Latar Belakang Isu kesehatan dan kesejahteraan menjadi salah satu tujuan yang
ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
2015–2030 yang secara resmi menggantikan Tujuan
Pembangunan Millennium (MDGs) 2000–2015. SDGs
menentapkan 17 (tujuh belas) tujuan yang telah disepakati
bersama oleh 193 negara. Tentunya ketujuh belas tujuan dalam
SDGs tersebut menjadi agenda bagi masing-masing Negara untuk
merealisasikannya dan mengupayakan ketercapaiannya, sehingga
akan terwujud dalam berbagai program pembangunan dan
pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah bagi setiap
warga Negara nya, termasuk di Indonesia pun demikian.
Saat ini lebih dari 450 juta penduduk dunia hidup dengan
gangguan jiwa. Prevalensi gangguan mental pada populasi
penduduk dunia menurut World Health Organization (WHO)
pada tahun 2000 memperoleh data gangguan mental sebesar 12%,
tahun 2001 meningkat menjadi 13%. Tahun 2002 hasil survei
menunjukkan bahwa 154 juta orang secara global mengalami
depresi dan 25 juta orang menderita skizofrenia, 15 juta orang
berada di bawah pengaruh penyalahgunaan zat terlarang, 50 juta
orang menderita epilepsy dan sekitar 877.000 orang meninggal
karena bunuh diri tiap tahunnya. Diprediksikan pada tahun 2015
menjadi 15%, dan pada negara-negara berkembang prevalensinya
lebih tinggi.
Metode : Ceramah
Peserta : Masyarakat
Foto 1. Kegiatan penyuluhan pentingnya kesehatan mental dan jiwa kepada Masyarakat
dilaksanakan pada Kamis, 20 Oktober 2022 pukul 09.30 WITA di Perbekel Desa Kalibukbuk
bersama Bidan koordinator pemegang wilayah dan aparat desa.