Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

Penyuluhan NAPZA dan HIV AIDS

A. Pendahuluan
Pembangunan kesehatan sebagai bagian internal dari
pembangunan nasional diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kernampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-undang Dasar tahun 1994 dan Undang-
undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009.
Program MDG’s yang dicanangkan dunia pada tahun 2000 dan
dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2010 tentang
Pembangunan yang berkeadilan yang bertujuan untuk mempercepat
pencapaian MDG’s, maka perlu dilakukan upaya untuk rnencapai tujuan
tersebut perlu dilaksanakan program-program kesehatan secara sistematis,
menyeluruh dan berkesinambungan berdasarkan pada rencana yang Iebih
strategis.
Puskesmas sebagai penangungjawab penyelenggara upaya
kesehatan terdepan, kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya
berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga
sebagai pusat komunikasi masyarakat. Disamping itu, keberadaan
puskesmas di suatu wilayah dimanfaatkan sebagai upaya-upaya
pembaharuan (inovasi) bagi di bidang kesehatan masyarakat maupun
upaya pembangunan Iainnya bagi kehidupan masyarakat sekitarnya sesuai
dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. OIeh karena itu
keberadaan puskesmas dapat diumpamakan sebagai “agen perubahan” di
masyarakat sehinga masyarakat Iebih berdaya dan timbuI gerakan-gerakan
upaya kesehatan yang bersumber pada masyarakat.
Untuk melaksanakan upaya kesehatan wajib tersebut di Puskesmas
diperlukan tenaga fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat (PKM) untuk
mengelola promosi kesehatan di Puskesmas secara profesional dan
mampu untuk mengelola serta menyelenggarakan pelayanan yang bersifat
promotif dan preventif.
Pola penyalahgunaan narkoba mula mula di mulai dengan bujukan,
penawaran, ataupun tekanan dari seseorang atau kelompok pada yang
bersangkutan. Dorongan rasa ingin tahu, ingin mencoba dan atau ingin

KAK Penyuluhan NAPZA/HIV AIDS Puskesmas Pekuncen Page 1


merasakan maka anak mau menerima tawaran tersebut. Dan hal ini makin
lama makin ketagihan, sulit untuk menolak tawaran tersebut. Korban-
korban penyalahgunaan narkoba mulai sejak usia SD SMP, SMA, dan
bahkan ke perguruan tinggi, untuk itu perlu ada usaha pencegahan sedini
rnungkin.
Dengan basis sekolah sebagai salah satu aspek masyarakat yang
menyiapkan warganya untuk masa depan. Ketrampilan-ketrampilan psiko
sosial seperti bersikap dan berperilaku positip, mengenal situasi
penawaran/ajakan dan terampil menolak tawaran/ajakan tersebut.
Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah perilaku manusia bukan
semata-mata masalah zat atau narkoba itu sendiri. Maka dalam usaha
pencegahan meluasnya pengaruh penyalahgunaan narkoba itu perlu
pendekatan tingkah laku. Tentu saja hal ini perlu selektif, jangan sampai
terjadi sebaliknya. Karena dorongan rasa ingin tahu justeru terjerumus
dalam penyalahgunaan narkoba. Maka dikembangkanlah model belajar
hidup bertanggung jawab. Dan menangkal terjadinya kekerasan akibat
penyualahgunaan narkoba.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Anang Iskandar,
mengatakan di dunia ada 315 juta orang usia produktif atau berumur 15
sampai 65 tahun yang menjadi pengguna narkoba. Hal ini, kata Anang
berdasarkan data dan UNODC, yaitu organisasi dunia yang menangani
masalah narkoba dan kriminal.
Sejak 2010 sampai 2013 tercatat ada peningkatan jumlah pelajar
dan mahasiswa yang menjadi tersangka kasus narkoba. Pada 2010
tercatat ada 531 tersangka narkotika, jumlah itu meningkat menjadi 605
pada 2011. Setahun kemudian, terdapat 695 tersangka narkotika, dan
tercatat 1.121 tersangka pada 2013.
Kecenderungan yang sama juga terlihat pada data tersangka
narkoba berstatus mahasiswa. Pada 2010, terdata ada 515 tersangka, dan
terus naik menjadi 607 tersangka pada 2011. Setahun kemudian, tercatat
709 tersangka, dan 857 tersangka di tahun 2013. Sebagian besar pelajar
dan mahasiswa yang terjerat UU Narkotika, merupakan konsumen atau
pengguna.
Pada 2011 BNN juga melakukan sunvei nasional perkembangan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba pada kelompok pelajar dan
mahasiswa. Dan penelitian di 16 provinsi di tanah air, ditemukan 2,6 persen
siswa SLTP sederajat pernah menggunakan narkoba, dan 4,7 persen siswa

KAK Penyuluhan NAPZA/HIV AIDS Puskesmas Pekuncen Page 2


SMA terdata pernah memakai barang haram itu. Sementara untuk
perguruan tinggi, ada 7,7 persen mahasiswa yang pernah mencoba
narkoba.

B. Latar Belakang
a. Dasar Hukurn
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
2. Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
3. Inpres 3 tahun 2002 tentang Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomori 28/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebiijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 585 tahun 2007 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 996/Menkes/SK/VII/2002
tentang Pedoman Penyelenggaraan Sarana Pelayanan Rehabilitasi
Penyalahgunaan NAPZA
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 567/Menkes/SK/IX/2001
tentang Sentra Pelatihan Pencegahan NAPZA
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 191/Menkes/SK/VI/2012
tentang Perubahan atas Kepmenkes 1873 tentang Sentra Pelatihan
NAPZA.

C. Maksud dan Tujuan


Penyuluhan NAPZA ke siswa SLTP/SLTA ini dilaksanakan untuk
memberikan informasi mengenai akibat dan penyalahgunaan NAPZA
kepada pelajar diharapkan dapat mencegah mereka untuk
menyalahgunakan NAPZA.
a. Tersedianya cukup informasi mengenai akibat negatif dan
penyalahgunaan NAPZA.
b. Meningkatnya pengetahuan siswa mengenal akibat penyalahgunaan
NAPZA.
c. Meningkatnya kesadaran masyarakat masyarakat khususnya siswa
untuk menghindari penyalahgunaan NAPZA,
d. Menurunnya jumlah pengguna NAPZA
b. Alasan Kegiatan Dilaksanakan

KAK Penyuluhan NAPZA/HIV AIDS Puskesmas Pekuncen Page 3


D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Upaya penyuluhan NAPZA dilaksanakan dengan metode ceramah dan
diskusi kepada para siswa SLTP/SLTA dalam wilayah kerja Puskesmas
Pekuncen

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


a. Metode Pelaksanaan
Metode penyuluhan kesehatan yang digunakan adalah ceramah dan
diskusi.
b. Tahapan Pelaksanaan
1) Tahap Penentuan Jadwal Penyuluhan
 Kegiatan penyuluhan terlebih dahulu dikoordinasikan dengan pihak
sekolah.
2) Tahap Persiapan
 Mempersiapkan materi penyuluhan
 Mempersiapkan media penunjang apabila diperlukan
3) Tahap Pelaksanaan
 Pemberian materi penyuluhan dilakukan secara langsung kepada
para siswa SLTP/SLTA.
4) Tahap Pelaporan
Laporan kegiatan dituangkan dalam risalah kegiatan BOK dan laporan
kegiatan bulanan Promkes yang diserahkan ke Dinas Kesehatan Kab.
Banyumas secara rutin.

F. Sasaran
Kegiatan dilaksanakan di seluruh SD, SLTP, SLTA dalam wilayah kerja
Puskesmas Pekuncen secara bergiliran.

G. Jadwal Kegiatan
Tebel Rencana Realisasi Kegiatan
Tahun 2016
Kegiatan Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Ags Sep Ok No De
n b r r i n l t t t p s
Penyuluha
n   
Kesehatan

KAK Penyuluhan NAPZA/HIV AIDS Puskesmas Pekuncen Page 4


H. Evaluasi Pelaksanaan dan Pelaporan
Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas promosi kesehatan Pekuncen dengan
dibantu oleh bidan desa maupun pemegang program lainnya, dan menjadi
tanggungjawab petugas promosi kesehatan Puskesmas Pekuncen.

I. Pencatan, Pelaporan dan Evaluasi


Tersusun laporan kegiatan penyuluhan kesehatan. Dan laporan di serahkan ke
kepala Pukskesmas dan Dinas Kesehatan Banyumas

Mengetahui
Kepala Puskesmas Pekuncen

dr. Teguh Ariyanto, MPH


NIP. 19750221 200801 0 004

KAK Penyuluhan NAPZA/HIV AIDS Puskesmas Pekuncen Page 5

Anda mungkin juga menyukai