KELOMPOK 1
Ni Nengah Seriani, A.Md.Kep
NI Nyoman Sumiasih, A.Md.Kep
Ni Wayan Rusniasih, A.Md.Kep
I Dewa Ayu Ketut Wiriastuti, A.Md.Keb
Ni Luh Made Tustari, A.Md.Keb
Ni Made Suci Andriani, A.Md.Kep
Ni Luh Nyoman Desi Setiawati, A.Md.Keb
Ni Luh Widya Asri Pratiwi, A.Md.Keb, SKM
Komang Nuriani, SSi
Luh Eka Ari Wahyuni, A.Md.Keb
Ni Made Era Dwipasari, A.Md.AK
Ni Wayan Sriani, A.Md.Kg
Ni Made Darmasari, A.Md.Keb
Sang Ayu Ketut Astitiasih, A.Md.Keb
KABUPATEN BANGLI
2023
BAB I
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
A. Latar Belakang
Penanggulangan PTM di Indonesia semakin digalakkan seiring bertambahnya jumlah
kasus dan dampak yang ditimbulkan oleh PTM. Upaya upaya promotif, preventif, deteksi
dini, pengobatan, paliatif dan rehabilitatif diintegrasikan dalam konsep pelayanan Terpadu
Penyakit Tidak Menular di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ( PANDU PTM). PANDU
PTM adalah salah satu program unggulan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian PTM
Kementerian Kesehatan RI.
PANDU PTM merupakan suatu pendekatan faktor risiko PTM untuk deteksi dini dan
pemantauan faktor risiko PTM terintegrasi yang dilaksanakan melalui kegiatan Posbindu
PTM di masyarakat, pelayanan hipertensi dan diabetes terintegrasi, serta layanan khusus
PTM lainnya di Puskesmas. Contoh layanan khusus PTM lainnya adalah deteksi dini
serangan stroke, penanganan cedera, skrining thalasemia, SLE, pemeriksaan IVA/SADANIS,
deteksi dini kanker anak, layanan upaya berhenti merokok, pendekatan praktis kesehatan paru
(PAL), dan rehabilitasi/ paliatif PTM.
Faktor risiko dari semua pengunjung yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan,
dengan keluhan dan penyakit apapun harus digali. Adapun faktor risiko terjadinya PTM
tersebut antara lain kebiasaan merokok, suka makanan manis, asin, dan berlemak serta
kurang serat, kurang aktifitas fisik, mengonsumsi alkohol, dan kelebihan berat badan atau
obesitas. Pada pasien dengan faktor risiko tersebut, dilakukan deteksi dini untuk mengetahui
kelainan metabolik lainnya seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan kolesterol
tinggi.
Kegiatan posbindu PTM merupakan pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan
peran serta masyarakat dan meningkatkan awareness terhadap risiko PTM. Implementasi
perilaku CERDIK (C: cek kesehatan secara berkala, E: enyahkan asap rokok, R: rajin
aktifitas Fisik, D: diet sehat dan seimbang, istirahat cukup, dan K: kelola stres) melalui
posbindu PTM merupakan kegiatan terintegrasi untuk mencegah dan mengendalikan faktor
risiko PTM di masyarakat. Sasaran program ini ditujukan kepada seluruh masyarakat sehat
dan berisiko yang berusia 15 tahun ke atas.
Aktivitas Posbindu PTM meliputi identifikasi faktor risiko PTM, edukasi konseling,
pencatatan, dan pemantauan, termasuk rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Tahapan
kegiatan meliputi pelayanan registrasi dan administrasi, wawancara, pengukuran
antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, analisislemak tubuh), pemeriksaan
faktor risiko PTM biologis (pengukuran tekanan darah, gula darah, kolesterol, arus puncak
ekspirasi, dan lainnya), serta konseling.
Konsep Puskesmas Pandu PTM diimplementasikan antara lain melalui integrasi
pelayanan yang telah ada atau pembentukan poli PTM. Faktor resiko yang sudah terdeteksi
dikelola secara terintegrasi dengan program program yang sudah berjalan di Puskesmas.
Misalnya penatalaksanaan faktor resiko gizi yang tidak seimbang diintegrasikan dengan
program Gizi Puskesmas. Pasien dengan faktor resiko yang sudah terdeteksi dikelola dan
ditangani dengan tujuan untuk mencegah munculnya PTM maupun komplikasinya,
pemberian pengobatan PTM, pelayanan paliatif, serta rehabilitatif jika sudah terjadi
komplikasi.
B. Tujuan
Praktek Kerja Lapangan PANDU PTM di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
merupakan upaya pembelajaran yang bertujuan untuk menerapkan pelayanan terpadu PTM di
Puskesmas Kab/Kota Peserta, dan kegiatan ini dilaksanakan secara komprehensif dan
berkelanjutan.
BAB II
PELAKSANAAN PELAYANAN PANDU PTM DI
PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN
MOTTO
Kepuasan Anda Adalah Kepuasan Kami
JANJI LAYANAN : C.E.R.M.A.T
– C : CEKATAN
– E : EMPATI
– R : RAMAH
– M : MUDAH
– A : ADIL
– T : TERJANGKAU
VISI dan MISI
VISI : Prima Dalam Pelayanan Demi Terwujudnya Masyarakat Sehat Dan Mandiri
MISI :
1. Menyelenggarakan Upaya Kesehatan Meliputi Kegiatan Promotif, Preventif, Kuratif
dan Rehabilitatif Secara Berkesinambungan.
2. Menyelenggarakan Upaya Pelayanan Kesehatan Secara Profesional dan Bertanggung
Jawab Sesuai Standar Mutu.
3. Mengembangkan Upaya Kesehatan Inovatif Sesuai dengan Sumber Daya yang
Dimiliki dan Berorientasi Pada Kebutuhan Masyarakat.
4. Memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan agar terwujud masyarakat mandiri.
Kepada seluruh sasaran dilakukan anamnesa factor risiko, tekanan darah, tinggi
badan, berat badan, lingkar perut, kadar gula darah, kolesterol, smoke analizer, pemeriksaan
mata, telinga (pendengaran), IMT. Untuk usia 40 tahun dilakukan prediksi risiko penyakit
jantung menggunakan CHARTA. Serta pemeriksaan EKG untuk pasien yang mempunyai
keluhan nyeri dada.
Pemberian KIE dilaksanakan berdasarkan hasil skrining, sedangkan lamanya
tergantung dari keaktifan pasien. Jika pasien aktif bertanya, maka KIE akan panjang. Untuk
memenuhi kebutuhan alat dan bahan habis pakai dilakukan dengan cara melakukan
permintaan ke apotik setiap bulan, sekaligus dengan permintaan bahan habis pakai untuk
posbindu. Adapun sumber alat dan bahan habis pakai berasal dari:
1. Pengadaan dari BOK,
2. Permintaan ke GFK,
3. Permintaan ke bagian program PTM Dinkes
Pendokumentasian hasil pelayanan Pandu PTM dicatat dalam formulir khusus sesuai
dengan data yang diinput melalui SIPTM, ASIK, dan Rekam Medis pasien (EPUS),
sedangkan hasil penilaian CHARTA yang ditulis di rekam medis adalah hasilnya saja
(persentase risiko).
Gambar 4. Pencatatan Pelayanan Pandu PTM PKM 2 Denpasar Selatan
Pandu PTM di Puskesmas 2 Denpasar Selatan saat ini hanya dilaksanakan di dalam
gedung, belum dilakukan di Posbindu karena situasinya tidak memungkinkan dan Pandu
PTM memerlukan diagnose dan terapi. Di posbindu hanya dilakukan skrining factor risiko,
pemeriksaan antropometri dan kadar gula darah dan kolesterol dan KIE sederhana.
Keterkaitan Pandu PTM dengan PIS PK sangat berkaitan dimana pada saat
pelaksanaan PIS PK apabila ditemukan hipertensi akan dimasukkan sebagai kunjungan
pertama PTM. Selanjutnya dilakukan rujukan ke Puskesmas untuk kunjungan ke-2 melalui
poli Pandu/integrasi.
Masalah/hambatan/tantangan yang dijumpai pada pelaksanaan PANDU PTM:
1. Pada awal pelaksanaan Pandu PTM petugas lain merasa keberatan karena merasa itu
bukan program mereka dan menambah beban kerja. PJ PTM terus memotivasi petugas lain
bahwa program ini adalah program Puskesmas dan mendapat dukungan dari Kepala
Puskesmas.
2. Jumlah petugas dirasa masih kurang karena harus mengerjakan tugas/program yang lain.
3. Konselor Upaya Berhenti Merokok masih kurang.
4. Kurangnya antusias masyarakat dalam mengikuti kegiatan PTM
5. Mobilitas masyarakat yang terlalu tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Puskesmas 2 Denpasar Selatan telah melaksanakan Pandu PTM sesuai
dengan algoritma Pandu PTM, didukung oleh sarana dan prasarana serta SDM yang
memadai, dibuktikan dengan pencapaian indicator kinerja PTM yang mencapai 100%
di tahun 2022.
B. SARAN
1. Sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan Pandu PTM perlu diupayakan
dengan sungguh-sunggu agar Pandu PTM dapat berjalan sesuai dengan Algoritma.
2. Dinas Kesehatan Provinsi diharapkan dapat memberikan pendampingan terhadap
Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten guna implementasi Program PTM pada
Akreditasi Puskesmas.