Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

Nama:Maria Anjelina Azi Meli


Kelas:2021E
NPM:21201139

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIKA SANTO PAULUS RUTENG

TREND DAN ISU KEPERAWATAN JIWA

a. Pengertian Trend

Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa,
trend juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang
terjadi pada saat ini biasanya sedang populer dikalangan masyarakat. Trend
adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta.
b. Pengertian Issue

Issue adalah suatu peristiwa yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi
pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, sosial, politik, dll. Issue
adalah sesuatu yang sedang banyak dibicarakan oleh masyarakat akan tetapi
Pengertian T kebenarannya belum dapat dibuktikan.

c. Trend dan issue keperawatan


Trend dan issue keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak
orang mengenai praktek keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak,
dan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etik dalam keperawatan.

D.Trend Dalam Keperawatan Jiwa

Trend dalam keperawatan jiwa adalah masalah yang sedang hangat dibicarakan
dan dianggap penting. Masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan
yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional
maupun global. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
Dahulu bila berbicara masalah kesehatan jiwa biasanya dimulai pada saat onset
terjadinya sampai klien mengalami gejala – gejala. Di Indonesia banyak
gangguan jiwa terjadi mulai pada usia 19 tahun dan jarang sekali melihat
fenomena masalah kejiwaan sebelum anak lahir.

Perkembangan terkini menyimpulkan bahwa masalah kesehatan jiwa harus


dimulai dari masa konsepsi bahkan harus dimulai dari masa pranikah. Banyak
penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan masa didalam kandungan
dengan kesehatan fisik dan mental seseorang dimasa yang akan datang.

Marion Cleves meneliti tentang tikus-tikus yang hamil. Beberapa tikus hamil
yang diberikan stimulasi aliran listrik rendah, cahaya, suara dan jebakan-
jebakan menunjukkan banyaknya percabangan dendrite sebagai prasyarat
kecerdasan. Setelah dibandingkan dengan kelompok kontrol ternyata
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Demikian juga penelitian – penelitian
yang dilakukan di hospital Bangkok Thailand, pada bayi-bayi yang mendapat
prenatal care yang baik dan stimulasi sejak dalam kandungan. Ternyata bayi
tersebut mampu berbicara, berkomunikasi, menirukan suara, menyebut kata
pertama dan senyum.

Hal ini didukung oleh penemuan Beartiz Manrique (Presiden the Venezuela
Ministry for the Development of Intelligence) dalam penelitian pada 600 bayi,
ternyata stimulasi sejak dalam kandungan dapat meningkatkan kemampuan
adaptasi, attachment, dan bahasa.

Medrick membuktikan bahwa Ibu hamil yang pada saat epidemi virus Influenza
pada tahun 1957 sedang menjalani trimester dua kehamilan, janin mereka
mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita skizofrenia di kemudian
hari. Penemuan penting ini menunjukkan bahwa lingkungan luar yang terjadi
pada waktu yang tertentu dalam kandungan dapat meningkatkan risiko
menderita skizofrenia.
Mednick menghidupkan kembali teori perkembangan neurokognitif, yang
menyebutkan bahwa pada penderita skizofrenia terjadi kelainan perkembangan
neurokognitif sejak dalam kandungan. Beberapa kelainan neurokognitif seperti
berkurangnya kemampuan dalam mempertahankan perhatian, membedakan
suara rangsang yang berurutan dan gangguan fungsi yang sering dijumpai pada
penderita skizofrenia.

Dipercaya kelainan neurokognitif di atas didapat sejak dalam kandungan dan


dalam kehidupan selanjutnya diperberat oleh lingkungan, misalnya tekanan
berat dalam kehidupan, infeksi otak, trauma otak atau terpengaruh zat-zat yang
mempengaruhi fungsi otak seperti narkoba. Kelainan neurokognitif yang telah
berkembang ini menjadi dasar dari gejala-gejala skizofrenia seperti halusinasi,
kekacauan proses pikir, waham delusi, perilaku yang aneh dan gangguan emosi.
E.Peningkatan masalah kesehatan jiwa
Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi, penderita tidak lagi didominasi
masyarakat kelas bawah tetapi juga kalangan pejabat dan masyarakat menengah
ke atas memiliki gangguan psikotik dan depresif. Klien gangguan jiwa dari
kalangan menengah ke atas, sebagian besar disebabkan oleh ketidakmampuan
dalam mengelola stress dan juga kasus mereka yang mengalami post power
syndrome akibat dari pemecatan atau mutasi jabatan.
Menurut Riskesdas (2018) terdapat adanya peningkatan prevalensi gangguan
jiwa skizofrenia atau psikosis dari tahun 2013 sebanyak 1.7% menjadi 7% pada
tahun 2018. Sama halnya dengan prevalensi gangguan mental emosional pada
penduduk >15 tahun pada tahun 2013 sebanyak 6% kemudian meningkat pada
tahun 2018 menjadi 9.8%.

Kondisi lingkungan yang semakin keras, dapat menjadi penyebab meningkatnya


jumlah masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan. Apalagi untuk
individu yang rentan terhadap kondisi lingkungan dengan tingkat kemiskinan
terlalu menekan. Selain itu kasus neurosis pada anak dan remaja, juga
menunjukkan kecenderungan meningkat.
Neurosis adalah bentuk gangguan kejiwaan yang mengakibatkan penderitanya
mengalami stress, kecemasan yang berlebihan, gangguan tidur, dan keluhan
penyakit fisik yang tidak jelas penyebabnya.
 Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa
Terjadinya konflik dan lilitan ekonomi berkepanjangan merupakan salah
satu pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan
kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organization
(WHO) masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang
sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO memperkirakan
sebanyak 450 juta orang diseluruh dunia mengalami gangguan mental,
terdapat sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan
25% akan mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya.
Gangguan jiwa kemungkinan akan terus berkembang di tahun 2030.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 dilaporkan, prevalensi


gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia 1,7 per 1000 jiwa,
sedangkan di Kaltim 1,4 per 1000 jiwa. Setidaknya tercatat 10.597 pasien
yang mengalami gangguan jiwa pada tahun 2012. Angka lalu meningkat
pada tahun 2013 sekitar 13,4% atau mencapai 13.893 pasien (Kemenkes
RI, 2013).
 Kecenderungan penyakit jiwa
Tahun 2020 diseluruh dunia akan terjadi pergeseran penyakit, dimana
penyakit infeksi akan dapat dikendalikan dan masalah jiwa akan menjadi
The Global Burden of Disease adanya indikator baru yakni Disability
Adjusted Life Year (DALY) sehingga diketahui bahwa gangguan jiwa
merupakan masalah kesehatan utama secara internasional.

Perubahan sosial ekonomi yang cepat dan situasi sosial politik yang tidak
menentu menyebabkan semakin tingginya angka pengangguran,
kemiskinan dan kejahatan sehingga dapat meningkatkan angka kejadian
krisis dan gangguan di kehidupan.

Meningkatnya Post Traumatic Stress Disorder


Trauma yang katastropik, yaitu trauma diluar rentang pengalaman trauma
yang umum di alami manusia dalam kejadian sehari – hari dan
mengakibatkan stress berkepanjangan.

Trauma bukan gejala kejiwaan yang bersifat individual, trauma muncul


sebagai akibat saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi
tentang peristiwa yang mengguncang kejiwaan. Lingkup kesehatan jiwa
sangat luas dan kompleks, juga saling berhubungan dengan segala aspek
kehidupan manusia.
 Meningkatnya masalah psikososial
Lingkup kesehatan jiwa sangat luas dan kompleks, juga saling
berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia. Masalah
psikososial yaitu masalah atau kondisi yang terjadi pada individu yang
mencakup aspek psikis dan social atau sebaliknya (Chaplin, 2011).

Masalah psikososial menurut SDKI, (2016) adalah berduka, ansietas,


keputusasaan, ketidakberdayaan, gangguan citra tubuh, harga diri rendah
situasional atau kronis, gangguan persepsi sensori, koping tidak efektif,
penurunan koping keluarga dan risiko bunuh diri. Masalah psikososial ini
disebabkan oleh beberapa hal seperti :
1.Masalah anak remaja (tawuran dan kenakalan).
2.Penyalahgunaan narkotika dan psikotropik.
3.Masalah seksual (penyimpangan seksual, pelecehan seksual dll)
4.Tindak kekerasan sosial (kemiskinan, penelantaran tidak diberi nafkah,
korban kekerasan pada anak, dll)
5.Stress pasca trauma (Stress pasca trauma (gangguan emosional,
berulang kali mengalami pengalam traumatic, bencana alam, kekerasan,
penyerangan atau penganiayaan fisik atau seksual termasuk pemerkosaan
dan terorisme)
6.Migrasi (masalah psikis atau kejiwaan akibatt perubahan social seperti
cemas,depresi )
7.Masalah usia lanjut yang terisolasi
8.Masalah kesehatan tenaga kerja ditempat kerja penurunan
produktifitas,serta stress ditempat krja.
9.Trend bunuh diri.
Bunuh diri adalah perbuatan menghentikan hidup sendiri yang dilakukan
oleh individu itu sendiri atau atas permintaannya. Alasan atau motif
bunuh diri bermacam-macam, namun biasanya didasari oleh rasa bersalah
yang sangat besar, karena merasa gagal untuk mencapai sesuatu harapan.
Tahun 2012, diketahui ada 9.106 orang di Indonesia yang meninggal
dunia akibat bunuh diri. Sebelumnya, pada periode 1990-2016,
jumlahnya sebanyak 8.580 jiwa.

Trend dalam keperawatan jiwa diantaranya adalah : kesehatan jiwa


dimulai dari masa konsepsi, peningkatan masalah kesehatan jiwa,
kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa, kecenderungan situasi di
era globalisasi, globalisasi dan perubahan orientasi sehat, kecenderungan
penyakit jiwa, jaminan Hak Asasi Manusia (HAM) penderita gangguan
jiwa dan dominan dalam perawatan medis dan kurang memperhatikan
kebutuhan psikologis.
Dalam menghadapi trend dan issue terkait keperawatan jiwa. Fokus
pelayanan keperawatan jiwa berbasis pada komunitas (community based
care) dengan memberi penekanan pada preventif dan promotif.
Peningkatan IPTEK yang sangat cepat, perlu peningkatan dalam bidang
ilmu yang telah ada dan mengadakan program spesialisasi keperawatan
jiwa dan dalam rangka menjaga mutu pelayanan yang diberikan dan
untuk melindungi konsumen, sudah saatnya ada “licence” bagi perawat
yang bekerja di pelayanan.

Indonesia dan masyarakat dunia saat ini masih disibukkan dengan wabah
pandemi virus corona (Covid-19). Peningkatan jumlah kasus dan dampak
pandemi dirasakan oleh semua lapisan masyarakat termasuk keluarga
sebagai unit terkceil. Kehadiran Covid-19 adalah stressor bagi
masyarakat yang dapat berdampak pada kesehatan jiwa dan psikososial.
Depresi dan kecemasan tentang suatu penyakit menyebabkan gangguan
emosi yang kuat, baik terhadap orang dewasa maupun anak-anak.
Dukungan perawat kepada keluarga dalam memberikan edukasi serta
peningkatan ketahanan kesehatan jiwa dan psikososial merupakan
prioritas di masa pandemi saat ini. Data PSDKJI tentang kesehatan
mental selama pandemi Covid-19 tercatat 66% depresi, 63% mengalami
kecemasan dari 1.552 responden. Tujuan Kegiatan ini adalah
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengatasi masalah
psikososial bagi keluarga pada masa pandemi. Adapun kegiatan yang
dilakukan yakni pemberian edukasi disertai latihan relaksasi. Penurunan
kecemasan pada peserta dari 9 (30%) menjadi 2 (7%) orang setelah
diberikan edukasi dan latihan relaksasi.

baru-baru ini mengklasifikasikan perbedaan gender, atau dorongan untuk


mengekspresikan gender seseorang dengan cara yang menyimpang dari
norma gender-budaya dalam hal gender, sebagai penyakit mental. Selama
ini sistem pendidikan gagal memberikan informasi yang komprehensif
tentang isu-isu LGBT. Pendidikan seksualitas yang komprehensif dan
terstruktur tidak diberikan atau tidak tersedia di lingkungan sekolah
resmi. Pentingnya masalah ini tidak diakui oleh otoritas pemerintah di
bidang pendidikan formal, dan tidak dilihat sebagai sesuatu yang akan
mendorong kaum muda untuk melakukan seks pranikah. Kaum lesbian,
gay, biseksual, atau transgender (LGBT) diklasifikasikan sebagai
pelanggar profil tinggi dengan persyaratan kesehatan dan psikososial
yang kompleks. Adalah topik yang sangat kontroversial, tidak hanya di
kalangan akademis, tetapi juga dalam kehidupan kita sehari-hari. LGBT
sering disalahpahami dan diabaikan sebagai topik minor dalam penelitian
ilmiah, terutama di kalangan umat beragama yang telah mengeluarkan
fatwa yang menyatakan LGBT sebagai komoditas yang haram.
Alasannya sederhana: LGBT adalah jenis keanehan yang aneh dan upaya
untuk melawan kehendak Tuhan. Bagian fisik dari perawatan kesehatan
seksual untuk orang-orang LGBT ditekankan. Sebagian besar layanan ini
terbatas pada pencegahan dan pengobatan HIV dan penyakit menular
seksual (PMS) lainnya. Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender
(LGBT) diklasifikasikan sebagai penjahat berisiko tinggi dengan
persyaratan kesehatan dan psikososial yang kompleks.

Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan


utama. Walaupun gangguan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang
menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan dari
segi kecacatan dan kecacatan baik secara individu maupun kelompok
akan menghambat perkembangan, karena tidak produktif dan tidak
efisien. Masalah gangguan jiwa di masyarakat yang sering muncul sangat
beragam, salah satunya adalah depresi. Di sebagian besar daerah di
Indonesia, pengobatan alternatif memiliki daya tarik tersendiri karena
dianggap aman dan tidak banyak menimbulkan efek samping). Saat ini,
pijat (Massage) memang menjadi trend dan banyak diminati oleh
masyarakat. Tidak hanya untuk penyakit fisik, ternyata pijat juga bisa
digunakan sebagai terapi yang berhubungan dengan psikis.

Mental atau jiwa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kesehatan.
Sesempurna apapun fisik yang dimiliki, bila jiwa kurang sehat, maka
kualitas hidup akan berkurang. Seperti diketahui dalam situasi Pandemi
Covid 19, Kesehatan ini merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua
orang, tidak hanya sehat fisik tetapi juga sehat jiwanya, karena dengan
perasaan sehat dan bahagia tentunya setiap individu mampu mengatasi
setiap masalah dan tantangan hidup. Gangguan jiwa dan juga masalah
psikososial memang tidak mematikan namun sangat mengganggu dan
mengurangi bahkan merusak produktifitas seseorang dan bahkan ada
yang sampai mencederai diri sendiri dan lingkungan. Untuk itu, para
perawat dan juga mahasiswa keperawatan sebagai calon pemimpin
keperawatan di masa yang akan datang, hendaknya memiliki kompetensi
yang memadai mengenai keperawatan jiwa, terutama bagaimana
memberikan asuhan keperawatan yang terbaik pada pasien dengan
masalah psikososial dan gangguan jiwa.
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang
lain (Townsend, 1998), disebabkan oleh faktor eksternal dan faktor internal,
faktor eksternal misalnya kehilangan hubungan dengan orang lain, kritikan.
Faktor internal diantarannya perasaan gagal. Latar belakang dari masalah
tersebut bisa berasal dari manusia sendiri maupun dari faktor luar. Manusia
mengalami perubahan bahkan gangguan pada fisik maupun mental akibat
kemunculan masalah tersebut.
Self-harm pada dewasa muda dapat mempengaruhi kemampuan kognitif,
kinerja, dan hubungan interpersonal. Self-harm menjadi salah satu tren dan isu
keperawatan jiwa.
Keperawatan

Trend & Isu Keperawatan Kesehatan Jiwa di Indonesia Penapisan


perkembangan dan penggunaan teknologi informasi yang kurang baik Tekanan
ekonomi dan sosial yang meningkat menimbulkan dampak sosial dan masalah
kesehatan/kes. Jiwa Populasi yang membutuhkan perhatian khusus meningkat:
bayi & balita, lansia, tuna, perempuan RT bekerja, pria tidak bekerja Pergeseran
peran dan fungsi keluarga dan anggotanya Keluarga yang ditinggal bekerja ke
luar negeri menimbulkan kepincangan perkembangan kesehatan jiwa pada masa
tumbuh kembang

Trend & Isu Keperawatan Kesehatan Jiwa di Indonesia Masalah kesehatan jiwa
pada kelompok khusus Meningkatnya depresi, bunuh diri, tindak pelecehan dan
kekerasan, incest, NAPZA Pola perilaku tidak sehat dan langkanya contoh
peran mulai dari unit sosial terkecil

Reformasi Kesehatan di Indonesia Desentralisasi dan otoritas daerah


Profesionalisme Partisipasi aktif masyarakat Asuransi kesehatan bagi
masyarakat luas Merespons penyakit yang muncul kembali atau penyakit baru
Mendekatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata
(outside building).

Anda mungkin juga menyukai