STROKE LAKUNAR
Disusun Oleh :
Elizabeth Theresia
19360098
Preseptor :
BANDAR LAMPUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
kematian stroke cukup tinggi di Eropa dan Asia. Stroke juga merupakan penyebab
utama disabilitas pada orang dewasa.1 Dari seluruh kasus stroke, angka kejadian
Stroke lakunar adalah stroke iskemik yang diakibatkan oleh adanya oklusi
salah satu cabang arteri penetrasi yang mensuplai darah ke struktur bagian dalam
otak. Karena arteri ini (penetrating arteries) hanya memiliki sedikit hubungan
kolateral maka disebut juga end arteries, sehingga obstruksi pada arteri ini
menyebabkan area infark yang hanya terbatas. Stroke yang manifestasi klinisnya
didasari atas terjadinya infark kecil (“lacunar infarction”) ini disebut stroke
lakunar. Istilah infark lakunar digunakan apabila ditemukan infark dengan ukuran
kurang dari 15mm pada daerah vaskularisasi suatu pembuluh darah kecil.5
Infark lakunar dapat terjadi di semua sistem susunan saraf pusat bahkan di
medulla spinalis dan dapat pula terjadi tanpa gejala. Dengan menggunakan
lebih mudah. Namun ukuran infark (juga infark lakunar) tidak selalu berbanding
lurus dengan beratnya gejala klinis stroke; maka walaupun berukuran kecil, infark
lakunar dapat menyebabkan defisit neurologis yang berat jika terjadi pada bagian
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
zat makanan yang penting bagi fungsi normal otak. Terhentinya aliran darah
serebrum (CBF) selama beberapa detik saja akan menimbulkan gejala disfungsi
serebrum. Apabila berlanjut selama beberapa detik, defisiensi CBF regional pada
suatu daerah mengakibatkan otak terisolasi dari jangkauan aliran darah, yang
serebral.6 Daerah yang terisolasi itu tidak berfungsi lagi dan timbullah manifestasi
hemiparestesia yang bisa disertai defisit fungsi luhur seperti afasia serta dapat
sampai 6 menit penghentian total pasokan oksigen (biasanya akibat henti kardio-
pulmonal). CBF normal adalah sekitar 50-60ml/100 gram jaringan otak per
menit.6,7 Pada keadaan istirahat otak menerima seperenam dari curah jantung.
Apabila sebuah pembuluh darah serebrum tersumbat maka sirkulasi kolateral akan
Otak memperoleh darah melalui dua sistem yakni sistem karotis (arteri
carotis interna kanan dan kiri) dan dua arteri vertebralis (yang menyatu dengan
setelah memisahkan diri dari arteri carotis communis, akan naik dan masuk ke
2
cavernosum dan mempercabangkan arteri opthalmica untuk nervus opticus dan
retina, akhirnya bercabang dua menjadi arteri cerebri anterior dan arteri cerebri
media. Untuk otak, sistem ini memberi darah bagi lobus frontalis, parietalis dan
Sistem vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan kiri yang
cerebelli inferior. Pada batas medulla oblongata dan pons, keduanya bersatu
menjadi arteri basilaris, dan setelah mengeluarkan 3 kelompok cabang arteri, pada
cerebri posterior, yang melayani darah bagi lobus oksipitalis, dan bagian medial
lobus temporalis.8
otak, dan beranastomosis satu bagian lainnya. Cabang-cabang yang lebih kecil
menembus ke dalam jaringan otak dan juga saling berhubungan dengan cabang-
cabang arteri serebri lainnya. Untuk menjamin pemberian darah ke otak, ada
yaitu :
- Sirkulus willisi yakni lingkungan pembuluh darah yang tersusun oleh arteri
3
cerebri media dan posterior) kanan dan kiri. Anyaman arteri ini terletak di
dasar otak.
- Anastomosis antara arteri cerebri media dan arteri carotis externa di daerah
maxillaris externa.
darah ekstrakranial).
Selain itu masih terdapat lagi hubungan antara cabang-cabang arteri tersebut,
sehingga tidak ada arteri ujung (true end arteries) dalam jaringan otak.8
Darah vena dialirkan dari otak melalui 2 sistem yaitu kelompok vena interna
yang mengumpulkan darah ke vena galen dan sinus rectus, dan kelompok vena
sinus sagitalis superior dan sinus-sinus basalis lateralis, dan seterusnya melalui
bagian posterior hemisfer. Aliran darah di otak dipengaruhi terutama oleh tiga
faktor. Dua faktor terpenting adalah tekanan untuk memompa darah dari sistem
arteri kapiler ke sistem vena dan tahanan perifer pembuluh darah otak. Faktor
ketiga adalah faktor darah sendiri yaitu viskositas darah dan koagulobilitasnya
2. DEFINISI
4
Stroke lakunar adalah sindrom stroke klinis dengan gejala dan tanda khusus
yang merupakan lesi kecil pada subkorteks atau batang otak. 9 Dalam klasifikasi
yang dibuat oleh TOAST disebutkan bahwa pada stroke lakunar seharusnya
didapatkan temuan klinis dari salah satu sindrom lakunar, pencitraan bisa normal
atau menunjukkan lesi yang relevan berukuran <1,5cm pada batang otak atau
hemisfer subkorteks. Infark ini terjadi dari oklusi arteri perforator, terutama arteri
3. EPIDEMIOLOGI
beragam. Secara umum infark lakunar diperkirakan sekitar 25% dari semua stroke
iskemik, dengan insidensi tahunan sekitar 15 per 100.000 orang. Insidensi infark
lakunar adalah 65 tahun) dan ditemukan lebih sering pada laki-laki dibanding
perempuan. Beberapa studi juga menemukan rekurensi yang lebi sering pada kulit
barat lainnya, infark lakunar meliputi 15-25% dari seluruh stroke iskemik. Dua
stroke lakunar masing-masing adalah 13,4 dan 19,5 kasus per 100.000 populasi,
yang lebih tinggi (yaitu 31,7 dan 53 kasus per 100.000 populasi). Perbedaan
laporan mengenai insidensi infark lakunar antara studi di Amerika Serikat dan
5
4. GAMBARAN ANATOMI
Stroke lakunar merupakan salah satu manifestasi dari Small Vessel Disease
(SVD). Yang dimaksud small vessel adalah pembuluh darah yang berdiameter
kurang dari 500μm dan berlokasi di area yang lebih dalam dari korteks serebri
dan talamus.11,12
Sebagian besar infark lakunar berasal dari arteri dengan ukuran 200-400 μm
dan menghasilkan infark sekitar 2-3 mm. Infark kecil ini ditemukan reguler hanya
pada MRI 1,5 tesla, biasanya terlewatkan pada CT scan, dan terabaikan pada
otopsi.3
5. PATOLOGI
Infark lakunar adalah lesi kecil, seringkali ireguler, dengan ukuran berkisar 1-
15 mm. Hanya 17% dari lakunar yang berukuran lebih kecil dari 1 cm. Inspeksi
dari kavitas kecil biasanya tampak anyaman halus dari jaringan ikat menyerupai
talamus, dan substansia alba dari kapsula interna dan pons. Jarang terjadi pada
serebelum, spinal.3
6
berhubungan dengan oklusi arteri perforating dengan diameter 200-800μm oleh
plak ateroma dengan atau tanpa komplikasi trombus. Sebagian besar infark
darah kecil dengan karakteristik pada fase akut sebagai fibrinoid nekrosis dan
6. PATOFISIOLOGI
komponen plasma dan sel radang ke dalam dinding sel dan kerusakan jaringan
Aneurisma ini tidak hanya dapat menyebabkan perdarahan kecil tetapi juga infark
lacunar.5
Pada otopsi, dibedakan dua tipe dari patologi vaskular yang mendasari:
7
multipel dan asimtomatis. Mikroateroma didapatkan terutama pada pasien dengan
Gambar 2.1 Tampilan histologis dari arteriol dengan patologi SVD, dari
tergantikan oleh jaringan kolagen dan kumpulan kecil dari sel inflamasi
darah, deposisi makrofag, dan infiltrasi sel inflamasi, lumen yang tersisa terdiri
Ukuran dari infark lakunar diduga terkait dengan ukuran arteri yang terkena,
dan karena lesi yang lebih besar cenderung menyebabkan gejala, infark lakunar
yang simtomatis dipercaya terkait dengan aterosklerosis atau emboli pada arteri
yang lebih besar, sedangkan infark silent lebih kecil dan dihubungkan dengan
7. FAKTOR RESIKO
Hubungan antara faktor resiko vaskular dan infark lakunar masih belum
8
merokok sama seringnya pada pasien dengan aterotromboemboli sebagaimana
faktor resiko yang umum pada stroke lakunar dan non lakunar, namun stroke
lakunar jarang disebabkan oleh emboli dari jantung atau proksimal arteri dan
prevalensi yang lebih rendah untuk penyakit jantung iskemik pada stroke
penyakit jantung iskemik dan hiperlipidemia. Faktor resiko stroke lakunar hampir
sama dengan stroke infark arteri besar kecuali bahwa pada stroke lakunar TIA
lebih jarang, yaitu 13% dibanding 40%, dan riwayat stroke sebelumnya yaitu 19%
dibanding 39%.17
8. MANIFESTASI KLINIS
karena lesi yang kecil dan lokasi yang terlibat seringkali berupa silent area,
kejadian infark lacunar sering tidak terdeteksi segera.18 Gejala klinis infark
defisit neurologis secara progresif hingga 72 jam. Pasien dengan infark lacunar
dengan onset yang progresif menunjukkan luaran yang kurang baik dalam
sebulan.5
Sindrom lakunar diartikan sebagai suatu gambaran klinis yang pada mayoritas
kasus dikaitkan dengan infark serebri tipe lakunar. 4 Sindrom lakunar memiliki
9
lakunar dengan infark lakunar bergantung pada waktu munculnya gejala dan
jam setelah onset stroke, dan kurang keterkaitannya pada pasien yang diperiksa
disebabkan oleh oklusi arteri carotis interna atau arteri cerebri media,
terjadi pada posterior limb capsula interna atau basis pontis. 5,8 Sindrom
ini terdiri dari hemiparesis atau hemiplegia pada wajah, lengan dan
basis pontis, dan corona radiate.5 Sindrom ini adalah kombinasi dari
sisi tubuh ipsilateral terutama mengenai kaki. Tungkai lebih dulu terkena
dari pada lengan. Dikenal juga sebagai “homolateral ataxia and cural
10
paresis”.5,18 Onset terjadi selama beberapa jam atau hari. Kombinasi
hemiparesis. Lokasi infark lacunar yaitu pada basis pontis atau kapsula
terjadi pada saat pasien menulis. Gejala lain berupa kelemahan wajah
tanda Babinski.5,18
ventral thalamus.5,8 Gejala terdiri dari hemihipestesi atau mati rasa atau
parestesi yang persisten atau transien pada salah satu sisi tubuh (wajah,
lengan, tungkai, dan trunkus) akibat dari infark lakunar pada thalamus
dan kornu posterior kapsula interna. Tipe ini adalah kombinasi antara
11
defisit sensorik dan defisit motorik. Gejala berupa hemiparesis atau
9. DIAGNOSIS
sehingga lebih cenderung menjadi faktor risiko pada infark lakunar. Tes
Faktor risiko lain terjadinya infark lakunar termasuk marker inflamasi seperti
B. Temuan Klinis
Pada infark lakunar terjadi oklusi pembuluh darah kecil, pasien harus
mempunyai satu gejala klinis sindrom lakunar dan tidak mempunyai gejala
12
CT Scan/MRI otak normal atau infark lakunar dengan diameter <1,5mm di
arteri karotis ekstrakranial dilakukan pada pasien dengan infark lacunar pada
resiko aterosklerosis pada pasien, pasien dengan sindrom lakunar atipik, ada
bukti radiografik infark lakunar pada daerah atipik, dan pasien dengan
lakunar.5
13
subkortikal dengan sindrom lakunar tipikal nilai prediktifnya negatif untuk
Gambar 9.1 Gambaran klinis dan kriteria radiologi yang digunakan untuk
* Sindrom berdasarkan tanda dan gejala pada satu atau lebih area yang
diperdarahi oleh arteri perforantes kecil yang superfisial atau profunda, bukan
di daerah kortikal dan tidak terdapat karakteristik dari internal border zone
infarcts.20
C. Pemeriksaan Imaging
14
tertentu. Umumnya MRI jauh lebih sensitive dibandingkan CT, terutama
Pada CT tampak focus lesi hipodens kecil pada ganglia basalis dan deep
white matter. Pada MRI tampak lebih jelas pada gambaran T2WI yang
imaging. Pada fase akut lesi iskemik akibat infark lakunar bisa tampak lebih
tanpa penyebab lain yang diketahui selain penyakit arteri penetrasi tunggal.5
10. PENATALAKSANAAN
A. Terapi Trombolitik
Terapi dengan dosis 0,9 mg/kgBB tPA intravena dalam 3 jam onset
gejala menunjukkan luaran primer modified ranking scale score 0-1 serupa
pada pasien infark lakunar dan pasien stroke iskemik. Namun kini di klinik,
15
karena risiko terjadinya perdarahan/stroke hemoragik, juga karena dengan
terapi antiplatelet seperti ASA (aspirin, dll) secara empiris hasilnya cukup
memuaskan.5
B. Terapi Antiplatelet
serupa pada pasien yang mengalami infark aterotrombosis dan stroke lakunar.
uji klinik prospektif, random, terapi antiplatelet pada 610 pasien lakunar.
iskemik adalah 3,4%pada 332 pasien yang diterapi dengan antiplatelet tidak
setelah enam bulan saat terapi dilakukan sesegera mungkin setelah terjadinya
16
Meta analisis prospektif dua penelitian menggunakan aspirin
stroke lakunar, ditemukan luaran yang serupa dengan stroke iskemik lainnya.5
penggunaan aspirin pada semua jenis stroke iskemik, juga termasuk stroke
otak.5
C. Terapi Antikoagulan
kontraindikasi walaupun tidak ada bukti langsung untuk hal ini. Namun,
stroke (56,1% dari 2.206 pasien penelitian yang telah mengalami infark
potensial paling penting. Pada uji ini, progress menggunakan perindopril dan
17
indapamid sebagai zat penurun tekanan darah pasien TIA dan stroke minor
secara umum, kejadian luaran stroke lakunar berkurang 23%, tidak berbeda
11. PROGNOSIS
Mortalitas awal pada stroke lakunar rendah, sekitar 0-2% pada 30 hari
pertama. Pada fase akut kematian kemungkinan terkait dengan adanya komplikasi
dibanding dari infark lakunar itu sendiri. Prognosis jangka pendek infark lakunar
cukup baik karena in-hospital mortality sangat rendah dan case fatality rate satu
tahun pertama kurang dari 2,8% hampir sama dengan populasi umum. Pada
sebuah studi berbasis populasi, angka survival adalah 96% pada 1 bulan, 86%
sekitar 3% per tahun, resiko kematian meningkat dari 27,4% pada 5 tahun, 60%
setelah 10 tahun, dan 75% setelah 14 tahun. Penyebab kematian berasal dari
kardiovaskular 52%, stroke berulang 21%, dan penyebab lain 27%. Stroke
berulang terjadi 7,7% setelah 1 tahun. Setelah 5 tahun naik menjadi 22,4%
terutama infark lakunar baru (50-72%) dan yang lebih jarang adalah perdarahan
level hematokrit merupakan faktor resiko utama terjadinya rekurensi dan stroke
lakunar multipel. Stroke berulang biasanya adalah subtipe lakunar juga. Stroke
gangguan kognitif dimana 16% terjadi pada rekurensi pertama, sedangkan pada
18
19
BAB III
KESIMPULAN
Stroke lakunar merupakan salah satu subtipe stroke yang cukup sering
ditemukan. OCSP menyebutkan bahwa 25% dari stroke iskemik adalah lacunar.
Stroke lakunar adalah sindrom stroke klinis dengan gejala dan tanda khusus yang
merupakan lesi kecil pada subkorteks atau batang otak. Dalam klasifikasi yang
dibuat oleh TOAST disebutkan bahwa pada stroke lakunar seharusnya didapatkan
Kelainan yang mendasari terjadinya stroke ini adalah SVD dengan proses
patologis yang terjadi pada arteri perforator, yang merupakan pembuluh darah
dengan area 2-15 mm. Faktor resiko yang paling sering untuk terjadinya proses ini
adalah hipertensi dan diabetes melitus, selain faktor-faktor lain yang telah
disebutkan sebelumnya.
Diagnosis stroke lakunar ini dibuat berdasarkan anamnesis, temuan klinis dan
menggambarkan stroke lakunar. DWI merupakan tehnik yang paling sensitif dan
Hingga saat ini belum ada terapi khusus untuk penatalaksanaan stroke
diakibatkan oleh stroke tipe ini relatif ringan, dibandingkan dengan resiko
20
perdarahan yang mungkin terjadi. Pengendalian faktor resiko masih merupakan
progresifitas defisit motorik. Selain itu, meskipun prognosis jangka pendek untuk
kematian cukup rendah, ternyata untuk jangka menengah dan panjang, dalam hal
rekurensi dan mortalitas stroke lakunar cukup tinggi. Resiko terjadinya demensia
vaskular setelah stroke dibandingkan subtipe lain, stroke lakunar paling banyak
terkait dengan demensia vaskular. Dari pembahasan ini dapat diketahui bahwa
meskipun seringkali dijumpai gejala klinis pada stroke lakunar adalah ringan,
namun stroke subtipe ini ternyata memiliki keluaran yang kurang baik sehingga
21
DAFTAR PUSTAKA
2. Go AS, Mozaffarian D, Roger VL, et al, 2014. Heart Disease and Stroke
Press.
10. Toni D, Sacco RL, Brainin M, et al. 2011. Classification of Ischemic Stroke.
22
11. Caplan LR, 2009. Basic pathology, Anatomy, and Pathophysiology of Stroke.
saunders, pp 35-45
12. Caplan LR, 2009. Penetrating and Branch Artery Disease. In Caplan’s Stroke:
13. Jackson C, Sudlow C, Phil D. 2005. Are Lacunar Strokes Really Different? A
16. Jackson CA, Hutchison A, Dennis MS, et al. 2010. Differing Risk Factor
17. Kim MH, Moon JS, Park SY, et al, 2011. Different Risk Factor Profiles
Neurol 65:250–256
19. Biller J, Love BB, Schneck MJ, 2012. Vascular Diseases of the Nervous
23
Principles of Diagnosis and Management, 6th ed. Philadelphia: Elsevier
Saunders, pp 1017-1018
neurology.
24