PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat (health) adalah konsep yang tidak mudah diartikan sekalipun dapat kita
rasakan dan diamati keadaannya. Orang ‘gemuk’ dianggap sehat dan orang yang
mempengaruhi pemahaman dan pengertian orang terhadap konsep sehat. World Health
Organization (WHO) merumuskan sehat dalam arti kata yang luas, yaitu keadaan yang
sempurna baik fisik, mental maupun social, tidak hanya terbebas dari penyakit atau
Kesehatan jiwa bagi manusia berarti terwujudnya keharmonisan fungsi jiwa dan
sanggup menghadapi problem, merasa bahagia dan mampu diri. Orang yang sehat jiwa
berarti mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,
masyarakat, dan lingkungan. Manusia terdiri dari bio, psiko, sosial, dan spiritual yang
saling berinteraksi satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi. (Azizah dkk, 2016)
yaitu seorang individu yang dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial
1
dapat bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya
(Anna, 2019).
berkesinambungan bersama-sama dengan lintas program dan lintas sektor terkait. Dalam
upaya tengah diwujudkan agar dapat merealisasikan makna yang terkandung dalam
tahun 2016 adalah keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, sehingga kesehatan jiwa merupakan bagian
yang terintegrasi dalam kesehatan individu secara keseluruhan yang tidak hanya terbebas
dari gangguan jiwa saja tetapi lebih kepada kualitas untuk menjalani hidup yang lebih
bahagia.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2017 burden of
disease akibat penyakit jiwa adalah 2,463.29 per 100,000 penduduk sedangkan burden of
disease bunuh diri adalah 3,4 per 100,000 penduduk. Berdasarkan data Riskesdas 2018
didapatkan data kasus ODGJ berat adalah 1,8 per 1000 penduduk atau 429.332 ODGJ
Berat. Target layanan keswa terhadap ODGJ berat pada tahun 2024 adalah sebesar 100%
sesuai Standar Pelayanan Minimum bidang kesehatan. ODGJ berat yang dipasung adalah
31,5% dari jumlah penderita sementara ODGJ yang teratur minum obat hanya 48.9 %.
2
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan jiwa dasar memegang peranan
mental), pemberian informasi dan edukasi, tatalaksana awal, pemberian pengobatan dasar
dan atau melakukan rujukan bila diperlukan. Berdasarkan laporan dari dinas kesehatan
tahun 2020 Persentase ODGJ yang mendapat layanan sebesar 58,9%. Dari 16 provinsi
yang melaporkan, capaian tertinggi terdapat di Kep. Bangka Belitung sebesar 98% dan
Sulawesi Tengah sebesar 97,6%. Sedangkan provinsi terendah yaitu Jawa Barat sebesar
Capaian seluruh provinsi kurang dari 10%. Dari sebanyak 26 provinsi yang
melapor indikator persentase gangguan depresi pada penduduk di atas 15 tahun yang
mendapat layanan, tertinggi dicapai Provinsi Aceh, Sumatera Barat, dan Lampung
gangguan jiwa. Berdasarkan evaluasi tahunan progam jiwa Puskesmas Sungai Nanam Ta
hun 2021 ada 70% pasien jiwa yang tidak mendapakatkan pelayan kesehatan sesuai stand
dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa, juga pesatnya kemajuan teknologi dan
beberapa cara dan strategi penatalaksanaan. Oleh karena itu untuk mengatasi keadaan ini
pelayanan kesehatan jiwa yang dapat dipergunakan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar
3
sebagai penyempurnaan pedoman yang sudah ada serta untuk meningkatkan keterlibatan
masyarakat pada aspek preventif dan promotif, efektifitas dalam tata laksana pelayanan
kesehatan jiwa melalui seleksi obat esensial diperlukan inovasi dalam mencapai target
Minum Obat). Selain itu juga terputusnya pengobatan disebabkan oleh tidak adanya biaya
bidang yang ditangani banyak sektor, baik dilingkungan pemerintah maupun swasta,
Sektor) adalah gerakan pemberdayaan masyarakat untuk lebih peduli pada ODGJ.
Inovasi ini diinisiasi pada kasus ODGJ di satu keluarga dengan kakak beradik menderita
gangguan jiwa, dan tidak adanya keluarga yang merawat dan memperhatikan dalam
pengobatan ODGJ ini. Kakak beradik ini kalo ada yang kambuh salah seorang dari
mereka, mereka melakukan tindakan sendiri degan mengikat saudara yang kambuh
dengan cara mengikat pada balok kayu yang ada dalam kamarnya.
4
Gerakan ini terdiri dari kerja sama antara lintas program dengan lintas sektor yang
merupakan upaya untuk meningkatkan pelayanan Kesehatan pada ODGJ di wilayah kerja
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Inovasi
1. Tujuan Umum
Tujuan umum Inovasi ini adalah untuk menganalisis Inovasi Adiktif di Puskesmas
2. Tujuan Khusus
Sungai Nanam.
Sungai Nanam
5
D. Manfaat
1. Manfaat Ilmiah
kesehatan khususnya terkait dengan pelayanan ODGJ sesuai standar. Di samping itu,
2. Bagi Institusi
Inovasi ini bermanfaat untuk penderita ODGJ sehingga dapat sehat mandiri, produktif
4. Bagi Masyarakat
E. Ruang Lingkup
pada Orang Dengan Gangguan Jiwa sehat mandiri dan diterima oleh masyrakat secara
Kabupaten Solok. Informan dalam evaluasi ini adalah 1 orang Wali nagari, 2 orang
Kepala Jorong, 1 orang Kepala Puskesmas, 2 orang kader Kesehatan, dan 1 orang pasien
ODGJ berobat rutin. Sasaran inovasi ini adalah seluruh ODGJ yang terdata di Wilayah
6
Kerja Puskesmas Sungai Nanam. Evaluasi ini dilakukan di Puskesmas Sungai Nanam
tahun 2022.
Pengolahan data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan.
Beberapa kegiatan dalam inovasi ini yaitu: Launching inovasi, bidan jorong dan
keterlibatan dokter sebagai tenaga kesehatan yang aktif dalam manjaring ODGJ di
pelayanan ODGJ, kunjungan rumah ODGJ yang bermasalah dan pengurusan jaminan
7
BAB II
GAMBARAN SITUASI
A. Kondisi Geografis
Lembah Gumanti dengan wilayah kerja meliputi 15 jorong dan luas wilayah seluruhnya
4016 Ha. Topografi daerah bervariasi antara daratan bergelombang dan berbukit-bukit
8
Batas wilayah kerja Puskesmas Sungai Nanam antara lain:
Tabel 2.1
Nama Jorong, Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh dari Jorong ke
Puskesmas Sungai Nanam
Puskesmas
9
B. Data Dasar
Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Sungai Nanam pada Tahun
2022 berjumlah 20.664 orang, terdiri dari penduduk asli dan pendatang.
Tabel 2.2
Distribusi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin
Jumlah
No Umur
L PR
1 0-5 Bulan 96 78
2 6-11 Bulan 106 109
3 1-3 Tahun 388 402
4 4-5 Tahun 367 380
5 6-14 Tahun 2176 2160
6 15-49 Tahun 5708 5689
7 50-59 Tahun 824 845
8 60-69 Tahun 445 524
9 70 Tahun 184 183
Jumlah 10.294 10.370
Tabel 2.3
Distribusi Sasaran Upaya Pelayanan Kesehatan
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Nanam
No Sasaran Jumlah
10
C. Sasaran inovasi
Seluruh pasien ODGJ yang ada wilayah kerja Puskesmas Sungai Nanam
D. Sarana Prasarana
Sarana dan prasana yang tersedia di UPT Puskesmas Sungai Nanam sebagaimana
Tabel 2.4
Data Kelengkapan Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan (ASPAK)
UPT Puskesmas Sungai Nanam Tahun 2022
Tabel 2.5
Data Kelengkapan Sarana,Prasarana dan Alat Kesehatan Essensial UPT Puskesmas
Sungai Nanam(ASPAK)
(Dengan Rasio)
11
Tabel 2.6
Fasilitas dan Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Sungai Nanam
No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah Ket
.
1. Puskesmas Induk 1
2. Pustu 3
3. Poskesri 8
4. Bidan Praktek swasta 3
5. Puskel/Ambulance 1
(BPS)
6. Kendaraan roda 2 1
7. Posyandu Balita 28
8. Posyandu lansia 15
9. Laboratorium 1
10. Rumah Dinas Paramedis 4 2 ditempati
Klinik KB
E. Data Ketenagaan
Data ketenagaan yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Nanam
termasuk yang bertugas di Pustu/Poskesri/Polindes dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.7
Data seluruh Tenaga Kesehatan UPT Puskesmas Sungai Nanam
No. Jenis Ketenagaan Jumlah Keterangan
2. Dokter gigi 1 NS
3. Perawat / SPK 0
Sehat
2 PNS, 1 CPNS, 2
6. Perawat SI 5
THL
17 Satpam 1 THL
G. Sosial Budaya
13
Masyarakat Kabupaten Solok merupakan bagian dari masyarakat Sumatera Barat
yang penduduk aslinya adalah Suku Minangkabau. Budaya Minang mewarnai kehidupan
social sehari – hari antara lain terlihat dari pola matrilineal dalam garis keturunan dan
terkenal sebagai perantau. Seni budaya tradisional serta keindahan alam minangkabau
yang terkenal dan menjadi salah satu objek wisata andalan Indonesia. Puskesmas
berpeluang untuk memanfaatkan situasi ini dengan menyediakan pelayanan kesehatan
sebaik – baiknya.
Pola makan masyarakat Minang yang sudah membudaya dan sulit di rubah,
cenderung berlemak dan mengandung kolesterol tinggi, terutama berasal dari hewan
sembelih seperti kerbau, sapi dan kambing yang diolah sedemikian rupa dengan banyak
santan kelapa sehingga cita rasanya menjadi lezat. Hal ini akan berpengaruh terhadap
pola penyakit masyarakat terutama akan terjadi peningkatan kasus –kasus penyakit
jantung, stroke, reumatik serta penyakit degenerative lainnya.
H. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Sungai Nanam adalah
sebagai berikut:
Tabel2.8
Jenis Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Sungai Nanam
N JENIS SARANA JUMLAH
O
1 PAUD 5
2 TK 15
3 SD/MI 14
4 SMP 3
5 SMA/SMK 1
14
Metode yang diterapkan di puskesmas Sungai Nanam dalam melaksanakan
kegiatan maupun dalam mengevaluasi kegiatan adalah dengan melaksanakan Lokakarya
Mini yaitu :
1 Lokmin Bulanan 12
2 Lokmin Tri Bulan 4
Sedangkan pencatatan dan pelaporan puskesmas Sungai Nanam dibuat dalam sistem
pencatatan dan pelaporan tingkat puskesmas plus (SP2TP), yang dilaporkan setiap
bulannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten Solok.
Misi : Guna mencapai Visi Puskesmas maka perlu menetapkan misi sebagai berikut :
Fungsi Puskesmas
wilayah kerjanya
wilayah kerjanya.
Selain dua fungsi pokok tersebut, puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana
L. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi di UPT Puskesmas Sungai Nanam mengacu kepada
BAB III
17
TUGAS POKOK DAN INTEGRASI
keperawatan;
menular;
menetapkan tindakan);
18
13. menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan,
menetapkan tindakan);
kritikal;
suhu tubuh;
26. melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada
individu;
individu;
19
29. melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
komunikasi;
medikal bedah;
maternitas;
komunitas
20
46. melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
shift/unit/fasilitas kesehatan;
B. Pengabdian Masyarakat
BAB IV
PROGRAM INOVASI
21
A. Definisi
peduli pada ODGJ. Inovasi ini diinisiasi pada kasus ODGJ di satu keluarga dengan
kakak beradik menderita gangguan jiwa, dan tidak adanya keluarga yang merawat
dan memperhatikan dalam pengobatan ODGJ ini. Kakak beradik ini kalo ada yang
kambuh salah seorang dari mereka, mereka melakukan tindakan sendiri degan
mengikat saudara yang kambuh dengan cara mengikat pada balok kayu yang ada
dalam kamarnya.
B. Faktor-faktor Pencetus
Guna mencapai Visi Puskesmas maka perlu menetapkan misi sebagai berikut :
22
Di wilayah kerja Puskesmas Sungai Nanam ditemukan 77 orang dengan
Nanam Tahun 2021 ada 70% pasien jiwa yang tidak mendapakatkan pelayan
jiwa, dan tidak adanya keluarga yang merawat dan memperhatikan dalam
pengobatan ODGJ ini. Kakak beradik ini kalo ada yang kambuh salah
saudara yang kambuh dengan cara mengikat pada balok kayu yang ada dalam
kamarnya.
3. Mengurangi faktor risiko akibat gangguan jiwa pada masyarakat secara umum
dan perorangan
D. Rencana Pembiayaan
23
Pembiayaan kegiatan Program inovasi Adiktif bersumber dari APBD
Puskesmas Sungai Nanam.
Unsur lintas sektor yang langsung berhadapan dengan masyarakat adalah wali
Adiktif pada Nagari atau bidan jorong langsung berkoordinasi dengan ketua
Wali Nagari.
a. Lintas Program
1. Program Jiwa
gangguan kejiwaannya.
3. Perkesmas
masyarakat.
b. Lintas Sektor
1. Camat
3. TP-PKK
25
TP-PKK nagari akan memantau terlaksananya kegiatan Adiktif di
4. Polsek
5. Koramil
Setiap ODGJ yang sedah terdata dan teridentifikasi akan dilaporkan melalui laporan
Dilakukan setiap tiga bulan sekali, dan mendiskusikan program yang terkait
termasuk inovasi Adiktif yang terkait dengan peran lintas sektor itu sendiri.
26
Pertemuan monitoring dan evaluasi program inovasi Adiktif.
sektor baik dalam lokakarya mini triwulanan atau melalui pertemuan program
BAB V
27
PELAKSANAAN INOVASI
Tahun 2020-2024
B. Lounching Inovasi
wujud komitmen berbagai unsur masyarakat, mulai dari Camat, Wali Nagari, wali
Jorong, tokoh masyarakat, agama, kader PKK, kader Posyandu, Karang Taruna dan
28
unsur lainnya, yang dituangkan dalam bentuk pernyataan yang ditandatangani
bersama.
Lounching Inovasi Adiktif secara seremonial dilakukan pada acara Lokakarya Mini
nakes dan toma dalam pembebasan pasung didaerah wilayah kerja sungai nanam yang
bisa diatasi.
2. Inovasi dilakukan agar pasien dengan odgj dan pasung memdapatkan dengan
3. Adiktif merupakan suatu hal yang inovatif dan kreatif, karena upaya yang dilakukan
4. Inovasi ini tidak menimbulkan biaya yang tinggi, hanya bermodal data pasien ODGJ,
kartu jaminan kesehatan, dan adanya gerakan toma dalam pengurusan pengobatan odgj
berat
BPJS.
sebagai berikut:
29
1. Sosialisasi pada Kepala Puskesmas tentang permasalahan yang
diperlukan
ADIKTIF
terkendala dalampengobatan
E. PROSEDUR KEGIATAN
30
5. melibatkan bidan jorong,kader jiwa dan nakes lain pemamtauan obat odgj
6. melakukan evaluasi tiga bulan pasca pemberian obatodgj dengan kegiatan ADIKTIF
F. PEMANGKU KEPETINGAN
3. Kepala Puskesmas
F. KELUARAN/OUTPUT
1. Terjalinnya kerja sama antara puskesmas sungai nanam dan yayasan peduli nagari (MOU)
tentang penagulangan atau biaya (donasi)berobat pasien ODGJ yang tidak mampu dan tidak
4. Tidak ada lagi pemasungan pasien ganguan jiwa diwilayah kerja puskesmas sungai nanam.
31
2. Kelurga pasien gangguan jiwa tidak kooperatif dalam
pasien.
kesehatan.
BAB VI
32
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Cakupan pelayanan pada odgj diwilayah kerja puskesmas sungai nanam tahun
3) Data sasaran odgj secara manual telah didapatkan secra valid dan aqurat tetapi
dalam pelapran online ( simkeswa tterdapat kendala tidak terbaca data yang telah
dientrikan )
4) Masih banyak pasien odgj yang belom mendpatkan obat rutin sesuai do,karena
5) Dari 77 orang odgj yang memiliki jaminan kesehatan sebanyak 23 orang ,dari
upaya yang dilakukan pengurusan bpjs gratis 15 orang yang baru mendapatkan
kartu gratis. tahun 2022 ODGJ diwilayah kerja sungai nanam dinyatakan bebas
pasung.
B. Saran
2. Bagi Puskesmas
33
a. Diharapkan semua Puskesmas agar dapat membuat SOP tentang pelaksanaan
3. Pasien ODGJ
Diharapkan untuk setiap pasien ODGJ selalu rutin mengkonsumsi obat, sehingga
5. Bagi Masyarakat
Agar dapat ikut berperan serta aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat pada umumnya, meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak pada
DAFTAR PUSTAKA
34
Puskesmas Sungai Nanam. (2021). Data Program
Lampiran
35
Dokumentasi
Sosialisasi kegiatan Adiktif kepada lintas sector Seperti pihak kecamatan, kepolisian, korwil lembah
gumanti da guru guru lainnya.
36
37
Edukasi pasien ODGJ Pasung, perujukan, dan pemantauan pemberian obat rutin
38
39
Kegiatan membantu pasien ODGJ ibu dan anak untuk mendapatkan rehap kerumah sakit bersama
yayasan peduli nagari sungai nanam
40
Kegiatan bersama capil, wali nagari, jorong dan nakes kejorong untuk membuat KK, KTP pasien ODGJ
yang tidak memiliki kartu pada tahun 2021
41