Anda di halaman 1dari 20

MENINGKATKAN KEPATUHAN MINUM OBAT JIWA DENGAN “ PANTAI

(Pantau Minum Obat Jiwa)“ DI PUSKESMAS KECAMATAN MENTENG


TAHUN 2023

Apt. Enalia Rostika. S.Si


Rumpun Apoteker

PUSKESMAS KECAMATAN MENTENG


SUKU DINAS KESEHATAN
JAKARTA PUSAT
2023

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
I.1. Latar Belakang 2
I.2. Maksud dan Tujuan
I.3. Gambaran umum Wilayah Kerja
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Identifikasi Masalah
II.2. Analisis Permasalahan
II.3. Rencanan Kegiatan Inovasi
II.4. Pelaksanaan, Hasil, dan Evaluasi Dampak Kegiatan
BAB III
III. 1. Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG


Kesehatan Jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah
ketika seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu
menghadapi tantangan hidup serta dapat menerima orang lain
sebagaimana seharusnya mempunyai sikap positif terdapat diri sendiri
dan orang lain. Gangguan jiwa menurut American Psychiatric
Association (APA) adalah perubahan dalam pola pikir, emosi, atau
perilaku maupun gabungan dari ketiga perubahan tersebut. Gangguan
jiwa berhubungan dengan distres atau masalah dengan tanda gejala
yang berbeda. Secara umum, gangguan jiwa ditandai beberapa
kombinasi dari pola pikir abnormal, emosi, perilaku dan hubungan
dengan yang lain (WHO). Gangguan jiwa menurut Depkes RI adalah
suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya
gangguan pada fungsi jiwa, sehingga dapat menimbulkan penderitaan
pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial
(Departemen Kesehatan RI, 2000).
Persentase penyandang gangguan depresi, ansietas, dan
skizofrenia yang memperoleh layanan di fasyankes dengan kriteria :
sesuai dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis. Jumlah
penduduk tahun 2022 sejumlah 3.482.891 jiwa, dengan prevalensi
penyandang gangguan jiwa sebesar 0.55 %, maka jumlah penyandang
gangguan jiwa sebanyak 19.156 jiwa, target sasaran tahun 2022
sebanyak 30 % yaitu 5.747 jiwa.
Jumlah estimasi penyandang gangguan jiwa (depresi / ansietas /
skizofrenia ) berdasarkan Rikesdas terbaru yaitu, 0.725 % dikali dengan
jumlah penduduk di wilayah tertentu. Capaian indikator persentase
indikator penyandang gangguan jiwa yang memperoleh layanan di
fasyankes tahun 2022 untuk Provinsi DKI Jakarta sebesar 24.29 % dari
30 % target yang di tetapkan. Meskipun secara nasional ini merupakan

1
proyeksi dari penurunan kunjungan persentase penyandang gangguan
jiwa yang datang ke fasyankes belum mencapai target. Untuk
meningkatkan kesehatan jiwa, perlu perhatian pemerintah dan kerja
sama semua pihak untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian
masyarakat maupun pemangku kepentingan terhadap masalah
kesehatan jiwa.
Perlakuan dan penanganan yang tidak tepat ini justru bisa
berakibat buruk bagi kondisi pasien, bahkhan memperparah penyakit
yang dideritanya, dengan pengobatan yang benar kualitas hidup ODGJ
akan lebih baik. Kepatuhan minum obat merupakan fenomena yang
cukup kompleks, mengingat banyak faktor yang dapat mempengaruhi
mulai dari faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi
dan pekerjaan. Pengobatan tidak akan menyembuhkhan ODGJ 100 %
tetapi dengan pengobatan maka waktu remisi pasien setahun lebih
lama dan gejala psikosis tidak terlalu parah. Hal ini tentunya akan
memperingan beban hidup pasien, banyak penelitian yang
membuktikan bahwa intervensi terhadap masalah kepatuhan ini sangat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Hal ini dilakukan
melalui terapi kognitif – perilaku, komunikasi keluarga, dan terapi
komunikasi keluarga, dan terapi komunitas untuk meningkatkhan
kepatuhan minum obat melalui peningkatan pemahaman pasien.
Beberapa faktor yang menjadi penentu terjadinya kepatuhan antara lain
faktor pasien, dukungan keluarga, efek samping obat, hubungan
terapeutik, dan karakteristik penyakit. Perbedaan kultur dan sistem
kesehatan yang cakupannya berbeda dapat menjadi faktor lain yang
menyebabkhan tidak patuhan pada pasien di Indonesia.
Untuk mencapai kesembuhan diperlukhan keteraturan atau
kepatuhan berobat pada setiap penderita. Panduan obat jiwa jangka
pendek dan jangka panjang merupakan strategi untuk membantu
mencegah kekambuhan yang dapat menjadikan perilaku agresif,
walaupun obat yang digunakan baik tetapi bila penderita tidak
mengkonsumsi secara teratur maka umumnya hasil pengobatan akan

2
kurang optimal. Kenyataan lain bahwa penyakit gangguan jiwa harus
dikonsumsi dalam jangka panjang bahkan seumur hidup. Diperlukan
bantuan pengawasan minum obat dari care giver untuk mengingatkan
dan menyediakan obat secara langsung kepada penderita, disebutkan
tingginya keberhasilan untuk sembuh dikaitkhan dengan
Puskesmas Menteng merupakan salah satu instansi yang berada di
bawah naungan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Salah satu
upaya dalam peningkatan mutu dan akses pelayanan kesehatan jiwa
dalam penyediaan, pendistribusian dan pemantauan obat-obatan pada
pasien jiwa. Dimana kunjungan di tahun 2023 pada bulan Januari
sampai November rata-rata orang dari 169 orang total pasien jiwa di
wilayah kecamatan menteng.
Menyikapi hal tersebut, penulis sebagai bagian dari unit pelayanan
farmasi di Puskesmas Menteng melakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan kunjungan pasien jiwa dalam upaya pengobatan di
wilayah Puskesmas Menteng melalui “PANTAI (PANTAU MINUM OBAT
JIWA) “ yang dilaksanakan guna memberikan perbaikan pengobatan
pada pasien jiwa di wilayah Kecamatan Menteng.

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN


MAKSUD :
Meningkatkan kepatuhan minum obat jiwa pada tahun 2023 di wilayah
kecamatan menteng

TUJUAN :
a. Diharapkan dapat mencegah pasien dengan gangguan kejiwaan
mengalami depresi yang lebih berat lagi.
b. Diharapkan dapat pasien dapat mengendalikan penyakit gangguan
jiwanya.
c. Diharapkan pasien dengan gangguan jiwa di menteng dapat
memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dengan teratur minum
obat.

3
I.3. Gambar umum wilayah kerja
1. Peta wilayah Kecamatan Menteng

2. Data Geografi
Kecamatan Menteng adalah sebuah kecamatan yang terletak di
Jakarta Pusat dan merupakan pusat pemerintahan dari kota
Administrasi Jakarta Pusat. Kecamatan ini berbatasan dengan
Kecamatan Gambir di sebelah utara, Kecamatan Tanah Abang di
sebelah barat , Kecamatan Matraman sebelah timur, dan
Kecamatan Setiabudi di sebelah selatan.
Kecamatan Menteng mempunyai luas wilayah 653,46 Ha.
Mempunyai 5 kelurahan, yaitu Kelurahan Kebon Sirih, Kelurahan
Gondangdia, Kelurahan Cikini, Kelurahan menteng dan kelurahan
pegangsaan.
Luas wilayah, jumlah kecamatan, kelurahan, Rukun Warga dan
Rukun tetangga di wilayah kecamatan Menteng dapat dilihat pada
tabel berikut

4
Luas Wilayah
Kelurahan Jumlah RW Jumlah RT
(Ha)
KEBON SIRIH 83,40 Ha 10 77
GONDANGDIA 145, 82 Ha 5 40
CIKINI 82, 09 Ha 5 66
MENTENG 243, 90 Ha 10 137
PEGANGSAAN 98, 25 Ha 8 104
Jumlah 653, 46 Ha 38 424
Sumber : Profil Puskesmas Menteng 2020

3. Kependudukan
Jumlah Penduduk Kecamatan Menteng pada tahun 2023 (Smt.1)
sebanyak 88.981 orang.

Jumlah Penduduk
NO KELURAHAN
Laki -laki Perempuan Jumlah
1 Menteng 15,446 15,551 30,997
2 Cikini 5,044 4,981 10,025
3 Pegangsaan 14,318 14,049 28,367
4 Kebon Sirih 7,635 7,209 14,844
5 Gondangdia 2,257 2,491 4,748
Kec. Menteng 44,700 44,281 88,981
Sumber : Profil Puskesmas Menteng 2020

4. Visi dan Misi Puskesmas Menteng


Visi Puskesmas Menteng
Menjadi Pusat Layanan Kesehatan Primer yang profesional,
komprehensif, dan menjadi pilihan utama bagi seluruh lapisan
masyarakat.

5
Misi Puskesmas Menteng
1. Menyiapkan SDM yang profesional.
2. Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung
pelayanan.
3. Meningkatkhan akses layanan kesehatan untuk seluruh lapisan
masyarakat.
4. Menyelenggarakan UKP dan UKM secara bersamaan dan
berkesinambungan.

Tata Nilai dan Motto Puskesmas Menteng

S : Sapa
E : Edukasi
H : Handal
A : Aman
T : Tertib

Motto Puskesmas Kecamatan Menteng

“KESEHATAN ANDA PRIORITAS KAMI


6
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. IDENTIFIKASI MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan tersebut di atas,
dapat di identifikasi terdapat dua masalah utama pada pengobatan
pasien jiwa berdasarkan capaian bulanan Puskesmas Menteng Periode
Januari sampai dengan November 2023 yang digambarkan pada
Grafik, yakni :
1. Tingkat Kepatuhan berobat pasien Jiwa di Puskesmas Menteng
belum konsisten mencapai target setiap bulannya pada Januari
sampai November 2023.
2. Belum adanya kegiatan pemantauan minum obat pada pasien
ODGJ di Puskesmas menteng.
NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL
1 Tingkat kepatuhan berobat Kepatuhan berobat pasien
pasien ODGJ di ODGJ yang datang untuk
Puskesmas Menteng belum mengambil obat
konsisten mencapai target dibandingkan dengan jumlah
setiap bulannya pada total pasien yang terjadwal
Januari sampai November kunjungan per bulannya
2023
2 Belum adanya kegiatan Dibentuknya kegiatan
pemantauan minum obat pemantauan minum obat
pada pasien ODGJ di pada pasien ODGJ di
Puskesmas menteng Puskesmas Menteng

7
Diagram Kunjungan Pasien ODGJ
Pasien ODGJ Kunjungan Berobat

100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

54.44%
49.70% 47.34% 50.89% 50.89% 48.52% 49.11%
43.20%
39.64% 39.64%
33.73%

J AN FEB MAR AP R MEI JUN JUL AG S SEP OK T NOV

Sebagaimana yang terlihat pada grafik di atas, capaian bulanan


kunjungan berobat pasien ODGJ Puskesmas Menteng selama
periode Januari sampai dengan November 2023 belum tercapai
target. Capaian bulanan tertinggi pada bulan Mei 2023 yakni 54,44
%, dan di ikuti bulan Maret & Juli 2023 yakni 50,89 %, delapan bulan
sisanya bahkan tidak mencapai 50 %.

Untuk menentukan prioritas masalah di atas, maka penulis


menggunakan metode matriks untuk menetapkan urutan prioritas
masalah, salah satunya dengan teknik skoring menggunakan
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) Sebagai berikut :

8
No Masalah Penilaian Kriteria Nilai
Total
U S G
1 Tingkat Kepatuhan Berobat pasien 5 5 4 14
ODGJ di Puskesmas menteng belum
konsisten mencapai target setiap
bulannya pada Januari sampai
November 2023
2 Belum adanya kegiatan pemantauan 5 5 4 14
minum obat pada pasien ODGJ di
Puskesmas Menteng

Dari hasil penapisan isu menggunakan teknik USG (Urgency,


Seriousness, Growth) diperoleh isu yang pertama adalah tingkat
kepatuhan berobat pasien ODGJ di puskesmas menteng belum
konsisten mencapai target setiap bulannya pada Januari sampai
November 2023 dengan total skor 14 , Belum adanya kegiatan
pemantauan minum obat pada pasien ODGJ di Puskesmas Menteng
dengan total skor 14.

II.2. ANALISIS PERMASALAHAN


Dengan mempertimbangkan hasil skor USG (Urgency, Seriousness,
Growth) tersebut maka isu yang akan di angkat dan dijadikan bahan
untuk implementasi adalah isi terkait “ MENINGKATKAN KEPATUHAN
MINUM OBAT JIWA DENGAN “PANTAI ( PANTAU MINUM OBAT
JIWA)“ DI PUSKESMAS KECAMATAN MENTENG TAHUN 2023. Untuk
mengetahui faktor penyebab isu tersebut akan dilakukan identifikasi
faktor penyebab dengan menggunakan diagram fishbone. Berikut
adalah diagram fishbone faktor penyebab terjadinya isu :

9
Dengan diagram fishbone tersebut di dapat kemungkinan yang menjadi
akar penyebab masalah, fakta dan data di lapangan, sebagai berikut :

No. Akar penyebab Fakta dan data


1 Belum adanya form lembar Belum adanya sistem/aplikasi
pemantauan minum obat untuk pemantauan minum obat
pada pasien ODGJ pada pasien ODGJ
2 Belum adanya tas / tempat Pasien hanya menaruh obat pada
penyimpan obat untuk tenteng kresek atau plastik
pasien ODGJ tertentu yang ada di rumah
3 Kurangnya pengetahuan Belum adanya edukasi terhadap
keluarga terhadap dampak keluarga pasien tentang
jika ODGJ tidak minum pentingnya minum obat jiwa
obat secara teratur secara teratur.
4 Pasien sering lupa Tidak adanya aplikasi pengingat
meminum obat minum pada pasien ODGJ

II.3. RENCANA KEGIATAN DAN INOVASI


Berdasarkan analisa permasalahan yang ada, penulis membuat jadwal
dan kegiatan dan inovasi, sebagai berikut :

10
Nov Des Jan Feb
Akar Masalah Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Belum adanya form Melakukan konsultasi


lembar pemantauan dengan atasan terkait
minum obat pada penyusunan format
pasien ODGJ lembar pemantauan
minum obat pasien
ODGJ

Melakukan
penyusunan format
lembar pemantauan
minum obat pasien
ODGJ

Melakukan cetak
lembar pemantauan
minum obat pasien
ODGJ

Membagikan form
lembar pemantauan
minum obat kepada
setiap pasien ODGJ di
Puskesmas menteng

Belum adanya tas / Melakukan konsultasi


tempat penyimpan dengan atasan terkait
obat untuk pasien desain tas untuk
ODGJ pasien ODGJ di
wilayah menteng

Membuat tas dengan


pengrajin tas

Membagikan tas
kepada pasien ODGJ
di wilayah menteng

Kurangnya Melakukan koordinasi


pengetahuan keluarga dengan PJ poli angrek
terhadap dampak jika untuk penjadwalan
ODGJ tidak minum sosialisasi petugas
obat secara teratur Melakukan sosialisasi
kepada keluarga
pasien.

Pasien sering lupa Membuat kuesioner


meminum obat mengenai kepatuhan
minum obat

11
Nov Des Jan Feb
Akar Masalah Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Memberi kuesiner ke
setiap pasien atau
keluarga pasien
ODGJ

Membuat aplikasi
pengingat minum obat

Kemudian di buat rencana kegiatan dan inovasi dengan metode


5W+2H

CARA SASARA PELAKSAN BIAYA


FAKTOR BATAS TEMPAT
N PENANGGULANGA N A (HOW
PENYEBAB WAKTU
O N MUCH
(WHY) (WHEN) (WHERE)
(HOW) (WHAT) (WHO) )

1 Belum Melakukan konsultasi Petugas Desembe Puskesma Enalia 0


adanya form dengan atasan terkait Kesehatan r Minggu s Menteng
lembar penyusunan format ke 4
pemantauan lembar pemantauan
minum obat minum obat pasien
pada pasien ODGJ
ODGJ Melakukan Petugas Desembe Puskesma Enalia 0
penyusunan format Kesehatan r Minggu s Menteng
lembar pemantauan ke 4
minum obat pasien
ODGJ

Melakukan cetak Petugas Januari Puskesma Enalia 0


lembar pemantauan Kesehatan Minggu s Menteng
minum obat pasien ke 1
ODGJ

Membagikan form Petugas Januari Puskesma Enalia 0


lembar pemantauan Kesehatan Minggu s Menteng
minum obat kepada ke 1
setiap pasien ODGJ
di Puskesmas
menteng

2 Belum Melakukan konsultasi Petugas Desembe Puskesma Enalia 0


adanya tas / dengan atasan terkait Kesehatan r Minggu s Menteng
tempat desain tas untuk ke 4
penyimpan pasien ODGJ di
obat untuk wilayah menteng
pasien Membuat tas dengan Petugas Desembe Puskesma Enalia
ODGJ pengrajin tas Kesehatan r Minggu s Menteng

12
ke 4

Membagikan tas Januari Puskesma Enalia


kepada pasien ODGJ Minggu s Menteng
di wilayah menteng ke 1

3 Kurangnya Melakukan koordinasi Petugas Januari Puskesma Enalia 0


pengetahua dengan kasatpel, PJ Kesehatan Minggu s Menteng
n keluarga jadwal untuk ke 1
terhadap penjadwalan
dampak jika sosialisasi petugas
ODGJ tidak Melakukan sosialisasi Petugas Desembe Puskesma Enalia 0
minum obat kepada keluarga Kesehatan r s Menteng
secara pasien. Minggu
teratur ke 1

4 Pasien Membuat kuesioner Petugas Novembe Puskesma Enalia 0


sering lupa mengenai kepatuhan Kesehatan r s Menteng
meminum minum obat Minggu
obat ke 1

Memberi kuesiner ke Petugas Desembe Puskesma Enalia 0


setiap pasien atau Kesehatan r s Menteng
keluarga pasien Minggu
ODGJ ke 4

Membuat aplikasi Petugas Januari Puskesma Enalia 0


pengingat minum obat Kesehatan Minggu s Menteng
ke 1

II.4. PELAKSANAAN, HASIL, DAN EVALUASI DAMPAK KEGIATAN

13
DAFTAR PUSATAKA

14
Kementerian Kesehatan RI (2022). Laporan Akuntabilitas Kerja Intansi
Pemerintah Tahun 2022. Direktorat Kesehatan Jiwa. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2022.
Kementerian Kesehatan RI (2020). RencanaAksi Kegiatan 2020 – 2024
Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Tahun 2020.
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa
dan NAPZA. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2020.
Kementerian Kesehatan RI (2020). Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan
Jiwa di fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Tahun 2020.
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa
dan NAPZA. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2020.
Dr. Sandersan Onie (2021). Indonesia Mental Health First Aid. Booklet
Panduan Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa Tahun 2021.
Kompas 2021.

15
LAMPIRAN 1

Tabel Kontrol Kesehatan

Tanggal Faskes Catatan Catatan Obat yang Jam Minum Indikasi Jadwal
Dokter Apoteker Diterima Obat Kontrol Ulang

16
Lampiran II
Kuestioner Kepatuhan Minum Obat
Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda checklist (√) pada tempat yang disediakan. Semua
pernyataan diisi dengan satu jawaban

Keterangan: Pernyataan positif: Ya (1) Tidak (0)

Pernyataan negatif: Ya (0) Tidak (1)

No. Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah pasien pernah lupa meminum obat?

2 Apakah pasien pernah minum obat tidak sesuai dengan


dosis yang diberikan dari klinik/rumah sakit?

3 Ketika pasien merasa lebih baik, apakah pasien berhenti


meminum obat?

4 Apakah pernah pasien merasa lebih buruk saat meminum


obat dan berhenti meminumnya?

5 Apakah pasien meminum obat pada saat sakit (tanda dan


gejala kekambuhan) saja?

6 Apakah pasien mampu menebus resep obat pada saat


obat habis?

7 Apakah pikiran pasien lebih jernih/baik selama dalam


pengobatan?

8 Apakah dengan minum obat, pasien dapat mencegah


terjadinya kekambuhan?

9 Apakah pasien merasa tidak senang (menolak,


menghindar) selama dalam pengobatan?

10. Apakah pengobatan membuat pasien merasa lelah dan


malas?

17
Contoh Gambar ini hanya contoh tas yang akan di buat
Bahan Tas : Kulit sintesis
Warna : Navy

18

Anda mungkin juga menyukai