Anda di halaman 1dari 2

BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP

Pelayanan Kesehatan Keluarga

KB Pil (Pasien 1)

Tanggal Kegiatan 30 – 12 – 2022

Judul Laporan Kegiatan Pelaksanaan KB Pil

Identitas Pasien Ny.IM (41 Tahun)

Pelayanan kontrasepsi adalah serangkaian kegiatan meliputi pemberian


Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE), konseling, penapusan kelayakan medis, pemberian
kontrasepsi, pemasangan atau pencabutan, dan penanganan efek samping atau komplikasi
dalam upaya mencegah kehamilan. Pelayanan kontrasepsi meliputi kondom, pil, suntik,
implan, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), tubektomi dan vasektomi. Pelayanan KB
termasuk upaya promotif dan preventif dengan alat kontrasepsi disediakan oleh BKKBN
bagi seluruh pasangan usia subur (PUS) peserta JKN (Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 71 Tahun 2013 tentang JKN). UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa pembangunan keluarga
adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas dalam lingkungan yang sehat, dan Keluarga
Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal hamil,
melahirkan, melalui promosi dan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.
Tujuan dari KB adalah untuk menunda kehamilan, menjarangakan kehamilan, dan
menghentikan memiliki anak.

Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan esetimasi jumlah penduduk


terbanyak sebesar 249 juta jiwa menurut World Population Data Sheet 2013. Data SKDI

Latar Belakang 2012 menujukkan tren peningkatan pengunaan kontrasepsi sejak 1991-2017 (50% menjadi
64%) dan sejalan untuk menurunkan angka fertilitas atau Total Fertility Rate (TFR)
Indonesia sebesar 2,6, meskipun masih di atas rata-rata TFR negara ASEAN yaitu 2,4. Data
BKKBN menunjukkan KB aktif diantara PUS tahun 2019 sebesar 62,5% mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 63,27%, sementara target RPJMN tahun 2019
sebesar 66%. Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 belum mencapai target RPJMN yaitu
sebesar 64,8% dengan cakupan KB Kota Kediri pada tahun 2019 sebesar 73,3%.

Pola pemilihan jenis alat kontrasepsi secara nasional menujukkan sebagaian besar
peserta KB aktif memilih suntikan (63,7%) dan pil (17,0%) yang merupakan jenis KB
jangka pendek sehingga pengendalian kehamilan lebih rendah. Sedangkan data KB Kota
Kediri tahun 2019 sebagian besar memilih KB suntikan (50,5%) dan KB jenis implan,
MoU, dan AKDR memiliki persentase hampir setara.

Kurangnya capaian peserta KB baru yaitu akibat kondisi pandemi sehingga


berpengaruh pada berkurangnya kunjungan ke puskesmas, serta adanya ketakutan akan efek
samping KB yaitu menjadi gemuk atau menstruasi tidak teratur. Sedangkan kesenjangan
pada variabel KB pasca salin diakibatkan sebagian ibu di masa nifas belum siap untuk
dilakukan KB.

Gambaran Pelaksanaan Penyelenggaraaan pelayanan KB dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1. Pendaftaran
2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien
3. Pemberian komunikasi-informasi-edukasi (KIE) dan konseling terkait KB termasuk

MUHAMMAD RIZKI RAMADANA


pemilihan jenis alat kontrasepsi dan efek samping
4. Intervensi dengan pemberian KB sesuai pilihan pasien setelah dilakukan konseling

Pelaksanaan:

Metode intervensi : Pelayanan KB Pil di Poli KIA Puskesmas Lut Tawar

Waktu : 30-12-2022

Identitas : Ny.IM (41 tahun)

Cara Pemberian : Pemberian Mini Pil dengan jenis 28 hari dapat dimulai kapan saja atau
segra setelah konsultasi dan dikonsumsi 1 kali sehari selama sebulan penuh.

Monitoring

- Melakukan KIE dan konseling tentang KB meliputi pengertian, manfaat dan tujuan,
serta pemilihan alat kontrasepsi
- Melakukan pemberian dan pemantauan kontrasepsi sesuai pilihan pasien

Evaluasi:

- Evaluasi status kesehatan pasien serta konseling untuk pemilihan alat kontrasepsi
dengan mempertimbangkan status kesehatan, jumlah anak, dan usia
- Edukasi dan manajemen efek samping dari alat kontrasepsi

MUHAMMAD RIZKI RAMADANA

Anda mungkin juga menyukai