Anda di halaman 1dari 19

Materi Dasar 2

Tata Kelola Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA

Oleh: Susilo Budi Hartanto, S.Si, Apt


TOT Pelatihan Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa
10 Juli 2023
DESKRIPSI SINGKAT
• Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga
individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya.
• Upaya pencegahan dan penanganan ODMK dan ODGJ dilakukan
secara komprehensif dan berkesinambungan. Hal ini juga memerlukan
tata kelola program kesehatan jiwa yang baik mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pembinaan, monitoring dan evaluasi di tingkat pusat
dan daerah.
PRIORITAS NASIONAL
UPAYA KESEHATAN JIWA DI INDONESIA
1. Promosi kesehatan jiwa
2. Deteksi Dini Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA
3. Penanganan Orang dengan Masalah Kesehatan
Jiwa
4. Penanggulangan Orang dengan Gangguan Jiwa
5. Rehabilitasi Medis Penyalahguna NAPZA;
TUJUAN PEMBELAJARAN
POKOK BAHASAN
A. Target dan Indikator Keberhasilan Kinerja (Global &
Nasional)
B. Penyediaan Sumber daya dalam penyelenggaraan
upaya Kesehatan Jiwa dan NAPZA
C. Tahapan Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Jiwa
dan NAPZA
D. Operasional Penyelengaraan Upaya Kesehatan Jiwa
dan NAPZA
Target dan Indikator Keberhasilan
Kinerja (Global & Nasional)
• Sustainable Development Goals (SDG’s)
• Rencana Strategis Kemenkes Tahun 2020-2024
• Standar Pelayanan Minimal
• Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga
• Rencana Aksi Nasional HAM
Target dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Kesehatan Jiwa
PERMENKES RI Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas PERMENKES Nomor 21 Tahun 2020 Tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024

TARGET
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
2022 2023 2024

Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko 30%


masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan skrining
60% 90%

Persentase penyandang gangguan jiwa yang 30%


2
memperoleh layanan di Fasyankes
60% 90%

Jumlah penyalahguna napza yang mendapatkan


10500 11000 11500
pelayanan rehabiltasi medis

7
Capaian Data Indikator 1 Prov. Kepri Tahun 2022

Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan skrining

40
36.49
Target Nasional
35 30%

30

25

20

15
9.86 9.3
10

5
1.33 1.65 1 1.37 1.1
0
Tan- Batam Bintan Karimun Lingga Natuna Anambas Kepri
jung-
pinang
Capaian Data Indikator 2 Prov. Kepri Tahun 2022

Persentase penyandang gangguan jiwa yang memperoleh layanan di Fasyankes

45
41.43 41.14
40
Target Nasional
34.84
35 30%

30 27.56

25 24.3 24.25 24.12 26.81

20
15
10
5
0
Tan- Batam Bintan Karimun Lingga Natuna Anambas Kepri
jung-
pinang
Capaian Data Indikator 3 Prov. Kepri Tahun 2022

Jumlah Penyalahguna Napza yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi medis di IPWL

35 Target Kepri 47
orang

30 30
30

25

20

15

10

5
0
0 0 0 0 0
0
Tan- Batam Bintan Karimun Lingga Natuna Anambas Kepri
jung-
pinang
Penyediaan Sumber Daya dalam Penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Jiwa dan NAPZA
Di Masyarakat
• Upaya kesehatan jiwa di masyarakat dilakukan dalam
kegiatan penyuluhan, dan pengenalan tanda dan gejala,
pertolongan awal masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di
masyarakat (pelayanan luar gedung) yaitu di Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), Lembaga
Pendidikan, lembaga sosial, kunjungan rumah dan lain-lain.
• Kebutuhan minimal tenaga pelaksana adalah kader
kesehatan dan pekerja sosial dengan pendampingan oleh
tenaga kesehatan.
Penyediaan Sumber Daya dalam Penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Jiwa dan NAPZA
Di Fasyankes
• Puskesmas  Kebutuhan minimal tenaga pelaksana terdiri
dari dokter umum, psikolog klinis, tenaga perawat, tenaga
kesehatan masyarakat/ promosi kesehatan.
• Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa Pemerintah dan/ atau Swasta
 Kebutuhan minimal tenaga pelaksana terdiri dari dokter
umum, psikolog klinis, psikiater, dokter spesialis lainnya,
okupasional terapis, perawat/ perawat jiwa, dan tenaga
kesehatan masyarakat/ promosi kesehatan.
Penyediaan Sumber Daya dalam Penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Jiwa dan NAPZA
Tingkat Kabupaten/Kota
• Pengelola program Keswa di dinas kesehatan
kabupaten/kota.

Tingkat Provinsi
• Pengelola program Keswa di dinas kesehatan provinsi.
Tahapan Penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Jiwa dan NAPZA
Tahap Perencanaan
 Kementerian Kesehatan
 Dinas Kesehatan Provinsi
 Dinas Kesehatan Kab/kota
 Puskesmas
Tahap Pelaksanaan
 Dinas Kesehatan Provinsi
 Dinas Kesehatan Kab/kota
 Puskesmas
Tahap Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi
Operasional Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Jiwa dan
NAPZA (upaya Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif)

1.Promotif
2.Preventif
3.Kuratif
4.Rehabilitatif
Pencatatan Dan Pelaporan
• Kegiatan pencatatan dan pelaporan dilaksanakan
untuk mendokumentasikan semua tahap kegiatan
upaya kesehatan jiwa yang telah dilaksanakan mulai
dari input, proses, output, outcome, dan impact.
• Pencatatan berisi hal-hal yang lebih rinci tentang
semua kegiatan (proses) yang sudah dilakukan,
sedangkan pelaporan dapat dilakukan secara
berjenjang sesuai dengan waktu dan format yang
telah ditentukan.
Monitoring dan Evaluasi
(Indikator Capaian, jejaring surveilans)
• Monitoring merupakan suatu kegiatan mengamati kegiatan upaya
pelayanan Kesehatan jiwa dengan tujuan agar semua data dan/ atau
informasi yang diperoleh dapat menjadi landasan dalam mengambil
tindakan selanjutnya yang diperlukan.
• Tujuan monitoring adalah untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan,
mengidentifikasi permasalahan dan upaya pemecahannya.
• Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan yang membandingkan realisasi
masukan (input), dan hasil (output) terhadap terhadap kebijakan dan
program yang telah direncanakan. Evaluasi menilai hasil kegiatan dan
digunakan sebagai dasar mengambil keputusan terkait tingkat keberhasilan
program yang telah dicapai dan tindakan selanjutnya yang diperlukan.
SEKARANG SAYA TAHU
• Tatakelola Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Jiwa merupakan upaya pemerintah
dalam memberikan pemahaman mengenai besaran masalah kesehatan jiwa dan
NAPZA, beban sosial dan ekonomi terhadap pemerintah maupun masyarakat, dan
kebijakan dan strategi yang harus diimplementasikan.
• Dalam pelaksanaan upaya kesehatan jiwa, Dinas Kesehatan serta puskesmas harus
bekerjasama dengan berbagai pihak di masyarakat, meliputi tenaga kesehatan,
pekerja sosial, organisasi sosial kemasyarakatan, dan elemen masyarakat lainnya
untuk membangun jejaring upaya promotif, preventif seperti deteksi dini serta
penanganan yang efektif dan efisien.
• Tatakelola Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Jiwa dapat menjadi acuan bagi Dinas
Kesehatan dan Puskesmas dalam melaksanakan penanggulangan dan penanganan
masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di Indonesia yang masih dapat dikembangkan
dan disesuaikan seiring dengan situasi dan kondisi serta kebijakan dalam
penanggulangan masalah kesehatan jiwa dan NAPZA.
C
Cerdas intelektual
E
Empati dalam berkomunikasi
R
Rajin beribadah
I
Interaksi yang
A
Asah, asih, asuh
emosional dan spiritual efektif sesuai agama & bermanfaat bagi tumbuh kembang
keyakinan kehidupan dalam keluarga &
masyarakat

27

Anda mungkin juga menyukai