Anda di halaman 1dari 44

PERAN SEKTOR KESEHATAN

DALAM UPAYA MEWUJUDKAN


SUMATERA BARAT BEBAS PASUNG

OLEH : SYAMSU APRIZAL,SST,M.Kes


Dinas Kesehatan Prov.Sumbar

1
SITUASI
KESEHATAN JIWA
DI INDONESIA SAAT INI
……………..

2
Prevalensi Gangguan Mental Emosional
menurut Provinsi di Indonesia,
RISKESDAS 2007

3
Indonesia: Riset Kesehatan Dasar
2007
Prevalensi Nasional Gangguan Mental Emosional
(Depresi & Cemas) ≥15 th: 11,6%  ± 19 juta orang

11,6%

4 4
Riskesdas 2007
Prevalensi Nasional Gangguan Jiwa Berat
(Psikotik)
Rata-rata: 0.46%
(lebih dari 1 juta
penduduk)

5
Prevalensi nasional Gangguan mental
emosional (ansietas dan depresi): 11.6 %
dari penduduk > 15 tahun (19 Juta orang)
Prevalensi nasional Gangguan jiwa berat
(psikotik, skizofrenia) 0,46 % penduduk.
(>1 juta orang ) (Riskesdas 2007)
Kasus Pasung diperkirakan sekitar
20.000 orang diseluruh Indonesia.
Kasus Pasung Sumatera Barat yang
tercatat: 102 kasus
May 26, 2021 6
 Gangguan jiwa berat (Riskesdas 2007)
– 4,6 per 1000 penduduk
– Prevalensi tertinggi 20,3 per 1000 di Prov. DKI
Jakarta
– Kedua Prov. Nanggroe Aceh Darussalam 18,5
per 1000
– Ketiga Prov. Sumatera Barat 16,7 per 1000
– Selanjutnya Prov. Nusa Tenggara Barat 9,9 per
1000 dan
– Prov. Sumatera Selatan 9,2 per 1000
– Prov. Maluku terendah 0,9 per 1000

7
Masalah Kesehatan Jiwa Nasional
(Hasil Riset Kesehatan Dasar /
RISKESDAS 2013)

 Prevalensi gangguan mental


emosional pada penduduk umur ≥
15 tahun sebesar 6,0%
 Prevalensi gangguan jiwa berat
(psikosis/skizofrenia) pada
penduduk Indonesia 1,7 per mil.
Masalah Kesehatan Jiwa Nasional
(Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013)

 Gangguan Jiwa Berat : 1,7 per mil


1. Tertinggi DIY : 2.7 per mil
2. NAD
3. Sulsel
4. Bali
5. Jawa Tengah
6. Jawa Timur
7. Bangka Belitung
8. NTB
9. Sumbar : 1,9 per mil
Prevalensi Gangguan Jiwa
Berat*), 2013

*) psikosis/skizofrenia : semua umur


Prevalensi Gangguan Jiwa Berat
menurut Kab/Kota, Prop. Sumbar
2013

website: www.litbang.depkes.go.id
Masalah Kesehatan Jiwa Nasional
(Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013)

 Gangguan Mental Emosional : 6 %


 Tertinggi Sulteng : 11,6%
 Kedua Sulawesi Selatan
 Ketiga Jawa Barat
 Sumbar urutan ke 21 : 3,6 %
Prevalensi Gangguan Mental Emosional*)
Umur 15+ Tahun Menurut Provinsi, 2013

95% CI 5,87 ; 6,08

*) berdasarkan Self Reporting Questionnaire-20, dengan Nilai Batas Pisah (Cut off Po
Prevalensi Gangguan Mental
Emosional Penduduk Sumbar
umur >15 tahun, 2013

website: www.litbang.depkes.go.id
KESEHATAN JIWA
(WHR, 2001)

15
MASALAH KESWAMAS
•Kriminal/kekerasan
•Kecelakaan/bunuh diri Individu
•Perceraian/mas.RT STRES Keluarga
•Penganiayaan anak
Masyarakat
•Perjudian/sex bebas
•Konflik/bencana
•Kenakalan remaja
•Narkoba/HIV/AIDS
GGN Kesehatan Jiwa
•Tawuran
•Ekonomi sulit

PRODUKTIVITAS
EKONOMI SULIT

16
Status Keswa global (Laporan WHO 2001)

25% penduduk
pernah mengalami ggn
mental dan perilaku,

hanya 40%
yang terdiagnosis

17
WHO
 Tahun 2020 :

Depresi adalah penyakit yang terbanyak


menyebabkan disabilitas di masyarakat,
melebihi kanker dan penyakit kardiovaskular

18
PENYEBAB UTAMA DISABILITAS
WHR, 2001
(DALYs)
PROYEKSI

R 2000 2020
a
n
k
1 Infeksi Respirasi Bawah Peny. Jantung Iskemik
2 Kondisi Perinatal Gangguan Depresi
3 HIV/AIDS Kecelakaan Lalulintas
4 Gangguan Depresi Peny. Serebrovaskular
5 Diare PPOM
20
REALITAS PELAYANAN KESWA
DI INSTITUSI

Sebagian besar pelayan tersier di


Indonesa (RSJ, bag. Psikiatri RSU masih
menyediakanpelayanan:
 “custodial” / “penjara”,
 “Puskesmas besar”
 Kualitas pelayanan yang rendah,
 Pelanggaran HAM,
 LOS yang tinggi,
 Terbatasnya pelayanan rehabilitasi
 Sistem rujukan dan continuity care tidak jelas
 Tidak tersedianya kelompok dukungan
keluarga

21
POPULASI KESEHATAN JIWA

• Keswa= bukan hanya


G.jiwa berat 1-3%
• Keswa =populasi G.jiwa
nonpsikotik (20%)
 Keswa = semua populasi
20% Populasi sehat  fokus pada
Total Keswa promosi keswa
1-3% G.jiwa mis: pencegahan bunuh diri,
G. Jiwa berat
NAPZA
keswa remaja

PERLU
Membangun
Kerjasama dengan kelompok
masyarakat, media, Pemerintah
NGO’s, Swasta, dunia usaha dll
22
STIGMA GANGGUAN JIWA DI
MASYARAKAT
Disebabkan, guna-guna, tempat keramat, roh
jahat, kekuatan gaib atau supranatural
Penyakit yang tidak dapat disembuhkan
Penyakit yang selalu diturunkan
Gangguan jiwa bukan urusan medis
Rumah sakit jiwa adalah tempat orang “gila”
KEBIJAKAN UPAYA KESWAMAS
MENGGALAKKAN PREVENSI PRIMER
DG PERHATIAN PD SIKLUS KEHIDUPAN
DAN TATANAN MASY. SETEMPAT
PENYULUHAN KESWA PD MASY.
MENINGKATKAN PARTISIPASI MASY.
DAN KEMITRAAN SWASTA
PERHATIAN KHUSUS PD KELOMPOK
RISIKO TINGGI DAN RENTAN
PEMBERDAYAAN DINKES
PRINSIP YANKESWAMAS
Keterjangkauan
Keadilan
Perlindungan HAM
Terpadu, terkoordinasi dan berkelanjutan
Efektif
Hubungan lintas sektoral
Pembagian wilayah pelayanan
Kewajiban
UPAYA PELAYANAN
KESEHATAN JIWA
 PELAYANAN KESWA SECARA
TERINTEGRASI DI PUSKESMAS DAN RSU
KAB/KOTA
 PELAYANAN KESWA DI MASY : FORMAL
DAN INFORMAL
 PELAYANAN KESWA SPESIALISTIK
(RUJUKAN) : RSJ DAN RS KHUSUS
UPAYA PELAYANAN KESWA
TERINTEGRASI

A. DETEKSI DAN TERAPI DINI GGN JIWA


(BP, KB, KIA, KLINIK GIGI)
B. PENYEDIAAN OBAT PSIKOTROPIKA
C. RUJUKAN KASUS SECARA BERJENJANG
D. MONITORING DAN EVALUASI OLEH
DINKES
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KESEHATAN JIWA

VISI
KESEHATAN JIWA YANG OPTIMAL
BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA

28
UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009
BAB IX Kesehatan Jiwa
Upaya kesehatan berbasis masyarakat
Upaya kesehatan oleh tenaga kesehatan di layanan
kesehatan umum dan khusus
Preventif, Promotif, dan Edukatif
Kuratif dan Rehabilitatif
Masalah HAM
Tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat.
Masalah khusus
Visum et repertum
Psikososial (pasung, gelandangan psikotik)
Undang-Undang Kesehatan
No.36 Tahun 2009

Layanan Kesehatan
Jiwa
Layanan bermutu dan berbasis
masyarakat
Pasal 144
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
bertanggung jawab menciptakan kondisi
kesehatan jiwa yang setinggi-tingginya dan
menjamin ketersediaan, aksesibilitas, mutu dan
pemerataan upaya kesehatan jiwa
Pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban
untuk mengembangkan upaya kesehatan jiwa
berbasis masyarakat sebagai bagian dari upaya
kesehatan jiwa keseluruhan, termasuk
mempermudah akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan jiwa.
Program preventif, promotif dan
edukatif
Pasal 144
Upaya kesehatan jiwa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas preventif, promotif, kuratif,
rehabilitatif pasien gangguan jiwa dan masalah
psikososial.
Pasal 145

Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat


menjamin upaya kesehatan jiwa secara preventif,
promotif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk menjamin upaya
kesehatan jiwa di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 144 ayat (3).
Pasal 146
 Masyarakat berhak mendapatkan informasi dan
edukasi yang benar mengenai kesehatan jiwa.
Jaminan pemenuhan HAM
 Pasal 146
(2) Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditujukan untuk menghindari pelanggaran
hak asasi seseorang yang dianggap
mengalami gangguan kesehatan jiwa.
 Pasal 147
(2) Upaya penyembuhan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang berwenang dan di
tempat yang tepat dengan tetap
menghormati hak asasi penderita.
MENUJU INDONESIA BEBAS
PASUNG

May 26, 2021 34


REALITAS DI MASYARAKAT
PEMASUNGAN DAN PENELANTARAN PENDERITA
GANGGUAN JIWA

May 26, 2021 35


05/26/21 36
Pemasungan
Tindakan yang menghalangi setiap orang
dengan gangguan jiwa memperoleh dan
melaksanakan hak-haknya sebagai warga
negara. Hak-hak tersebut meliputi:

hak memperoleh pengobatan,


hak memperoleh penghasilan,
hak memperoleh pendidikan/pekerjaan
hak memperoleh kehidupan sosial.
May 26, 2021
37
Pemasungan
Pasung merupakan semua metode manual
yang menggunakan materi atau alat mekanik
yang dipasang atau ditempelkan pada tubuh
dan membuat tidak dapat bergerak dengan
mudah atau yang membatasi kebebasan
dalam menggerakan tangan, kaki atau
kepala.
 Pengisolasian merupakan tindakan
mengurung sendirian tanpa persetujuan atau
dengan paksa, dalam suatu ruangan atau
area yang secara fisik membatasi untuk
keluar atau meninggalkan ruangan/area
tersebut.
May 26, 2021
38
Undang-undang nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan
 Pasal 148
 (1) Penderita gangguan jiwa mempunyai
hak yang sama sebagai warga negara.
 (2) Hak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi persamaan perlakuan dalam
setiap aspek kehidupan, kecuali peraturan
perundang-undangan menyatakan lain.
 

May 26, 2021 39


May 26, 2021 40
Tujuan Program Bebas pasung
Mencapai masyarakat Indonesia yang bebas dari
tindakan pemasungan terhadap orang dengan
gangguan jiwa, melalui:
1. Terselenggaranya perlindungan HAM bagi orang
dengan gangguan jiwa.
2. Tercapainya peningkatan pengetahuan dari
seluruh pemangku kepentingan di bidang
Kesehatan jiwa.
3. Terselenggaranya pelayanan kesehatan jiwa
yang bekualitas di setiap tingkat layanan
masyarakat
May 26, 2021 41
Tujuan Program Bebas pasung

4. Tersedianya skema pembiayaan yang


memadai untuk semua bentuk upaya
kesehatan jiwa di tingkat pusat maupun
daerah.
5. Tercapainya kerjasama dan koordinasi lintas
sektor di bidang upaya kesehatan jiwa.
6. Terselenggaranya sistem monitoring dan
evaluasi di bidang upaya kesehatan jiwa

May 26, 2021 42


REKAPAN LAPORAN PASIEN ODGJ DAN LAPORAN KASUS PASUNG
DINAS KESEHATAN PROV.SUMBAR TH 2017

TOTAL ODGJ
JL TENAGA TERLATIH JLH KASUS KASUS PASUNG PASUNG YG JL KASUS PKM YG MELAKSANAKAN
NO NAMA KAB/KOTA KET
TH 2017
Dokter Prwt PASUNG 2017 LEPAS WAFAT DPT PELKES PASUNG DES 2017 PELKES JIWA
I Kota                    
1 Dinkes Kota Padang 3 10 0 0 0 0 0 23 7696  
2 Dinkes Kota Solok 0 3 0 0 0 0 0 4 3937  
3 Dinkes Kota Sawahlunto 1 1 1 0 0 1 1 6 954  
4 Dinkes Kota PD Panjang 1 1 1 0 0 1 1 4 978  
Dinkes Kota
5 Payahkumbuah 1 1 3 0 0 3 3 8 365  
6 Dinkes Kota Bukittinggi 1 1 0 0 0 0 0 7 1247  
7 Dinkes Kota Pariaman 1 1 0 0 0 0 0 7 532  
                       
II Kabupaten                    
1 Kab Pd Pariaman 1 1 15 0 0 15 15 25 538  
2 Kab Agam 1 1 17 0 0 17 17 22 1222  
3 Kab Pasaman 3 2 15   0 15 15 16 1274  
4 Kab Pasaman Barat 2 2 28 6 0 28 22 19 406  
5 Kab Tanah Datar 1 1 7 3 0 7 4 23 7023  
6 Kab Lima Puluh Kota 14 14 18 6 1 18 11 22 365 1 Meninggal
7 Kab Solok 1 1 17 0 0 17 17 18 231  
8 Kab Solok Selatan 1 2 0 0 0 0 1 8 225  
9 Kab Damasraya 1 1 9 6 0 2 3 13 668  
10 Kab Pesisir Selatan 1 2 25 2 0 25 23 18 218  
11 Kab Sijunjung 0 26 2   0 2 2 12 1085  
12 Kab Kep.Mentawai 1 1 0 0 0 0 0 1 57  
  JUMLAH 35 72 158 23 1 151 135 256 29021  
KASUS PASUNG /IPWL
PROGRAM
KASUS RS
KASUS PASUNG KASUS PASUNG PKM TENAGA TERLATIH TOTAL
YG TERBANYAK KAB/KOTA DITANGGANI NAPZA IPWL IPWL KESWA KAB/KOTA ODGJ
Kab.50 Kota 11 1 1 RSUP.M.Djamil 28 365
Kab.Pessel 23 0 0 RSJ.HB.Saanin 3 218
Kab.Pasaman Barat 22 0 0 RSAM.BK.Tinggi 4 406
Kab.Solok 17 0 4 RSUD.Pariaman 0 231
Kab.Agam 17 0 1 RSUD.Arosuka 2 1222
Kab.Pasaman 15 0 0 RS.Bayangkara 5 1274
Kab.Pd Pariaman 15 1 0 Biddokes Pdg 0 538
Kab.Tanah Datar 4 75 0   2 7023
Kota Payakumbuh 3 0 1   2 365
Kab.Sijunjung 2 1 0   26 1085
Kota Pd Panjang 1 0 0   2 978
Kab.Solok Selatan 1 1 0   3 225
Kota Sawahlunto 1 0 0   2 954
Kab.Damasraya 3 0 0   26 668
Kota Bukittinggi 0 0 2   2 0
Kota Padang 0 5 2   13 7696
Kota Solok 0 6 1   3 3937
Kab.Kep.Mentawai 0 0 0   2 57
Kota Pariaman 0 3 1   2 532
  135 93 13   127 27774
45

Anda mungkin juga menyukai