Anda di halaman 1dari 3

Nama: Vindi Nadilasari

Nim: PO7120321013

Kelas: A Tingkat 2

Trend Dan Issue Keperawatan Jiwa

Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang hangat
dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan
yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global.

Ada beberapa trend penting yang menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa di antaranya adalah sebagai
berikut:

1. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi

Dahulu bila berbicara masalah kesehatan jiwa biasanya dimulai pada saat onset terjadinya sampai
klien mengalami gejala-gejala. Di Indonesia banyak gangguan jiwa terjadi mulai pada usia 19 tahun dan
kita jarang sekali melihat fenomena masalah sebelum anak lahir. Perkembangan terkini menyimpulkan
bahwa berbicara masalah kesehatan jiwa harus dimulai dari masa konsepsi atau bahkan harus dimulai dari
masa pranikah. Banyak penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan masa dalam kandungan dengan
kesehatan fisik dan mental seseorang di masa yang akan datang. Penelitian-penelitian berikut
membuktikan bahwa kesehatan mental seseorang dimulai pada masa konsepsi.

2. Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa

Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi. Sebagai contoh jumlah penderita sakit jiwa di
provinsi lain dan Daerah Istimewa Yogyakarta terus meningkat. Penderita tidak lagi didominasi
masyarakat kelas bawah, kalangan pejabat dan masyarakat lapisan menengah ke atas juga tersentuh
gangguan psikotik dan depresif. Kasus-kasus gangguan kejiwaan yang ditangani oleh para psikiater dan
dokter di RSJ menunjukkan bahwa penyakit jiwa tidak mengenal baik strata sosial maupun usia. Tipe
gangguan jiwa yang lebih berat, disebut gangguan psikotik. Klien yang menunjukkan gejala perilaku yang
abnormal secara kasat mata. Inilah orang yang kerap mengoceh tidak karuan, dan melakukan hal-hal yang
bisa membahayakan dirinya dan orang lain, seperti mengamuk.

3. Kecenderungan faktor penyebab gangguan jiwa

Terjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu pemicu
yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia. Menurut data
World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah
menjadi masalah yang sangat serius. WHO (2001) menyataan, paling tidak ada satu dari empat orang di
dunia mengalami masalah mental. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang
mengalami gangguan kesehatan jiwa.
4. Kecenderungan situasi di era globalisasi

Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan perdagangan bebas sebagai ciri globalisasi, akan
berdampak pada semua faktor termasuk kesehatan. Perawat dituntut mampu memberikan askep yang
profesional dan dapat mempertanggung jawabkan secara ilmiah. Perawat dituntut senantiasa
mengembangkan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan khususnya keperawatan jiwa. Perawat jiwa
dalam era global harus membekali diri dengan bahasa internasional, kemampuan komunikasi dan
pemanfaatan teknologi komunikasi, skill yang tinggi dan jiwa entrepreneurship.

5. Perubahan Orientasi Sehat

Pengaruh globalisasi terhadap perkembangan pelayanan kesehatan termasuk keperawatan adalah


tersedianya alternatif pelayanan dan persaingan penyelenggaraan pelayanan. (persaingan kualitas).
Tenaga kesehatan (perawat "jiwa") harus mempunyai standar global dalam memberikan pelayanan
kesehatan, jika tidak ingin ketinggalan. Fenomena masalah kesehatan jiwa, indicator kesehatan jiwa di
masa mendatang bukan lagi masalah klinis seperti prevalensi gangguan jiwa, melainkan berorientasi pada
konteks kehidupan sosial.

Empat Ciri Pembentuk Struktur Masyarakat Yang Sehat :

a. Suatu masyarakat yang di dalamnya tak ada seorang manusia pun yg diperalat oleh orang lain.

b. Mendorong aktivitas produktif setiap warganya dalam pekerjaannya, merangsang perkembangan akal
budi dan lebih jauh lagi, mampu membuat manusia untuk mengungkapkan kebutuhan batinnya berupa
seni dan perilaku normatif kolektif.

c. Masyarakat terhindar dari sifat-sifat rakus, eksploitatif, pemilikan berlebihan, narsisme, tidak
mendapatkan kesempatan meraup keuntungan material tanpa batas.

d. Partisipasi aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat

6. Trend Bunuh Diri pada Anak dan Remaja

Bunuh diri merupakan masalah psikologis dunia yang sangat mengancam Sejak tahun 1958, dari
100.000 penduduk Jepang 25 orang diantaranya meninggal akibat bunuh diri. Sedangkan untuk negara
Austria, Denmark, dan Inggris, rata-rata 25 orang. Urutan pertama diduduki Jerman dengan angka 37
orang per 100.000 penduduk. Di Amerika tiap 24 menit seorang meninggal akibat bunuh diri. Jumlah
usaha bunuh diri yang sebenarnya 10 kali lebih besar dari angka tersebut, tetapi cepat tertolong. Kini yang
mengkhawatirkan trend bunuh diri mulai tampak meningkat terjadi pada anak-anak dan remaja.

7. Masalah Napza dan HIV/AIDS

Gangguan penggunaan zat adiktif ini sangat berkaitan dan merupakan dampak dari pembangunan
serta teknologi dari suatu negara yang semakin maju. Hal terpenting yang mendukung merebaknya
NAPZA di negara kita adalah perangkat hukum yang lemah bahkan terkadang oknum aparat hukum
seringkali menjadi backing, ditambah dengan keragu-raguan penentuan hukuman bagi pengedar dan
pemakai, sehingga dampaknya SDM Indonesia kalah dengan Malaysia yang lebih bertindak tegas
terhadap pengedar dan pemakai NAPZA. Kondisi ini akan semakin menigkat untuk masa yang akan
datang khususnya dalam era globalisasi.

8. Pattern Of Parenting dalam Keperawata Jiwa

Dengan banyaknya bunuh diri dan depresi pada anak, maka saat ini pola asuh keluarga menjadi
sorotan. Pola aush yang baik adalah pola asuh dimana orang tua menerapkan kehangatan tinggi yang
disertai dengan kontrol yang tinggi. Kehangatan adalah bagaimana orang tua menjadi teman curhat,
teman bermain, teman yang menyenangkan bagi anak terutama saat rekreasi, belajar, dan berkomunikasi.
Kontrol yang tinggi adalah bagaimana anak dilatih mandiri dan mengenal disiplin di rumahnya.
Kemandirian ini menjadi hal yang sangat penting dalam kesehatan jiwa. Anak mandiri terbiasa
menyelesaikan masalahnya, ia akan memiliki self confidence yang cukup.

9. Masalah Ekonomi Dan Kemiskinan

Pengangguran lebih dari 40 juta orang telah menyebabkan rakyat Indonesia semakin terpuruk.
Daya beli lemah, pendidikan rendah, lingkungan buruk, kurang gizi, mudah terigitasi, kekebalan menurun
dan infrastruktur yang masih rendahmenyebabkan banyaknya rakyat Indonesia yang mengalami gangguan
jiwa. Masalah ekonomi merupaka masalah yang paling dominant menjadi pencetus gangguan jiwa di
Indonesia.

10. Kecenderungan Penyakit

Masalah kesehatan jiwa akan menjadi "The global burdan of disease" (Michard & Chaterina,
1999). Hal ini akan menjadi tantangan bagi "Public Health Policy" yang secara tradisional memberi
perhatian yang lebih pada penyakit infeksi. Standar pengukuran untuk kebutuhan kesehatan global secara
tradisional adalah angka kematian akibat penyakit. Ini telah menyebabkan gangguan jiwa seolah-olah
bukan masalah. Dengan adanya indikator baru, yaitu DALY (Disabilitty Adjusted Lfe Year) diketahuilah
bahwa gangguan jiwa merupakan masalah kesehatan utama secara internasional.

Anda mungkin juga menyukai