Anda di halaman 1dari 31

1

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda
tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global),
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dan dapat
menyebabkan kematian.
Stroke adalah serangan di otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat
atau pecahnya pembuluh darah otak sehingga menyebabkan sel-sel otak tertentu
kekurangan darah, oksigen atau zat-zat makanan dan akhirnya dapat terjadi kematian
sel-sel tersebut dalam waktu yang sangat singkat (Yayasan Stroke Indonesia, 2006).
Stroke Non Hemoragik adalah gangguan peredaran darah pada otak yang
dapat berupa penyumbatan pembuluh darah arteri, sehingga menimbulkan infark/
iskemik. Umumnya terjadi pada saat penderita istirahat. Tidak terjadi perdarahan dan
kesadaran umumnya baik. (Yayasan Stroke Indonesia, 2006).
Stroke adalah sindroma fokal neurologi yang terjadi mendadak dengan tipe
spesifik akibat penyakit pada pembuluh darah otak. (Misbach J )

B. Epidemiologi
Stroke merupakan satu masalah kesehatan yang besar dalam kehidupan
modern saat ini. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk
terkena serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya
cacat ringan maupun berat. Jumlah penderita stroke cenderung terus meningkat
setiap tahun, bukan hanya menyerang penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh
mereka yang berusia muda dan produktif. Stroke dapat menyerang setiap usia,
namun yang sering terjadi pada usia di atas 40 tahun. Angka kejadian stroke
meningkat dengan bertambahnya usia, makin tinggi usia seseorang, makin tinggi
kemungkinan terkena serangan stroke (Yayasan Stroke Indonesia, 2006).
Di Indonesia, belum ada data epidemologis stroke yang lengkap, tetapi
proporsi penderita stroke dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Hal ini terlihat
dari laporan survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI di berbagai rumah sakit di
2

27 provinsi di Indonesia. Hasil survei itu menunjukkan terjadinya peningkatan antara
1984 sampai 1986, dari 0,72 per 100 penderita pada1984 menjadi 0,89 per 100
penderita pada 1986. Di RSU Banyumas, pada 1997 pasien stroke yang rawat inap
sebanyak 255 orang, pada 1998 sebnyak 298 orang, pada 1999 sebanyak 393 orang,
dan pada 2000 sebanyak 459 orang (Hariyono, 2006).
Stroke atau cerebrovascular accident, merupakan penyebab invaliditas yang
paling sering pada golongan umur diatas 45 tahun Di negara industri stroke
merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan keganasan
(Lumbantombing, 1984).

C. Anatomi Vaskularisasi Otak
Otak memperoleh darah melalui dua sistem, yakni sistem karotis dan sistem
vertebral.
1. Sistem karotis
Arteri karotis interna merupakan hasil percabangan dari a. Karotis
komunis dextra dan A. Karotis komunis sinistra. A. Karotis komunis dextra
berasal dari percabangan A. Subklavia dextra, sedangkan A. Karotis komunis
sinistra berasal dari arkus aorta.
Arteri komunis interna setelah memisahkan diri dari a.carotis
komunis, naik dan masuk ke rongga tengkorak melalui kanalis karotikus,
berjalan dalam sinus kavernosus, mempercabangkan A. opthalmika untuk
nervus opticus dan retina, akhirnya bercabang dua : A. serebri anterior dan A.
serebri media. Untuk otak sistem ini memberi aliran darah ke lobus frontalis,
parietalis dan beberapa bagian lobus temporalis.
2. Sistem vertebralis
Sistem vertebral dibentuk oleh A. Vertebralis kanan dan kiri yang
berpangkal di A. Subklavia, menuju dasar tengkorak melalui kanalis
transversalis di kolumna vertebralis servikalis, masuk rongga kranium
melalui foramen magnum, lalu mempercabangkan masing-masing sepasang
A. serebelli inferior. Pada batas medula oblongata dan pons, keduanya bersatu
menjadi A. basilaris, dan setelah mengeluarkan 3 kelompok cabang arteri,
pada tingkat mesensefalon, A. basilaris berakhir sebagai sepasang cabang A.
3

serebri posterior, yang melayani daerah lobus oksipital dan bagian medial
lobus temporalis.
Ke 3 pasang arteri cerebri ini (A. serebri anterior, A. serebri media,
dan A. serebri posterior) bercabang-cabang menelusuri permukaan otak, dan
beranastomosis satu dengan yang lainnya. Cabang-cabangnya yang lebih
kecil menembus ke dalam jaringan otak dan juga saling berhubungan dengan
cabang-cabang a.serebri lainnya. Untuk menjamin pemberian darah ke otak,
ada sekurang-kurangnya 3 sistem kolateral antara sistem karotis dan vetebral,
yaitu:
1. Sirkulus Willlisi, yakni lingkungan pembuluh darah yang tersusun oleh
a.serebri media kanan dan kiri, a. komunikans anterior (yang
menghubungkan kedua a. serebri anterior), sepasang a. serebri posterior,
dan a. komunikans posterior (yang menghubungkan a. serebri media dan
posterior) kanan dan kiri.
2. Anastomosis antara a. serebri interna dan a. karotis eksterna di daerah
orbita, masing-masing melaui a.optalmika dan a. fasialis ke a. maksilaris
eksterna.
3. Hubungan antara sistem vetebral dengan a. karotis eksterna.










4

Darah vena dialirkan dari otak melalui 2 sistem: kelompok vena interna, yang
mengumpulkan darah ke vena Galen dan sinus rektus, dan kelompok vena eksterna
yang yang terletak di permukaan hemisfer otak, dan mencurahkan darah ke sinus
sagitalis superior dan sinus-sinus basalis lateralis, dan seterusnya melalui vena-vena
jugularis, dicurahkan menuju jantung.
D. Klasifikasi
Stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Stroke Hemoragik
2. Stroke Non Hemoragik

Stroke Hemoragik
Merupakan stroke karena perdarahan. Dapat dibagi :
a. Perdarahan intraserebral ( PIS )
Perdarahan intraserebral disebut juga perdarahan intraparenkim atau
hematoma intrakranial yang bukan disebabkan oleh trauma. Stroke jenis ini
terjadi karena pecahnya arteri otak. Hal ini menyebabkan darah bocor ke otak
dan menekan bangunan-bangunan di otak. Peningkatan tekanan secara tiba-
tiba menyebabkan kerusakan sel-sel otak di sekitar genangan darah. Jika
jumlah darah yang bocor meningkat dengan cepat, maka tekanan otak
meningkat drastis. Hal ini menyebabkan hilangnya kesadaran bahkan dapat
menyebabkan kematian. Penyebab perdarahan intraserebral yang paling
sering adalah hipertensi dan aterosklerosis serebral karena perubahan
degeneratif yang disebabkan oleh penyakit ini biasanya dapat menyebabkan
ruptur pembuluh darah.
b. Perdarahan subarakhnoid (PSA)
Perdarahan subarakhnoid terjadi ketika pembuluh darah di luar otak
mengalami ruptur dan masuk ke dalam ruangan subarachoid. Hal ini
menyebabkan daerah di antara tulang tengkorak dan otak dengan cepat terisi
darah. Seorang dengan perdarahan dapat mengalami nyeri kepala yang
muncul secara tiba-tiba dan berat, sakit pada leher, serta mual dan muntah.
5

Peningkatan tekanan yang mendadak di luar otak dapat menyebabkan
hilangnya kesadaran dengan cepat bahkan kematian.
Stroke Non Hemoragik
Stroke karena penyumbatan, dapat disebabkan karena :
a. Trombosis serebri
- Emboli kardiogenik
- Emboli paradoksal (infeksi atau non-infeksi)
- Emboli arkus aorta

Biasanya ada kerusakan lokal pembuluh darah akibat aterosklerosis.
Proses aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada tunika intima arteri
besar. Plak cenderung terbentuk pada percabangan dan tempat yang
melengkung. Pembuluh darah yang mempunyai resiko adalah arteri karotis
interna dan arteri vertebralis bagian atas. Hilangnya tunika intima
membuat jaringan ikat terpapar. Trombosit akan menempel pada permukaan
yang terbuka sehingga permukaan dinding menjadi kasar. Trombosit akan
melepaskan enzim adenosin difosfat yang mengawali proses koagulasi.
Adhesi trombosit (platelet) dapat dipicu oleh produk toksik yang
dilepaskan makrofag dan kerusakan moderat pada permukaan intima.
Trombosit juga melepaskan growth factors yang menstimulasi migrasi dan
proliferasi sel otot polos dan juga berperan pada pembentukan lesi
fibrointimal pada subendotelial.






6



b. Emboli serebri
Embolisme serebri biasanya terjadi pada orang yang lebih muda,
kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu trombus di jantung sehingga
masalah yang dihadapi sesungguhnya adalah perwujudan penyakit jantung.
Selain itu, emboli juga dapat berasal dari plak ateroma karotikus atau arteri
karotis interna. Setiap bagian otak dapat mengalami emboli, tempat yang
paling sering adalah arteri serebri media bagian atas.
Berdasarkan gejala klinis yang tampak stroke non hemoragik terbagi
menjadi :
1. Transient Ischemic Attack (TIA)
Defisit neurologi yang bersifat akut yang terjadi kurang dari 24 jam,
dapat hanya beberapa menit saja. Terjadi perbaikan yang reversibel dan
penderita pulih seperti semula dalam waktu kurang dari 24 jam. Etiologi TIA
adalah emboli atau trombosis dan plak pada arteria karotis interna dan arteria
vertebrabasalis.
2. Stroke In Evolution (SIE)
Stroke dimana defisit neurologinya terus bertambah berat.
3. Reversibel Ischemic Neurology Deficit (RIND)
Gejala yang muncul bertahap, akan hilang dalam waktu lebih dari 24
jam tetapi tidak lebih dari 3 minggu, tetapi pasien dapat mengalami
pemulihan sempurna.
4. Complete Stroke Ischemic
Stroke yang defisit neurologinya sudah menetap.

Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak :
- Keadaan pembuluh darah, bila menyempit akibat stenosis atau ateroma atau
tersumbat oleh trombus/ embolus.
- Keadaan darah : viskositas darah yang meningkat, hematokrit yang
7

meningkat (polisitemia) menyebabkan aliran darah ke otak lebih lambat;
anemia yang berat menyebabkan oksigenasi otak menurun.
- Tekanan darah yang sistemik memegang tekanan perfusi otak. Otoregulasi
otak yaitu kemampuan intrinsik dari pembuluh darah otak agar aliran darah
otak tetap konstan walaupun ada perubahan dari tekanan perfusi.
- Kelainan jantung; menyebabkan menurunnya curah jantung antara lain
fibrilasi dan lepasnya embolus menimbulkan iskemia di otak.

E. Faktor Resiko
1. Faktor resiko mayor
a. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko baik untuk orang tua atau dewasa
muda.
b. Diabetes Mellitus
Orang yang diobati dengan insulin mempunyai resiko mengidap
stroke.
c. Penyakit Jantung.
2. Faktor resiko minor
a. TIA
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Peningkatan hematokrit
e. Hiperlipidemia
f. Hiperuricemia
g. Kenaikan fibrinogen
h. Obesitas
i. Merokok
j. Kontrasepsi
k. Stress
l. Faktor genetik


8

F. Gambaran Klinis
Gejala neurologi yang timbul tergantung berat ringannya gangguan pembuluh
darah dan lokasinya. Hal ini dapat terjadi pada :
1. Sistem karotis
Gangguan penglihatan (Amaurosis fugaks / buta mendadak)
Gangguan bicara (afasia atau disfasia)
Gangguan motorik (hemiparese / hemiplegi kontralateral)
Gangguan sensorik pada tungkai yang lumpuh
2. Sistem vertebrobasiler
Gangguan penglihatan (hemianopsia / pandangan kabur)
Gangguan nervi kraniales
Gangguan motorik
Gangguan sensorik
Koordinasi
Gangguan kesadaran

G. Diagnosis
1. Anamnesa, dapat memberikan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah
fokal
2. Melakukan pemeriksaan fisik neurologik
3. Skoring untuk membedakan jenis stroke :
- Skor Siriraj :
( 2,5 x derajat kesadaran ) + ( 2 x vomitus ) + ( 2 x nyeri kepala ) + ( 0,1 x
tekanan diastolik ) ( 3 x petanda ateroma ) 12 =
Hasil : SS > 1 = Stroke Hemoragik
-1 > SS > 1 = perlu pemeriksaan penunjang ( Ct- Scan )
SS < -1 = Stroke Non Hemoragik
Keterangan : - Derajat kesadaran : sadar penuh (0), somnolen (1), koma (2)
9

- Nyeri kepala : tidak ada (0), ada (1)
- Vomitus : tidak ada (0), ada(1)
- Ateroma : tidak ada penyakit jantung, DM (0), ada (1)
- Algoritma Gadjah Mada
Dengan

Penurunan kesadaran +, sakit kepala +, refleks Babinski + YA stroke perdarahan
TIDAK

Penurunan kesadaran +, sakit kepala +, refleks Babinski - YA stroke perdarahan
TIDAK

Penurunan kesadaran +, sakit kepala -, refleks Babinski - YA stroke perdarahan
TIDAK

Penurunan kesadaran +, sakit kepala -, refleks Babinski + YA stroke perdarahan
TIDAK

Penurunan kesadaran -, sakit kepala +, refleks Babinski + YA stroke perdarahan
TIDAK

Penurunan kesadaran -, sakit kepala +, refleks Babinski - YA stroke perdarahan
TIDAK


Penurunan kesadaran -, sakit kepala -, refleks Babinski + YA stroke iskemik
TIDAK

Penurunan kesadaran -, sakit kepala -, refleks Babinski - YA stroke iskemik
10

Diagnosis banding PI S, PSA, dan SNH
Gejala Klinis
SH
SNH
PIS PSA
1. Gejala defisit fokal
2. Permulaan (onset)
3. Nyeri Kepala
4. Muntah pada awalnya

5. Hipertensi
6. Kesadaran
7. Hemiparesis



Berat
Menit/jam
Hebat
Sering

Hampir selalu
Bisa hilang
Sering sejak
awal
Ringan
1-2 menit
Sangat hebat
Sering

Biasanya tidak
Bisa hilang
sebentar
Permulaan tidak
ada

Berat/ringan
Pelan (jam/hari)
Ringan/tidak ada
Tidak,kecuali
lesi di batang
otak
Selalu
Bisa hilang/
tidak
Sering dari awal


H. Pemeriksaan Penunjang
1. Scan tomografik, sangat membantu diagnosis dan membedakannya
dengan perdarahan terutama pada fase akut.
2. Angiografi serebral ( karotis atau vertebral ) untuk membantu
membedakan gambaran yang jelas tentang pembuluh darah yang
terganggu, atau bila scan tidak jelas.
3. Laboratorium : Bila curiga perdarahan tes koagulasi ( HT, HB, PTT,
Protrombin Time), Trombosit, Fibrinogen, GDS, Cholesterol, Ureum dan
Kreatinin.
4. EKG (Elektrokardiogram ) : Untuk menegakkan adanya miokard infark,
disritmia (terutama atrium fibrilasi) yang berpotensi menimbulkan stroke
11

iskemik atau TIA.
5. Foto Rongten Thorax

I. Prognosis
Sebanyak 75% penderita stroke tidak dapat bekerja kembali akibat
ketidakmampuan tubuhnya. 30-50% penderita stoke mengalami depresi post-stroke
yang ditandai oleh letargi, sulit tidur, rendah diri, dan menarik diri dari masyarakat.
Emosi yang labil dapat terjadi sebanyak 20% pada penderita stroke.

J. Penatalaksanaan
a) Terapi Umum
Dengan 5 B
- Breath: Oksigenasi, pemberian oksigen dari luar
- Blood: Usahakan aliran darah ke otak semaksimal mungkin dan
pengontrolan tekanan darah pasien.
- Brain: Menurunkan tekanan intra kranial dan menurunkan udema serebri.
- Bladder: Dengan pemasangan DC
- Bowel: Saluran pencernaan dan pembuangan
b) Terapi Khusus
- Stroke Non Hemoragik
Memperbaiki perfusi jaringan : Pentoxyfilin : Trental
Sebagai anti koagulansia : Heparin, Warfarin, Aspilet
Melindungi jaringan otak iskemik : Nimodipin, Citicolin
Melindungi jaringan saraf perifer :Mecobalamin (lapibal)
Anti udema otak : Deksametason, Manitol
Anti agregasi platelet : golongan asam asetil salisilat
(aspirin).
- Stroke Hemoragik
Anti udema otak : Deksametason, Manitol
Melindungi jaringan otak : Neuroprotektan : piracetam
Obat hemostatikum : Kalnex
Neurotropik : Neurodex
12

BAB II
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Sugiati
Umur : 78 tahun
Agama : Islam
Alamat : Cempaka Putih Barat No.06 RT/RW. 08/11
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Kawin
No RM : 63 62 50
Tanggal masuk RS : 07 Juni 2014

II. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa dan alloanamnesa tanggal 09
Juni 2014 jam 10.00 WIB
Keluhan utama : tangan dan kaki kanan tidak bisa digerakkan
RPS / Kronologis
Pada tanggal 7 juni 2014 = Sejak 1 hari yang lalu pasien tiba-tiba
merasakan lengan dan tungkai kanan tidak bisa digerakkan saat menonton
tv. Keluhan diawali dengan kelemahan lengan dan tungkai kanan,
sehingga jalan diseret.Pasien juga merasakan cara bicaranya menjadi
pelo. Tidak didapatkan muntah, pusing, dan juga riwayat trauma
sebelumnya. Kemudian pasien dibawa keluarganya ke UGD rumah sakit.
RPD : Riwayat sakit yang sama ( - )
Hipertensi ( + )
DM ( - )
Trauma kepala (-)
RPK : penyakit yang sama ( - )
Stroke ( - )
Hipertensi ( - )
Riwayat pribadi : Rokok ( - )
13

Alkohol ( - )
Riwayat sosial ekonomi : pasien adalah seorang ibu rumah tangga.
Pasien tinggal bersama di rumah anak dan menantunya. Biaya perawatan
ditanggung anaknya.

III. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 9 Juni pukul 10.00 WIB
Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6 = 15
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Vital Sign
TD : 170/90 mmHg
Nadi : 72x/ menit
RR : 18x/ menit
Suhu : 37
O
C
BB : 58 Kg
TB : 150 cm
Status gizi : kesan baik
Status Internus
Kulit : warna kulit sama dengan warna kulit sekitar.
Kepala : mesosefal
Mata : konjungtiva palpepbra pucat (-/-), ikterik (-/-)
Hidung :
warna kulit sama dengan warna kulit sekitar, nafas cuping hidung (-),
deformitas (-), septum deviasi (-), konka hiperemis (-), pembesaran
konka (-), sekret (-).
Telinga :
warna kulit sama dengan warna kulit sekitar, nyeri tekan aurikula (-/-
), nyeri tekan mastoid(-/-), nyeri tekan tragus (-/-), serumen (-/-),
MAE hiperemis (-/-), MAE terdapat massa (-/-), membrane timpani
intake (+/+).
Mulut :
14

Perut ke arah kanan, lipatan nasolabial (+/-), sudut mulut kanan dan
kiri tidak simetris, lembab (-), sianosis (-), karies gigi (-), stomatitis (-
), lidah kotor (-), hiperemis (-), kripte melebar (-), uvula hiperemis (-),
uvula memanjang (-).
Leher :
kulit seperti warna sekitar, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran
kelenjar getah bening (-), deviasi trakea (-), otot bantu pernafasan (-)

Thorax :
Paru Dextra Sinistra
Depan
1. I nspeksi

2. Palpasi



3. Perkusi


4. Auskultasi


Simetris, statis, dinamis

Nyeri tekan (-)
Pelebaran ICS (-)
Stem fremitus dextra=sinistra

Sonor di seluruh lapang paru
Suara dasar vesikuler

Ronki (-)
Wheezing (-)

Simetris, statis, dinamis

Nyeri tekan (-)
Pelebaran ICS (-)
Stem fremitus dextra=sinistra

Sonor di seluruh lapang paru
Suara dasar vesikuler

Ronki (-)
Wheezing (-)
Belakang
1. I nspeksi

2. Palpasi



3. Perkusi


Simetris, statis, dinamis

Nyeri tekan (-)
Pelebaran ICS (-)
Stem fremitus dextra=sinistra

Sonor di seluruh lapang paru


Simetris, statis, dinamis

Nyeri tekan (-)
Pelebaran ICS (-)
Stem fremitus dextra=sinistra

Sonor di seluruh lapang paru

15

4. Auskultasi

Suara dasar vesikuler
Ronki (-)
Wheezing (-)
Suara dasar vesikuler
Ronki (-)
Wheezing (-)


Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V 2 cm medial linea midclavicula
sinistra namun tidak kuat angkat, thrill (-), pulsus epigastrium
(-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-)
Perkusi :
batas atas : ICS II lin.parasternal sinistra
pinggang jantung : ICS III parasternal sinsitra
batas kanan bawah : ICS V lin.sternalis dextra.
batas kiri bawah : ICS V 2 cm ke arah medial
midclavicula sinistra
konfigurasi jantung : Dalam Batas Normal
Auskultasi : Suara jantung murni: SI,SII (normal) reguler.
Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV
(-)
Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar, ikterik
(-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, ascites (-)
Pekak Hepar (+)
Tidak terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak
teraba


16

Status Neurologik : GCS E4V5M6
Orientasi : Baik
Jalan pikiran : Baik
Kecerdasan : Baik
Daya ingat baru : Baik
Daya ingat lama : Kurang baik (Mild Dementia)
Kemampuan bicara : Terganggu karena pelo
Sikap tubuh : Susah dinilai
Cara berjalan : Susah dinilai
Gerakan abnormal : Tidak ada

Nervi Cranialis
N I. (OLFAKTORIUS) Hidung Kanan Hidung Kiri
Daya Pembau Normal Normal

N II.(OPTIKUS) Mata Kanan Mata Kiri
Visus Tdk dilakukan Tidak dilakukan
Penglihatan N N
Refleks Cahaya Langsung + +
Refleks Cahaya tak
Lansung
+ +
Pengenalan Warna + +
Lapang Pandang + +
Perdarahan Arteri/Vena Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Fundus okuli Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Papil Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Retina Tidak dilakukan Tidak dilakukan


17

N.III(OKULOMOTORIUS) Mata Kanan Mata Kiri
Ptosis - -
Gerak Mata Atas + +
Gerak Mata ke Bawah + +
Gerak mata media + +
Pupil Diameter 2mm, isokor Diameter 2mm, isokor
Reflek pupil direct/indirect +/+ +/+
Reflek akomodasi + +
Strabismus divergen - -
Diplopia - -

N.IV (TROKHLEARIS) Mata Kanan Mata kiri
Gerak Mata Lateral bawah + +
Strabismus Konvergen Tidak di lakukan Tidak di lakukan
Diplopia - -

N V. (TRIGEMINUS)
Kemampuan
Kanan Kiri
Menggigit + +
Membuka mulut + +
Sensibilitas Muka atas + +
Sensibilitas Muka Tengah + +
Sensibilitas Muka bawah + +
Reflek kornea Tidak di lakukan Tidak di lakukan
Reflek bersin Tidak di lakukan Tidak di lakukan
Reflek masseter + +
Reflek zigomatikus Tidak di lakukan Tidak di lakukan
Trismus - -


18

N VI. ( ABDUSEN ) Kanan Kiri
Gerak mata lateral + +
Strabismus konvergen - -
Diplopia - -

N VII. ( FASIALIS ) Kanan
Kerutan kulit dahi Sejajar kanan dan kiri
Kedipan mata +/+
Lipatan naso-labial +/+
Sudut mulut Kanan dan kiri tidak simetris
Mengerutkan dahi +
Mengerutkan alis -/+
Menutup mata +
Meringis +
Tik fasial -
Lakrimasi +
Daya kecap 2/3 depan Tidak dilakukan
Reflek fisuo-palpebra Tidak dilakukan
Reflek glabella Tidak dilakukan
Reflek aurikulo-palpebra Tidak dilakukan
Tanda Myerson Tidak dilakukan
Tanda Chovstek Tidak dilakukan

NVIII.
Vestibulocochlearis
(AKUSTIKUS)
Kanan Kiri
Mendengar suara berbisik Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Mendengar detik arloji Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes Swabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan
19

N.IX(GLOSOFARINGEUS) Kanan Kiri
Arkus faring Simetris Simetris
Daya kecap 1/3 belakang + +
Reflek muntah + +
Sengau - -
Tersedak - -

N X (VAGUS) Kanan Kiri
Arkus faring Simetris Simetris
Daya kecap 1/3 belakang + +
Bersuara Disartria
Menelan + +
Denyut Nadi
72 x/mnt

N XI (AKSESORIUS) Kanan Kiri
Memalingkan kepala + +
Sikap bahu Sejajar Sejajar
Mengangkat bahu + +
Trofi otot bahu - -

N XII (HIPOGLOSUS) Kanan Kiri
Sikap lidah Deviasi -
Artikulasi Pelo
Tremor lidah - -
Menjulurkan lidah + +
Kekuatan lidah + +
Trofi otot lidah - -
Fasikulasi lidah - -


20

BADAN
Trofi otot punggung : Susah dinilai
Trofi otot dada : Normotrofi
Nyeri membungkukkan badan : tidak dilakukan
Palpasi dinding perut : nyeri tekan (-), hepar tidak nyeri tekan, konsistensi
normal, tidak ada massa, permukaan halus. Lien dan ginjal tidak teraba
Vertebra : Normal
Nyeri tekan : -
Gerakan : Tidak dilakukan
Sensibilitas : +/+
Reflek dinding perut : Tidak dilakukan
Reflek cremaster : Tidak dilakukan
ANGGOTA GERAK ATAS
Inspeksi Kanan Kiri
Drop hand - -
Pitchers hand - -
Warna kulit Sawo matang Sawo matang
Claw hand - -
Kontraktur - -

Palpasi
Lengan Kanan Kiri
Motorik:
Gerakan + +
Kekuatan 3,3,3 5,5,5
Tonus Hipertoni Normotoni
Trofi Normotrofi Normotrofi
Sensibilitas (Raba) + -
Sensorik:
21

Nyeri + +
Termis + +
Raba + +
Diskriminasi + +
Posisi + +
Vibrasi + +
Reflek Fisiologik:
Biceps + +
Triceps + +
Brachio radialis + +
Brachio ulnaris + +
Reflek Patologis
Hoffman Trommer - -

ANGGOTA GERAK BAWAH
Inspeksi Kanan Kiri
Droop foot Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Warna kulit Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Kontraktur Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Palpasi :
Tungkai Kanan Kiri
Motorik:
Gerakan + -
Kekuatan 3,3,3 5,5,5
Tonus Normotoni Hipertoni
22

Trofi Normotrofi Normotrofi
Sensibilitas (Raba) + -
Sensorik:
Nyeri + +
Termis + +
Raba + +
Diskriminasi + +
Posisi + +
Vibrasi + +
Reflek Fisiologik:
Patella + +
Acchiles + +
Reflek Patologis
Babinski - +
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Mendel Bechterrew - -
Rosolimo - -
Kaku Kuduk
Kernig Sign
-
-
-
-
Gonda - -
Klonus:
Patella - -
Kaki - -
Refleks Meningen
Brudzinsky I - -
Brudzinsky II - -
Lasegue sign - -


23

KOORDINASI LANGKAH DAN KESEIMBANGAN
Cara berjalan : tidak dilakukan
Tes Romberg : tidak dilakukan
Ataksia : tidak dilakukan
Disdiadokhokinesis : tidak dilakukan
Robound fenomen : tidak dilakukan
Nistagmus : tidak dilakukan
Dismetri : susah dinilai
tes telunjuk-hidung : Positif (+)
Tes telunjuk-telunjuk : Positif (+)
Tes hidung-telunjuk-hidung : tidak dilakukan

GERAK ABNORMAL
FUNGSI VEGETATIF
Miksi : Inkontinentia urin (-), Retensio urin (-), Anuria (-), Poliuria (-)
Defekasi : Inkontinentia alvi (-), Retensio alvi (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium : Tanggal07/06/2014
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi Rutin :
Hb
Leukosit
Hematokrit
Trombosit

13,9
8,96
42
187

g/dl
ribu/ul

ribu/ul

11.7-15.5
3.60-11.00
35-47
150-440
24

Eritrosit
MCV/VER
MCH/HER
NCHC/KHER
4.75
86
29
33
10^6/ul
Fl
Pg
g/dl
3.80-5.20
80-100
26-34
32-36
Kimia Klinik :
GDS
SGOT (AST)
SGPT (ALT)
Ureum Darah
Kreatinin Darah

93
16
9
25
0.8

Mg/dl
u/l
u/l
mg/dl
mg/dl

70-200
10-31
9-36
10-50
<1,4
Elektrolit :
Na+
K+
Cl-

140
3.7
104

mEq/L
mEq/L
mEq/L

135-1147
3.5-5.0
94-111

2. Foto Rontgen Thorax
Interpretasi :
Cor CTR 60%. Aorta kalsifikasi.
Sinus dan diafragma normal
Pulmo : Hili normal, Corakan vaskuler normal.
Tak tampak infiltrate atau kranialisasi
Trachea di tengah

Kesan : Cardiomegali, Atherosclerosis Aorta.
Tak tampak bendungan paru.
(dr. Rachmat M. Memet, Sp.Rad.)
25

3. CT-Scan
Interpretasi :
CT-Scan kepala dengan potongan axial slice 3-8 mm tanpa kontras :
- Tak tampak lesi hipo/hiperdens di kedua hemisphere cerebri
- Ventrikel system normal. Tak tampak deviasi midline
- Sulci dan fissure cerebri lebar
- Tak tampak lesi hipo/hiperdens di batang otak dan cerebellum
- Mastoid kanan dan kiri pneumatisasi normal
- Orbita kanan dan kiri normal
- Sinus sphenoidalis mucosa menebal
Kesan : Atrofi cerebri & Sinusitis sphenoidalis
Resume :
Pasien dibawa keluarganya ke rumah sakit dalam keadaan compos mentis
dengan hemiparesis dextra sejak 1 hari yang lalu secara tiba-tiba saat
menonton televisi. Ekstremitas kanan awalnya lemah kemudian semakin lama
menjadi tidak dapat digerakkan. Kemudian, disusul oleh gangguan bicara
tidak jelas (pelo).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Kesadaran compos mentis, GCS 15, tekanan darah 170/85 mmHg, nadi
72x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 37
0
C.
Status Neurologis:
Motorik : hemiparesis anggota gerak Dextra
Sensorik : penurunan sensibilitas anggota tubuh Dextra
Pemeriksaan Nervus Cranialis : Pemeriksaan neurologis didapatkan refleks
fisiologis meningkat pada ekstremitas dextra, refleks patologis babinski pada
ekstremitas bawah Dextra (-). Pemeriksaan nervus cranialis, pada nervus V
(trigeminus) mengalami penurunan fungsi di bagian dextra, nervus VII
(facialis) didapatkan kelainan paralisis facial sinestra, terlihat alis sebelah
26

kanan tidak simetris, pada nervus XII (hipoglossus) didapatkan disartria dan
lidah mencong ke kanan.
1. DAFTAR ABNORMALITAS






S
u
s
p
e
k

S
t
o
k
e

N
o
n







Anamnesis
1. Ekstremitas superior & inferior
dexra sulit dapat digerakkan
2. Riwayat hipertensi
3. Onset 12 jam (1 hari) yang lalu
4. Suara pelo
5. Muntah (-), Kejang (-), nyeri
kepala (-), sadar (+).
Pemeriksaan Fisik
1 Hipertensi
2 Hemiparesis Dextra
3 Tonus otot ekstremitas dextra
hipertoni
4 Refleks fisiologis kanan
meningkat
5 Refleks patologis babinski
dextra (-)
6 Fungsi sensorik pada
ekstremitas dextra menurun
7 N. V, N. VII, dan N.XII terdapat
penurunan fungsi pada sisi
kanan tubuh
Pemeriksaan Penunjang
- Rontgen thorax
- Ct-scan
- Kimia darah
27

Daftar Problem :
Stroke Haemorragic : 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12
Skor Siriraj ={ (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri
kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) } (3 x petanda ateroma) 12
= {(2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0 ) + (0,1 x 85)}- (3 x 1) 12
= -7 Strok Non Hemoragik
*Kesadaran= Koma-2; mengantuk/somnolen-1; sadar-0.
*Muntah/skt kepala = ya-1; tidak-0. *Ateroma = DM/ser. Jantung 1; tidak ada-0
#SOjurnal
Skor siriraj
>1 = stroke hemoragik;
< -1 = stroke iskemik;
-1 < x < 1 = butuh evaluasi CT Scan

Algoritma Gajah Mada :
Penurunan kesadaran (-), Nyeri Kepala (-), Refleks Babinski (-) = Stroke Iskemik

Diagnosis Banding:
a. TIA ( Trancient Iskemik Attack) :
b. Stroke Haemorragic :
Diagnosis Klinis = Hemipharesis Dextra etc Stoke Non Haemorragic with
Hypertension
Diagnosis Topis = Lesi Hemispherium cerebri Sinestra
Diagnosis Etiologi = Stroke Non Haemorragic, Brain Atrofi





28


2. ASSESMENT DAN INITIAL PLAN
1. Stroke Non Haemorragic
Ass Etiologi
Emboli (emboli kardiogenik, emboli paradoksal dan emboli arcus
aorta)
Arterotrombotik (Penyakit ekstra dan intra cranial)
IpDx
Siriraj Stroke Score (SSS) = -7
Berdasarkan Algoritma Gadjah Mada didapatkan hasil yaitu
stroke iskemia (penurunan kesadaran (-), nyeri kepala (-), refleks
babinski (-))
CT Scan menunjukkan adanya atrofi otak.
IpTx
Non-medikamentosa
Rawat inap
Rehabilitasi medik
Medika mentosa
a. Farmakologi
1. Terapi Umum
- Monitor keadaan umum
- Dengan 5 B
a. Breath : oksigenasi, pemberian oksigen dari luar
b. Blood : usahakan aliran darah ke otak semaksimal mungkin dan
pengontrolan tekanan darah pasien.
c. Brain : Mensuplai oksigen dan nutrisi secara terkontrol
d. Bladder : dengan pemasangan kateter kontrol keseimbangan cairan.
e. Bowel : kontrol defekasi, beri asupan nutrisi yang memadai
2. Terapi Khusus
a. Per Oral
- Trental : Pentoxyfilline 300 mg 2x1
- Aspilet 1x1
29

- Ranitidin 2x1
- Lapibal 500 (mecobalamin) 1x1
- Zoofour 500
- Neulin
b. Per Infus (control cairan dan rehidrasi)
- Ringer laktat
- Nacl
- Asering

IpMx
Monitoring keadaan umum dan tanda vital.
Rehab medik : neuromuskuloskeletal, evaluasi penampilan
fungsi, evaluasi psikososial-fokasional)
IpEx
Penjelasan tentang stroke non hemoragik pada pasien dan
keluarganya.
Meminta pada keluarga untuk mengingatkan pasien minum obat,
membantu proses pengobatan
Mensuport pasien.
Diet rendah garam.
Batasi kegiatan berat.
Hindari stres
2. Hipertensi Tidak Terkontrol
Ass Etiologi
Primer : herediter, jenis kelamin, usia
Sekunder : life style,
Ip Dx
Riwayat Hipertensi tidak terkontrol
Ip Tx
30

Monitoring tekanan darah pasien apakah terjadi penurunan atau tidak.
Ip Mx
Monitoring tanda-tanda vital
Ip Ex
Rajin kontrol tekanan darah
Penjelasan pada pasien mengenai hasil monitoring tekanan darah
apakah memang tekanan darah tinggi atau tekanan darah
kompensasi.















31

DAFTAR PUSTAKA

1. Misbach J. Stroke : Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jannis J,
Soertidewi L editor (ed1). Badan Penerbit FKUI, Jakarta, 2011.

2. Noerjanto M. Masalah-masalah Dalam Diagnosis Stroke Akut. Dalam:
Soetedjo, Sukoco, editors. Neurology Update: Management of Acute
Stroke. Semarang: BP UNDIP; 2002. p. 1-20.

3. Suroto. Berbagai Aspek Biomolekuler Dari Stroke Iskemik Akut. Dalam:
Soetedjo, Sukoco, editors. Neurology Update: Management of Acute
Stroke. Semarang: BP UNDIP; 2002. p. 21-38.

4. J Iskandar. Panduan Praktis : Pencegahan dan Pengobatan Stroke. Jakarta : PT.
BIP; 2002. p. 4-61, 85-116

5. Noerjanto M. Stroke Non Hemoragik. Dalam: Hadinoto S, Setiawan,
Soetedjo, editors. Pengelolaan Mutakhir Stroke. Semarang: BP
UNDIP;1992. p. 29-45
6. Aliah A, Kuswara F F, Limoa A, Wuysang G. Gambaran
umum tentang gangguan peredaran darah otak dalam Kapita selekta neurology
cetakan keenam editor Harsono. Gadjah Mada university press, Yogyakarta.
2007. Hal: 81-115.
7. Sutrisno, Alfred. Stroke? You Must Know Before you Get It!. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama. 2007. Hal: 1-13

8. Hassmann KA. Stroke, Ischemic. [Online]. Cited 2010 May 1
st
available
from:http://emedicine.medscape.com/article/793904-diagnosis

Anda mungkin juga menyukai