Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat (health) adalah konsep yang tidak mudah diartikan sekalipun dapat kita

rasakan dan diamati keadaannya. Orang ‘gemuk’ dianggap sehat dan orang yang

mempunyai keluhan dianggap tidak sehat. Faktor subjektifitas dan kultural

mempengaruhi pemahaman dan pengertian orang terhadap konsep sehat. World Health

Organization (WHO) merumuskan sehat dalam arti kata yang luas, yaitu keadaan yang

sempurna baik fisik, mental maupun social, tidak hanya terbebas dari penyakit atau

kelemahan/cacat. (Azizah dkk, 2016).

Kesehatan jiwa bagi manusia berarti terwujudnya keharmonisan fungsi jiwa dan

sanggup menghadapi problem, merasa bahagia dan mampu diri. Orang yang sehat jiwa

berarti mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

masyarakat, dan lingkungan. Manusia terdiri dari bio, psiko, sosial, dan spiritual yang

saling berinteraksi satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi. (Azizah dkk, 2016)

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2014

yaitu seorang individu yang dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial

sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan,

1
dapat bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya

(Anna, 2019).

Undang-undang nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa menyebutkan

bahwa upaya kesehatan jiwa diselenggarakan melalui pendekatan promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan

berkesinambungan bersama-sama dengan lintas program dan lintas sektor terkait. Dalam

rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, berbagai

upaya tengah diwujudkan agar dapat merealisasikan makna yang terkandung dalam

Undang-undang tentang Kesehatan Jiwa tersebut.

Sedangkan pengertian sehat jiwa menurut WHO (World Health Organization)

tahun 2016 adalah keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak

hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, sehingga kesehatan jiwa merupakan bagian

yang terintegrasi dalam kesehatan individu secara keseluruhan yang tidak hanya terbebas

dari gangguan jiwa saja tetapi lebih kepada kualitas untuk menjalani hidup yang lebih

bahagia.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2017 burden of

disease akibat penyakit jiwa adalah 2,463.29 per 100,000 penduduk sedangkan burden of

disease bunuh diri adalah 3,4 per 100,000 penduduk. Berdasarkan data Riskesdas 2018

didapatkan data kasus ODGJ berat adalah 1,8 per 1000 penduduk atau 429.332 ODGJ

Berat. Target layanan keswa terhadap ODGJ berat pada tahun 2024 adalah sebesar 100%

sesuai Standar Pelayanan Minimum bidang kesehatan. ODGJ berat yang dipasung adalah

31,5% dari jumlah penderita sementara ODGJ yang teratur minum obat hanya 48.9 %.

2
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan jiwa dasar memegang peranan

penting dalam menanggulangi gangguan jiwa.

ODGJ berat mendapat pelayanan sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan,

berupa: pemeriksaan kesehatan jiwa (wawancara psikiatrik dan pemeriksaan status

mental), pemberian informasi dan edukasi, tatalaksana awal, pemberian pengobatan dasar

dan atau melakukan rujukan bila diperlukan. Berdasarkan laporan dari dinas kesehatan

tahun 2020 Persentase ODGJ yang mendapat layanan sebesar 58,9%. Dari 16 provinsi

yang melaporkan, capaian tertinggi terdapat di Kep. Bangka Belitung sebesar 98% dan

Sulawesi Tengah sebesar 97,6%. Sedangkan provinsi terendah yaitu Jawa Barat sebesar

37,6%. (Kemenkes RI, 2021).

Capaian seluruh provinsi kurang dari 10%. Dari sebanyak 26 provinsi yang

melapor indikator persentase gangguan depresi pada penduduk di atas 15 tahun yang

mendapat layanan, tertinggi dicapai Provinsi Aceh, Sumatera Barat, dan Lampung

masing-masing sebesar 9,51%, 8,43%, dan 7,85%. (Kemenkes RI, 2021).

Di wilayah kerja Puskesmas Sungai Nanam ditemukan 77 orang dengan

gangguan jiwa. Berdasarkan evaluasi tahunan progam jiwa Puskesmas Sungai Nanam Ta

hun 2021 ada 70% pasien jiwa yang tidak mendapakatkan pelayan kesehatan sesuai stand

ar, dan yang memiliki jaminan kesehatan hanya 20 %.

Dalam pelaksanaannya, adanya berbagai kendala yang dihadapi oleh petugas

dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa, juga pesatnya kemajuan teknologi dan

ilmu pengetahuan khususnya farmakologi mengharuskan adanya perubahan pada

beberapa cara dan strategi penatalaksanaan. Oleh karena itu untuk mengatasi keadaan ini

pelayanan kesehatan jiwa yang dapat dipergunakan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar

3
sebagai penyempurnaan pedoman yang sudah ada serta untuk meningkatkan keterlibatan

masyarakat pada aspek preventif dan promotif, efektifitas dalam tata laksana pelayanan

kesehatan jiwa melalui seleksi obat esensial diperlukan inovasi dalam mencapai target

pelayanan terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Penyebab terbanyak kegagalan pelayanan ODGJ adalah pengobatan yang tidak

berkesinambungan dan kurangnya perhatian dari keluarga sebagai PMO (Pengawas

Minum Obat). Selain itu juga terputusnya pengobatan disebabkan oleh tidak adanya biaya

dan tidak adanya jaminan Kesehatan pada penderita ODGJ.

Mengingat penyebab dan latarbelakang Gangguan Jiwa dan menyangkut bidang-

bidang yang ditangani banyak sektor, baik dilingkungan pemerintah maupun swasta,

maka upaya penanganan pelayanan ODGJ memerlukan penanganan yang menyeluruh

terhadap masalah yang ada dengan melibatkan sektor terkait.

Dengan adanya permasalahan di atas, maka dilakukan terobosan melalui “Adiktif

di Wilayah Kerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Nanam tahun 2022”.

Inovasi Adiktif (Bantu Atasi Gangguan Kejiwaan melalui Integrasi Lintas

Sektor) adalah gerakan pemberdayaan masyarakat untuk lebih peduli pada ODGJ.

Inovasi ini diinisiasi pada kasus ODGJ di satu keluarga dengan kakak beradik menderita

gangguan jiwa, dan tidak adanya keluarga yang merawat dan memperhatikan dalam

pengobatan ODGJ ini. Kakak beradik ini kalo ada yang kambuh salah seorang dari

mereka, mereka melakukan tindakan sendiri degan mengikat saudara yang kambuh

dengan cara mengikat pada balok kayu yang ada dalam kamarnya.

4
Gerakan ini terdiri dari kerja sama antara lintas program dengan lintas sektor yang

merupakan upaya untuk meningkatkan pelayanan Kesehatan pada ODGJ di wilayah kerja

Puskesmas Sungai Nanam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah inovasi ini adalah:

“Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Inovasi Adiktif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai

Nanam Kabupaten Solok tahun 2022”?

C. Tujuan Inovasi

1. Tujuan Umum

Tujuan umum Inovasi ini adalah untuk menganalisis Inovasi Adiktif di Puskesmas

Sungai Nanam tahun 2022”.

2. Tujuan Khusus

a. Memperoleh informasi mendalam terhadap input (kebijakan, tenaga, biaya,

sarana) inovasi Adiktif di Puskesmas Sungai Nanam..

b. Memperoleh informasi mendalam terhadap proses (perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan) inovasi Adiktif di Puskesmas

Sungai Nanam.

c. Memperoleh informasi mendalam terhadap output inovasi Adiktif di Puskesmas

Sungai Nanam

5
D. Manfaat

1. Manfaat Ilmiah

Manfaat Ilmiah inovasi ini diharapkan mampu mengembangkan wawasan ilmu

kesehatan khususnya terkait dengan pelayanan ODGJ sesuai standar. Di samping itu,

akan melihat kesesuaian teori mengenai pelayanan Kesehatan pada ODGJ di

Puskesmas Sungai Nanam.

2. Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan dapat

dijadikan bahan masukan dan pengambilan keputusan dalam pengembangan

pelayanan Kesehatan terhadap ODGJ.

3. Bagi Pasien ODGJ

Inovasi ini bermanfaat untuk penderita ODGJ sehingga dapat sehat mandiri, produktif

dan diterima secara mnusiawi dalam masyarakat.

4. Bagi Masyarakat

Sebagai sumber informasi dalam peningkatan derajat kesehatan bagi masyarakat.

E. Ruang Lingkup

Inovasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana evaluasi pelayanan Kesehatan

pada Orang Dengan Gangguan Jiwa sehat mandiri dan diterima oleh masyrakat secara

manusiawi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Nanam Kecamatan Lembah Gumanti

Kabupaten Solok. Informan dalam evaluasi ini adalah 1 orang Wali nagari, 2 orang

Kepala Jorong, 1 orang Kepala Puskesmas, 2 orang kader Kesehatan, dan 1 orang pasien

ODGJ berobat rutin. Sasaran inovasi ini adalah seluruh ODGJ yang terdata di Wilayah

6
Kerja Puskesmas Sungai Nanam. Evaluasi ini dilakukan di Puskesmas Sungai Nanam

tahun 2022.

Metode yang digunakan dalam evaluasi ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Pengolahan data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan.

Analisis data dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Beberapa kegiatan dalam inovasi ini yaitu: Launching inovasi, bidan jorong dan

keterlibatan dokter sebagai tenaga kesehatan yang aktif dalam manjaring ODGJ di

wilayah kerja masing-masing, pemberdayaan kader, masyarakat dan TOMA dalam

pelayanan ODGJ, kunjungan rumah ODGJ yang bermasalah dan pengurusan jaminan

Kesehatan secara gratis .

7
BAB II

GAMBARAN SITUASI

A. Kondisi Geografis

Puskesmas Sungai Nanam terletak di Kenagarian Sungai Nanam Kecamatan

Lembah Gumanti dengan wilayah kerja meliputi 15 jorong dan luas wilayah seluruhnya

4016 Ha. Topografi daerah bervariasi antara daratan bergelombang dan berbukit-bukit

dengan ketinggian ± 1.458 meter dari permukaan laut.

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Nanam

8
Batas wilayah kerja Puskesmas Sungai Nanam antara lain:

1. Sebelah utara berbatasan dengan : Kecamatan Payung Sekaki

2. Sebelah selatan berbatasan dengan : Nagari Alahan Panjang

3. Sebelah barat berbatasan dengan : Kecamatan Danau Kembar

4. Sebelah timur berbatasan dengan : Kecamatan Tigo Lurah

Tabel 2.1
Nama Jorong, Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh dari Jorong ke
Puskesmas Sungai Nanam

Jarak Desa Ke Waktu Tempuh


No Nama Jorong
Puskesmas
1. Sariak Bayang 5 km 30 menit
2. Rimbo Data 5 km 30 menit
3. Lekok Batu Gadang 2 km 15 menit
4. Limau Puruik 2 km 15 menit
5. Pasa 500 m 10 menit
6. Koto 1 km 15 menit
7. Parak Tabu 3 km 20 menit
8. Lipek Pageh 4 km 30 menit
9. Sapan Munggu Tigo 2 km 20 menit
10. Padang Laweh 3 km 20 menit
11. Taratak Tangah 1 km 10 menit
12. Taratak Pauh 2 km 10 menit
13. Limau Parigi 4 km 30 menit
14. Aie Sanam 4 km 20 menit
15. Pakan Sabtu 3 km 30 menit

Puskesmas

9
B. Data Dasar
Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Sungai Nanam pada Tahun
2022 berjumlah 20.664 orang, terdiri dari penduduk asli dan pendatang.

Tabel 2.2
Distribusi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin

Jumlah
No Umur
L PR
1 0-5 Bulan 96 78
2 6-11 Bulan 106 109
3 1-3 Tahun 388 402
4 4-5 Tahun 367 380
5 6-14 Tahun 2176 2160
6 15-49 Tahun 5708 5689
7 50-59 Tahun 824 845
8 60-69 Tahun 445 524
9 70 Tahun 184 183
Jumlah 10.294 10.370

Tabel 2.3
Distribusi Sasaran Upaya Pelayanan Kesehatan
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Nanam
No Sasaran Jumlah

1 Ibuhamil 488 Orang

2 Ibumelahirkanataunifas 474 Orang

3 Ibu hamil Resti 98 Orang

4 Kelahiranhidup 460 Orang

5 Balita 0 – 59 Bulan 1.828 Orang

6 Jumlah PUS 3745 Orang

7 Jumlah Anak Sekolah 3.347 Orang

4 Usialanjut (60+ tahun) 932 Orang

5 Usialanjutresti (70+ tahun) 346 Orang

10
C. Sasaran inovasi
Seluruh pasien ODGJ yang ada wilayah kerja Puskesmas Sungai Nanam

D. Sarana Prasarana
Sarana dan prasana yang tersedia di UPT Puskesmas Sungai Nanam sebagaimana

pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.4
Data Kelengkapan Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan (ASPAK)
UPT Puskesmas Sungai Nanam Tahun 2022

Data Sarana Data Prasarana Data Alat Kesehatan Komulasi Kelengkapan

100 % 48,15 % 29,5 % 66,43 %

Tabel 2.5
Data Kelengkapan Sarana,Prasarana dan Alat Kesehatan Essensial UPT Puskesmas
Sungai Nanam(ASPAK)

Data sarana Data Prasarana Data Alat Kesehatan Komulasi Kelengkapan

(Dengan Rasio)

100 % 48,15 % 29,5 % 57 66,43 %

11
Tabel 2.6
Fasilitas dan Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Sungai Nanam
No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah Ket
.
1. Puskesmas Induk 1
2. Pustu 3
3. Poskesri 8
4. Bidan Praktek swasta 3
5. Puskel/Ambulance 1
(BPS)
6. Kendaraan roda 2 1
7. Posyandu Balita 28
8. Posyandu lansia 15
9. Laboratorium 1
10. Rumah Dinas Paramedis 4 2 ditempati

Klinik KB

E. Data Ketenagaan

Data ketenagaan yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Nanam

termasuk yang bertugas di Pustu/Poskesri/Polindes dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.7
Data seluruh Tenaga Kesehatan UPT Puskesmas Sungai Nanam
No. Jenis Ketenagaan Jumlah Keterangan

1. Dokter Umum 2 PNS

2. Dokter gigi 1 NS

3. Perawat / SPK 0

4. Kesehatan Masyarakat 1 THL

5. Perawat D III 2 1 THL, 1 Nusantara


12
No. Jenis Ketenagaan Jumlah Keterangan

Sehat

2 PNS, 1 CPNS, 2
6. Perawat SI 5
THL

7. Bidan D III 5 3 PNS, 2 THL

8. Bidan D IV 4 3 PNS, 1 THL

9. DIII Sanitarian 1 PNS

10. DIII Gizi 2 1 CPNS, 1 THL

11. DIII farmasi 1 PNS

12. Rekam medis 1 1 PNS

13. Analis kesehatan 1 PNS

14. Perawat Gigi D III 1 CPNS

15. Sopir 1 THL

16. Cleaning Cervis 1 THL

17 Satpam 1 THL

18. Bidan Pustu/Poskesri 11 6 PNS, 1 THL

F. Kondisi Sosial Ekonomi

Faktorekonomi masyarakat mempengaruhi upaya peningkatan derajat kesehatan


masyarakat. Faktor ini bisa menjadi faktor penunjang namun bisa juga menjadi faktor
yang menghambat upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Sebagian besar mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Nanam adalah sebagai petani

G. Sosial Budaya

13
Masyarakat Kabupaten Solok merupakan bagian dari masyarakat Sumatera Barat
yang penduduk aslinya adalah Suku Minangkabau. Budaya Minang mewarnai kehidupan
social sehari – hari antara lain terlihat dari pola matrilineal dalam garis keturunan dan
terkenal sebagai perantau. Seni budaya tradisional serta keindahan alam minangkabau
yang terkenal dan menjadi salah satu objek wisata andalan Indonesia. Puskesmas
berpeluang untuk memanfaatkan situasi ini dengan menyediakan pelayanan kesehatan
sebaik – baiknya.
Pola makan masyarakat Minang yang sudah membudaya dan sulit di rubah,
cenderung berlemak dan mengandung kolesterol tinggi, terutama berasal dari hewan
sembelih seperti kerbau, sapi dan kambing yang diolah sedemikian rupa dengan banyak
santan kelapa sehingga cita rasanya menjadi lezat. Hal ini akan berpengaruh terhadap
pola penyakit masyarakat terutama akan terjadi peningkatan kasus –kasus penyakit
jantung, stroke, reumatik serta penyakit degenerative lainnya.

H. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Sungai Nanam adalah
sebagai berikut:
Tabel2.8
Jenis Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Sungai Nanam
N JENIS SARANA JUMLAH
O
1 PAUD 5

2 TK 15

3 SD/MI 14

4 SMP 3

5 SMA/SMK 1

I. Metode evaluasi kegiatan

14
Metode yang diterapkan di puskesmas Sungai Nanam dalam melaksanakan
kegiatan maupun dalam mengevaluasi kegiatan adalah dengan melaksanakan Lokakarya
Mini yaitu :

No Metode Jumlah Pelaksanaan

1 Lokmin Bulanan 12
2 Lokmin Tri Bulan 4

Sedangkan pencatatan dan pelaporan puskesmas Sungai Nanam dibuat dalam sistem
pencatatan dan pelaporan tingkat puskesmas plus (SP2TP), yang dilaporkan setiap
bulannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten Solok.

J. Visi Dan Misi Puskesmas Sungai Nanam

Visi: Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerja Puskesmas


Sungai Nanam telah membuat kesepakatan visi untuk menjadi acuan yaitu
”Mewujudkan Masyarakat Sungai Nanam Sehat Mandiri dan Berkeadilan“.

Misi : Guna mencapai Visi Puskesmas maka perlu menetapkan misi sebagai berikut :

a. Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan


b. Mendorong Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat
c. Memelihara dan Meningkatkan Masyarakat Upaya Kesehatan yang Merata
dan Terjangkau
d. Meningkatkan dan Mendayagunakan Sumber Daya yang Ada

K. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas


Berdasarkan PERMENKES No. 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat, tugas pokok dan fungsi puskesmas adalah sebagai berikut :

Tugas Pokok Puskesmas


15
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai

tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

Fungsi Puskesmas

Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi :

a. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehehatan Masyarakat) tingkat pertama di

wilayah kerjanya

b. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehehatan Perorangan) tingkat pertama di

wilayah kerjanya.

Selain dua fungsi pokok tersebut, puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana

Pendidikan bidang Kesehatan, wahana program internship, dan/atau sebagai jejaring

Rumah Sakit Pendidikan.

L. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi di UPT Puskesmas Sungai Nanam mengacu kepada

Peraturan Bupati Solok No . 7 th 2013 tentang pembentukan Unit Pelaksanaan teknis

Puskesmas ,dimana susunan organisasi Unit Pelasksanaan Teknis terdiri atas :

a. Kepala UPT Puskesmas

b. Unit Tata Usaha

c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional yang terdiri dari :

 Koordinator Unit P2P

 Koordinator Unit Kesehatan Masyarakat

 Koordinator Unit Pelayanan Kesehatan

 Koordinator Unit Promosi Kesehatan

 Koordinator Unit Kesehatan Lingkungan


16
d. Jaringan Pelayanan Puskesmas (Puskesmas Pembantu dan Poskesri)

BAB III

17
TUGAS POKOK DAN INTEGRASI

A. Tugas Pokok dan Integrasi

Sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2019 Tentang Jabatan

Fungsional Perawat, maka tugas perawat di Puskesmas Sungai Nanam adalah:

1. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;

2. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;

3. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;

4. memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;

5. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan

keperawatan;

6. melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan

risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan

7. melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada

pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;

8. melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang

berdampak pada pelayanan kesehatan;

9. mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit

menular;

10. merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;

11. membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan;

12. menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan,

menetapkan tindakan);

18
13. menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan,

menetapkan tindakan);

14. melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/

kritikal;

15. melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik;

16. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi

pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi;

17. memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi

kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;

18. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;

19. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi;

20. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi;

21. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;

22. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

23. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan

suhu tubuh;

24. melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;

25. memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;

26. melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada

individu;

27. melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada

individu;

28. melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;

19
29. melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;

30. melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam

meningkatkan masalah kesehatan masyarakat;

31. melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;

32. melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;

33. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi;

34. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik;

35. melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan

komunikasi;

36. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area

medikal bedah;

37. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak;

38. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area

maternitas;

39. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area

komunitas

40. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa;

41. melakukan perawatan luka;

42. melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan

tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien;

43. melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter;

44. melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;

45. melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;

20
46. melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;

47. melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan

sebagai ketua tim/perawat primer;

48. melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;

49. melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar

shift/unit/fasilitas kesehatan;

50. melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan

fungsi ketenagaan perawat; dan

51. melakukan preseptorship dan mentorship;

B. Pengabdian Masyarakat

Pengabdian masyarakat meliputi:

1. Pelaksanaan kegiatan bantuan atau partisipasi Kesehatan

2. Pelaksanaan tugas lapangan di bidang Kesehatan

BAB IV

PROGRAM INOVASI

21
A. Definisi

Istilah“Adiktif”diambil dari KBBI yang diartikan dengan (Asushan Keperawatan

Didukung Peran Lintas Sektoral Menuju ODGJ Produktif ).

Inovasi Adiktif (Asushan Keperawatan Didukung Peran Lintas Sektoral

Menuju ODGJ Produktif ) adalah gerakan pemberdayaan masyarakat untuk lebih

peduli pada ODGJ. Inovasi ini diinisiasi pada kasus ODGJ di satu keluarga dengan

kakak beradik menderita gangguan jiwa, dan tidak adanya keluarga yang merawat

dan memperhatikan dalam pengobatan ODGJ ini. Kakak beradik ini kalo ada yang

kambuh salah seorang dari mereka, mereka melakukan tindakan sendiri degan

mengikat saudara yang kambuh dengan cara mengikat pada balok kayu yang ada

dalam kamarnya.

B. Faktor-faktor Pencetus

UPT Puskesmas Sungai Nanam memiliki Visi yaitu

”Mewujudkan Masyarakat Sungai Nanam Sehat Mandiri dan Berkeadilan“.

Guna mencapai Visi Puskesmas maka perlu menetapkan misi sebagai berikut :

a. Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan


b. Mendorong Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat
c. Memelihara dan Meningkatkan Masyarakat Upaya Kesehatan yang Merata
dan Terjangkau
d. Meningkatkan dan Mendayagunakan Sumber Daya yang Ada

Terkait program Jiwa di Puskesmas Sungai Nanam bahwa pelaksanaan

Pelayanan Kesehatan ODGJ sesuai standar belum sesuai standar.

22
Di wilayah kerja Puskesmas Sungai Nanam ditemukan 77 orang dengan

gangguan jiwa. Berdasarkan evaluasi tahunan progam jiwa Puskesmas Sungai

Nanam Tahun 2021 ada 70% pasien jiwa yang tidak mendapakatkan pelayan

kesehatan sesuai standar, dan yang memiliki jaminan kesehatan hanya 20 %.

Masih banyaknya kasus ODGJ di wilayah kerja Puskesmas Sungai Nanam

diantaranya ada satu keluarga dengan kakak beradik menderita gangguan

jiwa, dan tidak adanya keluarga yang merawat dan memperhatikan dalam

pengobatan ODGJ ini. Kakak beradik ini kalo ada yang kambuh salah

seorang dari mereka, mereka melakukan tindakan sendiri degan mengikat

saudara yang kambuh dengan cara mengikat pada balok kayu yang ada dalam

kamarnya.

C. Benang Merah Inovasi Adiktif

1. Mencegah terjadinya masalah kejiwaan.

2. Mencegah timbulnya dan/atau kambuhnya gangguan jiwa

3. Mengurangi faktor risiko akibat gangguan jiwa pada masyarakat secara umum

dan perorangan

4. Mencegah timbulnya dampak masalah psikososial.

D. Rencana Pembiayaan

23
Pembiayaan kegiatan Program inovasi Adiktif bersumber dari APBD
Puskesmas Sungai Nanam.

E. Langkah-langkah penerapan Inovasi Adiktif

a. Komitmen bersama lintas program dan lintas sektor.

b. Pemahaman konsep penerapan Inovasi

c. Pertemuan penguatan Inovasi

Unsur lintas sektor yang langsung berhadapan dengan masyarakat adalah wali

nagari. Kendala sering muncul dalam pelaksanaan penerapan Inovasi Adiktif

di tingkat Nagari. Oleh karena itu diadakan pertemuan penguatan Inovasi

Adiktif pada Nagari atau bidan jorong langsung berkoordinasi dengan ketua

Wali Nagari.

d. Pertemuan monitoring dan evaluasi Inovasi Adiktif.

e. Perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan.

F. Peran Lintas Program dan Lintas Sektor

a. Lintas Program

1. Program Jiwa

Koordinator jiwa Puskesmas menerima data dari Bidan Jorong dan

melakukan identifikasi dengan dokter Puskesmas tentang gangguang Jiwa

yang dialami pasien serta merencanakan tindak lanjut sesuai dengan

gangguan kejiwaannya.

2. Program Promosi Kesehatan


24
Kegiatan penyuluhan kelompok tentang kesehatan jiwa di sekolah dan di

posyandu sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

3. Perkesmas

Kegiatan perkesmas dilakukan diluar gedung diantaranya adalah

kunjungan rumah. Kunjungan rumah yang dilakukan adalah pada ODGJ

yang bermasalah atau tidak terkontrol dan mengamuk.

4. Program Kesehatan Lingkungan

Pada saat melakukan kunjungan rumah, selain memantau kesehatan

individu akan dilakukan pemantauan kesehatan lingkungan di rumah atau

masyarakat.

b. Lintas Sektor

1. Camat

Camat Lembah Gumanti yang berperan sebagai pemegang

kebijakan diwilayah Kecamatan Lembah Gumanti dan bisa

mengintegrasikan Inovasi Adiktif di seluruh stakeholder lainnya.

2. Wali Nagari Sungai Nanam

Nagari Sungai Nanam adalah satu-satunya nagari di wilayah kerja

Puskesmas Sungai Nanam, sehingga tidak sulit untuk

berkoordinasi dalam pelayanan ODGJ di Sungai Nanam ini.

3. TP-PKK

TP PKK sebagai penggerak kader berperan secara langsung dalam

kegiatan program inovasi Adiktif, misalnya kegiatan posyandu,

rapat, pendataan sasaran ODGJ, dan kunjungan rumah.

25
TP-PKK nagari akan memantau terlaksananya kegiatan Adiktif di

Nagari Sungai Nanam.

4. Polsek

Kepolisian sektor kecamatan membantu dalam pengamanan

kepada masyarakat, mendukung puskesmas dalam kegiatan

program inovasi Adiktif, dan berperan serta mengamankan adanya

pasien ODGJ yang tidak terkontrol.

5. Koramil

Peran serta Bhabinsa dalam mendukung program inovasi Adiktif

yaitu dengan mengamankan dan menfasilitasi ODGJ yang

mengamuk dan tidak terkontrol ke tempat rujukan.

G. Pencatatan dan Pelaporan

Setiap ODGJ yang sedah terdata dan teridentifikasi akan dilaporkan melalui laporan

manual dan laporan online melalui Aplikasi Simkeswa.

H. Monitoring dan Evaluasi

 Lokakarya bulanan puskesmas

Lokakarya bulanan dilaksanakan rutin di UPT Puskesmas Sungai Nanam

membahas hasil pencapaian program.

 Lolakarya Lintas Sektor (Tribulan)

Dilakukan setiap tiga bulan sekali, dan mendiskusikan program yang terkait

termasuk inovasi Adiktif yang terkait dengan peran lintas sektor itu sendiri.

26
 Pertemuan monitoring dan evaluasi program inovasi Adiktif.

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan melibatkan lintas

sektor baik dalam lokakarya mini triwulanan atau melalui pertemuan program

terkait yang melibatkan lintas sektor.

BAB V

27
PELAKSANAAN INOVASI

A. Dasar Pelaksanaan Kegiatan Inovasi

1. UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

2. UU No 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelengara Jaminan Sosial

3. UU No 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa

4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal

5. Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

6. Peraturan Presiden No 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan

7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 39 tahun 2016 tentang Program

Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga

8. Peraturan Menteri Kesehatan No 4 tahun 2019 tentang Standar Pelayanan

Minimal Bidang Kesehatan

9. Permenkes No. 54 tahun 2017 tentangPenanggulangan Pemasungan Pada ODGJ

10. Permenkes No 43 tahun 2019 tentang Puskesmas

11. Permenkes No 21 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan

Tahun 2020-2024

B. Lounching Inovasi

Lounching Inovasi Adiktif Kepada berbagai unsur masyarakat. Louncing merupakan

wujud komitmen berbagai unsur masyarakat, mulai dari Camat, Wali Nagari, wali

Jorong, tokoh masyarakat, agama, kader PKK, kader Posyandu, Karang Taruna dan

28
unsur lainnya, yang dituangkan dalam bentuk pernyataan yang ditandatangani

bersama.

Lounching Inovasi Adiktif secara seremonial dilakukan pada acara Lokakarya Mini

Lintas Sektor Puskesmas Sungai Nanam Kecamatan Lembah Gumanti di kantor

Pemuda Nagari Sungai Nanam Kecamatan Lembah Gumanti.

C. Kreatif dan inovatif

1. Adiktif merupakan sesuatu bentuk pemberdayaan peran serta masyarakat, keluarga,

nakes dan toma dalam pembebasan pasung didaerah wilayah kerja sungai nanam yang

bisa diatasi.

2. Inovasi dilakukan agar pasien dengan odgj dan pasung memdapatkan dengan

pelayanan yang optimal tidak ada lagi terjadi pasung.

3. Adiktif merupakan suatu hal yang inovatif dan kreatif, karena upaya yang dilakukan

bersifat promotif dan preventif

4. Inovasi ini tidak menimbulkan biaya yang tinggi, hanya bermodal data pasien ODGJ,

kartu jaminan kesehatan, dan adanya gerakan toma dalam pengurusan pengobatan odgj

berat

5. Inovatif dan kreatif karena melibatkan keluarga,toma,Rumah sakit,dan dinsos dan

BPJS.

D. PELAKSANAAN DAN PENERAPAN

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mensukseskan ADIKTIF adalah

sebagai berikut:

29
1. Sosialisasi pada Kepala Puskesmas tentang permasalahan yang

dihadapi dalam pembrian obat pasien ODGJ.

2. Memberitahukan linsek tentang bebas pasung

3. Menyiapkan instrumen atau perangkat yang diperlukan dalam

mendukung ADIKTIF; SOP edukasi dan regulasi yang

diperlukan

4. Mensosialisasikan kebijakan tersebut pada kepala puskemas

dan pihak terkait

5. Komitmen bersama dinas kesehatan dan Puskesmas Sungai

Nanam sebagai pelaksana kegiatan dalam mensukseskan

ADIKTIF

6. Membuat MOU dengan yayasan membatu pembiayaan yang

terkendala dalampengobatan

7. Melibatkan lintas sektor dalam menyukseskan ADIKTIF

8. Supervisi lansung terhadap kegiatan yang dilakukan ADIKTIF

dilakukan oleh nakes sebagai pemgang program

E. PROSEDUR KEGIATAN

1. menyiapkan obat dalam membantu dalam pemberian edukasi kepada keluarga

pasien odgj dan memberikan asuhan keperawatan

2. menyiapkan obat dan kartu bpjs pasien odgj

3. menyiapkan prosdedur rujukan

4. melibatkan lintas sektor dalam menyelesaikan masalah pasien pasung

30
5. melibatkan bidan jorong,kader jiwa dan nakes lain pemamtauan obat odgj

6. melakukan evaluasi tiga bulan pasca pemberian obatodgj dengan kegiatan ADIKTIF

F. PEMANGKU KEPETINGAN

1. Camat Lembah Gumanti

2. Wali Nagari Sungai Nanam

3. Kepala Puskesmas

F. KELUARAN/OUTPUT

Keluaran/ouput yang didapatkan setelah dilakukan kegiatan inovasi ADIKTIF antaralain;

1. Terjalinnya kerja sama antara puskesmas sungai nanam dan yayasan peduli nagari (MOU)

tentang penagulangan atau biaya (donasi)berobat pasien ODGJ yang tidak mampu dan tidak

mempunyai kartu kesehatan

2. Adanya penambahan kartu BPJS gratis untuk ODGJ

3. Terdeteksinya gangguan jiwa di jorong-jorong

4. Tidak ada lagi pemasungan pasien ganguan jiwa diwilayah kerja puskesmas sungai nanam.

I. KENDALA DAN SOLUSI

Dalam pelaksanakan kegiatan inovasi Adiktif tidak terdapat beberapa kendala

1. keluarga dan pasien mengagap penyakitnya disebabkan, guna-

guna dan kerasukan. Untuk mengatasi masalah ini petugas

lebih gencar lagi untuk memjelaskan tentang gejala dan tanda-

tanda ganguan kejiwaan dan berserta penaganan nya.

31
2. Kelurga pasien gangguan jiwa tidak kooperatif dalam

pengobatan. Untuk mengatasi kendala ini petugas melakukan

edukasi kepada keluarga tentang penyakit dan pegobatan

pasien.

3. Dalam pengurusan jaminan kesehatan bagi odgj menunggu

kuoata dari dinas sosial sementara pasien harus mendapatkan

obat rutin sementara kelurga tidak mampu dalam pengobatan.

Melakukan kalaborasi tentang pemberian jaminan kesehatan

kartu gratis pada pasienODGJ yang terkendala dengan dinas

kesehatan.

BAB VI
32
PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Cakupan pelayanan pada odgj diwilayah kerja puskesmas sungai nanam tahun

2022 mencapai 100%

2) Peran tokoh masyrakat dalam membatu pengurusan dan pengobatan pasien g

anguanjiwa berperan serta

3) Data sasaran odgj secara manual telah didapatkan secra valid dan aqurat tetapi

dalam pelapran online ( simkeswa tterdapat kendala tidak terbaca data yang telah

dientrikan )

4) Masih banyak pasien odgj yang belom mendpatkan obat rutin sesuai do,karena

keluarga tidak koeferatif dan kartu jaminan kesehatan tidak punya.

5) Dari 77 orang odgj yang memiliki jaminan kesehatan sebanyak 23 orang ,dari

upaya yang dilakukan pengurusan bpjs gratis 15 orang yang baru mendapatkan

kartu gratis. tahun 2022 ODGJ diwilayah kerja sungai nanam dinyatakan bebas

pasung.

B. Saran

1. Bagi Pengembangan Ilmu

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pengembangan ilmu khususnya

bagi Pelayanan Kesehatan ODGJ

2. Bagi Puskesmas

33
a. Diharapkan semua Puskesmas agar dapat membuat SOP tentang pelaksanaan

Pelayanan Kesehatan ODGJ

b. Diharapkan agar semua Puskesmas dapat menyusun perencanaan terkait

pelaksanaan Pelayanan ODGJ dengan melibatkan lintas program dan lintas

sektor untuk tercapainya target baik secara kuantitas maupun kualitas.

3. Pasien ODGJ

Diharapkan untuk setiap pasien ODGJ selalu rutin mengkonsumsi obat, sehingga

bisa sehat, mandiri dan produktif.

4. Bagi Inovator Selanjutnya

Diharapkan pada inovator selanjutnya agar dapat melakukan upaya

lebih lanjut tentang pelayanan ODGJ.

5. Bagi Masyarakat

Agar dapat ikut berperan serta aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat pada umumnya, meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak pada

khususnya, sehingga dapat mewujudkan visi Departemen Kesehatan “Masyarakat

Mandiri Untuk Hidup Sehat”.

DAFTAR PUSTAKA

34
Puskesmas Sungai Nanam. (2021). Data Program

Praktik, A. (2016). BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020). Pedoman Penyelenggaraan


Kesehatan Jiwa di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

Lampiran

35
Dokumentasi

Sosialisasi kegiatan Adiktif kepada lintas sector Seperti pihak kecamatan, kepolisian, korwil lembah
gumanti da guru guru lainnya.

36
37
Edukasi pasien ODGJ Pasung, perujukan, dan pemantauan pemberian obat rutin

38
39
Kegiatan membantu pasien ODGJ ibu dan anak untuk mendapatkan rehap kerumah sakit bersama
yayasan peduli nagari sungai nanam

40
Kegiatan bersama capil, wali nagari, jorong dan nakes kejorong untuk membuat KK, KTP pasien ODGJ
yang tidak memiliki kartu pada tahun 2021

41

Anda mungkin juga menyukai