Anda di halaman 1dari 42

ORIENTASI

ASSIST
(Alcohol, Smoking and Substances
Involvement Screening Test)

S. Ridwan, S.Psi, M.Psi, psikolog

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur


Tahun 202 2
Gambaran Umum Penanganan Masalah Napza
(Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya)
pada Ranah Kesehatan dan Pendidikan

PROMOTIF PREVENTIF KURATIF & REHABILITATIF

Bentuk Kegiatan Pelaksana Bentuk Kegiatan Pelaksana Bentuk Kegiatan Pelaksana


Penyebaran informasi Seluruh instansi - Deteksi dini - Petugas - Rehabilitasi Fasilitas rehabilitasi
& Sosialisasi terkait : pemerintah, penyalahgunaan medis Medis sesuai perizinan
- Bahaya swasta, & Napza (Misal. ASSIST) - Tenaga - Rehabilitasi layanan
penyalahgunaan masyarakat - Deteksi penggunaan terlatih Psikososial
Napza Napza (Misal. Tes
- Upaya pencegahan urine)
& penanganan - Konseling, pendekatan,
penyalahgunaan pendampingan,
Napza terhadap kelompok
beresiko
Muatan
• Jenis-jenis Napza beserta efek penggunaan
• Bahaya penyalahgunaan Napza
• Proses bagaimana seseorang yang sehat dapat
terjerumus menjadi pengguna/pencandu
Edukasi
• Bagaimana mencegah diri/lingkungan agar terhindar
• Bagaimana/ke mana mencari pertolongan
• Jaminan hukum bagi korban yang mencari
pertolongan/bantuan

Metode
• Penyampaian materi / penyuluhan
• Role model / success story
• Media informasi
• Media seni
• Diskusi
Acuan Utama Program
Renstra Kemenkes RI 2020 - 2024
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Indikator pencapaian sasaran


Indikator Program Indikator kinerja program
program
Pelaksanaan deteksi Jumlah kabupaten/kota yang Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan
dini dengan melaksanakan deteksi dini masalah penyalahgunaan napza
menggunakan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan a. Definisi Operasional: Kabupaten/ Kota yang 25% puskesmasnya melakukan
instrumen ASSIST napza sebanyak 514 kabupaten/kota deteksi dini masalah kesehatan jiwa terhadap seluruh kelompok usia dengan
pada akhir tahun 2024 menggunakan instrumen SDQ, SRQ 20, dan ASSIST yang dilakukan oleh
  tenaga kesehatan (dokter, psikolog dan perawat)
b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Kabupaten/ Kota yang 25% puskesmasnya
melakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa terhadap seluruh kelompok usia
dengan menggunakan instrumen SDQ, SRQ 20, dan ASSIST yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan (dokter, psikolog dan perawat)
 
Acuan Utama Program
Inpres RI No. 2 Tahun 2020 tentang P4GN
(Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba dan Prekursor Narkoba)
Program Rencana Aksi Indikator Keberhasilan Ukuran Keberhasilan
Peningkatan kampanye publik tentang Penyediaan dan penyebaran informasi Terintegrasinya sarana informasi 1 media elektronik dan 1
bahaya penyalahgunaan narkotika dan tentang pencegahan bahaya narkotika dan publikasi terkait bahaya media nonelektronik setiap
prekursor narkotika dan prekursor narkotika kepada pejabat narkotika dan prekursor tahun anggaran.
  negara, Aparatur Sipil Negara (ASN), narkotika.
prajurit Tentara Nasional Indonesia Tersosialisasikannya informasi 1 kegiatan setiap tahun
(TNI), anggota Kepolisian Negara bahaya narkotika dan prekursor anggaran
Republik Indonesia (Polri), dan narkotika.
masyarakat.
 

Deteksi dini penyalahgunaan narkotika Tes urine kepada seluruh ASN di Terselenggaranya tes urine 3% total seluruh ASN
dan prekursor narkotika lingkungan kementerian, lembaga, dan kepada seluruh ASN
  pemerintah daerah.
 
Pembentukan satuan tugas/relawan anti Terbentuknya Satuan 73 kementerian dan lembaga,
narkotika dan prekursor narkotika Tugas/Relawan Anti Narkotika 34 provinsi, dan 514
  dan Prekursor Narkotika. kabupaten/kota
Usulan Indikator dan Target Kerja Dinas Kesehatan Kab./Kota
di Jawa Timur Tahun 2021
Upaya/kegiatan yang dapat dilaksanakan secara rutin:
1. Deteksi dini dengan ASSIST
2. Penyuluhan/Sosialisasi
3. Tes urine

Indikator Program Indikator Kinerja Program Target Kerja


Pelaksanaan deteksi dini Jumlah puskesmas yang melaksanakan deteksi dini masalah penyalahgunaan Napza 25 % dari
dengan menggunakan a. Definisi Operasional: puskesmas yang melakukan deteksi dini masalah penyalahgunaan jumlah
instrumen ASSIST Napza dengan menggunakan instrumen ASSIST, minimal 12 orang dalam 1 tahun. puskesmas

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah puskesmas yang melakukan deteksi dini masalah


penyalahgunaan Napza dengan menggunakan instrumen ASSIST, baik dalam gedung
maupun luar gedung, minimal 12 orang dalam 1 tahun.
c. Sasaran :
- Idealnya, seluruh peserta deteksi dalam program uji skrining promosi kesehatan mulai usia
remaja.
- Pusat pelayanan kesehatan primer yang memiliki proporsi tinggi penggunaan Napza –
pelayanan kesehatan universitas, klinik IMS, daerah dengan prevalensi tinggi.
- Peserta deteksi yang keluhannya menandakan adanya hubungan dengan penyalahgunaan
Napza
- Peserta deteksi dengan kondisi kesehatan yang diperburuk oleh penyalahgunaan Napza.
- Perempuan hamil
Usulan Indikator dan Target Kerja Dinas Kesehatan Kab./Kota
di Jawa Timur Tahun 2021
Upaya/kegiatan yang dapat dilaksanakan secara rutin:
1. Deteksi dini dengan ASSIST
2. Penyuluhan/Sosialisasi
3. Tes urine

Indikator Program Indikator Kinerja Program Target Kerja


Sosialisasi/ Jumlah Puskesmas yang melaksanakan penyuluhan tentang 80 % dari jumlah
Penyuluhan Terkait pencegahan & penanggulangan bahaya penyalahgunaan puskesmas
Bahaya Napza
Penyalahgunaan
a. Definisi Operasional: Penyuluhan tentang pencegahan &
Napza penanggulangan bahaya penyalahgunaan Napza kepada
siswa sekolah (setingkat SD, SLTP & SLTA).
b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah sekolah (setingkat SD,
SLTP & SLTA) yang mendapatkan penyuluhan, minimal
10% dari jumlah seluruh sekolah (setingkat SD, SLTP &
SLTA) di wilayah kerja Puskesmas.
c. Sasaran : Siswa sekolah setingkat SD, SLTP & SLTA
Usulan Indikator dan Target Kerja Dinas Kesehatan Kab./Kota
di Jawa Timur Tahun 2021
Upaya/kegiatan yang dapat dilaksanakan secara rutin:
1. Deteksi dini dengan ASSIST
2. Penyuluhan/Sosialisasi
3. Tes urine

Indikator Program Indikator Kinerja Program Target Kerja


Deteksi Jumlah puskesmas yang melaksanakan deteksi 10 % dari jumlah
penyalahgunaan penyalahgunaan Napza dengan tes urine puskesmas
Napza dengan tes a. Definisi Operasional: puskesmas yang melaksanakan
urine deteksi penyalahgunaan Napza dengan tes urine, minimal
1 kali dalam 1 tahun, dengan priositas sasaran ASN.

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah puskesmas yang


melaksanakan deteksi penyalahgunaan Napza dengan tes
urine, minimal 1 kali dalam 1 tahun.

c. Sasaran : Prioritas ASN


Pemahaman
NAPZA
Sebagai Masalah
Perilaku dan Kesehatan
Narkotika Psikotropika
Zat atau obat yang berasal dari Zat atau obat, baik alamiah maupun
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
sintetis maupun semisintetis yang psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
dapat menyebabkan penurunan atau susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, perubahan khas pada aktivitas mental
mengurangi sampai menghilangkan dan perilaku (Misal. halusinasi, ilusi,
rasa nyeri dan dapat menimbulkan gangguan cara berpikir, perubahan
ketergantungan. perasaan yang tiba-tiba).

Bahan adiktif
Obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup,
maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan
atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara
terus-menerus. Jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa
sakit luar biasa.
Klasifikasi NAPZA
Berdasarkan tingkat efek dan penggunaan

Klasifikasi Narkotika
Golongan I • Untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, reagensia diagnostik dan reagensia laboratorium,
dalam jumlah terbatas.
• Tidak untuk kepentingan pelayanan kesehatan
• Contoh : opium, kokain, ganja, MDMA

Golongan II • Dapat digunakan untuk pelayanan kesehatan sesuai ketentuan.


• Contoh : morfin, petidin, fentanyl

Golongan III • Dapat digunakan untuk pelayanan kesehatan sesuai ketentuan.


• Contoh : kodein, buprenorfin
Klasifikasi NAPZA
Berdasarkan tingkat efek dan penggunaan

Klasifikasi Psikotropika
Golongan I • Memiliki potensi tinggi menyebabkan kecanduan
• Tidak untuk pengobatan, melainkan hanya sebagai pengembangan ilmi pengetahuan saja
• Contoh : LSD, DOM, Ekstasi
Golongan II • Memiliki risiko ketergantungan yang cukup tinggi meski tidak separah golongan 1
• Dimanfaatkan untuk pengobatan sesuai resep dokter
• Contoh : Sabu atau Metamfeamin, Amfetamin, Fenetilin
Golongan III • Memiliki risiko kecanduan sedang
• Jika dipakai dengan dosis berlebih, kerja sistem tubuh akan menurun secara drastis
• Contoh : Mogadon, Brupronorfina, Amorbarbital
Golongan IV • Memiliki risiko kecanduan yang kecil, namun tetap bisa menimbulkan efek samping yang
berbahaya
• Beberapa diantaranya bahkan bisa dengan mudah ditemukan dan sering dikonsumsi
sembarangan
• Contoh : Lexotan, Pil Koplo, Sedativa atau obat penenang, Hipnotika atau obat tidur,
Diazepam, Nitrazepam
Klasifikasi NAPZA
Berdasarkan pengaruh/efeknya terhadap susuan saraf pusat (SSP)

1. Stimulan
Meningkatkan aktivitas SSP pada otak, meningkatkan debar jantung
dan pernafasan, serta sensasi eforia yang bergairah.
Contoh : amfetamin, kokain, metamfetamin, nikotin, kafein.

2. Depresan
Memiliki efek menekan SSP.
Dapat memperlambat aktifitas kerja otak dan menghasilkan ketenangan.
Contoh : barbiturat (fenobarbital, aprobarbital), benzodiazepin, putaw

3. Halusinogen
mengubah persepsi (kesadaran akan kondisi sekitar, ruang dan waktu),
pikiran, perasaan.
Contoh : ganja, jamur (mushroom), LSD, mescalin.
Klasifikasi NAPZA
Berdasarkan Cara Penggunaan

1. Saluran pernafasan : dirokok

2. Saluran pencernaan : ditelan (oral), lewat rektum

3. Mukosa : dikunyah, dihirup/disedot

4. Pembuluh darah : suntikan intravena, subkutan dan


intramuskular
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST

a. Tembakau f. Inhalansia
b. Minuman beralkohol g. Sedativa / obat tidur
c. Kanabis h. Halusinogen
d. Kokain i. Opioid
e. Stimulan jenis amfetamin j. Zat-lain
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
a. Produk-produk tembakau
- Contoh : cigarettes, chewing tobacco, cigars/cerutu,
tembakau kemenyan, e-cigar/vape, dll.
- Bersifat stimulan dan depresan.
- Perokok pemula : euforia, kepala terasa melayang,
pusing, pening, debar jantung dan pernafasan
meningkat, dan sensasi tingling pada tangan dan kaki.
- Perokok kronis : peka terhadap cita rasa dan
pembauan.
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST

b. Minuman-minuman beralkohol
- Contoh : bir, anggur, spirits, vodka, tequila, tuak, cap
tikus, topi miring/tomi, sopi, sake, ciu, dll.
- Kondisi intoksikasi alkohol : bicara cadel/tak jelas,
emosi labil, napas berbau alkohol, mood yang
bervariasi
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
c. Kanabis
- Contoh : ganja, mariyuana, cimeng, pot, grass,
hash, dll.
- (dianggap) efek positif : Perasaan tenang
(relaksasi), euforia, disinhibisi, peningkatan
persepsi penglihatan dan pendengaran, nafsu
makan meningkat
- Sedangkan efek akut negatif : persepsi waktu
yang salah, sulit untuk konsentrasi, ansietas dan
panik, paranoia, halusinasi pendengaran dan
penglihatan, gangguan koordinasi, kehilangan
memori jangka pendek, takikardia dan aritmia
supraventrikuler
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
d. Kokain
- Contoh : coke, crack, dll.
- Membuat pengguna merasa senang luar biasa dan
eforia. Lebih lanjut, pengguna sering mengalami
peningkatan kewaspadaan sementara dan
peningkatan energi dan penundaan rasa lapar dan
lelah.
- Efek jangka pendek : hilangnya nafsu makan,
pernapasan lebih cepat, peningkatan suhu tubuh
dan denyut jantung. Pengguna dapat berkelakuan
aneh dan kadangkadang melakukan kekerasan.
- Pemakaian jangka panjang : ketergantungan
psikologis yang kuat, malnutrisi, turunnya berat
badan, disorientasi, apatis, dan mirip dengan
psikosis paranoid.
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
e. Stimulan jenis Amfetamin
- Contoh : ekstasi, speed, meth, ice, dll.
- Menstimulasi rasa gembira luar biasa dan euforia, peningkatan
energi secara sementara, sering merasakan peningkatan penampilan
atas dirinya dan tugas intelektualnya. Pengguna juga tidak merasa
rasa lapar dan lelah.
- Resiko : kehilangan nafsu makan, napas cepat, detak jantung,
tekanan darah dan temperatur tubuh meningkat, membuat badan
mengabaikan tanda-tanda negatif seperti dehidrasi, pusing dan
kehausan  memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu
tubuh, kerusakan organ.
- Risiko lain : memicu terjadinya perilaku agresif, kejam dan
aneh/ganjil, merasa lebih mampu bersosialisasi dan bersemangat.
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
f. Inhalan
- Contoh : nitrat, lem, bensin, thiner cat, solvent, spray, dll.
- Menimbulkan sensa “melayang” (fly)
- Jangka pendek : gangguan irama jantung dan menurunkan kadar
oksigen, yang keduanya dapat menyebabkan kematian.
- Penggunaan regular : gangguan pada otak, jantung, ginjal dan hepar.
- Beberapa tanda :
• Bau bahan-bahan kimia di napas atau pada pakaiannya.
• Bicara tidak jelas.
• Perilaku mabuk atau linglung.
• Kehilangan nafsu makan.
• Mudah marah.
• Ruam di sekitar mulut yang dapat menyebar ke bagian tengah wajah.
• Menyembunyikan benda-benda yang mungkin dapat disalahgunakan,
seperti kain, pakaian, tas, atau wadah produk tertentu.
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
g. Sedativa atau pil-pil tidur
- Contoh : pil koplo, diazepam, alprazolam, flunitrazepam, dll.
- Menimbulkan perasaan tenang & anti cemas
- Efek jangka pendek : mengantuk, kelelahan, gerakan yang tidak
terkoordinasi, penurunan reaksi terhadap rangsang, mudah lupa,
memori terganggu, kebingungan, kelemahan otot atau hipotoni,
depresi, bicara cadel/tidak jelas, pandangan kabur, mulut kering, dan
sakit kepala.
- Efek jangka panjang : emosi”tumpul” (ketidakmampuan merasa
bahagia atau duka) atau meledak-ledak (agresif), siklus menstruasi
tidak teratur, kecerdasan menurun,pembesaran payudara,
ketergantungan ( dapat terjadi setelah 3 sampai 6 bulan dalam dosis
terapi).
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
h. Halusinogen
- Contoh : LSD, acid, magic mushrooms/jamur ajaib, PCP, Special K,
kecubung, dll.
- Efek : perubahan pikiran, mood, derajat kesadaran penggunanya,
menghasilkan berbagai jenis halusinasi dan perasaan yang
menggantikan rasa empati dan sosial.
- Jangka pendek : delusi dan perubahan persepsi, perubahan arti
waktu, warna, suara dan rabaan/sentuhan. Beberapa pengguna
mengalami pikiran-pikiran yang menakutkan/mengerikan dan
perasaan ketakutan lepas kendali, takut akan kemanusiaan dan
kematian, dan putus asa.
- Efek fisik : dilatasi pupil, peningkatan denyut jantung dan tekanan
darah, hilangnya nafsu makan, tidak dapat tidur, mulut kering dan
tremor.
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
i. Opioid
- Contoh : heroin, morfin, metadon, kodein, tramadol, buprenorfin, dll.
- Menghilangkan rasa nyeri, opioid dapat membangkitkan euforia, rasa
tenang, mengantuk, apatis dan gerak motorik yang lambat,
mengurangi ketegangan, ansietas dan depresi. Penggunanya akan
merasa bebas dari tekanan fisik ataupun emosional atau rasa nyeri.
- Dosis besar : euforia
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
j. Napza lain - Spesifik
- Contoh : penyalahgunaan DMP, THP, CTM, Carisoprodol, Khat, dobel L
/ LL, Dextro, Dimen, E10, Kanabis sintetis (Gorilla, hanoman,sun go
kong), dll.
Siapa yang Akan Di-skrining?
 Idealnya , seluruh sasaran dalam program uji skrining promosi
kesehatan mulai usia remaja.
 Pusat pelayanan kesehatan primer yang memiliki proporsi
tinggi penggunaan Napza – pelayanan kesehatan universitas,
klinik IMS, daerah dengan prevalensi tinggi.
 sasaran yang keluhannya menandakan adanya hubungan
dengan penyalahgunaan Napza
 sasaran dengan kondisi kesehatan yang diperburuk oleh
penyalahgunaan Napza.
 Perempuan hamil
Mempertimbangkan sasaran

ASSIST dapat diberikan sendiri atau bersama-sama dengan pertanyaan lain


sebagai bagian dari anamnesis kesehatan umum, kuesioner perilaku hidup
sehat atau sebagai bagian dari riwayat penyakit.
sasaran akan bersikap positif dan berusaha untuk jujur dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan ASSIST, bila sikap petugas kesehatan :
• menunjukkan sikap mendengarkan apa yang disampaikan sasaran
• menunjukkan sikap bersahabat dan tidak judgemental
• menunjukkan sikap sensitif dan empati
• menjelaskan batasan kerahasiaan
• tetap berupaya untuk bersikap obyektif
Mempertimbangkan sasaran

 jelaskan bahwa skrinning dilakukan untuk menggali


masalah sehingga dapat diberikan bantuan, dan bukan
menyidik masalah pelanggaran hukum
 
Sangat penting saat bertanya tentang
penggunaan zat yang mungkin ilegal
memberikan jaminan pada sasaran bahwa
jawaban mereka akan sangat dirahasiakan.
1. Dalam hidup Anda, zat apa dibawah ini yang pernah Anda gunakan? (HANYA
PENGGUNAAN NON-MEDIS)
2. Dalam tiga bulan terakhir, seberapa sering Anda menggunakan zat yang Anda sebut (ZAT
PERTAMA, ZAT KEDUA, DST)?
3. Selama tiga bulan terakhir, seberapa sering Anda mempunyai keinginan atau dorongan
yang kuat untuk menggunakan (ZAT PERTAMA, ZAT KEDUA, DLL)?
4. Selama tiga bulan terakhir, seberapa sering penggunaan (ZAT PERTAMA, ZAT KEDUA,
ASSIST DLL) Anda menyebabkan masalah kesehatan, sosial, hukum, atau keuangan?
5. Selama tiga bulan terakhir, seberapa sering Anda gagal melakukan hal-hal yang biasanya
8 Pertanyaan diharapkan dari Anda akibat penggunaan (ZAT PERTAMA, ZAT KEDUA, DST) Anda? –
(kecuali untuk rokok)
6. Pernahkah teman atau keluarga atau orang lain mengekspresikan kekhawatiran tentang
penggunaan dari (ZAT PERTAMA, KEDUA, DST) Anda?
7. Pernahkah Anda mencoba untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan (ZAT
PERTAMA, ZAT KEDUA, DST) tetapi gagal?
8. Pernahkah Anda menggunakan obat dengan cara disuntik? (HANYA PENGGUNAAN NON
MEDIS)
Pertanyaan terkait injeksi dikhususkan karena merupakan aktivitas risiko tinggi :
berhubungan dengan risiko virus yang menular melalui darah seperti HIV/AIDS,
hepatitis C, dan dengan level lebih tinggi terhadap masalah akibat penggunaan obat.
Harus mencakup :
• Adanya kartu respons bagi sasaran
• Daftar napza dan terminologi yang
Introduksi digunakan
ASSIST • Penjelasan tiga bulan terakhir/sepanjang
pada Sasaran hidup
• Hanya bagi obat-obat yang tidak diresepkan
• Batasan kerahasiaan
Alur Pelaksanaan
ASSIST
Bila semuanya
“tidak pernah”
AKHIRI KALKULASI
PERTANYAAN 1
WAWANCARA SKOR

Lanjutkan untuk
tiap napza yang
“pernah”
Bila semuanya
“tidak pernah”
PERTANYAAN
PERTANYAAN 2
6, 7, & 8

Lanjutkan untuk
tiap napza yang
“pernah”

PERTANYAAN
3, 4, & 5
Penghitungan Skor
Specific Substance Involvement (SSI)

Untuk masing-masing zat (a. sampai j.) jumlahkan semua skor yang
didapat daripertanyaan 2 sampai 7.
Jangan ikutkan hasil dari P1 ataupun P8 dalam penghitungan ini.
Contoh, skor untuk kanabis (ganja) dijumlahkan dari:
P2c + P3c + P4c + P5c + P6c + P7c

Perhatikan bahwa P5 untuk tembakau tidak diberi kode,


sehingga untuk tembakau yang dijumlahkan hanya :
P2a + P3a + P4a + P6a + P7a
Pentuan Jenis Intervensi
Berdasar Skor SSI
Tidak Ada Intervensi Pengobatan yang
Catatan Skor SSI
Intervensi Singkat lebih intensif
a. Tembakau 0-3 4 - 26 27+
b. Minuman beralkohol 0 - 10 11 - 26 27+

c. Kanabis 0-3 4 - 26 27+


d. Kokain 0-3 4 - 26 27+
e. Stimulan jenis 0-3 4 - 26 27+
amfetamin

f. Inhalansia 0-3 4 - 26 27+


g. Sedativa / obat tidur 0-3 4 - 26 27+

h. Halusinogen 0-3 4 - 26 27+


i. Opioid 0-3 4 - 26 27+
j. Zat-lain 0-3 4 - 26 27+
ARTI SKOR ASSIST

RISIKO RENDAH

Penggunaan napza tersebut sekali-sekali, sehingga saat ini mereka


tidak mengalami masalah apapun yang berkaitan dengan
pemakaian napza tersebut dan berada pada risiko rendah
terjadinya masalah kesehatan yang berhubungan dengan
pemakaian napza di masa mendatang asalkan mereka tetap pada
pola yang sama dalam penggunaan napza tersebut.
ARTI SKOR ASSIST

RISIKO SEDANG/MENENGAH

Pemakaian napza berisiko menengah atau sedang terhadap


kesehatan dan problem lain, dan mungkin sudah menunjukkan
beberapa problem saat ini. Penggunaan yang berkelanjutan akan
mempengaruhi kesehatan dimasa mendatang dan masalah lain,
termasuk kemungkinan menjadi ketergantungan. Risiko akan
meningkat pada pasien dengan masalah terkait riwayat
penggunaan napza sebelumnya dan ketergantungan.
ARTI SKOR ASSIST

RISIKO TINGGI

Berada pada risiko tinggi terjadinya ketergantungan terhadap


napza dan mungkin mengalami masalah kesehatan,
sosial, keuangan, hukum dan hubungan sosial sebagai akibat
dari penyalahgunaan napza yang mereka lakukan.
HUBUNGAN SKOR ASSIST DAN INTERVENSI

RISIKO • Dukungan perilaku hidup sehat


RENDAH

RISIKO • Intervensi singkat


SEDANG • Leaflet edukasi bawa pulang

• Assesmen lanjutan dan rujukan ke layanan


RISIKO TINGGI spesialistik/kekhususan
• Gunakan BI sebagai alat bantu rujukan
SKRINING NAPZA (SINAPZA)
Instrumen ASSIST

► Deteksi Dini
instrument ASSIST
untuk
Penyalahguna Napza
berbasis android
► Dilakukan di SMU
dan FKTP
► Dilakukan p a d a
populasi berisiko
tinggi/penduduk
rentan, yaitu Siswa
SMP, SMU dan
populasi kunci,
pasien keswa dan
pasien
psikosomatis di poli
umum.
DETEKSI DINI PENYALAHGUNAAN NAPZA
DI SMU

Tujuan :
- Menurunkan prevalensi penyalahguna NAPZA pada siswa SMU
- Mengetahui dan menangani secara dini penyalahgunaan NAPZA
-Meningkatkan cakupan rehabilitasi medis
Sasaran
Siswa SMU dengan salah satu kriteria,
sbb;
□ Nilai pelajaran yang menurun terus
menerus, Prestasi menurun,
□ Menarik diri dari pergaulan dengan
teman sebaya, Kedapatan merokok,
□ Sering membolos, Sering
bertengkar/berkelahi,
□ Sering terlambat datang, mudah lelah, merasa tertekan, pendiam dan yang
berpenampilan berantakan.

Pelaksana : Guru Bimbingan Konseling dan Nakes Puskesmas


Menggunakan Instrumen ASSIST melalui Aplikasi SINAPZA
Rujuk ke Puskesmas bila ditemukan resiko adiksi NAPZA
Skema Rujukan Deteksi Dini di SMU

Siswa dengan hasil deteksi dini


resiko sedang dan tinggi

Puskesmas

IPWL
Salam
Sehat

Anda mungkin juga menyukai