ASSIST
(Alcohol, Smoking and Substances
Involvement Screening Test)
Metode
• Penyampaian materi / penyuluhan
• Role model / success story
• Media informasi
• Media seni
• Diskusi
Acuan Utama Program
Renstra Kemenkes RI 2020 - 2024
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Deteksi dini penyalahgunaan narkotika Tes urine kepada seluruh ASN di Terselenggaranya tes urine 3% total seluruh ASN
dan prekursor narkotika lingkungan kementerian, lembaga, dan kepada seluruh ASN
pemerintah daerah.
Pembentukan satuan tugas/relawan anti Terbentuknya Satuan 73 kementerian dan lembaga,
narkotika dan prekursor narkotika Tugas/Relawan Anti Narkotika 34 provinsi, dan 514
dan Prekursor Narkotika. kabupaten/kota
Usulan Indikator dan Target Kerja Dinas Kesehatan Kab./Kota
di Jawa Timur Tahun 2021
Upaya/kegiatan yang dapat dilaksanakan secara rutin:
1. Deteksi dini dengan ASSIST
2. Penyuluhan/Sosialisasi
3. Tes urine
Bahan adiktif
Obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup,
maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan
atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara
terus-menerus. Jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa
sakit luar biasa.
Klasifikasi NAPZA
Berdasarkan tingkat efek dan penggunaan
Klasifikasi Narkotika
Golongan I • Untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, reagensia diagnostik dan reagensia laboratorium,
dalam jumlah terbatas.
• Tidak untuk kepentingan pelayanan kesehatan
• Contoh : opium, kokain, ganja, MDMA
Klasifikasi Psikotropika
Golongan I • Memiliki potensi tinggi menyebabkan kecanduan
• Tidak untuk pengobatan, melainkan hanya sebagai pengembangan ilmi pengetahuan saja
• Contoh : LSD, DOM, Ekstasi
Golongan II • Memiliki risiko ketergantungan yang cukup tinggi meski tidak separah golongan 1
• Dimanfaatkan untuk pengobatan sesuai resep dokter
• Contoh : Sabu atau Metamfeamin, Amfetamin, Fenetilin
Golongan III • Memiliki risiko kecanduan sedang
• Jika dipakai dengan dosis berlebih, kerja sistem tubuh akan menurun secara drastis
• Contoh : Mogadon, Brupronorfina, Amorbarbital
Golongan IV • Memiliki risiko kecanduan yang kecil, namun tetap bisa menimbulkan efek samping yang
berbahaya
• Beberapa diantaranya bahkan bisa dengan mudah ditemukan dan sering dikonsumsi
sembarangan
• Contoh : Lexotan, Pil Koplo, Sedativa atau obat penenang, Hipnotika atau obat tidur,
Diazepam, Nitrazepam
Klasifikasi NAPZA
Berdasarkan pengaruh/efeknya terhadap susuan saraf pusat (SSP)
1. Stimulan
Meningkatkan aktivitas SSP pada otak, meningkatkan debar jantung
dan pernafasan, serta sensasi eforia yang bergairah.
Contoh : amfetamin, kokain, metamfetamin, nikotin, kafein.
2. Depresan
Memiliki efek menekan SSP.
Dapat memperlambat aktifitas kerja otak dan menghasilkan ketenangan.
Contoh : barbiturat (fenobarbital, aprobarbital), benzodiazepin, putaw
3. Halusinogen
mengubah persepsi (kesadaran akan kondisi sekitar, ruang dan waktu),
pikiran, perasaan.
Contoh : ganja, jamur (mushroom), LSD, mescalin.
Klasifikasi NAPZA
Berdasarkan Cara Penggunaan
a. Tembakau f. Inhalansia
b. Minuman beralkohol g. Sedativa / obat tidur
c. Kanabis h. Halusinogen
d. Kokain i. Opioid
e. Stimulan jenis amfetamin j. Zat-lain
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
a. Produk-produk tembakau
- Contoh : cigarettes, chewing tobacco, cigars/cerutu,
tembakau kemenyan, e-cigar/vape, dll.
- Bersifat stimulan dan depresan.
- Perokok pemula : euforia, kepala terasa melayang,
pusing, pening, debar jantung dan pernafasan
meningkat, dan sensasi tingling pada tangan dan kaki.
- Perokok kronis : peka terhadap cita rasa dan
pembauan.
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
b. Minuman-minuman beralkohol
- Contoh : bir, anggur, spirits, vodka, tequila, tuak, cap
tikus, topi miring/tomi, sopi, sake, ciu, dll.
- Kondisi intoksikasi alkohol : bicara cadel/tak jelas,
emosi labil, napas berbau alkohol, mood yang
bervariasi
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
c. Kanabis
- Contoh : ganja, mariyuana, cimeng, pot, grass,
hash, dll.
- (dianggap) efek positif : Perasaan tenang
(relaksasi), euforia, disinhibisi, peningkatan
persepsi penglihatan dan pendengaran, nafsu
makan meningkat
- Sedangkan efek akut negatif : persepsi waktu
yang salah, sulit untuk konsentrasi, ansietas dan
panik, paranoia, halusinasi pendengaran dan
penglihatan, gangguan koordinasi, kehilangan
memori jangka pendek, takikardia dan aritmia
supraventrikuler
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
d. Kokain
- Contoh : coke, crack, dll.
- Membuat pengguna merasa senang luar biasa dan
eforia. Lebih lanjut, pengguna sering mengalami
peningkatan kewaspadaan sementara dan
peningkatan energi dan penundaan rasa lapar dan
lelah.
- Efek jangka pendek : hilangnya nafsu makan,
pernapasan lebih cepat, peningkatan suhu tubuh
dan denyut jantung. Pengguna dapat berkelakuan
aneh dan kadangkadang melakukan kekerasan.
- Pemakaian jangka panjang : ketergantungan
psikologis yang kuat, malnutrisi, turunnya berat
badan, disorientasi, apatis, dan mirip dengan
psikosis paranoid.
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
e. Stimulan jenis Amfetamin
- Contoh : ekstasi, speed, meth, ice, dll.
- Menstimulasi rasa gembira luar biasa dan euforia, peningkatan
energi secara sementara, sering merasakan peningkatan penampilan
atas dirinya dan tugas intelektualnya. Pengguna juga tidak merasa
rasa lapar dan lelah.
- Resiko : kehilangan nafsu makan, napas cepat, detak jantung,
tekanan darah dan temperatur tubuh meningkat, membuat badan
mengabaikan tanda-tanda negatif seperti dehidrasi, pusing dan
kehausan memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu
tubuh, kerusakan organ.
- Risiko lain : memicu terjadinya perilaku agresif, kejam dan
aneh/ganjil, merasa lebih mampu bersosialisasi dan bersemangat.
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
f. Inhalan
- Contoh : nitrat, lem, bensin, thiner cat, solvent, spray, dll.
- Menimbulkan sensa “melayang” (fly)
- Jangka pendek : gangguan irama jantung dan menurunkan kadar
oksigen, yang keduanya dapat menyebabkan kematian.
- Penggunaan regular : gangguan pada otak, jantung, ginjal dan hepar.
- Beberapa tanda :
• Bau bahan-bahan kimia di napas atau pada pakaiannya.
• Bicara tidak jelas.
• Perilaku mabuk atau linglung.
• Kehilangan nafsu makan.
• Mudah marah.
• Ruam di sekitar mulut yang dapat menyebar ke bagian tengah wajah.
• Menyembunyikan benda-benda yang mungkin dapat disalahgunakan,
seperti kain, pakaian, tas, atau wadah produk tertentu.
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
g. Sedativa atau pil-pil tidur
- Contoh : pil koplo, diazepam, alprazolam, flunitrazepam, dll.
- Menimbulkan perasaan tenang & anti cemas
- Efek jangka pendek : mengantuk, kelelahan, gerakan yang tidak
terkoordinasi, penurunan reaksi terhadap rangsang, mudah lupa,
memori terganggu, kebingungan, kelemahan otot atau hipotoni,
depresi, bicara cadel/tidak jelas, pandangan kabur, mulut kering, dan
sakit kepala.
- Efek jangka panjang : emosi”tumpul” (ketidakmampuan merasa
bahagia atau duka) atau meledak-ledak (agresif), siklus menstruasi
tidak teratur, kecerdasan menurun,pembesaran payudara,
ketergantungan ( dapat terjadi setelah 3 sampai 6 bulan dalam dosis
terapi).
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
h. Halusinogen
- Contoh : LSD, acid, magic mushrooms/jamur ajaib, PCP, Special K,
kecubung, dll.
- Efek : perubahan pikiran, mood, derajat kesadaran penggunanya,
menghasilkan berbagai jenis halusinasi dan perasaan yang
menggantikan rasa empati dan sosial.
- Jangka pendek : delusi dan perubahan persepsi, perubahan arti
waktu, warna, suara dan rabaan/sentuhan. Beberapa pengguna
mengalami pikiran-pikiran yang menakutkan/mengerikan dan
perasaan ketakutan lepas kendali, takut akan kemanusiaan dan
kematian, dan putus asa.
- Efek fisik : dilatasi pupil, peningkatan denyut jantung dan tekanan
darah, hilangnya nafsu makan, tidak dapat tidur, mulut kering dan
tremor.
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
i. Opioid
- Contoh : heroin, morfin, metadon, kodein, tramadol, buprenorfin, dll.
- Menghilangkan rasa nyeri, opioid dapat membangkitkan euforia, rasa
tenang, mengantuk, apatis dan gerak motorik yang lambat,
mengurangi ketegangan, ansietas dan depresi. Penggunanya akan
merasa bebas dari tekanan fisik ataupun emosional atau rasa nyeri.
- Dosis besar : euforia
Klasifikasi NAPZA
dalam ASSIST
j. Napza lain - Spesifik
- Contoh : penyalahgunaan DMP, THP, CTM, Carisoprodol, Khat, dobel L
/ LL, Dextro, Dimen, E10, Kanabis sintetis (Gorilla, hanoman,sun go
kong), dll.
Siapa yang Akan Di-skrining?
Idealnya , seluruh sasaran dalam program uji skrining promosi
kesehatan mulai usia remaja.
Pusat pelayanan kesehatan primer yang memiliki proporsi
tinggi penggunaan Napza – pelayanan kesehatan universitas,
klinik IMS, daerah dengan prevalensi tinggi.
sasaran yang keluhannya menandakan adanya hubungan
dengan penyalahgunaan Napza
sasaran dengan kondisi kesehatan yang diperburuk oleh
penyalahgunaan Napza.
Perempuan hamil
Mempertimbangkan sasaran
Lanjutkan untuk
tiap napza yang
“pernah”
Bila semuanya
“tidak pernah”
PERTANYAAN
PERTANYAAN 2
6, 7, & 8
Lanjutkan untuk
tiap napza yang
“pernah”
PERTANYAAN
3, 4, & 5
Penghitungan Skor
Specific Substance Involvement (SSI)
Untuk masing-masing zat (a. sampai j.) jumlahkan semua skor yang
didapat daripertanyaan 2 sampai 7.
Jangan ikutkan hasil dari P1 ataupun P8 dalam penghitungan ini.
Contoh, skor untuk kanabis (ganja) dijumlahkan dari:
P2c + P3c + P4c + P5c + P6c + P7c
RISIKO RENDAH
RISIKO SEDANG/MENENGAH
RISIKO TINGGI
► Deteksi Dini
instrument ASSIST
untuk
Penyalahguna Napza
berbasis android
► Dilakukan di SMU
dan FKTP
► Dilakukan p a d a
populasi berisiko
tinggi/penduduk
rentan, yaitu Siswa
SMP, SMU dan
populasi kunci,
pasien keswa dan
pasien
psikosomatis di poli
umum.
DETEKSI DINI PENYALAHGUNAAN NAPZA
DI SMU
Tujuan :
- Menurunkan prevalensi penyalahguna NAPZA pada siswa SMU
- Mengetahui dan menangani secara dini penyalahgunaan NAPZA
-Meningkatkan cakupan rehabilitasi medis
Sasaran
Siswa SMU dengan salah satu kriteria,
sbb;
□ Nilai pelajaran yang menurun terus
menerus, Prestasi menurun,
□ Menarik diri dari pergaulan dengan
teman sebaya, Kedapatan merokok,
□ Sering membolos, Sering
bertengkar/berkelahi,
□ Sering terlambat datang, mudah lelah, merasa tertekan, pendiam dan yang
berpenampilan berantakan.
Puskesmas
IPWL
Salam
Sehat