Anda di halaman 1dari 3

nama: azri

tanggal pelaksanaan: 26/7/2022


nama sekolah/UKS: SMK N 2 sibolga, SMP N 2 sibolga, MTS Muhammadiyah 16 sibolga
Judul laporan kegiatan: edukasi bahaya merokok dan kesehatan reproduksi
latar belakang:
faktor yang mempengaruhi keinginan remaja untuk merokok adalah faktor orang tua,
faktor teman dan faktor lingkungan. Apabila faktor tersebut diberikan edukasi dengan
menggunakan media edukasi kesehatan yang tepat maka remaja akan mendapatkan
pengetahuan yang baik untuk mencegah (preventif) perilaku yang tidak sehat dari
merokok tersebut. Merokok merupakan masalah yang belum bisa terselesaikan hingga
saat ini. Merokok sudah melanda berbagai kalangan, dari anak-anak sampai orang
dewasa, laki-laki maupun perempuan. Perokok terbesar adalah remaja di dominasi oleh
kalangan pelajar yang di mulai dari ikut-ikutan merokok hingga tercandu terhadap rokok
tersebut. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju ke
masa dewasa. Masa remaja disebut juga sebagai masa pancaroba yang penuh gejolak
dan keadaan yang tak menentu. Keadaan ini terjadi karena di satu pihak remaja ingin
dianggap sudah bukan anak-anak lagi, tetapi di lain pihak remaja masih bergantung pada
orang tua. Hal inilah yang menyebabkan remaja mengalami krisis identitas diri.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh,
tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem,
fungsi dan proses reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah/madrasah
sangat penting mengingat belum tersosialisasikannya secara menyeluruh cara perawatan
kebersihan organ reproduksi, perilaku seksual pranikah, kehamilan anak yang berisiko
dan masalah reproduksi pada peserta didik saat ini dan setelah dewasa. Pendidikan
kesehatan reproduksi bagi anak usia sekolah lebih menekankan kepada proses
pertumbuhan dan perkembangan untuk mencapai dewasa sehat dan mengasah
kemampuan/daya tangkal peserta didik untuk menghindarkan diri dari perilaku berisiko
atau pengaruh luar yang akan berdampak negatif bagi kesehatan mereka khususnya
kesehatan reproduksi.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menjadi landasan semua perundang-undangan yang ada menjamin setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir, batin, dan sehat. Undang-Undang No 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan mengamanahkan bahwa setiap orang berhak memperoleh informasi,
edukasi, dan konseling mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan

gambaran pelaksanaan: 
pada hari selasa tanggal 26/7/2022, puskesmas Pintu angin Sibolga bersama dengan
beberapa UKS sekolah yang berada di wilayah Sibolga, melakukan kegiatan pengenalan
tentang bahaya merokok dan kesehatan reproduksi diusia pertumbuhan. kegiatan dibuat
menjadi tim yang berisikan dokter intersip dan beberapa tenaga kesehatan puskesmas
yang bekerjasama dengan sekolah. 
kegiatan dimulai pukul 08:00, ini melibatkan siswa dan siswi sekolah dan diambil dari
masing-masing perwakilan kelas maupun dikumpulkan disatu tempat untuk dilakukan
pemaparan. setelah pemaparan oleh dokter internsip, akan ada dipersilahkan bertanya
oleh siswa siswi mengenai materi yang diberikan dan bersifat diskusi. pertanyaan
berisikan keluh kesah dan ketidaktahuan mereka. seluruh kegiatan dilakukan dibeberapa
sekolah hingga siang hari  dan mengikuti jadwal kelas. 

nama: micha 
tanggal pelaksanaan: 26/7/2022
nama sekolah/UKS: SMK N 2 sibolga 
Judul laporan kegiatan: pemberian tablet penambah darah 
latar belakang:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2011) menjelaskan bahwa PHBS diterapkan
pada lima sistem sosial, yaitu rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat
umum dan fasilitas kesehatan. Salah satu bentuk PHBS di insitusi pendidikan ialah minum
tablet tambah darah (TTD) (Kemenkes RI, 2011) yang diberikan oleh puskesmas-
puskemas melalui program pemberian TTD. Melalui program pemberian TTD pada
remaja putri diharapkan dapat berkontribusi dalam memutus lingkaran malnutrisi
antargenerasi (Nuradhiani dkk., 2015), memutus mata rantai terjadinya stunting,
mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi (Direktorat Gizi Masyarakat,
2016a). Kesadaran mengonsumsi TTD secara berkala dan berkelanjutan menunjukkan
bahwa remaja putri telah menerapkan PHBS di lingkungan sekolah.

gambaran pelaksanaan: 
Puskesmas Pintu angin sebagai salah satu fasilitas kesehatan di kecamatan Sibolga utara
yang menjalankan Pemberian TTD pada Remaja Putri. Melaksanakan program
pemberian TTD di SMK Negeri 2 di Kecamatan Sibolga utara.Remaja putri usia 12 – 18
tahun yang menjadi sasaran program tersebut akan mudah dijangkau melalui kerjasama
dengan perwakilan UKS di SMK N 2 sibolga. 
kegiatan dimulai pada hari selasa, tanggal 26 juli 2022, dengan memberikan pengenalan
tentang tablet tambah darah yang akan diberikan kepada siswi oleh dokter internsip. hal
yang disampaikan sekitar menstruasi, efek yang ditimbulkan, manfaat konsumsi tablet
tambah darah yang diharapkan menjadi dorongan untuk konsumsi tablet tambah darah.
sebelum pembagian tablet tambah darah, ada sesi tanya jawab dengan siswi mengenai
hal yang disampakaikan. 

nama: arif
tanggal pelaksanaan: 26/7/2022
nama sekolah/UKS: SMP N 4 sibolga dan SMA PGRI sibolga 
Judul laporan kegiatan: edukasi bahaya merokok dan kesehatan reproduksi
latar belakang:
faktor yang mempengaruhi keinginan remaja untuk merokok adalah faktor orang tua,
faktor teman dan faktor lingkungan. Apabila faktor tersebut diberikan edukasi dengan
menggunakan media edukasi kesehatan yang tepat maka remaja akan mendapatkan
pengetahuan yang baik untuk mencegah (preventif) prilaku yang tidak sehat dari merokok
tersebut. Merokok merupakan masalah yang belum bisa terselesaikan hingga saat ini.
Merokok sudah melanda berbagai kalangan, dari anak-anak sampai orang dewasa, laki-
laki maupun perempuan. Perokok terbesar adalah remaja di dominasi oleh kalangan
pelajar yang di mulai dari ikut-ikutan merokok hingga tercandu terhadap rokok tersebut.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju ke masa
dewasa. Masa remaja disebut juga sebagai masa pancaroba yang penuh gejolak dan
keadaan yang tak menentu. Keadaan ini terjadi karena di satu pihak remaja ingin
dianggap sudah bukan anak-anak lagi, tetapi di lain pihak remaja masih bergantung pada
orang tua. Hal inilah yang menyebabkan remaja mengalami krisis identitas diri.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh,
tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem,
fungsi dan proses reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah/madrasah
sangat penting mengingat belum tersosialisasikannya secara menyeluruh cara perawatan
kebersihan organ reproduksi, perilaku seksual pranikah, kehamilan anak yang berisiko
dan masalah reproduksi pada peserta didik saat ini dan setelah dewasa. Pendidikan
kesehatan reproduksi bagi anak usia sekolah lebih menekankan kepada proses
pertumbuhan dan perkembangan untuk mencapai dewasa sehat dan mengasah
kemampuan/daya tangkal peserta didik untuk menghindarkan diri dari perilaku berisiko
atau pengaruh luar yang akan berdampak negatif bagi kesehatan mereka khususnya
kesehatan reproduksi.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menjadi landasan semua perundang-undangan yang ada menjamin setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir, batin, dan sehat. Undang-Undang No 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan mengamanahkan bahwa setiap orang berhak memperoleh informasi,
edukasi, dan konseling mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan

gambaran pelaksanaan: 
pada hari selsa tanggal 26/7/2022, puskesmas Pintu angin sibolga bersama dengan
beberapa UKS sekolah yang berada di wilayah Sibolga, melakukan kegiatan pengenalan
tentang bahaya merokok dan kesehatan reproduksi diusia pertumbuhan. kegiatan dibuat
menjadi tim yang berisikan dokter intersip dan beberapa tenaga kesehatan puskesmas
yang bekerjasama dengan sekolah. 
kegiatan dimulai pukul 08:00, ini melibatkan siswa dan siswi sekolah dan diambil dari
masing-masing perwakilan kelas maupun dikumpulkan disatu tempat untuk dilakukan
pemaparan. setelah pemaparan oleh dokter internsip, akan ada dipersilahkan bertanya
oleh siswa siswi mengenai materi yang diberikan dan bersifat diskusi. 

nama: supandi
tanggal pelaksanaan: 2/8/2022
nama sekolah/UKS: SDN 081226 sibolga utara
Judul laporan kegiatan: pemberian tablet cacing rutin 
latar belakang:
Program Pemberian Obat cacing pada anak adalah salah satu Program Pemerintah yang
wajib dilaksanakan. Idealnya pemberian obat cacing dilakukan satu tahun 2 kali, atau
enam bulan sekali,” yang bertujuan untuk membebaskan atau menurunkan angka
penyakit kecacingan pada anak usia prasekolah dan anak usia sekolah melalui pemberian
obat cacing terintegrasi. Pemberian Obat cacing ini dilaksanakan di Posyandu, PAUD, TK
dan SD yang berada diwilayah kerja Puskesmas setempat. Prevalensi Cacingan di
Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang
kurang mampu, dengan sanitasi yang buruk. Prevalensi Cacinganbervariasi antara 2,5% -
62%. 
Pemberian obat cacing yang rutin 6 (enam) bulan sekali yaitu bulan Februari dan Agustus
dengan dosis 400 Mg atau 1 (satu) tablet pada anak di atas 1 (satu) tahun, efek
sampingnya yaitu diare, mual, muntah, sakit kepala, dan nyeri perut.

gambaran pelaksanaan: 
Puskesmas Pintu angin Sibolga, pada hari selasa 2 agustus 2022 melakukan tugas
lapangan berupa pemberian tablet cacing di sekolah SDN 081226 sibolga utara. hal ini
sudah rutin dilakukan dan bekersama dengan pihak sekolah. tablet diberikan ke kelas 1
sampai kelas 6 SD. sebelum pemberian tablet cacing, dokter internsip memberikan sedikit
edukasi kepada siswa dan siswi. 

Anda mungkin juga menyukai