. Setiap WNI usia 15-59 th mendapatkan skrining kesehatan


sesuai standar
2. Setiap WNI usia 60 th keatas mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar
3. Setiap penderita hipertensi mendapatkan Pelayanan kesehatan
sesuai standar
4. Setiap penyandang Diabetes Melitus mendapatkan Pelayanan
kesehatan sesuai standar

Implementasi melalui total coverage melalui posbindu PTM,


Puskesmas atau layanan kesehatan lainnya
KEWAJIBAN
PEMERINTAH DAERAH
(UU 23/2014)
TINDAK LANJUT UU 23/2014

 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI 18/20


16 :
 PERINTAH PELAKSANAAN SPM  PEMDA
WAJIB MENYEDIAKAN ANGGARAN DAERAH
 KEMENKES AKAN MENGELUARKAN JUKNIS P
ELAKSANAAN SPM BIDANG KESEHATAN (PER
MENKES) DAN SURAT EDARAN
TANGGUNG JAWAB PEMDA UNTUK
MEWUJUDKAN INDONESIA SEHAT

• MENGIMPLEMENTASIKAN SPM
• MENETAPKAN DAN MENGIMPLEMENTASIKAN PE
RDA KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN ASI EK
SLUSIF
• MENYEDIAKAN SARANA DAN PRASARANA UNT
UK AKTIVITAS FISIK MASYARAKAT
• MENJAMIN KETERSEDIAAN, DISTRIBUSI, DAN KE
TERJANGKAUAN PANGAN TERMASUK BUAH , SA
YUR, DAN PROTEIN
TANGGUNG JAWAB PEMDA UNTUK
MEWUJUDKAN INDONESIA SEHAT

• MELAKSANAKAN DETEKSI DINI DI KOMUN


ITAS YANG DILAKSANAKAN OLEH MASYA
RAKAT ITU SENDIRI (MELALUI UKBM SEPE
RTI : POSBINDU, POSYANDU, POSKESDES,
DLL)
• PEMENUHAN KEBUTUHAN SARANA DAN
PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN TER
MASUK KETENAGAAN
• JAMINAN KESEHATAN NASIONAL MENUJU
UNIVERSAL HEALTH COVERAGE
1. Deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan
memeriksa tinggi badan dan berat badan serta
lingkar perut.
2. Deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan
darah sebagai pencegahan primer.
3. Deteksi kemungkinan diabetes melitus menggu
nakan tes cepat gula darah
4. Deteksi gangguan mental emosional dan perilak
1. KLB 1.Eliminasi Filariasis
5. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
6. Pemeriksaan ketajaman pendengaran 2. Pengendalian Arbovirus 2.Eliminasi Schistomiasis
7. Deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksa- 3. Eliminasi rubela 3.Eliminasi Kusta
an payudara klinis dan pemeriksaan IVA khusus unt 4. Eliminasi campak 4.Eradikasi Frambusia
uk wanita usia 30–59 tahun

1. Pelayanan kesehatan ibu hamil 1. Keluarga mengikuti KB


2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin 2. Ibu bersalin difaskes
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Pelayanan kesehatan balita 4. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan das • TB 5. Pertumbuhan balita di pantau tiap bulan
• Hipertensi
ar 6. Penderita TB Paru berobat sesuai standar
6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif 7. Penderita hipertensi berobat teratur
7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut • Kesehatan 8. Gangguan jiwa berat di obati dan tidak ditelantarkan
8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi Jiwa 9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
• IDL
9. Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Mel 10. Keluarga memiliki atau memakai air bersih
itus 11. Keluarga memiliki atau memakai jamban sehat
10. Pelayanan Kesehatan orang dengan ganggu 12. Sekeluarga menjadi anggota JKN
an jiwa berat
11. Pelayanan kesehatan orang dengan TB
12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko ter
infeksi HIV

1. Deteksi hipertensi dengan mengukur tekanan darah


.
2. Deteksi diabetes melitus dengan pemeriksaan kadar
Program PIS_PK ( Permen
gula darah.
3. Deteksi kadar kolesterol dalam darah kes No 39/2016 )
4. Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku,
termasuk kepikunan menggunakan SRQ20
INDIKATOR & TARGET RAN PP-PTM
2015-2019 ( Permenkes No.5/2017 )
INDIKATOR
TARGET
No
Baseline 2015 2019

Morbiditas dan Mortalitas


1 Proporsi kematian akibat penyakit tidak menular (%) 59,5 (2007) n.a 53,6
Faktor Risiko Biologis
Prevalensi tekanan darah tinggi pada penduduk usia ≥
2 25,8 (2013) 25,8 23,4
18 th (%)
3 Proporsi obesitas penduduk usia ≥ 18 th (%)
- IMT>25 26,2 (2013) 26,2 26,2
- IMT > 27 15,4 ( 2013 15,4 15,4
Prevalensi penduduk usia ≥ 15 th dengan gula darah
4 6,9(2013) 6,78 6,27
tinggi (%)
Faktor Risiko Perilaku
5 Prevalensi merokok penduduk usia ≤ 18 th. (%) 7,2 (2013) 7,2 5,4
6 Proporsi penduduk ≥ 15 th yg mengonsumsi alkohol (%) 4,6 (2007) 4,6 4.5
Proporsi penduduk usia ≥ 10 th dengan aktivitas fisik
7 26,1 (2013) 26,1 24,8
kurang (%)
Proporsi penduduk usia ≥ 10 th dg tingkat konsumsi
8 93,5 (2013) 93,5 88,8
buah & sayur kurang (%)
9 Asupan garam rata-rata (gram/orang/hari) 6,5 (2014) 6,5 6
Proporsi penduduk mengonsumsi garam ≥ 5 gram per
10 53,7 (2014) 53,7 45
hari
TARGET
No
INDIKATOR Baseline
(Des 2014)
Nov
2015
2019

Respon Sistem Pelayanan Kesehatan


11 Ketersediaan Pengobatan Esensial dan Teknologi PTM (%) 78 80 80
12 Cakupan terapi farmakologis dan konseling penduduk usia
>40 tahun yang berisiko, untuk pencegahan serangan n.a. n.a 30
jantung dan stroke (%)

Persentase Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan PTM


13 21,3 26 90
terpadu
Persentase Desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan
14 4,7 8 75
Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
Persentase Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan
15 2,45 3 20
kawasan tanpa rokok (KTR) minimal 50% sekolah.
Persentase perempuan 30-50 th dideteksi dini kanker
16 5,0 9 50
serviks (IVA) & payudara (Sadanis)

17 Persentase Kab/kota yang melakukan pemeriksaan


2,7 15 90
kesehatan pengemudi di terminal utama
% Puskesmas Yang melakukan deteksi dini dan
17 30
rujukan katarak
8. Percepatan penurunan

kebutaan akibat katarak 8. Deteksi dini katarak


• Stategi diarahkan pada 4 penyakit PTM utama dan 4 Faktor Risiko
Bersama yang menjadi penyebab dari 60% kematian akibat PTM, di
mana 80% diantaranya berada pada negara low- and middle-
income
• 4 Penyakit PTM Utama :
– Penyakit Jantung (Cardiovascular disease)
– Penyakit Kanker (Cancer)
– Penyakit Paru Kronis Diabetes Cancer Chronic
Respiratory
(Chronic Respiratory disease) Diseases
– Diabetes Cardiovascular
Disease
• 4 Faktor Risiko Bersama yang dapat dicegah: Other NCDs
– Penggunaan Tembakau/rokok
– Diet Tidak Sehat (Unhealthy Diet)
– Kurang aktifitas Fisik
(Physical inactivity) Physical i Unhealthy
– Penyalahgunaan Alkohol nactivity diets
(Harmful use of alcohol) Obesity Harmful use o
Smoking f alcohol
Permenkes No.71/2015 tentang
Penanggulangan PTM
 IMPLEMENTASI SECARA OPTIMAL PROGRAM PENANGGULANGAN PTM SESUAI
PERMENKES 71/2015
 MENJALANKAN TUPOKSI SECARA OPTIMAL SESUAI AMANAH PERMENKES 64
/2015
MELAKSANAKAN PROGRAM PRIORITAS P2PTM DAN MEMOBILISASI
SD SECARA OPTIMAL UNTUK MENDUKUNG PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA
 MENDUKUNG DAN MENGAWAL IMPLEMENTASI SPM KAB/KOTA BIDANG KESE
HATAN (LAYANAN 6,7,8,9)
 MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKATMELALUI UPAYA EDUKASI YANG I
NTENSIF DENGAN PENDEKATAN MULTIMEDIA (MEDIA ELEKTRONIK, MEDIA CE
TAK DAN MEDIA SOSIAL)
MENINGKATKAN KERJASAMA DAN DUKUNGAN LINTAS SEKTOR, SWASTA DAN
ORMAS DALAM PELAKSANAAN GERMAS.
MENINGKATKAN KERJASAMA DAN DUKUNGAN LINTAS PROGRAM DALAM
PELAKSANAAN PROGRAM INSONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUAR
GA
Intervensi “Best Buy” dan “Good Buys”

Faktor risiko atau Intervensi “Best Buy” yang murah dan terjangkau (dalam cetak tebal dan
penyakit miring) dan intervensi “good buys” lain yang juga murah
ruh populasi: (intervensi kesehatan masyarakat li
Mengurangi tingkat paparan faktor risiko di selu

 Menaikkan pajak tembakau


 Melarang merokok di tempat umum dan tempat kerja
Penggunaan
 Memperingatkan mengenai bahaya tembakau
Tembakau  Menerapkan larangan iklan produk tembakau
 Menawarkan penyuluhan/konseling bagi para perokok
ntas sektoral)

 Menaikkan pajak produk minuman beralkohol


 Menerapkan pembataskan ketersediaan fisik dari alkohol yang dijual
Penggunaan secara eceran
 Menerapkan larangan iklan alkohol di tingkat nasional dan di seluruh
alkohol yang be media
rbahaya  Menegakkan undang-undang mengenai berkendara dalam keadaan ma
buk
 Menawarkan saran singkat mengenai konsumsi alkohol yang berbahaya
Intervensi “Best Buy” dan “Good Buys”
Faktor risik Intervensi “Best Buy” yang murah dan terjangkau (dalam cetak tebal dan miring) dan int
o atau pen ervensi “good buys” lain yang juga murah
yakit
Mengurangi tingkat paparan faktor risiko di seluruh populasi:

 Mengurangi asupan garam pada makanan (ketersediaan makanan yang berkadar


garam rendah dan komunikasi perubahan perilaku melalui media massa dan pelab
(intervensi kesehatan masyarakat lintas sektoral)

elan bagian depan kemasan)


 Mengurangi konsumsi garam dengan melibatkan industri dalam proses reformulasi
secara sukarela
 Menghapus lemak trans industrial secara menyeluruh melalui peraturan perundan
gan
 Mengganti lemak trans dengan lemak polyunsaturated
Pola makan  Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pola makan dan kegiatan fisik
yang tidak  Pembataskan pemasaran makanan/minuman dengan kandungan garam, lemak, gula
sehat tinggi terutama pada anak-anak
 Mengurangi konsumsi gula melalui pajak terhadap minuman berkadar gula tinggi
 Pajak dan subsidi terhadap makanan yang mempromosikan pola makan yang sehat
 Membatasi ukuran porsi untuk mengurangi asupan energi
 Pelabelan nutrisi untuk meningkatkan asupan makronutrisi dan mengurangi asupan
energi total (kcal)
 Lingkungan nutrisi sehat di sekolah
 Mempromosikan menyusui yang memadai dan pemberian makanan tambahan
 Panduan kegiatan fisik nasional
Intervensi “Best Buy” dan “Good Buys”

Faktor risiko atau p Intervensi “Best Buy” yang murah dan terjangkau (dalam cetak tebal dan mirin
enyakit g) dan intervensi “good buys” lain yang juga murah

 Program kegiatan fisik berbasis sekolah untuk anak


 Program tempat kerja untuk kegiatan fisik dan pola makan yang sehat
 Memberikan konseling/penyuluhan kegiatan fisik sebagai bagian dari pelaya
nan kesehatan primer
Kurangnya kegiatan  Melaksanakan program kegiatan fisik tempat kerja yang terdiri dari berbagai
fisik komponen
 Memberikan infrastruktur yang aman dan memadai untuk mendukung kegia
tan jalan kaki dan bersepeda
 Memastikan perancangan kota di tingkat makro memasukkan unsur kepadat
an penduduk, jaringan jalan, akses transportasi publik.
individu berisiko tinggi (in
Skrining dan pengelolaan

 Menyediakan penyuluhan/konseling dan terapi multi obat untuk orang-or


tervensi resiko tinggi

ang dengan risiko tinggi mengalami serangan jantung dan stroke


Penyakit kardiovas
 Mengatasi serangan jantung dengan aspirin
kular dan diabetes
 Terapi pengganti nikotin
 Informasi nutrisi dan konseling pada pelayanan kesehatan

 Imunisasi Hepatitis B sejak lahir untuk mencegah kanker hati


Kanker  Vaksin HPV diberikan secara teratur pada anak-anak perempuan
 Penapisan dan penanganan lesi pra kanker untuk mencegah kanker serviks
PEMBIAYAAN
BEBAN EKONOMI NEGARA AKIBAT
PENYAKIT KATASTROPIK

7,000 8,000
Beban penyakit katastropik termasuk

Biaya (dalam Milyar Rupiah)


6,000 Penyakit Tidak Menular yang 7,000
Kasus (dalam ribuan)

ditanggung oleh JKN tahun 2014-2015. 6,000


5,000

5,000
4,000
4,000
3,000
3,000

2,000
2,000

1,000 1,000

- -
GAGAL THALASSEMI SIROSIS
JANTUNG KANKER STROKE LEUKEMIA HEMOFILIA
GINJAL A HEPATIS
KASUS 2014 3,418 1,152 702 436 61 76 32 15
KASUS 2015 6,342 2,218 1,394 861 119 129 66 28
BIAYA 2014 (Rp) 4,409 1,626 1,538 742 215 180 126 48
BIAYA 2015 (Rp) 6,938 2,784 2,470 1,155 448 255 189 101
Pembiayaan PTM 2014 – 2016 (BPJS)
Diagnosis Tahun 2014
Penyakit Tahun 2015
Penyakit Tahun 2016
(sampai dengan triwulan III)

Jml kasus Cost (Rupiah) Jml kasus Cost (Rupiah)


Jml kasus Cost (Rupiah) Penyakit jantun 6.513.524 7.423.000.670.016
Penyakit 3.417.806 4.408.777.379.149 g dan pembulu
Penyakit jant 6.158.157 6.607.896.481.571
jantung dan h darah
ung dan pem
pembuluh
buluh darah
darah
Gagal ginjal 2.164.058 2.686.310.430.641 Gagal ginjal 2.124.154 2.586.657.808.865
Gagal ginjal 1.151.501 1.626.298.803.849

Kanker 702.207 1.537.693.938.976 Kanker 1.325.776 2.294.312.263.250 Kanker 1.308.061 2.295.619.010.592

Stroke 839.373 1.109.575.017.492 Stroke 836.206 1.274.228.295.595


Stroke 435.528 741.969.032.547
Thalassemia 108.451 415.798.227.019 Thalassemia 122.474 476.665.652.970
Thalassemia 60.929 215.122.989.388
Cirrhosis 124.118 241.574.776.528 Cirrhosis 119.265 230.398.465.789
Cirrhosis 76.376 179.775.071.844
Leukemia 62.712 173.066.008.249 Leukemia 66.601 182.093.205.486
Leukemia 32.321 126.447.549.192
Hemophilia 26.665 93.353.073.346
Hemophilia 14.536 47.890.244.073 Hemophilia 34.250 119.437.521.563
TOTAL 10.809.310 13.621.886.278.096
TOTAL 5.891.204 8.883.975.009.018 TOTAL 11.124.535 14.588.100.630.876

Beban pembiayaan kanker sangat besar dan meningkat signifikan


Alokasi Anggaran Dekon Tahun 2017

NO SATKER PAGU NO SATKER PAGU

1 Dinkes Prov. Jawa Barat 2.450.020.000 18 Dinkes Prov. Bengkulu 1.221.886.000


2 Dinkes Prov. Jawa Timur 2.390.164.000 19 Dinkes Prov. Gorontalo 1.182.828.000
3 Dinkes Prov. Jawa Tengah 2.366.370.000 20 Dinkes Prov. Kepulauan Riau 1.181.411.000
4 Dinkes Prov. Sumatera Utara 2.070.830.000 21 Dinkes Prov. Papua Barat 1.168.893.000
5 Dinkes Prov. Aceh 2.065.483.000 22 Dinkes Prov. Kalimantan Selatan 1.164.637.000
6 Dinkes Prov. Sumatera Barat 1.522.936.000 23 Dinkes Prov. Banten 1.160.709.500
7 Dinkes Prov. Sulawesi Tengah 1.470.965.000 24 Dinkes Prov. Bangka Belitung 1.156.275.000
8 Dinkes Prov. Lampung 1.430.984.000 25 Dinkes Prov. Sulawesi Barat 1.151.089.000
9 Dinkes Prov. Sulawesi Selatan 1.426.722.000 26 Dinkes Prov. Maluku Utara 1.143.503.000
10 Dinkes Prov. Sumatera Selatan 1.405.418.000 27 Dinkes Prov. Riau 1.034.716.000
11 Dinkes Prov. Sulawesi Tenggara 1.331.408.000 28 Dinkes Prov. Papua 1.001.916.000
12 Dinkes Prov. Nusa Tenggara Barat 1.327.603.000 29 Dinkes Prov. DI Yogyakarta 985.559.000
13 Dinkes Prov. Jambi 1.293.310.000 30 Dinkes Prov. Kalimantan Timur 886.384.000
14 Dinkes Prov. Kalimantan Barat 1.291.882.000 31 Dinkes Prov. DKI Jakarta 846.332.000
15 Dinkes Prov. Sulawesi Utara 1.280.967.000 32 Dinkes Prov. Bali 738.647.000
16 Dinkes Prov. Kalimantan Tengah 1.257.284.000 33 Dinkes Prov. Kalimantan Utara 635.291.000
17 Dinkes Prov. Nusa Tenggara Timur 1.222.936.000 34 Dinkes Prov. Maluku 606.391.500
Jumlah Dekon 44.871.750.000
Menu Dekon Tahun 2018 (1)
 Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan Posbindu PTM
 Deteksi Dini Faktor Risiko PTM
 Pembekalan kader
 Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Terpadu (PANDU) Penyakit Tida
k Menular (PTM)
 Bimtek PTM
 Surveilans/ validasi data
 Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KT
R) di sekolah
 Skreening pada anak sekolah (UBM)
 Penyediaan layanan UBM di FKTP dan FKTRL serta konseling UBM di
sekolah
 Puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara da
n kenker leher rahim pada perempuan usia 30 - 50 tahun
 Aksi Deteksi Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara (Pemeriksaan I
VA dan Sadanis)
 Pengadaan Bahan Habis Pakai Gas N2O/ CO2
Menu Dekon Tahun 2018 (2)
 Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan penanggulanga
n gangguan indera dan fungsional
 Gerakan Masyarakat dalam Deteksi Dini Gangguan Penglihatan dan Pend
engaran
 SDM Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular yang Menin
gkat Kualitasnya
 Pelatihan PANDU PTM
 Pelatihan Posbindu PTM
 Pelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim
 Pelatihan Implementasi KTR dan Upaya Berhenti Merokok disekolah,
 Pelatihan Surveilans PTM
 Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Indera untuk Ten
aga Kesehatan
 Pelatihan Paliatif Kanker
 Pelatihan Kanker Anak
Menu DAK Tahun 2018
Penyediaan Alat Kesehatan Puskesmas :
 Kit Posbindu
- Body Fat Analyzer
- Alat ukur lingkar perut
- Alat ukur tinggi badan
- Tensimeter digital
- Alat ukur gula darah
- Alat ukur kolesterol
- Optalmology komunitas
- Alat ukur gangguan emosional (Kartu SRQ 20)

 Alat Pengendalian Asma dan Penyakit Paru Obtruksi Kronis


(PPOK)
- Nebulizer
- Peakflow
- Co Analyzer

 Kit Deteksi Dini (IVA KIT) dan Tindak Lanjut Cancer (Krioterapi)
TANTANGAN
3 indikator di RPJMN TANTANGAN
4 Indikator di Renstra
2 Indikator di Keluarga Sehat. PELAKSANAAN
4 layanan di SPM

a) Anggaran ↘
1. Sumber daya yg terbatas b) SDM
c) SARPRAS

2. Komitmen daerah belum optimal


3. Dukungan Lintas Program dan Lintas Sektor
4. Luasnya target lokus 2017 : 2926 Puskesmas

DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR
1) Pengawalan implementasi SPM kab/kota Bidang kesehatan
belum optimal
2) Pengawalan implementasi integrasi P2PTM dalam Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (Permenkes 39/
2016)
3) Penguatan infrastruktur layanan kesehatan serta kapasitas
tenaga kesehatan  menjamin mutu pelayanan
4) Komitmen dan mobilisasi dukungan pendanaan dari berbagai
sumber guna mendukung pencegahan dan pengendalian PTM
 dalam rangka menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan
kematian dini (dibawah usia 70 th) akibat PTM
5) Optimalisasi dukungan masyarakat untuk kegiatan promotif dan
preventif PTM
6) Pengawalan implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS)
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
P2PTM
(permenkes 64/2015)
Tugas dan Fungsi
(Permenkes 64 tahun 2015)
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma
TUGAS , standar, prosedur, dan krteria, dan pemberian bimbingan teknis dan sup
ervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular sesuai dengan ketentuan perat
uran perundang undangan

Penyiapan Penyiapan
FUNGSI penyusunan norma, pemberian
standar, prosedur, bimbingan teknis
dan kriteria dan supervisi

Penyiapan Pemantauan,
pelaksanaan evaluasi dan
kebijakan pelaporan

di bidang pencegahan dan


pengendalian penyakit paru kronik
Penyiapan dan gangguan imunologi, jantung Pelaksanaan urusan
perumusan dan pembuluh darah, kanker dan tata usaha dan
kebijakan kelainan darah, diabetes mellitus rumah tangga
dan gangguan metabolik, dan
gangguan indera dan fungsional
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR
DIREKTORAT
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR

SUBBAGIAN
TATA USAHA

SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
PENYAKIT PARU KRONI PENYAKIT DIABETES M
PENYAKIT JANTUNG DA PENYAKIT KANKER DA GANGGUAN INDERA DA
K DAN GANGGUAN IMU ELLITUS DAN GANGGUA
N PEMBULUH DARAH N KELAINAN DARAH N FUNGSIONAL
NOLOGI N METABOLIK

SEKSI SEKSI
SEKSI SEKSI SEKSI
PENYAKIT PARU KR PENYAKIT DIABETE
PENYAKIT JANTUNG PENYAKIT KANKER GANGGUAN INDERA
ONIK S MELLITUS

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


PENYAKIT GANGGUA PENYAKIT PEMBULU PENYAKIT KELAINA PENYAKIT GANGGUA GANGGUAN FUNGSIO
N IMUNOLOGI H DARAH N DARAH N METABOLIK NAL

KELOMPOK J
ABATAN FUN
GSIONAL
PROGRAM PRIORITAS
SUBDIT DMGM
• DIABETES MELITUS
– DM TIPE 2,
– DM TIPE 1,
– DM-TB,
– KAKI DM,
• PENGENDALIAN OBESITAS
• DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN GANGGUAN THYROID
• DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS
PROGRAM PRIORITAS
SUBDIT PKGI
• ASMA
• PPOK
• LUPUS ERITHEMATICUS
• PSORIASIS
• RHEUMATHOID ARTRITIS (RA)
• PENGENDALIAN ROKOK
– KTR
– UBM
PROGRAM PRIORITAS
SUBDIT PJPD
• PENGENDALIAN HIPERTENSI
• STROKE
• PENYAKIT JANTUNG
• GANGGUAN GINJAL KRONIS
PROGRAM PRIORITAS
SUBDIT PKKD

• KANKER PAYUDARA (DETEKSI DINI SADANIS


/SADARI)
• KANKER SERVIKS (DETEKSI DINI IVA/
PAPSMEAR)
• LEUKEMIA PADA ANAK
• RETINOBLASTOMA (CA PADA ANAK)
• THALASSEMIA
PROGRAM PRIORITAS
SUBDIT GIF
• GANGGUAN PENGLIHATAN:
– KATARAK,
– GANGGUAN REFRAKSI,
– GLAUKOMA
– Retinopati Diabetikum
• GANGGUAN PENDENGARAN
– TULI KONGENITAL,
– SUMBATAN SEMEN,
– OMSK,
– GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISING
– PRESBIKUSIS
• GANGGUAN FUNGSIONAL_DISABILITAS
TINDAK LANJUT

•Melakukan pemetaan besaran sasaran di wilayah masing-masing


•Melakukan kapasitas SDK diwilayahnya: jumlah posbindu, Puskesmas Pandu
dan layanan FKTP lainnya yang bisa diajak bekerjasama menyelenggarakan p
elayanan SPM sesuai standar
•Menentukan target sasran (leveling)
•Melakukan pemantauan pencapaian pelaksanaan SPM secara secara berkala
(3 bulanan)
•Melakukan kajian terhadap pelaksanaan SPM  hambatan dan kendala
•Membentuk tim pemantau SPM dan mencarikan solusi untuk mengatasi hamb
atan dan kendala, misalnya:
• Hasil pemantauan pelayanan DM sesuai standar diketemukan hasil HbA1
C >7 proporsinya tinggi, perlu dikaji permasalahannya apakah pada tena
ga pelaksana, pasien atau pada jejaring (apotik panel, laboratorium pend
ukung, atau klaim yang sulit)
PENUTUP

1. Upaya Kesehatan P2PTM sebagai bagian dari Program P2P di


arahkan pada Detect, Prevent dan Response melalui pendekatan
Keluarga dalam siklus kehidupan & pendekatan institusi
(sekolah, fasum, tempat kerja dsbnya)

2. Pendekatan keluarga dapat mengurangi misoppurtunity


to deteksi PTM dan PM, mencegah KLB, memperluas cakupan
(total coverage), mengendalikan faktor rIsiko penyakit

2. Untuk pelaksanaan integrasi program keluarga sehat


diperlukan Integrasi Petugas, regulasi dan Kebijakan serta
Integrasi perencanaan & penganggaran
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai