PELAYANAN KESEHATAN
JIWA
KESEHATAN
Health is state of complete physical,
mental, and social wellbeing, not
merely the absence of disease or
infirmity. The enjoyment of the highest
attainable standard of health is one of
the fundamental rights of every human
being without distinction of race,
religion, political belief, economic, or
social condition (WHO)
KESEHATAN
Adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. (UU No 23 th
1992)
KESEHATAN JIWA
Mental health is a state of wellbeing in
which the individual realises his or her
own abilities, can cope with normal
stress of life, can work productively and
fruitfully, and is able to make a
contribution to his or her community.
MASALAH KESWA
Kriminal/kekerasan
Kecelakaan/bunuh diri
Perceraian/masalah
RT
Penganiayaan anak
Perjudian/sex bebas
Konflik/bencana
Individu Kenakalan remaja
Keluarga Narkoba/HIV/AIDS
Masyarakat Tawuran
Ekonomi sulit
EKONOMI K
GANGGUAN
KESEHATAN JIWA
PRODUKTIVITAS K
CIRI SEHAT JIWA
Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya
Mampu menghadapi stress kehidupan yang
wajar
Mampu bekerja produktif dan memnuhi
kebutuhan hidupnya
Dapat berperan serta dlm lingkungan
hidupnya
Menerima baik apa yg ada pd dirinya
Merasa nyaman bersama org lain
RUANG LINGKUP MASALAH
KESWA
Masalah gangguan jiwa (PPDGJ III/ICD 10)
Masalah psikososial (gelandangan psikotik,
anak jalanan, penyalahgunaan napza, tindak
kekerasan sosial, dll)
Masalah perkembangan mns yg harmonis dan
peningkatan kualitas hidup (siklus hidup:
menikah, usila; peny. Menahun; pemukiman
sehat; pindah tpt tinggal)
LINGKUP KEP KESWA
SEHAT PSIKO DISORDER
(HEALTHLY) (GGN.)
SOSIAL
Anak Individu Individu Individu
(Child) Family Family Family
Group Group Group
Dewasa Individu Individu Individu
(Adult) Family Family Family
Group Group Group
Lansia Individu Individu Individu
(Eldery) Family Family Family
Group Group Group
GANGGUAN JIWA
Sindroma atau pola perilaku yang secara
klinis bermakna yang berkaitan langsung
dengan distress dan menimbulkan hendaya
pada satu atau lebih fungsi kehidupan
manusia.
Dipengaruhi/disebabkan oleh 3 faktor:
organobiologi, psikoedukatif, sosiokultural.
Jenis: 100 (F.00 – F 99)
PREVALENSI GANGGUAN
JIWA
Di dunia: 400 juta penderita gangguan
kesehatan jiwa
Di Indonesia: 264 / 1000 anggota
rumah tangga.
Merupakan masalah kesehatan
masyarakat (prevalensi > 100/1000)
Akan bertambah seiring peningkatan
stresor kehidupan
Global Burden of Disease
9
Penelitian Bank Dunia:
8
Beban yang harus
ditanggung akibat 7
penyakit (Global Burden 6
of Disease) pada tahun
5
1995 di beberapa negara:
8,1 % masalah kesehatan 4
jiwa,
3
tuberkulosis 7,2%
kanker 5,8% 2
penyakit jantung 4,4 % 1
malaria 2,6 %
0
Tahun 1995, 16
14
8,1% 12
Tahun 2000, 10
8
12,3% 6
Tahun 2020, 4
2
15% 0
1995 2000 2020
(angka proyeksi)
Status kesehatan jiwa Global
laporan WHO 2001
25% penduduk
pernah mengalami ggn
mental dan perilaku,
hanya
40%
yang terdiagnosis
10% populasi orang dewasa
pernah mengalami ggn mental dan
perilaku
60
140
40 gangguan mental
20
anak usia sekolah
sebesar per 1000 art
0
> 15 < 15 104
Prevalensi Gangguan Jiwa per 1000
ART
Psikosis 3
Demensia 4
Retardasi Mental 5
Masyarakat
Indonesia: 105 di
antara 180 negara
(WHO 2001)
Di Indonesia laporan gangguan jiwa
yang datang berobat ke Puskesmas
kurang dari 2% dari jumlah kunjungan
(Data SP2TP 1999)
Tambora (1985): 28 %
Aceh (2002) 51,1%
Penelitian Bandung (2003): 36%
WHO (2001) 30-50%
PROPORSI JENIS GG JIWA
Mental addiction: 44%
Mental capacity deficit: 34%
Mental dysfunction: 16,2%
Mental disintegration: 5,8%
Survey kesehtan mental rumah tangga
1995: 185/1000 pddk dewasa
mengalami gg jiwa
KESEHATAN JIWA
Disabilities Adjusted Life Years (DALYs) ~
ukuran disease burden: WHO – masalah
keswa 8,1% “Global Burden of Disease” (>
TBC, > kanker, > Penyk jantung, > malaria)
Status keswa dpt diukur dr HDI (Human
Development Index) ~ Indonesia peringkat
105 dari 180 negara.(th 1999)
3 domain HDI: kesehatan, pendidikan, dan
ekonomi.
JANGKAUAN DAN SARANA
PELAYANAN KESWA
Blm memadai utk 202 jt (RSJ 33, RSKO
1, BPKJM di setiap prov)
28% pengunjung PKM gejala gg jiwa
80% blm terdeteksi oleh PKM
TENAGA KESEHATAN JIWA
SpKJ : 76% Standar
Perawat: 36% standar
Penyebaran tidak merata
PERAN SERTA MASYARAKAT
DLM KESWA
Kurang krn: ketidaktahuan dan
keengganan; stigma negatif thd gg jiwa
Hrs ada political will dr pemerintah utk
penyuluhan yg ekstensif dan intensif di
masyarakat
Perlu sosialisasi upaya keswa yg
dilakukan oleh LSM atau swasta
KECENDERUNGAN
EKSTERNAL
Globalisasi ~ peningkatan arus komunikasi ~
perubahan nilai sosial ~ butuh kapasitas
adaptasi dan koping ~ rentan stress ~ butuh
peningkatan pelayanan keswa.
Transformasi masy ~ transisi epidemiologi
masalah keswa ~ NAPZA, HIV?AIDS, trauma
kekerasan
Demokratisasi dan keadilan sosial ~
kemajuan berbangsa dan bernegara ~
bantuan masyarakat dan pemerintah.
KECENDERUNGAN INTERNAL
Tuntutan tinggi, penyediaan terbatas ~
rentan
Sistem yankes blm jelas, penyediaan
yankes terbatas ~ muncul swasta profit
~ mengurangi hak thd yankes
UU Kes No 23/1992 perlu PP.
ISU-ISU STRATEGIS
“Get between the existing morbidity and
available services” padahal mental illness are
treatable and wellbeing is achievable.
Program keswamas blm prioritas
Pembiayaan keswa <<<
Sentraliasasi administrasi dan struktur
manajemen progkeswa < fleksibel
Blm ada PP keswa
Tenaga profesional terbatas dan tdk merata.
KEBIJAKAN KESEHATAN JIWA
In patient Out patient
Peran petugas Peran masyarakat
penting utama
Kuratif dan Preventif dan
rehabilitatif
promotif
Pembiayaan
masyarakat kecil Oleh masyarakat
Tenaga apa JPKM
adanya Tenaga profeional
TATANAN PELAYANAN
KESEHATAN JIWA
T. TRADISIONIL T. MASA DEPAN
Rumah Sakit Jiwa Keswamas: di
Puskesmas
dan RSU
Keswa rujukan: RSJ,
RSKO
PEMBERI PELAYANAN
YG Lalu: Yg akan datang:
Masyarakat porsi Masyarakat
profesional tenaga
Jumlah terbatas Jumlah dicukupi
Pelayanan ditingkatkan
berdasarkan Pelayanan
rutinitas profesional
KEPERAWATAN JIWA
“A specialized area of nursing practice,
employing the wide range of
explanatory theories of human behavior
as its science and purposeful use of self
as its art” (ANA, 2000)
ELEMEN PERAN
KEPERAWATAN
Klinikus: mampu memberikan asuhan dan
pelayanan di tatanan klinik.
Advokasi: memberikan perlindungan kepada
klien dan keluarga.
Legal dan etis: mentaati kode etik dan
hukum yang berlaku.
Tanggung jawab sosial: mampu
mempertanggungjawabkan terhadap
masyarakat.
ELEMEN PERAN
KEPERAWATAN
Kolaborasi antar disiplin: bisa bekerja
sama dengan disiplin ilmu lain (profesi
kesehatan lain) demi pelayanan yang
komprehensif dan profesional.
Tanggung jawab fiskal: mampu
memberikan pelayanan yang efektif dan
efisien secara keuangan.
FALSAFAH KEPERAWATAN
JIWA
Individu memiliki harkat dan martabat
Tujuan individu adl tumbuh dan berkembang
Setiap individu memiliki potensi berubah
Setiap orang berfungsi holistik (berinteraksi
dan bereaksi thd lingkungan)
Semua org memiliki kebutuhan dasar
Semua perilaku bermakna
Perilaku terdiri dari: persepsi, pikiran,
perasaan, dan tindakan.
FALSAFAH KEPERAWATAN
JIWA
Kapasitas koping individu bervariasi
Sakit menjadi pengalaman bertumbuh
bagi individu
Semua org berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan
Kesehatan jiwa mpk komponen penting
Setiap org berhak menentukan diri
sendiri
FALSAFAH KEPERAWATAN
JIWA
Tujuan askep: meningkatkan
kesehatan, memaksimalkan fungsi, dan
meningkatkan aktualisasi diri
Hub interpersonal dpt menghasilkan
perubahan dan pertumbuhan bagi
individu
SETTING PELAYANAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Inpatient: di rumah sakit, rawat inap.
Partial: perawatan paroh hari. Daycare atau
night care.
Outpatient: rawat jalan
Residential: kunjungan ke panti-panti
rehabilitasi mental.
Home: memberikan perawatan di rumah,
melalui home visit dan home care.
Levels of Care & Intervention
low high
1
Mental hospital
Frequency Costs
of need Psychiatric service at
2
general hospital/clinics
6
Self and family care
high low
Quantity of services needed
(Maramis A, 2005; adapted from van Ommeren, 2005)
BENTUK PELAYANAN KESWA
Prevensi Primer: promotif dan
preventif.
Prevensi Sekunder: kuratif
Prevesi Tertiary: rehabilitatif