Anda di halaman 1dari 13

Regulasi dan Kebijakan

Program Pencegahan dan Pengendalian


Masalah Napza

S. Ridwan, S.Psi, M.Psi, psikolog

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur


Tahun 2021
Gambaran Umum Upaya Penanganan Masalah Napza
(Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya)
pada Ranah Kesehatan dan Pendidikan

PROMOTIF PREVENTIF KURATIF & REHABILITATIF

Bentuk Kegiatan Pelaksana Bentuk Kegiatan Pelaksana Bentuk Kegiatan Pelaksana


Penyebaran informasi Seluruh instansi - Deteksi dini - Petugas - Terapi Fasilitas rehabilitasi
& Sosialisasi terkait : pemerintah, penyalahgunaan medis simptomatik sesuai perizinan
swasta, & Napza (Misal. ASSIST) - Tenaga layanan
- Bahaya - Rehabilitasi
masyarakat - Deteksi penggunaan terlatih
penyalahgunaan medis
Napza Napza (Misal. Tes - Rehabilitasi
- Upaya pencegahan urine)
psikososial
& penanganan - Konseling, pendekatan,
penyalahgunaan pendampingan,
Napza terhadap kelompok
beresiko
Acuan Utama Program
Renstra Kemenkes RI 2020 - 2024
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Indikator pencapaian sasaran


Indikator Program Indikator kinerja program
program
Pelaksanaan deteksi Jumlah kabupaten/kota yang Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan
dini dengan melaksanakan deteksi dini masalah penyalahgunaan napza
menggunakan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan a. Definisi Operasional: Kabupaten/ Kota yang 25% puskesmasnya melakukan
instrumen ASSIST napza sebanyak 514 kabupaten/kota deteksi dini masalah kesehatan jiwa terhadap seluruh kelompok usia dengan
pada akhir tahun 2024 menggunakan instrumen SDQ, SRQ 20, dan ASSIST yang dilakukan oleh
  tenaga kesehatan (dokter, psikolog dan perawat)
b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Kabupaten/ Kota yang 25% puskesmasnya
melakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa terhadap seluruh kelompok usia
dengan menggunakan instrumen SDQ, SRQ 20, dan ASSIST yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan (dokter, psikolog dan perawat)
 
Acuan Utama Program
Inpres RI No. 2 Tahun 2020 tentang P4GN
(Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba dan Prekursor Narkoba)
Program Rencana Aksi Indikator Keberhasilan Ukuran Keberhasilan
Peningkatan kampanye publik tentang Penyediaan dan penyebaran informasi Terintegrasinya sarana informasi 1 media elektronik dan 1
bahaya penyalahgunaan narkotika dan tentang pencegahan bahaya narkotika dan publikasi terkait bahaya media nonelektronik setiap
prekursor narkotika dan prekursor narkotika kepada pejabat narkotika dan prekursor tahun anggaran.
  negara, Aparatur Sipil Negara (ASN), narkotika.
prajurit Tentara Nasional Indonesia Tersosialisasikannya informasi 1 kegiatan setiap tahun
(TNI), anggota Kepolisian Negara bahaya narkotika dan prekursor anggaran
Republik Indonesia (Polri), dan narkotika.
masyarakat.
 

Deteksi dini penyalahgunaan narkotika Tes urine kepada seluruh ASN di Terselenggaranya tes urine 3% total seluruh ASN
dan prekursor narkotika lingkungan kementerian, lembaga, dan kepada seluruh ASN
  pemerintah daerah.
 
Pembentukan satuan tugas/relawan anti Terbentuknya Satuan 73 kementerian dan lembaga,
narkotika dan prekursor narkotika Tugas/Relawan Anti Narkotika 34 provinsi, dan 514
  dan Prekursor Narkotika. kabupaten/kota
Usulan Indikator dan Target Kerja Dinas Kesehatan Kab./Kota
di Jawa Timur Tahun 2021
Upaya/kegiatan yang dapat dilaksanakan secara rutin:
1. Deteksi dini dengan ASSIST
2. Penyuluhan/Sosialisasi
3. Tes urine

Indikator Program Indikator Kinerja Program Target Kerja


Pelaksanaan deteksi Jumlah puskesmas yang melaksanakan deteksi dini masalah 25 % dari jumlah
dini dengan penyalahgunaan Napza puskesmas
menggunakan a. Definisi Operasional: puskesmas yang melakukan deteksi
instrumen ASSIST dini masalah penyalahgunaan Napza dengan menggunakan
instrumen ASSIST, minimal 12 orang dalam 1 tahun (untuk
breakdown ke puskesmas).
b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah puskesmas yang
melakukan deteksi dini masalah penyalahgunaan Napza
dengan menggunakan instrumen ASSIST, baik dalam
gedung maupun luar gedung, minimal 12 orang dalam 1
tahun (untuk breakdown ke puskesmas).
Usulan Indikator dan Target Kerja Dinas Kesehatan Kab./Kota
di Jawa Timur Tahun 2021
Upaya/kegiatan yang dapat dilaksanakan secara rutin:
1. Deteksi dini dengan ASSIST
2. Penyuluhan/Sosialisasi
3. Tes urine

Indikator Program Indikator Kinerja Program Target Kerja


Sosialisasi/ Jumlah puskesmas yang melaksanakan Sosialisasi/Penyuluhan 80 % dari jumlah
Penyuluhan Terkait Terkait Bahaya Penyalahgunaan Napza puskesmas
Bahaya a. Definisi Operasional: puskesmas yang melakukan deteksi
Penyalahgunaan dini masalah penyalahgunaan Napza dengan
Napza menggunakan instrumen ASSIST, baik dalam gedung
maupun luar gedung, minimal 2 kali dalam 1 tahun (untuk
breakdown ke puskesmas).
b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah puskesmas yang
melakukan deteksi dini masalah penyalahgunaan Napza
dengan menggunakan instrumen ASSIST, baik dalam
gedung maupun luar gedung, minimal 2 kali dalam 1 tahun
(untuk breakdown ke puskesmas).
Usulan Indikator dan Target Kerja Dinas Kesehatan Kab./Kota
di Jawa Timur Tahun 2021
Upaya/kegiatan yang dapat dilaksanakan secara rutin:
1. Deteksi dini dengan ASSIST
2. Penyuluhan/Sosialisasi
3. Tes urine

Indikator Program Indikator Kinerja Program Target Kerja


Deteksi Jumlah puskesmas yang melaksanakan deteksi penyalahgunaan 10 % dari jumlah
penyalahgunaan Napza dengan tes urine puskesmas
Napza dengan tes a. Definisi Operasional: puskesmas yang melaksanakan
urine deteksi penyalahgunaan Napza dengan tes urine, minimal 1
kali dalam 1 tahun (untuk breakdown ke puskesmas).
b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah puskesmas yang
melaksanakan deteksi penyalahgunaan Napza dengan tes
urine, minimal 1 kali dalam 1 tahun (untuk breakdown ke
puskesmas).
Satgas Narkoba
Dinas Kesehatan
• Terdiri/beranggotakan dari lintas program
• Peran:
− Melakukan sosialisasi/edukasi tentang narkoba dan dampak bagi kesehatan
− Melakukan monitoring dan evaluasi, serta pembinaan terkait pelaksanaan
kegiatan pencegahan dan penanggulangan narkoba pada ranah kesehatan
di wilayah kerja Dinas Kesehatan
− Memfasilitasi pemeriksaan screening narkoba/tes urine
− Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas Kesehatan
maupun instansi terkait

Pelaksanaan peran Satgas disesuaikan dengan agenda


program/kegiatan di masing-masing unit kerja anggota.
Satgas Narkoba
Dinas Kesehatan
Peran Satgas Narkoba dapat disesuaikan dengan tupoksi unit
kerja pada Dinas Kesehatan:
• Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, terkait:
– Upaya pencegahan dan pengendalian dampak kesehatan dari
penyalahgunaan NAPZA, baik fisik maupun mental.
– Surveilans epidemiologi terkait dampak dan faktor resiko kesehatan
dari penyalahgunaan NAPZA
• Pelayanan Kesehatan, terkait pembinaan dalam:
– Penyelenggaraan layanan dan fasilitas kesehatan bagi korban
penyalahgunaan NAPZA, baik di tingkat primer maupun rujukan
– Praktik upaya kesehatan tradisional dalam terapi maupun
rehabilitasi korban penyalahgunaan NAPZA
Satgas Narkoba
Dinas Kesehatan
Peran Satgas Narkoba dapat disesuaikan dengan tupoksi unit
kerja pada Dinas Kesehatan:
• Sumber Daya Kesehatan, terkait upaya kuratif dan rehabilitatif
pencandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan NAPZA:
– Logistik dan fasilitas kefarmasian serta alat kesehatan
– Tenaga kesehatan, serta sumber daya kesehatan lainnya
• Kesehatan Masyarakat, terkait upaya promotif dan preventif
dalam:
– Penyebaran informasi & edukasi tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA
– Pemberdayaan pada keluarga dan masyarakat
– Pembinaan kesehatan di lingkungan kerja
Satgas Narkoba
Dinas Kesehatan
Peran Satgas Narkoba dapat disesuaikan dengan tupoksi unit
kerja pada Dinas Kesehatan:
• Sekretariat, terkait :
– Penyusunan program dan anggaran penanganan masalah NAPZA
– Upaya pembinaan pada pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan
Salam
Sehat

Anda mungkin juga menyukai