Anda di halaman 1dari 121

LAPORAN KELOMPOK

KULIAH KERJA NYATA (KKN)

KELOMPOK 2
DESA NAMPU KECAMATAN GEMARANG
KABUPATEN MADIUN
Tanggal 22-06 FEBRUARI-MARET 2020

Disusun Dan Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Dalam Pelaksanaan


Program Kuliah Kerja Nyata

Disusun Oleh :
1. Asriani Putri (201702005)
2. Naning Noviana (201702032)
3. Yulia Setiya Mlati (201702058)
4. GadingRamanesa (201702016)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA


MADIUN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR KELOMPOK KKN


DESA NAMPU KECAMATAN GEMARANG
KABUPATEN MADIUN

KELOMPOK 2
Madiun, 5 Maret 2021

Disetujui Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Tantri Arini, S.Kep., Ns.,


M.Kep ……………………………

Kepala Desa Lahan

…………………………… Eko Wibowo

Ka. LPMM Kepala Puskesmas

Dr. Rahmat Ramadhani


NIP. 19791128 201001 1 012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya, Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Terpadu dapat kami selesaikan dengan baik. Pada
kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah memberikan bimbingan serta turut membantu kalancaran
pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Terpadu yaitu :
1. Dr. Soelistyo Widyantono, MM selaku Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Magetan
2. Dr. Rahmat Ramadhani selaku Kepala Puskesmas Gemarang Kabupaten
Madiun
3. ………………………..selaku Kepala Kecamatan Gemarang Kabupaten
Madiun
4. ......................................selaku Kepala Desa Winong, Kecamatan
Gemarang Kabupaten Madiun
5. ……………………….selaku Pembimbing Lahan
6. ……………………….selaku Perawat Desa.
7. Bapak Zainal Abidin S.KM.,M.Kes selaku Ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun.
8. Tantri Arini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing I.
9. Bapak Ketua RT ..... dan bapak ketua RW......
10. Seluruh masyarakat Di Kelurahan Winong
11. Semua pihak yang telah membantu kegiatan KKN Terpadu

Laporan Pelaksanaan Kegiatan KKN Terpadu ini telah kami susun


seoptimal mungkin, namun kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, kami mohon saran dan
masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan laporan ini. Semoga laporan
ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Mahasiswa, Dosen
Pembimbing, Pembimbing Instansi, Penguji dan berbagai pihak yang
terkait.
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Responden Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Nampu
Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun
Tabel 3.2 Kegiatan sosial yang ada di Desa Nampu, Kecamatan Gemarang,
Kabupaten Madiun.
Tabel 3.3 Hasil Tabulasi Data Bidang Kesehatan Masyarakat tentang Hipertensi
Di Desa Gemarang.
Tabel 3.4 Hasil Tabulasi Data Bidang Kesehatan Masyarakat tentang Program
JKN Di Desa Gemarang
Tabel 3.5 Hasil Tabulasi Data Bidang Kesehatan Masyarakat tentang Merokok Di
Desa Gemarang
Tabel 3.6 Hasil Tabulasi Data Bidang Kesehatan Masyarakat tentang Program
KB Di Desa Gemarang
Tabel 3.7 Hasil Prioritas Masalah Di Desa Nampu, Kecamatan Gemarang,
Kabupaten Madiun.

DAFTAR GAMBAR
Grafik 3.1 Presentase Perilaku Masyarakat Di Desa Nampu kecamatan
Gemarang

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SAP Tentang Bahaya Merokok
Lampiran 2 SOP Tentang Senam Bugar
Lampiran 3 SAP Tentang Keluarga Berencana
Lampiran 4 Leatflet tentang Bahaya Merokok
Lampiran 5 Leatflet tentang Keluarga Berencana

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO tahun (2019), Hipertensi atau tekanan darah tinggi
merupakan kondisi kesehatan serius yang secara khusus dapat
meningkatkan resiko penyakit jantung , kerusakan pada otak, ginjal dan
penyakit lain penyakit hipertensi merupakan penyakit tidak menular.
Hipertensi yaitu salah satu penyakit degeneratif, yang perlu di waspadai
karena penyakit ini tidak menampakan tanda dan gejala dari luar, tetapi
hipertensi dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi pada organ tertentu.
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan urbanisasi yang pesat, angka
harapan hidup yang meningkat, pola makan yang tidak sehat, dan perubahan
telah penyebabkan peningkatan penyakit kardiovaskuler, termaksud
hipertensi (Joshi et. al, 2017 cit Rahman et al, 2017).
Merokok adalah salah satu perilaku hidup yang tidak sehat yang dapat
merugikan dan sangat mengganggu bagi diri sendiri maupun orang lain di
sekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok
rentan seperti anak usia di bawah 3 tahun (batita). Padahal mereka yang
bukan perokok mempunyai hak untuk menghirup udara bersih dan bebas
asap rokok (Aditama, 2011).
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari program
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (SJSN). Berdasarkan Undang-Undang
No. 40 tahun 2004, SJSN diselenggarakan oleh beberapa Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial yaitu Perusahaan Perseroan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja (Jamsostek), Perusahaan Perseroan Dana Tabungan dan
Asuransi Pegawai Negeri (Taspen), Perusahaan Perseroan Asuransi Sosial
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI), dan Perusahaan
Perseroan Asuransi Kesehatan Indonesia (Askes). Setelah Pembentukan
BPJS berdasarkan Undang-Undang No.
World Health Organization (WHO) tahun 2018, penderita
hipertensi mencapai 63,2% per 100.000 populasi di dunia. Di Indonesia,
prevalensi hipertensi mencapai 34,11%, atau sekitar 658.201 jiwa.
Prevalensi hipertensi di Jawa Timur mencapai 20,43% pada tahun 2017,
22,71% pada tahun 2018, dan meningkat menjadi 36,32% pada tahun 2019
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019). sedangkan untuk data
penyakit menular seperti penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
di Indonesia sebesar 1.017.290 penderita di Indonesi. Di Kabupaten
Madiun data penyakit menular seperti ISPA sebesar 5% penderita, dan
sedangkan untuk penyakit tidak menular seperti hipertensi sebesar
17,02%. Dari data tersebut banyaknya kasus penderita penyakit menular
dan tidak menular masih banyak, kekurangan pengetahuan menjadikan
faktor utama, seperti pengtahuan tentang pengobatan penyakit, dampak
jangka Panjang maupun pendek dari penyakit tersebut. Masyarakat di desa
nampu berobat secara teratur 37.7% dari target 100%. Anggota keluarga
tidak ada yang merokok 56,27% dari target 100%. Keluarga sudah
menjadi anggota jaminan kesehatan (JKN) 41,18% dari target 100%.
Keluarga mengukuti program keluarga berencana (KB) 57,43% dari target
100%. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif 78,40% sari target 100.
WHO (2013) prevalensi penduduk Indonesia yang merokok setiap hari
sebesar 29%,sehingga Indonesia menempati urutan pertama se-Asia
Tenggara dalam hal jumlah perokok. Berdasarkan tingkat usia, proporsi
terbanyak perokok aktif setiap hari di Indonesia terjadi pada kelompok
usia 33-43 tahun. yaitu sebesar 33,4 % dan usia 35-40 tahun sebesar (32-
2%) .
Beberapa faktor resiko penyebab hipertensi yaitu riwayat keluarga,
kebiasaan hidup yang kurang baik, serta pola diit yang kurang baik
(Bansil, et al, 2011). Lipoeto (2002) mengatakan bahwa beberapa faktor
yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit hipertensi adalah kurangnya
aktifitas fisik, kebiasaan merokok, stress, riwayat keluarga atau keturunan,
kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak, asupan tinggi natrium,
serta kurangnya konsumsi kalium dan serat. Menurut penelitian
paputungan dkk tahun (2020). Penyebab ketidak patuhan masyarakat di
desa nampu yang penderita hipertensi adalah kurangnya pengetahuan
terdap komplikasi yang akan muncul pada penderita yang mengalami
hipertensi dan kurangnya pemahaman terhadap pengobatan yang signifikat
mempengaruhi kepatuhan antar lain, motivasi, dukungan keluarga dan
dukungan tenaga kesehatan. Penyebab anak mulai merokok karena
pergaulan yang bisa mencoba hal-hal baru dengan teman-temannya, dan
rasa ingin tahu yang tinggi penyebab masyarakat khususnya remaja ingin
mencoba rasa dari rokok tersebut. Kemudian perokok aktif dilingkungan
sekitar menimbulkan perokok pasif lebih banyak dari pada perokok aktif
(Nawawi, 1999).
Untuk itu diperlukan kepatuhan penderita hipertensi untuk menjaga
pola makan dengan makanan yang mengandung gizi seimbang (berlebih
banyak konsumsi sayur dan buah dari pada karbohidrat) menganjurkan
penderita hipertensi untuk selalu melakukan kontrol rutin dan memantau
tekanan darah bagi yang mempunyai riwayat penyakit keluarga hipertensi
serta memperhatikan pola makan sejak dini untuk penjegahan
(paputungan, dkk, 2020). Dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
kepatuhan pengobatan hipertensi merupakan langkah pertama dalam usaha
menangani permasalahan tersebut.
Solusi dari permasalah yang ada di desa nampu kecamatan
gemarang, kami dari kelompok 2 akan memberikan penyuluhan yang akan
kami berikan mengenai tanda gejala hipertensi, rutin pengecekan tekanan
darah, faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi. Motivasi yang akan
kami berikan melalui tayangan video. Kemudian senam hipertensi
dilakukan 3x dalam 2 minggu.
Solusi untuk permasalahan merokok yaitu dengan memberikan
motivasi untuk berhenti merokok, sebelumnya mengetahui faktor-faktor
penyebabnya yaitu rasa ingin tahu yang tinggi dan pergaulan.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahn yang telah diuraikan,
dapat dirumuskan permasalahan
1. Apakah permasalahan kesehatan yang ada di desa nampu kecamatan
gemarang kabupaten madiun ?
2. Apakah prioritas masalah kesehatan yang ada di desa nampu
kecamatan gemarang kabupaten madiun ?
3. Bagaimanakah rencana yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
yang ada desa nampu kecamatan gemarang kabupaten madiun ?
4. Bagaimanakah implementasi yang akan dilakukan desa nampu
kecamatan gemarang kabupaten madiun ?
1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di desa nampu
kecamatan gemarang kabupaten madiun ?
2. Membuat prioritas masalah kesehatan yang ada di desa nampu
kecamatan gemarang kabupaten madiun ?
3. Rencana yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada di
desa nampu kecamatan gemarang kabupaten madiun ?
4. implementasi yang akan dilakukan desa nampu kecamatan gemarang
kabupaten madiun ?
1.3.2 Manfaat penelitian
1.3.2 Manfaat Bagi Puskesmas
Manfaat yang diperoleh puskesmas dari kegiatan KKN Terpadu
Tahun 2021 ini adalah sebagai bahan informasi dan evaluasi bagi
puskesmas terhadap masalah kesehatan dan untuk mengetahui Indeks
Keluarga Sehat di Desa Nampu Kecamatan gemaramg Kabupaten Madiun.
1.3.4 Manfaat Bagi Desa
Sebagai bahan evaluasi dan informasi bagi desa terhadap
masalahan kesehatan yang ada di Desa Nampu Kecamatan gemaramg
Kabupaten Madiun Tahun 2020.

1.3.5 Manfaat Bagi STIKES Bhahti Husada Mulia Madiun


Sarana melatih mahasiswa dalam menyelesaikan berbagai masalah
kesehatan masyarakat dengan aplikasi langsung.
1.3.6 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Mendapatkan atau menambah pengalaman serta wawasan secara aktif
dan interaktif dengan masyarakat Desa Nampu Kecamatan gemaramg
Kabupaten Madiun mengenai pemecahan masalah dengan menentukan
alternatif pemecahan masalah kesehatan.
2. Meningkatkan dan melatih kemampuan serta keterampilan dalam
melakukan penelitian dan penulisan laporan kegitan KKN.
3. Mahasiswa mampu melakukan tahap-tahap intervensi secara tepat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Menular dan Tidak Menular
Gambaran kondisi umum, potensi dan permasalahan penyakit dan
penyehatan lingkungan dipaparkan berdasarkan hasil pencapaian program,
kondisi lingkungan strategis, kependudukan, sumber daya, dan
perkembangan baru lainnya. Potensi dan permasalahan pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan menjadi input dalam menentukan
arah kebijakan dan strategi Kementrian Kesehatan dalam bidang
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

2.2.1 Penyakit Menular


1) Pengertian Penyakit Menular
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan
(berpindah dari orang satu keorang lainnya, baik secara langsung maupun
perantara). Penyakit meular ini ditandai degan adanya aget atau penyebab
penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta meyerang host/inang
(penderita).
2) Karakteristik Penyakit Menular
Karakteristik utama penyakit meular yaitu :
a. Penyakit-penyakit yang sangat umum terjadi di masyarakat.
b. Beberapa penyakit yang dapat megakibatkan kematian atau
kecacatan.
c. Beberapa penyakit yang dapat meyebabkan epidemic.
d. Penyakit-penyakit tersebut sebagian besar dapat dicegah degan
intervensi sederhana.
e. Penyakit-penyakit tersebut banyak meyerang bayi dan anak-anak.
3) Jenis Penularan Penyakit Menular
Penyakit menular adalah penyakit yang meyerang manusia yang bisa
mengalami perpindahan penyakit ke manusia lain degan cara tertentu.
Secara garis besar cara penularan penyakit meular dapat
dikelompokkan mejadi 3 yaitu :
1) Media Langsung dari Orang ke Orang (Permukaan Kulit)
a. Waktu Generasi (Generation Time)
Masa antara masuknya penyakit pada pejamu
tertentu sampa masa kemampuan maksimal pejamu
tersebut untuk dapat meularkan penyakit. Hal ini sangat
penting dalam mempelajari proses penularan. Perbedaan
masa tuntas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab
sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat
ditentukan pada penyakit degan gejala yang terselubung
sedangkan waktu geerasi untuk waktu masuknyaunsur
penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit
tersebut untuk meularkan kepada pejamu lain walau tanpa
gejala klinik/terselubung.
b. Kekebalan Kelompok (Hard Immunity)
Kekebalan kelompok adalah kemampuan atau daya
tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap
serangan/penyebaran unsur penyebab penyakit menular
tertentu didasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu
anggota kelompok tersebut. Hard immunity merupakan
faktor utama dalam proses kejiwaan wabah dimasyarakat
serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok
penyakit tertentu.
c. Angka Serangan (Attack Rate)
Angka serangan adalah kasus yang berkembang
atau muncul dalam satu satuan waktu tertentu dikalangan
anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki
resiko/kerentanan terhadap penyakit tersebut.
Angka serangan ini bertujuan untuk menganalisis
tingkat penularan dan tingkat keterancaman dalam
keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, sistem
hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan
individu dalam kehidupan sehari-hari pada kelompok
populasi tertentu merupakan unit Epidemiologi tempat
penularan penyakit berlangsung.
4) Kelompok Utama Penyakit Menular
a) Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian sangat
tinggi.
b) Penyakit meular tertentu yang dapat meimbulkan kematian dan
cacat, walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama.
c) Penyakit menular yang jarang meimbulkan kematian dan cacat
tetapi dapat mewabah yang meimbulkan kerugian materi.
5) Sumber Penularan
a) Penderita, penderita dapat meularkan penyakit yang sedang
dideritanya kepada orang lan yang sehat, misalnya melalui udara
ketika bersin, pemakaian jarum suntik secara bergantian.
b) Binatang sakit, binatang yang sakit juga dapat menularkan peyakit
kepada manusia, melalui gigitan, air liur, maupun kotoran.
c) Benda, seseorang dapat tertular suatu penyakit apabila seseorang
meggunakan beda secara bersamaan degan orang yang tekena
penyakit tersebut.
6) Cara Penularan
a) Kontak langsung (Direct Contact), yaitu cara penularan penyakit
karena kontak antara badan degan badan, anatara penderita degan
orang yang ditulari, misalnya : penyakit kelamin dan lain-lan.
b) Kontak tidak langsung (Indirect Contact), yaitu cara penularan
degan perantara benda-benda kontaminasi karena telah
berhubungan degan penderita, misalnya : pakaian dan lain-lan.
c) Melalui makanan/minuman (Food Borne Infection), yaitu cara
penularan suatu penyakit melalui perantara makanan dan minuman
yang telah terkontaminasi. Penyakit yang menular degan cara ini
biasanya penyakit saluran pencernaan, misalnya : cacingan, demam
tifoid dan lain-lannya. Cara penularan ini juga disebut sebagai
“water borne disease” dimana kebanyakan masyarakat
meggunakan ar yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk
keperluan rumah tangga.
d) Melalui udara (Air Borne Infections),yatu cara penularan penyakit
melalui udara terutama pada penyakit saluran pernapasan. Seperti
melalui debu diudara yang sangat banyak megandung bibit
penyakit, seperti pada penularan penyakit tuberculosis. Dan
melalui tetes ludah halus (Droplet Infections), penularan penyakit
degan percikan ludah seperti pada penderita yang sakit batuk atau
sedang berbicara misalnya pada penyakit Diphtheri.

2.2.2 Penyakit Tidak Menular


1) Pengertian Peyakit Tidak Menular
Penyakit tidak meular (PTM) atau peyakit noninfeksi adalah suatu
penyakit yang tidak disebabkan karena kuman melainkan dikarenakan
adanya masalah fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh
manusia. Biasanya penyakit yang terjadi karena pola hidup yang
kurang sehat seperti merokok, faktor genetik, cacat fisik,
penuaan/usia, gangguan kejiwaan. Contohnya : sariawan, batuk, sakit
perut, demam, hipertensi, DM, obesitas, osteoporosis, depresi, RA,
keracunan.
2) Karakteristik Peyakit Tidak Menular
Peyakit tidak meular terjadi akibat interaksi antara agent (Non lving
agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi)
dan lingkungan sekitar (source and vehicle of agent).
a) Agent
Agent dapat berupa (non living agent) :
1. Kimiawi
2. Mekanis
3. Fisik
4. Psikis
a. Agent peyakit tidak menular sangat bervariasi, mulai dari
yang paling sederhana sampai yang komplek (mulai
nolekul sampai zat-zat yang komplek ikatanya).
b. Suatu penjelasan tentang penyakit tidak menular akan
lengkap tanpa mengetahui spesifikasi dari agent tersebut.
c. Suatu agent tidak menular dapat meimbulkan tingkat
keparahan yang berbeda-beda (dinyatakan dalam skala
pathogenitas).
b) Reservoir
1) Dapat didefinisikan sebagai organisme hidup, benda mati
(tanah, udara, air) dimana agent dapat hidup, berkembang biak,
dan tumbuh degan baik.
2) Pada umumnya untuk penyakit tidak menular, reservoir dari
agent adalah benda mati.
3) Pada penyakit tidak menular, orang yang terekspos/terpapar
degan agent tidak berpotensi sebagai sumber/reservoir tidak
ditularkan.

c) Karakteristik penyakit tidak menular


1) Tidak ditularkan
2) Etiologi sering tidak jelas
3) Agen penyebab : non living agent
4) Durasi penyakit panjang (kronis)
5) Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit kronis.

3) Klasifikasi Penyakit Tidak Menular


Klasifikasi penyakit tidak menular sebagai berikut :
a) Hipertensi
Hipertensi yang biasa disebut tekanan darah tinggah yaitu suatu
kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah secara kronis (dalam waktu yang lama) yang mengakibatkan
kesakitan bahkan kematian. Seseoraang dikatakan menderita
tekanan darah tinggi apabila tekanan darah sitolik >140 mmHg dan
sistolik >90 mmHg.
Tanda gejala hipertensi biasanya kepala terasa sakit terus menerus,
mual dan muntah, pandangan mejadi kabur, merasa pusing secara
tiba-tiba. Kemudian muncul gejala yang menyebabkan gangguan
psikologis seperti : emosional, gelisah dan sulit tidur. Faktor resiko
hipertensi yang tidak dapat di ubah antara lain : usia, jenis kelamin,
dan keturunan. Dan faktor yang dapat diubah adalah : stress, berat
badan, gangguan konstrasepsi oral pada wanita, konsumsi garam
berlebihan, kebiasaan merokok.
b) Asam urat
Asam urat adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperurisemia dan deposit Kristal urat dalam jaringan sendi,
meyebabkan serangan akut. Kelainan ini berkatan dengan
penimbunan Kristal urat monohidrat monosodium dan pada tahap
yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi. Jadi dapat
disimpulkan asam urat adalah suatu penyakit gangguan
metabolosme dimana tubuh tidak bisa megontrol asam urat
sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa
nyeri pada tulang dan sendi.
c) Kolesterol
Kolesterol adalah molekul sejenis lemak (lipid) dalam aliran darah.
Kolesterol juga berasal dari sterol binatang dan manusia.
Kolesterol yang ada ditubuh kita merupakan lipid yang disintesis
oleh hati dan usus halus. Tubuh kita memiliki kemampuan untuk
menghasilkan kolesterol. Sebagian besar kolesterol dalam tubuh
kita dihasilkan sendiri oleh tubuh. Sekitar 75-80% kolesterol
disintesis oleh tubuh sedangkan 20-25% sisanya dari luar tubuh.
Didalam tubuh kolesterol diangkat oleh lipoprotein. Terdapat dua
jenis lipo protein yaitu lipoprotein tinggi dan lipoprotein rendah.
Secara alami tubuh memiliki kadar LDL lebih banyak
dibandingkan HDL.

2.2 Konsep Perilaku


2.2.1 Definisi Perilaku
Perilaku adalah bentuk segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungannya yang berwujud pengetahuan, tindakan
dan sikap. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon seorang individu
terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dalam dirinya sendiri.
Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berpikir, bersikap,
berpendapat) maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan batasan
ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai bentuk pengalaman dari
interaksi individu dengan lingkungannya, kususnya yang menyangkut
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. (Notoatmojo, 2010).
Perilaku sebagai sesuatu yang dilaukan oleh individu dengan yang
lain dan sesuatu itu bersifat nyata. Tidak seperti pikiran atau perasaan,
perilaku merupakan sesuatu yang konkrit yang dapat diobservasi dan
dipelajari. Perilaku atau aktivitas kedalam pengertian yang luas yaitu
perilaku yang tampak dan perilau yang tidak tampak. Pegertian perilau
ada 2 arti, pertama perilaku dalam arti luas diartikan sebagai sesuatu
yang dialami seseorang. Pengertian yang kedua perilaku diartikan dalam
arti sempit yaitu segala sesuatu yang mencangkup reaksi yang dapat
diamati.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
perlaku adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dalam
menanggapi stimulus lingkungan,yang meliputi aktivitas mororis,
kognitif dan emosional.
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Perilaku yang mempengaruhi menurut Sunaryo dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Faktor genetik atau faktor endogen
Faktor genetik merupakan faktor yang berasal dari dalam individu
tersebut, faktor ini merupakan suatu modal untuk melanjutkan
perkembangan perilaku makhluk hidup diantarannya :
a. Jenis kelamin
Suatu perbedaan perilaku yang dimiliki seorang pria dan
wanita yang bisa dilihat dari cara berpakaian dan melukan kegiatan
sehari-hari.
b. Bakat pembawa
Bakat adalah suatu kemampuan individu untuk melakukan
sesuatu yang sedikit bergantung pada latihan mengenai hal
tersebut.
c. Jenis ras
didalam dunia ini setiap ras memiliki perilaku yang
spesifik, saling berbeda satu dengan lainnya. Antara ras kulit putih
dan ras kulit hitam maupun ras kulit kuning.
d. Sifat kepribadian
Kepribadian yang diikuti dari keseluruhan pola pikiran,
perasaan, dan perilau yang sering digunakan oleh seseorang dalam
usaha adaptasi yang terus-menerus dihidupnya (Marami, 1995).
Dan perilaku manusia tidak ada yang sama karena adanya suatu
perbedaan kepribadian setiap individu
e. Usia
Usia dewasa merupakan periode penyesuaian diri terhadap
pola kehidupan baru dan dikenal dengan masa kreatif dimana
individu memiliki kemampuan mental untuk mempelajari dan
penyesuaian dengan situasi baru, seperti megingat hal-hal yang
dipelajari, penalaran analogis, berfikir kreatif, serta belum adanya
penurunan daya ingat menurut Notoadmojo (2005). Usia adalah
waktu hidup sejak lahir, dengan bertambahnya usia seseorang
maka bertambah pula tingkat pengetahuan dan bertabah matang
dalam berfikir dan bekerja.
f. Intelegensi
Suatu kemampuan untuk berfikir secara abstrak dan mampu
membuat kombinasi.
2. Faktor lingkungan
a. Faktor predisposing
Merupakan suatu faktor yang mempermudah terjadinya
perilaku seseorang, hal ini mencangkup tentang pengetahuan dan
sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan
masyarakat terhadap suatu hal yang berkaitan dengan kesehatan,
sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat sosial ekonomi, dan
tingkat pendidikan.
b. Faktor pemungkinan
Merupakan faktor yang memungkinkan atau menfasilitasi
perilaku dan tindakan manusia. Faktor ini mecangkup ketersediaan
saran dan fasilitas kesehatan bagi masyaarakat. Hakikatnya fasilitas
ini sangat mendukung terwujudnya perilaku kesehatan di
masyarakat, oleh karena itu faktor ini disebut sebagai faktor
pendukung. Seperti puskesmas, rumah sakit, tempat pembuangan
air, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya.
c. Faktor penguat
Merupakan faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku. Terkadang meskiun mengetahui untuk
melakukan hidup sehat, tetapi tidak melakukannya, hal ini meliputi
faktor sikap dab perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap
perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Dalam
Notoatmojo (2010) yaitu
1) Penilaian sosial
Menentukan persepsi seseorang akan kebutuhan dan
kualitas hidup mereka. Pada tahap ini ahli perencanaa
memperluas pemahaman mereka pada masyarakat dengan
bekerja melalui beragam data dan tindakan terpadu.
2) Penilaian epidemologi
Membantu menentapkan berbagai permasalahan kesehatan
yang terjadi pada masyarakat. Penlaian ini diubungkan dengan
kualitas hidup masyarakat, permasalahan kesehatan yang
terjadi dimasyarakat dipengaruhi oleh sumber daya.
3) Penilaian perilaku dan lingkungan
Merupakan faktor-faktor yang memberi konstribusi pada
masalah kesehatan. Dimana faktor perilaku merupakan gaya
hidup individu yang beresiko memberikan pemeberian
dukungan kepada kejadia masalah kesehatan. Dan faktor
lingkungan merupakan semua faktor-faktor sosial dan fisiologis
luar kepada seseorang.

2.2.3 Jenis perilaku


Perilaku merupakan suatu tanggapan individu terhadap rangsangan
yang berasal dari dalam maupun luar individu. Menurut Notoatmojo
(2003) perilaku dibagi menjadi dua yaitu :
1. Perilaku tertutup (Covert Behavior)
Suatu respon sesorang terhadap stimulus dalam bentuk tertutup.
Respon stimulus ini masih terbatas pada perhatian, pengetahuan,
persepsi, kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas.
2. Perilaku terbuka (Overt Covert)
Merupakan suatu respon terhadap stimulus dalam bentuk suatu
tindakan yang nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus ini sudah
jelas dalam bentuk tindakan atau praktik yang dengan mudah diamati
oleh orang lain.

2.3 Promosi Kesehatan


2.3.1 Pengertian Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan Puskesmas adalah upaya Puskesmas melaksanakan
pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungan
secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan berbasis
masyarakat
Tujuan promosi kesehatan di Puskesmas agar masyarakat mau dan
mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai
bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik
masalah kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi mangancam,
secara mandiri. Disamping itu, petugas kesehatan Puskesmas mampu
menjadi teladan bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk melakukan
PHBS.
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang
bersifat non intruktif, untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan
melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat.
Antara promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Promosi kesehatan
selalu bertujuan akan adanya kemampuan dan kemauan masyarakat
untuk bertindaak yaitu yang disebut sebagai masyarakat yang berdaya,
sedangkan pemberdayaan masyarakat selalu haus diawali dengan
pemberian informasi yang terus menerus.
Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan
kemandirian masyarakat dan keluarga dalam bidang kesehatan, sehingga
masyarakat akan dapat berkontribusi dalam meningkatakan derajat
kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses, salah satu
bentuk proses pemberdayaan masyarakat saat ini adalah berkembangnya
Desa Siaga. Keberhasilan proses pemberdayaan dapat dilihat dengan
terwujudnya sebagai Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di
masyrakat`
UKBM adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyrakat yang di
bentuk dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Jenis jenis UKBM
antar lain Posyandu, Poskesdes, Pos UKK, Pobindu PTM dan lain-lain.

2.3.2 Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan


a. Tempat pendaftaran
Peyebaran informasi melalui media poster, leaflet yang bisa
dipasang didepan loket pendaftaran. Adapun jenis informasi yang
disediakan yaitu :
- Informasi berupa Leaflet tentang jenis-jenis pelayanan
- Peraturan kesehatan seperti larangan merokok, dilarang meludah
sembarangan, membuang sampah pada tempatnya, dll.
b. Polikklinik
Petugas menjawab pertanyaan pasien yang berkenaan dengan
penyakitnya atau obat yang harus ditelannya. Tetapi jika hal itu
belum mungkin dilaksanakan, maka dapat di buka di klinik khusus
bagi pasien rawat jalan ayng memerlukan komseling ( sudah durujuk
ke bagian konseling) di sediakan pula media promosi : lembar balik,
poster, gambar atau metode anatomi atau leaflet yang bisa dibawa
pulang.
c. Ruang tunggu
Dipasang media poster, leaflet,pemasangan hasil IKM tahun 2018,
media penyuluhan lain tentang penyakit dan pemecahannya dan
kotak saran.
d. Ruang pelayanan KIA & KB
1) Petugas menjawaab pertanyaan pasienberkenaan dengan
pelayanan yan didapatkan. Jika belum mampu dapat
dilimpahkan ke Ruang pelayanan khusus.
2) Memasang poster atau disediakan leaflet tentang berbagai
penyakit yang menyerang bayi dan balita, ( resiko tinggi ibu
hamil bayi dan balita) pentingnya memeriksaan kehamilan
teratur, pentingnya tablet Fe bagi bumil, pentingnya imunisasi
lengkap pada bayi, dll
e. Ruang rawat inap
1) Meggunakan lembar balik, gambar, atau foto
2) penggunaan bahan bacaan (Blibioterapi) dengan cara
dipinjamkan ke pasien.
3) Penyuluhan kelompok bagi keluarga pasien, dengan metode
yang bersifat menghibur seperti permainan, simulasi dan
menggunakan media flipchart banner. Penyuluhan kelompok di
dalam ruangan bisa di gunakan laptop, LCD dan layar untuk
menayangkan gambar dan film.
4) Pemanfaatan ruang tunggu dengan pemasangan poster,
penyediaan box leaflet.
5) Pendekataan keagamaan dengan mengajak pasien untuk berdoa
f. Laboratorium
Meningkatkan kesadaran pasien, pengunjung dan para pengantarnya
akan pentingnya melakukan pemeriksaan laboratorium melalui
pemasangan poster dan penyedia leaflet yang bisa dibawa pulang.
g. Ruang obat
1) Meningkatkan kesadaran mafaat obat generik, kedisiplinan dan
kesadaran dalam pengggunaan obat sesuai petunjuk dokter
2) Pemasangan poster dan penyediaan leaflet tentang informasi
kesehatan serta pemutaran tape recorder
h. Tempat pembayaran(Kasir)
Penyampaian salam hangat dan ucapan selamat jalan semoga cepat
sembuh dan bertambah sehat.
i. Klinik khusus
Layanan konseling, misalnya klinik gizi, klinik sanitasi, klinik
konsultasi remaja,Ruang VCT dll.
j. Tempat parkir
Promosi kesehatan dapat berupa pemasangan baliho/billboard di area
lapangan parkir
k. Taman
Jika memungkinkan mempromosikan taman obat keluarga dan
karangkitri (jenis tanaman dengan kandungan gizinya), dll
l. Dinding
Dipasang spanduk pada momen tertentu asall tidak merusak
keindaahan gedung
m. Pagar pembatas kawasan puskesmas
Dipasang spanduk pada momen tertentu misalnya kampanye hari-
hari kesehaatan, namun harus diperhitungakan agar tidak merusak
keindahan pagar puskesmas
n. Dapur di kawasan puskesmas
Ditampilkan pesan terkait konsumsi gizi seimbang, dll bisa dalam
bentuk poster
o. Tempat ibadah
Pemasangan poster dan penyediaan leaflet. Pesan yang disampaikan
sebaiknya pesan untuk kesehatan jiwa, pentingnya menjaga
kebersihan/kesehatan lingkungan
2. Kegiatan Luar Gedung
a. Kunjungan rumah
b. Penyuluhan kesehatan
c. Pemberdayaaan masyarakat dalam PHBS
d. Pembinaaan desa siaga aktif (pengenalan kondisi desa, survey
mawas diri, musyawarah masyarakat desa, perencanaan partisipatif,
intervensi, dll)
e. Pembinaan UKBM (Poskesdes, Posyandu Balita, Posyandu Lansia,
Posbindu PTM, Poskestren, Pos UKK, dll).
4.4 Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkemas)
4.4.1 Pengertian Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang dalam
keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan
dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat,
serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalul
proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
Prioritas sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan terutama yang
berpenghasilari rendah. Keluarga rawan adalah keluarga yang rentan
terhadap masalah kesehatan (Vulnerable group), terutama keluarga yang
mempunyai ibu hamil/nifas/menyusuj (termasuk balitanya), usia lanjut,
penderita penyakit kronis baik menular maupun tidak menular. Kegiatan
keperawatan kesehatan masyarakat, meliputi kegiatan di dalam maupun
di luar gedung Puskesmas baik Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan
atau Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
4.4.2 Upaya Kegiatan Perkemas
a. Kegiatan di dalam gedung
1) Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien rawat jalan
2) Pelaksanaan anamnesa pemeriksaan tertentu
3) Penyuluhan/pendidikan kesehatan
4) Pemantauan keteraturan berobat
5) Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain
6) Pemberian nasehat (konseling) keperawatan
7) Kegiatan yang merupakan tugas limpahan sesuai pelimpahan
kewenangan yang diberikan dan atau prosedur yang telah
ditetapkan, contoh : pengobatan, penanggulangan kasus gawat
darurat, dll.
8) Mendiptakan lingkungan terapuetik dalam pelayanan kesehatan
di gedung
9) Pertemuan berkala staf keperawatan setiap bulan untuk
mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan penyelidikan
pelayanan keperawatan. Hasil pertemuan dicatat dan disimpan
dengan baik
10) Pemeriksaan kelengkapan peralatan yang akan digunakan, obat-
obatan, kartu kunjungan dan buku register

b. Kegiatan di luar gedung


1) Melakukan kunjungan ke keluarga/masyarakat untuk melakukan
asuhan keperawatan di keluarga/kelompok/masyarakat
2) Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di
rumah (individu dalam konteks keluarga). Merupakan asuhan
keperawatan individu di rumah dengan melibatkan peran serta
aktif keluarga. Kegiatan yang dilakukan antara lain : Penemuan
suspek/kasus kontak serumah, penyuluhan /pendidikan
kesehatan pada individu dan keluarganya, pemantauan
keteraturan berobat sesuai program pengobatan, kunjungan
keperawatan (homevisit/home healt nursing) sesuai rencana,
pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun
tidak langsung (indirect care), pemberian nasehat (konseling)
kesehatan/keperawatan, pencatatan dan pelaporan seperti kartu
keluarga dan pencatatan Posyandu
3) Asuhan keperawatan keluarga rawan dan miskin merupakan
asuhan keperawatan yang ditunjukan pada keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan
yang ditemukan di masyarakat dan dilakukan di rumah keluarga,
kegiatannya meliputi : identifikasi keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin dengan masalah kesehatan di
masyarakat, penemuan dini suspek/kasus kontak serumah,
pendidikan/penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup
keluarga), kunjungan rumah (home visit/home healt nursing)
sesuai rencana, pelayanan keperawatan dasar langsung (direct
care) maupun tidak langsung (indirect care), pelayanan
kesehatan sesuai rencana misalnya memantau keteraturan
berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang, pemberian
nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan di rumah, pencatatan
dan pelaporan.

5.1 Konsep Hipertensi


5.1.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi yang biasa disebut tekanan darah tinggah yaitu suatu
kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
secara kronis (dalam waktu yang lama) yang mengakibatkan kesakitan
bahkan kematian. Seseoraang dikatakan menderita tekanan darah tinggi
apabila tekanan darah sitolik >140 mmHg dan sistolik >90 mmHg
(Manuntung, 2018).
5.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hipertesi, yaitu :
1. Faktor yang dapat dirubah
a. Obesitas
Merupakan ciri khas penderita hipertensi, walau belum
dilketahui secara pasti hubugan anatra hipertensi dengan obesitas,
tapi terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume
darah penyandang obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dari
pada dengan berat badan yang normal. Namun tidak menutup
kemungkinan bagi yang kurus tidak terserang hipertensi.
b. Asupan garam
Jika terlalu berlebihan dakam mengkonsumsi garam dapat
menahan air sehingga dapat meningkatkan jumlah volume darah,
akibatnya jantung harus bekerja lebih keras sehingga tekanan
darah meningkat.
c. Makanan dan gaya hidup
Gaya hidup dan pola makan adalah hal yang paling
berpengaruh untuk menderita hipertensi. Sebagia faktor gaya
hidup yang menyebabkan hipertensi adalah nengkonsumsi kopi
berlebihan, minum alkohol, kurang olahraga, merokok dan stres.
Faktor makanan meliputi tingginya asupan lemak, garam
berlebihan dan lain sebagainya.
d. Konsumsi lemak
lemak berfungsi sebagai pelindungan organ tubuh,
memelihara suhu tubuh, menghemat protein, memberikan
kelezatan serta memberikan rasa kenyang, pengangkut vitamin
larut lemak, dan sebagai sumber energi. Kebutuhan lemak untuk
lansia tidak melebihi 20-50% dari kebutuhan. Kebiasaan
mengkonsumsi lemak sangat berpengaruh pada peningkatan berat
badan dan beresiko terjadinya hipertensi.
e. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi disebabkan karena
sistem saraf simpatis melakukan aktifitas sehingga menyebabkan
tekanan darah meningkat secara bertahap. Jika stres menjadi
berkepanjangan dapat mengakibatkan menignkatnya tekanan
darah. Penyebab dari hal ini belum diketahui secara pasti.
Sesorang yang mengalami stres mempunyai resiko terkena
hipertensi sebesar 9,333 kali lebih tinggi dibanding dengan
seseorang tanpa stres.
2. Faktor yang tidak dapat dirubah
a. Keturunan (genetik)
Sesorang yang memiliki riwayat keturunan hiper berpeluang
besar untuk dapat terkena hipertensi dari pada seseorang yang
tidak memiliki riwayat hipertensi. Gen yang dibawa dari
keturunan sedarah sangat besar pengaruhnya terhadap penyakit
ini, walaupun penyekit hipertensi tidak identik dengan penyakit
turunan.
b. Usia (umur)
Hipertensi adalah salah satu penyakit yang biasa disebut
degeneratif, yaitu penyakit karena usia. Semakin bertambahnya
usia seseorang, maka akan semakin menurun dengan prodiktivitas
organ tubuh seseorang.
c. Etnis
Jumlah penderita hipertensi berkulit hitam 40% akan lebih
tinggi dibanding dengan yang berkulit putih, karena orang kulit
hitam mempunyai kadar renin yang rendah serta sensifitas
terhadap vasopressin.
d. Jenis kelamin
Pada umumnya hipertensi paling banyak diderita oleh laki-
laki dibanding dengan perempuan dengan perbandingan 2,29%
tekanan darah sistolik mengalami peningkatan. Pada usia 30
tahun pria lebih sering mengalami tanda dan gelaja hipertensi.
Namun wanita juga beresiko mempunyai hipertesi, hal ini
disebabkan karena wanita kehilangan hormone stogen yang
selama ini melidungi pembuluh darah dari kerusakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi adalah :
a. Genetik
Perbandingan antara kulit putih dengan kulit hitam
dinegara barat lebih banyak penderita hipertensi, lebih tinggi
hipertensinya, sehingga diperkirakan ada kaitan hipetensi
dengan perbedaan genetik. Beberapa peneliti mengatakan
terdapat kelainan pada gen angiotensinogen tetapi
mekanismenya mungkin bersifat poligenik.
b. Usia
Kebanyakan orang berusia 60 tahun atau lebih sering
mengalami hipertensi, bagi mereka yang mengalami
hipertensi, resiko stroke dan penyakit komplikasi lainnya
akan meningkat bial tidak ditangani dengan benar.
c. Jenis kelamin
Hipertensi jarang ditemukan pada perempuan
dibanding pria, yang menunjukan adanya pengaruh oleh
hormon.
d. Geografis dan lingkungan
Terdapat perbedaan tekanan darah yang nyata antara
populasi kelompok daerah tertinggan dengan daerah maju,
seperti bangsa Indian Amerika Selatan yang tekanan
darahnya rendah dan tidak banyak meningkat dengan
bertambahnya usia dibanding masyarakat barat.
e. Pola hidup
Pola hidup seseorang sangat berpengaruh penting
terhadap timbulnya hipertensi. Mereka yang kelebihan berat
badan diatas 30%, berlebihan mengkonsumdi garam, dan
tidak melakukan olahraga akan mudah untuk terkena
hipertensi.

f. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat
dirubah, hubungan merokok dengan hipertensi adalah
nikotin, nikotin akan akan menyebabkan peningkatan tekanan
darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil
dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga
keotak, dan otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan
memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk
melepasadrenalin. Hormon yang kuat ini akan menyempitkan
pembuluh darah dan memaksa jantung berkerja lebih keras.
5.1.3 Pengendalian tekanan darah tinggi
Orang berusaha mengedali hipetensi jika salah satu kaluarganya sakit
keras bahkan meninggal karena hipertensi. Tidak semua penderita
hipertensi memerlukan obat. Apabila hipertensinya masih termasuk yang
ringan maka masih dapat dikontrol dengan manerapkan pola hidup sehat.
Berikut beberapa cara mengendalikan hipertensi :
1. Pola makan
Tekanan darah dapat kita kontrol dengan makanan kita sehari-
hari. Menerapkan pola makan yang rendah lemak jenuh, lemak total,
kolesterol, makan buah dan sayur serta mengkonsumsi ptoduk susu
rendah lemak tentunya yang sudah terbukti secara klinis dapat
menurunkan tekanan darah. Ada empat macam diet untuk
mengurangi tekanan darah, yaitu :
a. Diet rendah garam
Tujuan diet rendah garam bertujuan untuk mehilangkan
penahanan air dalam jaringan tubuh sehungga dapat
menurunkan tekanan darah.
b. Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas
Hal ini bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol pada
darah dan menurunkan berat badan bagi penderita yang
kegemukan. Seperti kurangi makan jerohan, batasi konsumsi
telur, dan kurangi makanan bersantan.
c. Diet tinggi serat
Diet tekanan darah tinggi dianjurkan sertiap hari
mengkonsumdi makanan berserat tinggi. Beberapa contoh jenis
bahan makanan yang berserat tinggi, untuk buah-buahanseperti,
jambu biji, belimbing, pepaya, mangga, apel, semangka, dan
pisang.Untuk sayuan, seperti bawang putih, daun kacang
panjang, kacang panjang, daun singkong, tomat dan wortel.
d. Diet rendah kalori bagi yang kegemukan
Seseorang yang kelebihan berat badan bersiko terkena
hipertensi. Demikian pula orang yang berusia 40 tahun.
Penanggulagan hipertensi dilakukan dengan cara pembatasan
asupan kalori, hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Asupan kalori dikurangi sekitar 25%
2) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kabutuhan
gizi
3) Aktivitas olahraga dipilih yang ringan sampai sedang.
2. Pola istirahat
Pemulihan anggota tubuh yang telah lelah berativitas seharian
penuh untuk menetralisirkan tekanan darah.
3. Pola aktivitas
Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah yaitu :
berjalan kaki, bersepeda, aerobik, bdan berenang. Kegiatan atau
pekerjaan sehari-hari yang lebih aktif baik fisik maupun mental
memerlukan energi / kalori yang lebih banyak.seseorang dengan gaya
hidup tidak aktif akan tenatan terkena tekanan darah tinggi. Olahraga
secara rutin tidak hanya menjaga bentuk dan berat badan, namun juga
dapat mengontrol tekanan darah.
4. Pengobatan
Selain dengan menerapkan pola hidup sehat, penderita
hipertensi juga harus rutin dalam menjalani pengobatan kedokter,
supaya tidak menimbulkan penyakit komplikasi.
5.1.4 Klasifikasi hipertensi
1. Menurut Pradigdo (2013) hipertensi dibagi menjadi 3, yaitu :
A. Jika tekanan darah diastolik 90-110 mmHg termasuk hipertensi
ringan.
B. Jika tekanan darah diastolik 110-130 mmHg termasuk hipertensi
sedang.
C. Jika tekanan darah diastolik diatas 130 mmHg termasuk hipertensi
berat.
2. Menurut Soeharto (2010) tekanan darah diukur dengan manometer air
raksa yang dinyatakan sebagai rasio sistolik dan diastolik, misalnya
120/70, yang berarti tekanan sistoliknya dalah 120 mmHg dan
diastoliknya adalah 70 mmHg.
Berikut klasifikasi tekanan darah tinggi.
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Tinggi
Sistolik Diastolik Tingkatan
<130 mmHg <85 mmHg Normal
131-159 mmHg 86-99 mmHg Hipertensi ringan
160-179 mmHg 100-109 mmHg Hipertensi sedang
180-209 mmHg 110-119 mmHg Hipertensi berat
>210 mmHg >120 mmHg Hipertensi sangat berat
Sumber : Soeharto, 2010
Hipertensi adalah miningkatnya tekanan darah sistolik dan
diastolik dengan konsisten dengan 140/90 mmHg. Ada dua macam
hipertensi, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Kebanyakan
kasus hipertensi adalah hipertensi primer. Tidak ada penyebab yang jelas
tentang hipertensi primer, sekalipun ada beberapa teori yang menujukan
adanya faktor genetik, perubahan hormone, dan perubahan simpatis.
Hipertensi sekunder adalah akibat dari penyakit atau ganguan tertentu.
Saat dilakukan pemeriksaan tekanan darah akan didapati dua angka,
angka yang lebih tinggi diperoleh saat jantung berkontraksi (sistolik),
angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi
(diastolik)
Hipertensi yang sangat parah dan tidak diobati secara baik dan
benar akan menimbulkan penyakit komplikasi bahkan kematian dalam
waktu 3-6 bulan, yakni disebut hipertensi maligna. Saat tekanan darah
tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Namun
diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu pengukuran.
Jika ada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi, maka
tekanan darah diukur kembali dan diukur sebanyak dua kali pada waktu
dua hari selanjutnya untuk meyakini adanya hipertensi. Hasil pengukuran
bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, namun juga
digunakan untuk menggolongkan beratnya hipertensi.
5.1.5 Gejala Hipertensi
Gejala hipertensi sebagaian besar tidak dirasakan oleh
penderitanya. Namun sebagian dari pemikiran yang terjadi dimasyarakat
bahwa gejala penyakit darah tinggi selalu dirasakan oleh perderitanya.
Kejadian penderita darah tinggi sebagian besar tidak merasakan adanya
gejala penyakit. Secara umum gejala hipertensi adalah mata kunang-
kunang, telinga berdengik, mudah marah, mimisan, serta pusing (Nurarif,
2015).
5.1.6 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontraksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor
ini bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut kebawah ke korda spinalis
dan keluar melalui kolumna medulla spinalis ganglia simpatis dithorak
dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya neropinefrin megakibatkan kontraksi pada pembuluh
darah. Faktor seperti ketakutan dan kecemasan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontraksi. Seseorang
dengan hipertensi sangat sesitif terhadap neroponefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas tentang terjadinya hal tersebut.
Penyakit ginjal merupakan penyakit yang dapat menimbulkan
hipertensi melaui mekanisme peningkatan resistensi peredaran darah ke
ginjal dan penurunan dan penurunan fungsi kapiler glomerutus.
Mekanisme ini menimbulkan keadaan hipoksia pada ginjal dan
meningkatnya aktifitas renin, angiotensinogen, angiotensin I, angiotensin
II, aldosteron dan dan penurunan bradikini, penurunan nitric oxide (NO).
Peningkata dan penurunan substansi ini menyebabkan terjadinya
vasokontriksi pembuluh darah, peningkatan tahanan perifer, serta
peningkatan volume plasma yang pada akhirnya menyebabkan
peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah yang terjadi
akibat penyakit ginjal merupakan mekanisme umpan balik untuk
menurungkan dan menyeimbangkan substansi yang keluar agar tekanan
darah mejadi normal kembali, tetapi apabila kerusakan ginjal (renal
disease) tidak diobati dengan baik dan benar, maka akan menambah berat
penyakit hipertensi. Sehingga penanganan hipertensi pada penyakit ginjal
harus dilihat secara baik dan benar, karena keduanya saling berhubungan
(Kardiyudiani, 2019).
5.1.7 Komplikasi
Penderita hipertnsi beresiko beresiko terserang penyakit lain yang
timbul salanjutnya, berikut beberapa penyakit komplikasi yang muncul
menyertai hipertensi, yaitu : (Tanto, 2015).
1. Gagal ginjal
Meningkatnya tekanan darah dapat mengakibatkan penbuluh
darah diginja tertekan darah berakibat terjadi kerusakan pembuluh
darah, sehungga dapat menyebabkan gagal ginjal karena terjadi
penurunan fungsi ginjal. Hipertensi bisa mengakibatkan kelainan
pada ginjal, yaitu nefosklerosis maligna dan nefoklerosis benigna.
Nefoklerosis benigna terjadi pada hipertensi yang sudah lama maka
mengendap pada pembuluh darah akan terjadi yang disebabkan oleh
proses penuaa. Selain itu, nefrosklerosis maligna yaitu kelainan
ginjal yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah diastol diatas
130 mmHg dan diakibatkan karena fungsi ginjal yang menegang.
2. Gagal jantung
Meningkatnya tekanan darah menyebabkan otot jantung
bekerja lebih berat dalam memompa darah serta mengakibatkan otot
jantung kiri mengalami pembesaran sehingga terjadi gagal jantung.
Membesarnya otot jantung kiri disebabkan oleh kerja keras jantung
untuk memompa darah.
3. Kerusakan pada mata
Hipertensi mengakibatkan saraf dan pembuluh darah pada
bagian mata mengalami kerusakan.
4. Stroke
Tekanan darah tinggi mengakibatkan pecahnya pembuluh
darah keotak. Stroke dapat terjadi karena kurangnya oksigen keotak
dan aliran darah berkurang maka akan terjadi kematian jaringan.

5.1.8 Pencegahan
Mencegah lebih baik dari pada mengobati, berlaku pula untuk
penyakit hipertensi. Agar terhidar dari penyaki komplikasi yang dapat
ditimbulkan dari hipertensi, maka harus diambil tindakan pencegahan
yang baik dan benar. Hipertensi esensial tidak dapat diobati, namun
diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Cara
awalnya biasanya merubah pola hidup penderita :
A. Penderita hipertensi yang kelebihn berat badan harus mengurangi
berat badannya sampai batas ideal.
B. Merubah pola makan.
C. Olahraga.
D. Berhenti merokok.
Dengan demikian maka pencegahan perlu dilakukan bagi penderita
hipertensi agar tidak terjadi komplikasi yang membahayakan keselamat
dan nyawa penderita.
5.1.9 Penatalaksanaan
Terapi pada seseorang yang mempunyai hipertensi yaitu (Mulyanto,
2014) :
1. Penatalaksaan farmakologis
a. Simpatolitik
Simpatolitik penghambat adrenergik beta terdiri dari
penghambat adrenergik, adrenergik alfa, penghambat adrenergik
yang bekerja disentral simpatolitik. Selain itu dianggap sebagai
penghambat reseptor beta dan sebagai simpatolitik.
b. Penghambat adrenergik alfa
Penghambat adrenergik alfa bekerja dengan cara memblok
reseptor adrenergik dan mengakibatkan tekanan darah menurun
dan terjadi vasodilatasi pembuluh darah. Penghambat beta
menyebabkan penurunan lopoprotein berdensitas sangat rendah
yang bertanggung jawab didalam penimbunan lemak diarteri.
c. Diuretik
Hidroklorotiazid adalah obat yang berfungsi untuk mengobati
hipertensi. Hidroklorotiazid bisa diberika pada pasien yang
menderita hipertensi ringan. Banyak obat hipertensi bisa
menimbulkan retensi cairan, sehingga diuretik diberikan bersama
anti hipertensi.
d. Penghambat neuron adrenergik
Merupakan obat anti hipertensi yang kuat yang menghambat
neropinefrin menjadi berkurang dan menyebabkan baik curah
jantung maupun tahanan vaskuler perifer menurun.
e. Antagonis angiotensin
Obat dalam golongan ini menghambat enzim mengubah
angiotensin-converting enzyme yang nantinya akan menghambat
pembentukan angiotensin II dan menghambat pelepasan
aldosetron. Aldosetron meningkatkan retensi natrium dan eskresi
kalium. Jika aldosetron dihambat, natrium diekskresikan bersama-
sama dengan air. Kaptopril, enalapril, dab lisinopril adalah ketiga
antagonis angiotensin. Obat-obat ini dipakai pada pasien dengan
kadar renin serum yang tinggi.
f. Vasodilator arteriol yang bekerja langsung
Obat-obat tahap III yang bekerja dengan merelaksasikan otot-
otot polos pembuluh darah, terutama arteri sehingga
menyebabkan vasodilatasi.dengan terjadinya vasodilatasi, tekanan
darah akan menurun dan natrium serta air betahan, sehingga
terjadi edema perifer. Diuretik dapat diberikan bersam-sama
dengan vasodilator yang bekerja langsung untuk mengurangi
edema. Reflek takikardi disebabkan oleh vasodilatasi dan
menurunnya tekanan darah.
2. Penalatalaksanaan nonfarmakologis
a. Tembakau, natrium, dan alkohol harus dibatasi.
b. Penurunan berat badan.
c. Olahraga.
d. Mengurangi stres.
6.1 Konsep Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

6.1.1 Pengertian JKN

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari


program Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (SJSN). Berdasarkan
Undang-Undang No. 40 tahun 2004, SJSN diselenggarakan oleh beberapa
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yaitu Perusahaan Perseroan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Perusahaan Perseroan Dana Tabungan
dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen), Perusahaan Perseroan Asuransi
Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI), dan
Perusahaan Perseroan Asuransi Kesehatan Indonesia (Askes). Setelah
Pembentukan BPJS berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, maka keempat lembaga
tersebut bertransformasi menjadi Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
(BPJS) Undang-Undang ini merupakan pelaksanaan dari Pasal 5 ayat
(1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional yang mengamanatkan pembentukan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Karena merupakan bagian dari SJSN,
maka JKN diselenggarakan bersifat wajib (Mandatory) hal ini berdasarkan
Undang-Undang No.40 Tahun 2004, yang bertujuan melindungi
PendudukIndonesia dalam sistem Asuransi sehingga dapat memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2014).
6.1.2 Prinsip-Prinsip

Berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004, prinsip-prinsip JKN


adalah sebagai berikut:

a. Prinsip Gotong Royong, prinsip ini dapat diartikan bahwa peserta JKN
saling membantu dalam menanggung beban biaya jaminan, yang
mampu membantu yang kurang mampu, dan yang sehat membantu
yang sakit atau yang beresiko tinggi. Hal ini dapat terwujud karena
kepersertaan JKN bersifat wajib bagi seluruh penduduk yang
disesuaikan dengan tingkat pendapatan peserta.
b. Prinsip Nirlaba, berarti tujuan utama BPJS adalah memenuhi
kepentingan peserta BPJS agar dapat memberikan manfaat bagi peserta,
bukan untuk mencari laba/keuntungan.
c. Prinsip Keterbukaan, yang berati ada kemudahan dalam mengakses
tentang informasi BPJS. Informasi itu harus lengkap, benar, dan jeelas
bagi peserta.
d. Prinsip Kehati-hatian, berkaitan dalam pengelolaan dana dilakukan
dengan cermat, teliti, aman, dan tertib.
e. Prinsip Akuntabilitas, berarti dalam melaksanakan program dan dalam
pengelolaan dana dilakukan dengan akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.

f. Prinsip Portabilitas, jaminan bersifat berkelanjutan sekalipun peserta


berpindah tempat tinggal atau pekerjaan selama peserta tetap berada di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
g. Prinsip Kepesertaan Wajib, yaitu secara bertahap mengharuskan
seluruh penduduk Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi
peserta.

h. Prinsip Dana Amanat, Sumber dana yang berasal dari iuran peserta
merupakan titipan yang akan kembali digunakan untuk kepentingan
peserta.

i. Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial, hasil yang berupa


keuntungan digunakan untuk pengembangan program dan kepentingan
peserta.

6.1.3 Manfaat JKN

Manfaat JKN seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 40


Tahun 2004 adalah pelayanan kesehatan perseorangan yang bukan hanya
pelayanan kesehatan yang berupa kuratif dan rehabilitatif, tetapi juga
mencakup pelayanan promotif dan preventif, termasuk obat-obatan dan
bahan medis habis pakai yang diperlukan.
Pelayanan kesehehatan yang dimaksud di sini adalah pelayanan
kesehatan yang terdiri atas manfaat medis dan manfaat non medis. Yang
dimaksud dengan manfaat medis berupa penyuluhan kesehatan,
pemeriksaan penunjang diagnostik, konsultasi, transfusi, tindakan medis dan
perawatan, bahan medis habis pakai, obat-obatan, rehabilitasi medis,
pelayanan kedokteran forensik, serta pelayanan jenasah. Manfaat medis
yang diterima peserta JKN ini tidak dipengaruhi oleh besaran iuran yang
dibayar peserta. Sedangkan yang termasuk dalam manfaat non medis
adalah akomodasi layanan rawat inap dan ambulan yang digunakan untuk
pasien rujukan. Manfaat non medis ini berbeda tiap peserta, bergantung
pada besaran iuran yang dibayarkan peserta (Perpres No. 12 Tahun 2013).

6.1.4 Kepesertaan

Berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004, salah satu prinsip


dari JKN adalah kepesertaan bersifat wajib, yang artinya seluruh Penduduk
Indonesia akan menjadi peserta JKN. Kepesertaan ini akan dilakukan
secara bertahap dan diharapkan pada tahun 2019 seluruh penduduk
Indonesia sudah menjadi peserta JKN.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013, kepesertaan
JKN terdiri atas:

a. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan meliputi


orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu.
b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan
orang tidak mampu yang terdiri atas:
1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:

a Pegawai Negeri Sipil

b Anggota TNI

c Anggota Polri

d Pejabat Negara

e Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri

f Pegawai Swasta, dan

g Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan


huruf f yang menerima Upah.
2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:

a Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri dan

b Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan


penerima Upah.
c Pekerja sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b,
termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia
paling singkat 6 (enam) bulan.
6.1.5 Prosedur Pendaftaran Peserta

Berdasarkan Informasi pada situs resmi BPJS


(http://bpjskesehatan.go.id) tata cara pendaftaran peserta JKN dijelaskan
sebagai berikut:
a. Pendaftaran bagi Penerima Bantuan Iuran / PBI

Pendaftaran peserta PBI, yang terdiri atas Fakir Miskin dan Orang
Tidak mampu untuk dapat mejadi peserta, pendataan pesrta PBI ini
dilakukan oleh lembaga penyelenggara urusan Pemerintahan di bidang
statistik (Badan Pusat Statistik) yang diverifikasi dan divalidasi oleh
Kementerian Sosial. Peserta PBI juga dapat didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah berdasarkan SK Gubernur/Bupati/Walikota bagi Pemda
yang mengintegrasikan program Jamkesda ke program JKN.
b. Pendafataran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah / PPU

1) Perusahaan/Badan usaha mendaftarkan seluruh karyawan beserta


anggota keluarganya ke Kantor BPJS Kesehatan dengan
melampirkan berkas berikut:

a) Formulir Registrasi Badan Usaha/Badan Hukum Lainnya.

b) Data-data Migrasi karyawan dan anggota keluarganya dengan


format yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan.
2) Perusahaan/Badan Usaha akan menerima nomor Virtual Account
(VA) yang digunakan untuk pembayaran ke Bank yang telah
bekerja sama (BRI/Mandiri/BNI).
3) Selanjutnya, Bukti Pembayaran iuran diserahkan ke Kantor BPJS
Kesehatan
4) Pencetakkan kartu JKN atau bisa juga mencetak e-ID secara
mandiri oleh Perusahaan/Badan Usaha.
c. Pendaftaran bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah/PBPU
dan Bukan Pekerja
1) Pendaftaran PBPU dan Bukan Pekerja

a) Calon peserta mendaftar secara perorangan (bukan secara


kolektif) di Kantor BPJS Kesehatan
b) Mendaftarkan seluruh anggota keluarga sesuai dengan jumlah
anggota yang terdapat pada Kartu Keluarga
c) Mengisi formulir Daftar Isian Peserta (DIP) dan melampirkan,
fotokopi Kartu Keluarga (KK), fotokopi KTP/Paspor
(masingmasing satu lembar), fotokopi Buku Tabungan salah
satu peserta yang ada d idalam Kartu Keluarga, pasfoto 3 x 4
(masing-masing sebanyak 1 lembar).

d) Mendapat Nomor Virtual Account (VA).

e) Melakukan pembayaran iuran ke Bank yang bekerja sama


(BRI/Mandiri/BNI) sesuai dengan Nomor VA.
f) Bukti pembayaran iuran diserahkan ke kantor BPJS Kesehatan
untuk dicetakkan kartu JKN. Selain di Kantor BPJS Kesehatan,
pendaftaran dapat melalui Website BPJS Kesehatan
2) Pendaftaran Bukan Pekerja Melalui Entitas Berbadan Hukum
(Pensiunan BUMN/BUMD)
Untuk pendaftaran pensiunan yang dana pensiunnya dikelola
oleh entitas berbadan hukum dilakukan dengan mengisi formulir
registrasi dan formulir migrasi data peserta, dan dapat didaftarkan
secara kolektif melalui entitas berbadan hukum.
6.1.6 Hak dan Kewajiban Peserta

Hak dan kewajiban peserta JKN berdasarkan Peraturan Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan No. 1 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan adalah sebagai berikut:

a. Hak Peserta:

1) Mendapatkan identitas peserta sebagai bukti kepesertaan untuk


memperoleh pelayanan kesehatan.
2) Mendapatkan Nomor virtual account, yang digunakan pada saat
pembayaran iuran.
3) Memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk memperoleh
layanan kesehatan, dengan syarat fasilitas kesehatan tersebut telah
bekerjasama dengan BPJS.
4) Memperoleh pelayanan promotif, preventif kuratif, dan rehabilitatif
termasuk obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan kebutuhan medis peserta yang dilakukan oleh fasilitas
kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS.
5) Menyampaikan pengaduan jika peserta merasa haknya tidak

terpenuhi.

6) Mendapatkan informasi yang tepat dan akurat tentang pelayanan


kesehatan.
7) Peserta bebas mengikuti program asuransi kesehatan tambahan.

b. Kewajiban Peserta:

1) Membayar iuran sesuai besaran iuran yang telah ditetapkan

2) Melaporkan perubahan data dan status kepesertaan seperti


perubahan fasilitas kesehatan tingkat pertama, tempat tinggal,
tempat bekerja, golongan, jenis kepesertaan, susunan keluarga, atau
ada anggota keluarga tambahan.
3) Melaporkan jika terjadi kerusakan atau kehilangan kartu identitas
peserta jaminan kesehatan.

1.1.7 Pembiayaan

a. Iuran

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Tentang


Jaminan Kesehatan, yang dimaksud dengan “Iuran Jaminan Kesehatan
adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta,
Pemberi Kerja dan Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan”.
b. Pembayaran Iuran

Bagi peserta PBI, pembayaran iuran ditanggung oleh


pemerintah. Setiap Peserta Non PBI wajib membayar iuran yang
besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah (untuk
pekerja penerima upah) atau suatu jumlah nominal tertentu (bukan
penerima upah dan PBI). Untuk Peserta Pekerja Penerima Upah, maka
setiap Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya dan
menanggung sebagian iuran peserta yang menjadi tanggung jawabnya.
Jika terjadi keterlambatan pembayaran iuran JKN, maka akan
dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua persen) perbulan
dari total iuran yang tertunggak dan dibayar oleh Pemberi Kerja.
Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja
iuran dibayar oleh peserta yang bersangkutan. Pembayarkan iuran JKN
dilakukan setiap bulan kepada BPJS Kesehatan secara berkala yang
dilakukan paling lambat tanggal 10 setiap bulan (Perpres No. 111 tahun
2013).
c. Besaran Iuran

Berdasarkan Informasi pada situs resmi BPJS


(http://bpjskesehatan.go.id) besaran iuran bagi pesarta JKN adalah
sebagai berikut:
1) Peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan, seluruh
bulanan ditanggung oleh Pemerintah.
2) Iuran peserta Non PBI untuk Pekerja Penerima Upah yang bekerja
pada Lembaga Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil,
anggota TNI, anggota Polri, pejabat negara, dan pegawai
pemerintah non pegawai negeri sebesar 5% (lima persen) dari Gaji
atau Upah per bulan dengan ketentuan : 3% (tiga persen) dibayar
oleh pemberi kerja dan 2% (dua persen) dibayar oleh peserta.
Sedangkan untuk Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di
BUMN, BUMD dan Swasta sebesar 5% ( lima persen) dari Gaji
atau Upah per bulan dengan ketentuan : 4% (empat persen) dibayar
oleh Pemberi Kerja dan 1% (satu persen) dibayar oleh Peserta.
3) Jika ada anggota keluarga tambahan bagi peserta Pekerja Penerima
Upah yang terdiri dari anak ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu dan
mertua, besaran iuran sebesar sebesar 1% (satu persen) dari dari gaji
atau upah per orang per bulan, dibayar oleh pekerja penerima upah.

4) Besaran iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah, peserta
pekerja bukan penerima upah serta iuran peserta bukan pekerja
adalah sebesar:
a) Sebesar Rp. 25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per
orang per bulan dengan manfaat non medis ruang
perawatan Kelas III.

b) Sebesar Rp. 42.500,- (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah)
per orang per bulan dengan manfaat non medis ruang
perawatan Kelas II.

c) Sebesar Rp. 59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus


rupiah) per orang per bulan dengan manfaat non medis ruang
perawatan Kelas I.
5) Besaran Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis
Kemerdekaan, dan janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran
atau Perintis Kemerdekaan, iurannya ditetapkan sebesar 5% (lima
persen) dari 45% (empat puluh lima persen) gaji pokok Pegawai
Negeri Sipil golongan III/a dengan masa kerja 14 (empat belas)
tahun per bulan, ditanggung oleh Pemerintah.

7.1 Perilaku Merokok


7.1.1 Pengertian Perilaku Merokok
Perilaku merokok adalah suatu aktivitas menghisap asap tembakau
yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar
(Amstrong, 1990). Menurut Sitepoe (2000) perilaku merokok
didefinisikan sebagai aktivitas membakar tembakau yang kemudian
dihisap asapnya, baik langsung menggunakan rokok maupun
menggunakan pipa. Asap yang dihisap melalui mulut disebut mainstream
smoke, sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang
terbakar serta asap rokok yang dihembuskan ke udara oleh perokok
disebut sidestream smoke. Sidestream smoke atau asap sidestream
mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif.
Menurut Aula (2010) perilaku merokok merupakan suatu fenomena
yang muncul dalam masyarakat, dimana sebagian besar masyarakat sudah
mengetahui dampak negatif merokok, namun bersikeras menghalalkan
tindakan merokok. Menurut Levy (1984) perilaku merokok adalah suatu
aktifitas yang dilakukan seseorang berupa mambakar dan menghisap
rokok ke dalam tubuh serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap
oleh orangorang disekitarnya. Dari beberapa pendapat ahli di atas, peneliti
menarik kesimpulan bahwa perilaku merokok adalah suatu aktivitas
menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan
menghembuskannya kembali keluar.

7.1.2 Aspek Perilaku Merokok


Menurut Aritonang (1997) aspek-aspek perilaku merokok, yaitu:
1) Fungsi merokok
Individu menjadikan merokok sebagai penghibur bagi berbagai
keperluan, menunjukkan bahwa memiliki fungsi yang begitu penting
bagi kehidupannya. Dalam kehidupan sehari-hari Fungsi merokok
ditunjukkan dengan perasaan yang dialami si perokok, seperti perasaan
yang positif maupun perasaan negatif. Bagi perokok, dengan merokok
membantu untuk mencari inspirasi/ ide, menghilangkan rasa kantuk,
mengakrabkan suasana.
2) Intensitas merokok
Intensitas perilaku merokok adalah keadaan, tingkatan atau
banyak sedikitnya aktivitas seseorang dalam membakar tembakau dan
menghisapnya dalam kurun waktu tertentu. Klasifikasi perokok
berdasarkan banyaknya rokok yang dihisap yaitu:
1) Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam
sehari
2) Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari
3) Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari
c. Tempat merokok
Tipe perokok berdasarkan tempatnya yaitu:
1) Merokok di tempat-tempat umum/ruang publik
a) Kelompok homogeny (sama-sama perokok), secara
bergerombol perokok menikmati kebiasaannya. Umumnya
perokok masih menghargai orang lain, karena itu perokok
menempatkan diri di smoking area.
b) Kelompok yang heterogeny (merokok di tengah orang-orang
lain yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit
dan lain-lain).
2) Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi
a) Kantor atau di kamar tidur pribadi Perokok memilih
tempattempat seperti ini yang sebagai tempat merokok
digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan
diri, penuh rasa gelisah yang mencekam.
b) Toilet Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang
suka berfantasi.

d. Waktu merokok
Perilaku merokok dipengaruhi oleh keadaan yang dialaminya pada
saat itu, misalnya ketika sedang berkumpul dengan teman, cuaca yang
dingin, setelah dimarahi orang tua dan lain-lain.
Twiford & Soekaji (dalam Sulistyo 2009) menyatakan bahwa
setiap individu dapat menggambarkan setiap perilaku menurut tiga aspek
berikut:

a. Frekuensi
Sering tidaknya perilaku muncul mungkin cara yang paling
sederhana untuk mencatat perilaku hanya dengan menghitung jumlah
munculnya perilaku tersebut. Frekuensi sangatlah bermanfaat untuk
mengetahui sejauh mana perilaku merokok seseorang muncul atau
tidak. Dari frekuensi dapat diketahui perilaku merokok seseorang yang
sebenarnya sehingga pengumpulan data frekuensi menjadi salah satu
ukuran yang paling banyak digunakan untuk mengetahui perilaku
merokok seseorang.
b. Lamanya berlangsung
Waktu yang diperlukan seseorang untuk melakukan setiap tindakan
(seseorang menghisap rokok lama atu tidak). Jika suatu perilaku
mempunyai permulaan dan akhir tertentu, tetapi dalam jangka waktu
yang berbeda untuk masing-masing peristiwa, maka pengukuran
lamanya berlangsung lebih bermanfaat lagi. Aspek lamanya
berlangsung ini sangatlah berpengaruh bagi perilaku merokok
seseorang, apakah seseorang dalam menghisap rokoknya lama atau
tidak.
c. Intensitas
Banyaknya daya yang dikeluarkan oleh perilaku tersebut. Aspek
ini digunakan untuk mengukur seberapa dalam dan seberapa banyak
seseorang menghisap rokok. Dimensi intensitas mungkin merupakan
cara yang paling sebjektif dalam mengukur perilaku merokok
seseorang.
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, dapat diperoleh
kesimpulan bahwa aspek-aspek perilaku merokok menurut Aritonang
(1997) yaitu; fungsi merokok, intensitas merokok, tempat merokok dan
waktu merokok. Sedangkan aspek-aspek perilaku merokok menurut
Twiford & Soekaji (dalam Sulistyo, 2009) yaitu; frekuensi, lamanya
berlangsung dan intensitas.
Dari penjabaran aspek-aspek perilaku merokok dari beberapa
pendapat ahli di atas, peneliti akan menggunakan aspek-aspek perilaku
merokok menurut Aritonang sebagai indikator untuk penyusunan
skala, yaitu meliputi; fungsi merokok, intensitas merokok, tempat
merokok dan waktu merokok, karena aspek-aspek tersebut lebih rinci
sehingga diharapkan dapat mengungkapkan data lebih dalam tentang
perilaku merokok. Dari studi pustaka yang dilakukan peneliti, aspek-
aspek perilaku merokok menurut Aritonang juga banyak digunakan
dalam penelitian yang digunakan sebagai skala untuk mengukur
perilaku merokok seperti penelitian Sinapar (2015), Santoso (2015),
Perwitasari (2006).
7.1.3 Faktor-faktor Perilaku Merokok
Subanada (2004) menyatakan faktor-faktor yang menyebabkan
perilaku merokok:
a. Faktor Psikologis
Merokok dapat menjadi sebuah cara bagi individu untuk santai dan
kesenangan, tekanan-tekanan teman sebaya, penampilan diri, sifat
ingin tahu, stres, kebosanan dan ingin kelihatan gagah merupakan hal-
hal yang dapat mengkontribusi mulainya merokok. Selain itu, individu
dengan gangguan cemas bisa menggunakan rokok untuk
menghilangkan kecemasan yang mereka alami. Menurut Yoder &
Staudohar (1982) mengatakan bahwa jika pencetus stres antara lain
permasalahan yang terjadi ditempat kerja, stres tersebut digolongkan
sebagai stres kerja. Menurut Anwar (1990) stres kerja adalah suatu
perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan
dalam menghadapi pekerjaannya.
b. Faktor Biologis
Faktor genetik dapat dapat mempengaruhi seseorang untuk
mempunyai ketergantungan terhadap rokok. faktor lain yang mungkin
mengkontribusi perkembangan kecanduan nikotin adalah merasakan
adanya efek bermanfaat dari nikotin. Proses biologinya yaitu nikotin
diterima reseptor asetilkotin-nikotinik yang kemudian membagi ke
jalur imbalan dan jalur adrenergenik. Pada jalur imbalan, perokok akan
merasakan nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok
akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan
mampu menekan rasa lapar. Di jalur adrenergik, zat ini akan
mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang
mengeluarkan sorotin. Meningkatnya sorotin menimbulkan rangsangan
rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. Hal inilah yang
menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok, karena sudah
ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti merokok rasa nikmat
yang diperolehnya akan berkurang.
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan berkaitan dengan penggunaan tembakau antara
lain orang tua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok,
reklame tembakau, artis pada reklame tembakau di media. Orang tua
memegang peranan terpenting, selain itu juga reklame tembakau
diperkirakan mempunyai pengaruh yang lebih kuat daripada pengaruh
orang tua atau teman sebaya, hal ini mungkin karena me mpengaruhi
persepsi remaja terhadap penampilan dan manfaat rokok.
Menurut Ronald (2013), faktor-faktor perilaku merokok dapat
dibagi dalam beberapa golongan sekalipun sesungguhnya faktor-faktor
itu saling berkaitan satu sama lain :
a. Faktor Genetik
Beberapa studi menyebutkan faktor genetik sebagai
penentu dalam timbulnya perilaku merokok dan bahwa
kecenderungan menderita kanker, ekstraversi dan sosok tubuh
piknis serta tendensi untuk merokok adalah faktor yang diwarisi
bersama-sama. Studi menggunakan pasangan kembar
membuktikan adanya pengaruh genetik, karena kembar identik,
walaupun dibesarkan terpisah, akan memiliki pola kebiasaan
merokok yang samabila dibandingkan dengan kembarnon-identik.
Akan tetapi secara umum, faktor turunan ini kurang berarti bila
dibandingkan dengan faktor lingkungan dalam menentukan
perilaku merokok yang akan timbul.
b. Faktor Kepribadian (personality)
Banyak peneliti mencoba menetapkan tipe kepribadian
perokok. Tetapi studi statistik tak dapat memberi perbedaan yang
cukup besar antara pribadi orang yang merokok dan yang tidak.
Oleh karena itu tes-tes kepribadian kurang bermanfaat dalam
memprediksi apakah seseorang akan menjadi perokok. Individu
agaknya bernafsu sekali untuk cepat berhak seperti orang dewasa.
Di perguruan tinggi individu biasanya memiliki 17 prestasi
akademik kurang, tanpa minat belajar dan kurang patuh pada
otoritas. Asosiasi ini sudah secara konsisten ditemukan sejak
permulaan abad ini. Dibandingkan dengan yang tidak merokok,
individu lebih impulsif, haus sensasi, gemar menempuh bahaya
dan risiko dan berani melawan penguasa. individu lebih mudah
bercerai, beralih pekerjaan, mendapat kecelakaan lalu lintas, dan
enggan mengenakan ikat pinggang keselamatan dalam mobil.
Banyak dari perilaku ini sesuai dengan sifat kepribadian extrovert
dan antisosial yang sudah terbukti berhubungan dengan kebiasaan
merokok.
c. Faktor Sosial
Beberapa penelitian telah mengungkap adanya pola yang
konsisten dalam beberapa faktor sosial penting. Faktor ini
terutama menjadi dominan dalam memengaruhi keputusan untuk
memulai merokok dan hanya menjadi faktor sekunder dalam
memelihara kelanjutan kebiasaan merokok. Kelas sosial, teladan
dan izin orangtua, jenis sekolah, dan usia meninggalkan sekolah
semua menjadi faktor yang kuat, tetapi yang paling berpengaruh
adalah jumlah teman-teman yang merokok. Diantaranya
menyatakan “tidak ada” temannya yang merokok, dibandingkan
dengan jumlah 62 persen perokok dikalangan individu yang
menjawab “semua” pada jumlah teman yang merokok. Ilustrasi
lain dari pengaruh sosial ini ditunjukkan oleh perubahan dalam
pola merokok dikalangan wanita berusia di atas 40 tahun. Bukan
saja jumlah perokok semakin banyak, tetapi perokok mulai
merokok pada usia lebih muda. Masa kini, terutama pada wanita
muda, pola merokok wanita sudah menyerupai pada laki-laki.
Perubahan ini sejalan dengan perubahan peran wanita dan sikap
masyarakat terhadap wanita yang merokok.
d. Faktor Kejiwaan (psikodinamik)
Dua teori yang paling masuk akal adalah bahwa merokok
itu adalah suatu kegiatan kompensasi dari kehilangan kenikmatan
oral yang dini atau adanya suatu rasa rendah diri yang tidak nyata.
Freud yang juga merupakan pecandu rokok berat, menyebut
bahwa sebagian anak-anak terdapat peningkatan pembangkit
kenikmatan di daerah bibir yang bila berkelanjutan dalam
perkembangannya akan membuat seseorang mau merokok. Ahli
lainnya berpendapat bahwa merokok adalah semacam pemuasan
kebutuhan oral yang tidak dipenuhi semasa bayi. Kegiatan ini
biasanya dilakukan sebagai pengganti merokok pada individu
yang sedang mencoba berhenti merokok.
e. Faktor Sensorimotorik
Buat sebagian perokok, kegiatan merokok itu sendirilah
yang membentuk kebiasaan tersebut, bukan efek psikososial atau
farmakologiknya. Sosok sebungkus rokok, membukanya,
mengambil dan memegang sebatang rokok, menyalakannya,
mengisap, mengeluarkan sambil mengamati asap rokok, aroma,
rasa dan juga bunyinya semua berperan dalam terciptanya
kebiasaan ini.
f. Faktor Farmakologis
Nikotin mencapai otak dalam waktu singkat, mungkin pada
menit pertama sejak dihisap. Cara kerja bahan ini sangat
kompleks. Pada dosis 24 sama dengan yang di dalam rokok, bahan
ini dapat menimbulkan stimulasi dan rangsangan di satu sisi tetapi
juga relaksasi disisi lainnya. Efek ini tergantung bukan saja pada
dosis dan kondisi tubuh seseorang, tetapi juga pada suasana hati
(mood) dan situasi. Oleh karena itu bila kita sedang marah atau
takut, efeknya adalah menenangkan.Tetapi dalam keadaan lelah
atau bosan, bahan itu akan merangsang dan memacu semangat.
Dalam pengertian ini nikotin berfungsi untuk menjaga
keseimbangan mood dalam situasi stres. Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa menurut Subanada (2004) perilaku merokok
dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu: (1) psikologis meliputi: sifat ingin
tahu, stres, stres kerja, kebosanan dan ingin kelihatan gagah; (2)
faktor lingkungan meliputi: pengaruh orang tua yang merokok,
pengaruh saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok,
reklame tembakau dan artis pada reklame tembakau di media; (3)
dan faktor biologis meliputi: faktor genetik.
Ronald (2013) menyatakan bahwa perilaku merokok
dipengaruhi oleh faktor genetik, faktor kepribadian, faktor sosial,
faktor kejiwaan, faktor sensori motorik, dan faktor farmakologis.
Adapun faktor yang dipilih dalam penelitian ini ialah faktor
psikologis yang di dalamnya terdapat stres. Menurut Sopiah
(2011) stres ada dua macam yaitu eustres dan distres yang muncul
sebagai akibat reaksi seseorang terhadap pekerjaan dan lingkungan
kerjanya disebut stres kerja. Peneliti menjadikan stres kerja
sebagai variabel prediktor karena individu yang mengalami stres
kerja akan mempengaruhi perilakunya terhadap sesuatu, baik
terhadap pekerjaannya sendiri maupun relasi dengan orang lain,
bahkan terhadap kesehatan diri. Hal ini sejalan dengan penelitian
Kussrini (2014) yang menyatakan ada hubungan signifikan antara
stres kerja dengan perilaku merokok pada wanita karir. Penelitian
menunjukkan bahwa hubungan antara stres kerja dengan perilaku
merokok ada hubungan yang positif. Hal tersebut berarti semakin
tinggi stres kerja maka cenderung semakin tinggi pula perilaku
merokok pada wanita yang bekerja.

7.1.4 Dampak Rokok


Bahaya merokok bagi kesehatan menurut Tandra (2003) dalam
Poltekes Depkes Jakarta I (2012) adalah dapat menimbulkan berbagai
penyakit. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari
merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Rokok memiliki 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan
diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat
karsinogenik. Rokok memang hanya memiliki 8-20 mg nikotin yan
setelah dibakar 25 persennya akan masuk kedalam darah. Namun, jumlah
kecil ini hanya membutuhkan waktu 15 detik untuk sampai ke otak.
Dengan merokok mengurangi jumlah sel-sel berfilia (rambut
getar), menambah sel lendir sehinga menghambat oksigen ke paru-paru
sampai resiki delapan kali lebih besar terkena kanker dibandingkan
mereka yang hidup sehat tanpa rokok (Zulkifli, 2008).
Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh kebiasaan menghisap
rokok yang mungkin saja tidak terjadi dalam waktu singkat namun
memberikan perokok potensi lebih besar. Beberapa diantaranya antara
lain :
1. Impotensi
Merokok dapat menyebabkan penurunan seksual karena aliran darah ke
penis berkurang sehingga tidak terjadi ereksi.
2. Osteoporosis
Karbon monoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya angkat
oksigen darah perokok sebesar 15 persen, mengakibatkan karapuhan
tulang sehingga lebih mudah patah dan membutuhkan waktu 80
persen lebih lama untuk penyembuhan.
3. Pada Kehamilan
Merokok selama kehamilan menyebabkan pertumbuhan janin lambat dan
dapat meningkatkan resiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Resiko keguguran pada wanita perokok 2-3 kali lebih sering karena
karbon monoksida dalam asap rokok dapat menurunkan kadar
oksigen.
4. Jantung Koroner
Penyakit jantung adalah salah satu penyebab kematian utama di
indonesia. Sekitar 40 persen kematian disebabkan oleh gangguan
sirkulasi darah, dimana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner.
Perlu diketahui bahwa resiko kematian akibat penyakit jantung
koroner berkurang hingga 50% pada tahun pertama sesudah rokok
dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosit) dan pengapuran
dinding pembuluh darah (aterosklerosis), merokok jelas akan
merusak pembuluh darah perifer. Penyakit Pembuluh Darah Perifer
(PPDP) yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai
bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok
berat, biasanya akan berakhir dengan amputasi (PoltekesDepkes
Jakarta I, 2002).
5. Sistem Pernapasan

Kerugian jangka pendek sistem pernapasan akibat rokok adalah


kemampuan rokok untuk membunuh sel rambut getar (silia) disaluran
pernapasan. Ini adalah awal dari bronkitis, iritasi, batuk. Sedangkan
untuk jangka panjang berupa kanker paru, hilangnya elasitas paru-
paru dan bronkitis kronis.

8.1 Analisis Menentukan Prioritas dengan Metode Urgency, Seriousness,


Growth (USG)

Analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu metode


skoring untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Pada
tahap ini masing-masing masalah dinilai tingkat risiko dan dampaknya.
Bila telah didapatkan jumlah skor maka dapat menentukan prioritas
masalah. Langkah skoring dengan menggunakan metode USG adalah
membuat daftar akar masalah, membuat tabel matriks prioritas masalah
dengan bobot skoring 1-5 dan nilai yang tertinggi sebagai prioritas
masalah. Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan
growth dapat diuraikan sebagai berikut (Kotler dkk, 2001):
a. Urgency Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan dihubungkan
dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tuntuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
b. Seriousness Seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah lain
kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa
dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan
masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah
lain yang berdiri sendiri.
c. Growth Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk kalau dibiarkan.

Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas


masalah dengan metode teknik scoring. Proses untuk metode USG
dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan
masalah yang dihadapi, serta kemungkinan bekembangnya masalah
tersebut semakin besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Urgensy atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan system atau tidak.
c. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Penggunaan metode USG dalam penentuan prioritas masalah
dilaksanakan apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang
ada, serta hal yang sangat dipentingkan adalah aspek yang ada
dimasyarakat dan aspek dari masalah itu sendiri. Adapun keterangan
pemberian skor dapat dilihat :
Tabel 7.1 Pemberian skor prioritas masalah
5 Sangat Penting
4 Penting
3 Netral
2 Tidak Penting
1 Sangat Tidak Penting
8.2 Teori Fish Bone
Fishbone diagram (diagram tulang ikan) sering disebut juga
diagram Ishikawa atau cause–and–effect diagram (diagram sebabakibat).
Fishbone diagram adalah alat untuk mengidentifikasi berbagai sebab
potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut
melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah
kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur,
kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang
perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Diagram sebab-akibat menggambarkan garis dan simbol-simbol
yang menunjukkan hubungan antara akibat dan penyebab suatu masalah.
Diagram tersebut memang digunakan untuk mengetahui akibat dari suatu
masalah untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Dari akibat
tersebut kemudian dicari beberapa kemungkinan penyebabnya. Penyebab
masalah ini pun dapat berasal dari berbagai sumber utama, misalnya
metode kerja, bahan, pengukuran, karyawan, lingkungan, dan seterusnya.
Selanjutnya, dari sumber-sumber utama tersebut diturunkan menjadi
beberapa sumber yang lebih kecil dan mendetail, misalnya dari metode
kerja dapat diturunkan menjadi pelatihan, pengetahuan, kemampuan,
karakteristik. fisik, dan sebagainya. Untuk mencari berbagai penyebab
tersebut dapat digunakan teknik brain storming dari seluruh personel yang
terlibat dalam proses yang sedang dianalisis.
8.2.1 Langkah Menerapkan Diagram Sebab-Akibat
1. Menyiapkan sesi sebab-akibat
2. Mengidentifikasi akibat
3. Mengidentifikasi berbagai kategori
4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran
5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin.
8.2.2 Manfaat Diagram Sebab-Akibat
1. Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya untuk tujuan
perbaikan kualitas produk atau jasa, lebih efesien dalam
penggunaan sumber daya, dan dapat mengurangi biaya.
2. Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang
menyebabkan ketidaksesuaian produk atau jasa dan keluhan
pelanggan.
3. Dapat membuat suatu standardisasi operasi yang ada maupun
yang direncanakan.
4. Dapat memberikan pendidikan dan pelatihan bagi ke=aryawan
dalam kegiatan pembuataan keputusan dan melakukan tindak
perbaikan.

BAB III
METODE KEGIATAN
3.1 Analisi Situasi
3.1.1 Analisi Situasi Umum Puskesmas Gemarang
1. Puskesmas Gemarang
Puskesmas Gemarang adalah salah satu organisasi yang bersifat
fungsional. Puskesmas Gemarang sebagai unit pelaksanaan teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah Kecamatan
Gemarang.
2. Identitas Puskesmas Gemarang
Nama Puskesmas : Gemarang
Alamat Puskesmas : Jln. Tgp No.17
Desa/Kelurahan : Kel. Gemarang
Kecamatan : Gemarang
Kabupaten : Madiun
Kode Pos : 63156
No. Telp : 08113311884
No. Fax :-
Email :-
3. Karakteristik Puskesmas Kartoharjo
Letak Administrasi : Ibu kota Kecamatan
Ibu kota Kabupaten
Letak Geografis :
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Mejayan
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Saradan
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kare

4. Jenis Puskesmas Gemarang


Jenis Puskesmas Gemarang : Non Perawatan
Jumlah Bed :6
5. Visi, Misi, dan Strategi Puskesmas Gemarang
A. VISI & MISI
Visi : Terwujudnya Kecamatan Gemarang Lebih Sehat dan
Mandiri 2020.
Misi :
1. Meningkatkan derajat kesehatan keluarga melalui
peningkatan pelayanan kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat sadar gizi.
2. Peningkatan akses pelayanan kesehatan yang
bermutu, bermutu dan merata.
3. Peningkatan profesionalisme aparatur Puskesmas
Gemarang dalam rangka optimalisasi manajemen pelayanan
kesehatan.

Tabel 3.1 Jenis Tenaga Kerja di Puskesmas Kartoharjo


No Jenis Tenaga Jumlah

1 KESEHATAN Dokter Umum 2

Dokter Gigi 1

Perawat 24

Perawat Gigi 1

Bidan (tidak termasuk bidan desa) 16

Bidan di Desa/Polindes 6

Apoteker/S1 Farmasi 0

Asisten Apoteker 1

Analisis Farmasi/AKAFARMA 0

Analisis Lab 1

Gizi 1

Sanitasi 1

S1 Kesehatan Masyarakat 1

Lain-lain 1

2 NON Pekarya/PCCP 2
KESEHATAN
TU/ADMINISTRASI 5

Keuangan 0

Sopir 1

Pesuruh 2

Lain-lain/Penjaga Malam 1

Sumber: Data Puskesmas Kartoharjo Tahun 2020


Tabel 3.2 Wilayah Kerja Puskesmas Gemarang
J Pend
u uduk
J
m
u
l L
m
a
l
No Desa h +
a
D
h L P
u P
K
s
k
u
n
1 2 3 4 5 6 7
1 Batok 6 1 2348
2 4
8 3 6
5 0 5
5 2 0
2 Dure 4 1 2479
2 4
nan 8 4 9
8 3 0
9 0 9
3 Gema 4 1 1925
1 3
rang 4 8 8
5 8 1
3 6 1
4 Nam 4 1 1934
1 3
pu 2 9 8
7 1 4
8 1 5
5 Seba 4 1 1534
1 3
yi 0 5 0
9 0 3
5 2 6
6 Tawa 7 2 3197
3 6
ngrej 5 1 3
o 1 3 3
2 3 0
7 Wino 4 2 2740
2 5
ng 0 6 4
3 8 2
8 5 5
Juml 3 1 15887
1 3
ah 5 2 5 1
0 5 4
9 6 5
2 8 5

3.1.2 Analisis Situasi Umum Lokasi KKN Terpadu


1. Geografis
Desa Nampu yang berada di kecamatan Gemarang Kabupaten
Madiun Provinsi Jawa Timur. Adapun batas – batas wilayah Desa
Nampu yaitu :
a. Batas sebelah utara : berbatasan dengan Desa Sugih Waras
b. Batas sebelah selatan : berbatasan dengan Desa Gemarang
c. Batas sebelah timur : berbatasan dengan Desa Sambirejo
d. Batas sebelah barat : berbatasan dengan Desa Sebayi
Gambar3.1 Peta Desa Nampu
Wilayah desa Nampu terdiri dari 04 RW dan 22 RT. Desa
Nampu sebagian besar dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
area persawahan Mata pencaharian penduduk Desa Nampu
sebagian besar adalah sebagai Petani. Adapun distribusi jumlah
KK (Kepala Keluarga) berdasarkan data sensus terakhir.
2. Demografi

Dari data yang diperoleh adapun data demografis Desa Nampu


yaitu:
a. Jumlah Penduduk :3845 jiwa
b. Jumlah KK (Kepala Keluarga) : 1278 KK
c. Jumlah RW : 04 RW
d. Jumlah RT : 22 RT
3. Ekonomi

Penduduk Desa Nampu sebagian besar bekerja sebagai


petani, dan buruh petani selain itu ada juga sebagai karyawan swasta
dan lain sebagainya.
4. Social budaya
Penduduk Desa Nampu sebagian besar memeluk agama Islam.
Bentuk rumah penduduk sebagian besar masih berupa bangunan
lama ada juga yang sudah mulai melakukan renovasi. Penduduk
Desa Nampu masih memegang teguh adat istiadat seperti bersih
desa, tingkepan, piton-piton, selapanan, kirim doa orang meninggal.
3. Lokasi dan Waktu Pengambilan Data
Lokasi dan waktu pengambilan data pada kegiatan KKN
adalah sebagai berikut :
Lokasi :Desa Nampu, Kecamatan Gemarang,
Kabupaten Madiun.
Waktu : Tanggal 22 Februari - 23 Februari
2021
4. Tahapan Community Diagnosis
a. Pengenalan masyarakat, tata nilai, norma, dan struktur
organisasi masyarakat di Desa Nampu.
b. Analisis situasi di Desa Nampu.
c. Penghitungan populasi jumlah KK di Desa Nampu.
d. Penghitungan sampel KK di Desa Nampu.
e. Pengolahan data hasil survei di Desa Nampu.
f. Analisis data.
g. Identifikasi masalah kesehatan di Desa Nampu berdasarkan
analisis data.
h. Menyusun rencana program kesehatan atau alternatif
pemecahan masalah yang akan dilakukan melalui
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dengan tokoh-
tokoh masyarakat Desa Nampu.
i. Menentukan prioritas masalah dengan metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth).
j. Menentukan akar penyebab masalah dengan Diagram
Fishbone dan teori Lawrence Green.
k. Melaksanakan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan
program yang telah direncanakan dalam MMD.
l. Melaksanakan evaluasi sebagai tolak ukur keberhasilan
pelaksanaan suatu program dengan cara membandingkan
hasil dengan rencana indikator keberhasilan sebelum
dilaksanakan intervensi.
m. Penyusunan Laporan KKN Terpadu Tahun 2021 di Desa
Nampu dengan bimbingan dari Pembimbing Akademik
dan Pembimbing Lahan.

3.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan hasil Survei Mawas Diri (SMD) di Desa Nampu Kecamatan
Gemarang Kabupaten Madiun, maka diperoleh hasil :
Identifikasi Masalah Program Studi Keperawatan
Tabel 3.8 Identifikasi Masalah Program Studi Keperawatan

No. Masalah Kesehatan Target Pencapaian


1. Penderita hipertensi berobat 100% 36,53%
teratur
2. Anggota keluarga yang 100% 56,27%
tidak merokok
3. Keluarga sudah menjadi 100% 55,4%
anggota JKN
4. Keluarga yang mengikuti 100% 57,43%
program berencana
5. Bayi mendapatkan air susu 100% 78,40%
ibu (asi ekslusif)

3.3 Prioritas Masalah


Penentuan Prioritas Masalah dengan Menggunakan Metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth). Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas,
dapat ditentukan prioritas masalah melalui penghitungan dengan metode
USG (urgency, seriousness, growth) sebagai berikut:
No Masalah Urgency Seriously Growth Total
Nilai
1. Penderita Hipertensi 4 5 4 13
Berobat Teratur
2. Anggota keluarga 3 4 3 10
tidak ada yang
merokok
3. Keluarga sudah 3 3 3 9
menjadi anggota
JKN
4. Keluarga yang 2 3 3 8
mengikuti program
berencana
5. Bayi mendapatkan 2 3 3 8
air susu ibu (asi
ekslusif)

Tabel 3.13 Penentuan Prioritas Masalah Menggunakan Metode USG


(Urgency, Seriousnesns, Growth) di Desa Nampu Kecamatan Gemarang
Kabupaten Madiun Bulan Februari tahun 2021.
Urgency Seriousness Growth

1 = Tidak Mendesak 1 = Tidak Serius 1 = Tidak Berkembang

2 = Kurang 2 = Kurang Serius 2 = Kurang

Mendesak Berkembang
3 = Cukup Mendesak 3 = Cukup Serius 3 = Cukup

Berkembang
4 = Mendesak 4 = Serius 4 = Berkembang

5 = Sangat 5 = Sangat Serius 5 = Sangat

Mendesak Berkembang
Tabel 3.14 Keterangan USG (Urgency, Seriousnesns, Growth)
Berdasarkan tabel diatas, 3 prioritas masalah kesehatan di Desa Nampu di tentukan
sesuai dengan 3 jumlah terbanyak dari USGyang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Penderita Hipertensi Berobat teratur
2) Keluarga sudah menjadi anggota JKN
3) Anggota keluarga tidak ada yang merokok
3.4 Analisi Penyebab Masalah
Analisis Penyebab Masalah Program Kegiatan Keperawatan
Terdapat beberapa akibat yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan
yaitu diantaranya:
1. Penderita Hipertensi Berobat Teratur

Penderita Hipertensi yang berobat


teratur tercapai baru 37,7 %
di Desa Nampu dari target
100%

Masalah yang terdapat pada masyarakat penderita Hipertensi Berobat Teratur :


1) Belum semua masyarakat menyadari pentingnya mengontrol tekanan darah
2) Tempat pelayanan yang jauh
3) Bahasa yang di gunakan kurang dimengerti
4) Leaflet/promosi yang kurang
5) Rendahnya kemampuan finasil
6) Social ekonomi menengah kebawah
2. Keluarga sudah menjadi anggota JKN
Masalah yang terdapat di masyarakat pada Keluarga sudah menjadi anggota JKN:
1) Alat laboraturium sederhana
2) Timbangan, leadering PIS-PK
3) Kesibukan warga (nelayan, pos, pedagang)
4) Kurangnya tenaga medis
5) Kurangnya pengetahuan leader PIS-PK
6) Ketersedian dana dan waktu
3. Anggota keluarga tidak ada yang merokok

Masalah yang terdapat di masyarakat Anggota keluarga tidak ada yang merokok yaitu :
1) Kurangnya dana untuk kegiatan penyuluhan
2) Kurangnya kesadaran untuk berhenti merokok
3) Rendahnya tingkat pengetahuan akan bahaya rokok untuk prokok aktif
4) Belum adanya kawasan anti rokok
5) Belum adanya media sarana/prasarana untuk kegiatan lapangan.
6) Kurangnya kerja sama lintas sector kaderisasi di puskesmas.
3.5 Pemecahan Masalah dan Alternatif Solusi

Pemecahan Masalah dan Alternatif Solusi Program Studi Keperawatan

No. Masa Tujuan Altenatif


la
h
1. Penderita 1. Untuk meningkatkan 1. Memberikan
Hiperten pengetahuan dan sosialisasi tentang
si pemahaman masyarakat Hipertensi.
Berobat tentang pengertian, tanda 2. Memberikan
Teratur gejala, dan komplikasi motivasi
dari hipertensi pengobatan rutin.
2. Untuk meningkatkan 3. Memberikan
motivasi Masyarakat terapi senam
untuk rutin dalam kepada penderita
mengecek tekanan hipertensi.
darahnya.
3. Untuk menerapkan
kepada masyarakat
untuk perilaku hidup
sehat.
2. Anggota 1. Untuk meningkatkan 1. Memberikan
keluarga pengetahuan dan edukasi tentang
tidak ada pemahaman bahaya bahaya merokok.
yang merokok
merokok 2. Untuk meningkatkan
motivasi masyarakat
untuk berhenti merokok.
3. Keluarga 1. Untuk meningkatkan 1. Memberikan
sudah pengetahuan dan sosialisasi
menjadi pemahaman tentang tentang
anggota pentingnya Jaminan pentingnya
JKN Kesehatan Nasional Jaminan
(JNK) Kesehatan
Nasional (JNK)
3.6 Implementasi Program

Implementasi Program Kegiatan Keperawatan


No Program Kegiatan
.
1. Penyuluhan edukasi tentang hipertensi 1) Mengadakan penyuluhan
Hari, Tanggal: Rabu, 24 – Febuari - 2021 tentang hipertensi
Waktu : 09.30 – selesai Pengertian
Tempat : Balai Desa Nampu hipertensi
Penyebab
hipertensi
Tanda dan gejala
hipertensi
Faktor resiko
hipertensi
Upaya
pencegahan
hipertensi
Diet hipertensi
2) Memberikan motivasi
melalui video
3) Memberikan terapi
senam
2. Penyuluhan edukasi tentang bahaya Mengadakan penyuluhan
merokok tentang bahaya merokok :
Hari, Tanggal: Sabtu, 27 – Febuari - 2021 Pengertian merokok
Waktu : 09.30 – selesai Zat zat yang
Tempat : Balai Desa Nampu terkandung dalam
rokok
Bahaya yang
ditimbulkan akibat
merokok
Cara mengurangi
efek merokok
Alasan harus
menghindari
merokok
Cara pencegahan
merokok
Kiat kiat berhenti
merokok
Pengaruh rokok
terhadap lingkungan
3. Penyuluhan edukasi tentang pentingnya Mengadakan penyuluhan
Jaminan Kesehatan Nasional tentang pentingnya
Hari,Tanggal: Rabu, 03 – Maret - 2021 hipertensi :
Waktu : Pengertian Jaminan
Tempat : Balai Desa Nampu Kesehatan Mayarakat
Manfaat Jaminan
Kesehatan Nasional
Syarat pendaftran
Jaminan Kesehatan
Nasional
Prosedure
Pendaftaran Jaminan
Kesehatan Nasional
Hak dan Kewajiban
Peserta Jaminan
Kesehatan Nasional.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hipertensi
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh kelompok KKN (Kuliah Kerja Nyata)
Desa Nampu terdapat warga yang menderita hipertensi 37,7% dari seluruh jumlah penduduk.
Maka dari itu untuk mengurangi angka kejadian terjadinya hipertensi di Desa Nampu
kelompok mahasiswa kuliah kerja nyata memberikan intervensi tentang penyuluhan penyakit
hipertensi di posyandu lansia dan penyebaran leaflet tentang hipertensi kepada masyarakat
Desa Nampu. Dengan rincian hasil intervensi sebagai berikut:
Hipertensi yang biasa disebut tekanan darah tinggah yaitu suatu kondisi medis
dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang
lama) yang mengakibatkan kesakitan bahkan kematian. Seseoraang dikatakan menderita
tekanan darah tinggi apabila tekanan darah sitolik >140 mmHg dan sistolik >90 mmHg
(Manuntung, 2018).
Penyuluhan pada masyarakat tentang hipertensi yang dilakukan di desa Nampu
dengan media power point dan penyebaran leaflet pada masyarakat untuk memudahkan
masyarakat dalam memahami topik yang akan diberikan serta kelompok berharap masyarakat
mengerti tentang penyakit hipertensi lebih dalam.
4.2 Merokok
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN)
di Desa Nampu Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun terdapat keluarga tidak ada yang
merokok sebanyak 56,27% dari seluruh jumluh penduduk. Maka dari itu untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya merokok di Desa Nampu Kecamatan
Gemarang Kabupaten Madiun kelompok mahasiswa KKN memberikan intervensi yaitu
dengan cara melakukan penyuluhan dan penyebaran leaflet tentang bahaya merokok kepada
masyarakat di Desa Nampu Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun. Dengan rincian hasil
intervensi sebagai berikut :
Menurut Aula (2010) perilaku merokok merupakan suatu fenomena yang muncul
dalam masyarakat, dimana sebagian besar masyarakat sudah mengetahui dampak negatif
merokok, namun bersikeras menghalalkan tindakan merokok. Menurut Levy (1984) perilaku
merokok adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisap
rokok ke dalam tubuh serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang
disekitarnya.
Penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya merokok di Desa Nampu Kecamatan
Gemarang Kabupaten Madiun yang dilakukan dengan penjelasan melalui media power point
dan penyebaran leafleat yang akan mempermudah masyarakat untuk memahami topik yang
akan diberikan serta kelompok berharap masyarakat mampu mengerti tentang bahaya
merokok.
4.3 Jaminan Kesehatan Nasional /JKN
Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan oleh kelompok KKN (Kuliah Kerja Nyata) Didesa
Nampu kecamatan Gemarang kabupaten Madiun terdapat masyarakat yang menggunakan
fasilitas negara yaitu JKN sebanyak 41,18% dari seluruh jumlah masyarakat yang disurvei.
Maka dari itu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat jaminan
kesehatan nasional di Desa Nampu maka kelompok mahasiswa kuliah kerja nyata
memberikan intervensi yaitu penyuluhan tentang pengetahuan masyarakat tentang jaminan
kesehatan nasional di desa Nampu. Dengan rincian hasil intervensi sebagai berikut:
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari program Sistem Jaminan
Kesehatan Nasional (SJSN). Berdasarkan Undang-Undang No. 40 tahun 2004, SJSN
diselenggarakan oleh beberapa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yaitu Perusahaan
Perseroan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Perusahaan Perseroan Dana Tabungan
dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen), Perusahaan Perseroan Asuransi Sosial Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI), dan Perusahaan Perseroan Asuransi Kesehatan
Indonesia (Askes).
Penyuluhan tentang pengetahuan masyarakat tentang jaminan kesehatan nasional yang
dilakukan di desa Nampu dengan media penyebaran leaflet dan juga penjelasan melalui power
point yang dapat memudahkan masyarakat dalam memahami topik yang akan diberikan serta
kelompok berharap masyarakat mampu sedikit mengerti manfaat dari jaminan kesehatan
nasional.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari diskusi oleh kelompok 5 pada desa nampu kecamatan gemarang dapat
disimpulkan bahwa:
a. Berdasarkan hasil analisa data masalah yang ada di desa nampu yang pertama penderita
hipertensi yang berobat teratur 37,7% dari target 100%. Solusi yang diberikan
penyuluhan, memberikan motivasi melalui video dan melakukan senam.
b. Masalah yang kedua dari desa nampu yaitu keluarga sudah menjadi anggota jaminan
kesehatan (JKN) 41,18% dari target 100%. Solusi yang diberikan yaitu memberika
sosialisasi tentang pentingnya jaminan kesehatan masyarakat agar mencapai target yang
diinginkan.
c. Masalah yang yang tiga dari desa nampu yaitu anggota keluarga tidak ada yang merokok
56,27% dari target 100%, solusi yang diberikan yaitu dengan memberikan motivasi untuk
berhenti merokok.
d. Masalah yang ke empat dari desa nampu yaitu keluarga mengikuti program keluarga
berencana (KB) 57,43% dari target 100%.
e. Masalah yang ke empat dari desa nampu yaitu bayi mendapatkan air susu ibu (ASI)
eksklusif 78,40% dari target 100%.
5.2 SARAN
untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada di Desa Nampu yaitu :
a. Bagi petugas puskesmas, melakukan peningkatan program penyuluhan secara
berkesinambungan dan diperbarui agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
semakin tinggi dan beragam.
b. Bagi masyarakat di Desa Nampu, peningkatan kesadaran atau pemahaman masyarakat
tentang betapa pentingnya tentang kesehatan.
c. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa STIKES BHM Madiun,
dan dapat melakukan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat serta dapat di jadikan
sebagai panduan kkn selanjutnya.
d. Bagi instansi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, sebagai pengapdian penelitian dan
masyarakat maupun mahasiswa.
Lampiran

SATUAN ACARA PENYULUHAN


HIPERTENSI

Masalah : Hipertensi

Pokok Pembahasan : Hipertensi

Sasaran : Masyarakat Desa Nampu Rt. 04

Jam : 09.30 - Selesai

Waktu : 45 Menit

Tanggal : 24 Maret 2021

Tempat : Balai Desa Nampu

Pemateri : Mahasiswa

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh


darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015) menyatakan 1,3
Milyar orng di Dunia menderita Hipertensi data itu mengartikan 1 dari 3 orang di
Dunia terdiagnosis menderita Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun
2018 Hipertensi mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas 2013
dari 25,8% menjadi 34,1%.

B. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan Mayarakat Desa Nampu Rt. 04


mampu memahami dan mengerti tentang Hipertensi.

C. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang Hipertensi, diharapkan


Keluarga Mayarakat Desa Nampu Rt. 04 dapat:
1. Menjelaskan pengertian

2. Menyebutkan penyebab
3. Menyebutkan tanda dan gejala

4. Menyebutkan upaya pencegahan

5. Menjelaskan kenapa hipertensi harus di cegah

D. Materi Penyuluhan
Terlampir

E. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

F. Media

1. Leaflet
G. Kegiatan penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media

Kegiatan
1. Pembukaan 3 1. Mengucapkan salam 1. Menjawa Kata-kata/
b salam kalimat
Menit 2. Memperkenalkan diri
2. Mendengarka
3. Menyampaikan
n dan
tentang tujuan pokok
menyimak
materi
3. Bertanya
4. Meyampakaikan
mengenai
pokok pembahasan
perkenalan dan
5. Kontrak waktu
tujuan jika ada
yang kurang
jelas
2. Pelaksanaan 12 Penyampaian Materi 1. Mendengarka Leaflet
n dan video
Menit 1. Menjelaskan
menyimak
pengertian
2. Bertanya
2. Menjelaskan
mengenai hal-
penyebab
hal yang belum
3. Menjelaskan tanda
jelas dan
dan gejala
dimengerti
4. Menjelaskan faktor
3. Mendengarkan
resiko
video
5. Menjelaskan upaya
4. Mengikuti
pencegahan
senam dengan
6. Memberikan
baik.
motivasi berupa
video.
7. Memberikan terapi
senam sebagai
upaya penurunan
tekanan darah.
3. Penutup 5 1. Tanya jawab 1. Sasaran dapat Kata-kata/
menjawab kalimat
Menit 2. Memberikan
tentang
kesempatan pada
pertanyaan
peserta untuk
yang diajukan
bertanya
2. Mendengar
3. Melakukan evaluasi
3. Memperhatikan
4. Menyampaikan
kesimpulan materi 4. Menjawab
5. Mengakhiri salam
pertemuan dan
mengucapkan salam
H. Evaluasi
a. Evaluasi struktur pengunaan media yang di gunakan sudah lengkap kondusif, pemateri
menguasi materi mampu menyampaikan informasi dengan baikkepada peserta, peserta
berperan aktif selama proses penyuluhan.
b. Evaluasi proses, proses penyuluhan dapat terlaksana dengan baik, perserta kooperatif
dan aktif dalam berpatisipasi selama proses penyuluhan, suasana penyuluhan kondusif.
c. Evaluasi hasil, peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan yang di berikan
pemateri dengan benar.
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140


mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
darah, makin besar resikonya. (Amin & Hardhi 2015)

B. Penyebab

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.

a. Hipertensi primer (esensial)

Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.


Factor yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktivitas saraf
simpatis system rennin. Antigiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler.
Factor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alcohol dan
polisitemia.
b. Hipertensi sekunder

Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom


cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

C. Tanda dan gejala

Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :

1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala

2. Sering gelisah

3. Wajah merah

4. Tengkuk terasa pegal

5. Mudah marah

6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur

8. Sesak napas

9. Rasa berat ditengkuk


10. Mudah lelah
11. Mata berkunang-kunang/ penglihatan kabur
12. Mimisan ( keluar darah dari hidung).

D. Faktor resiko

1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:

a. Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun


wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.
Harrison, Wilson dan Kasper mengatakan bahwa wanita yang belum
mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan
dalam meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein (HDL). Kadar
kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah
terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap
sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Dari
hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi
berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. Hipertensi lebih banyak terjadi
pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak
menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi
adalah wanita.Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah
menopause (Aisyah, 2009).
b. Umur

Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi


orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari
orang yang berusia lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan
berkembang pada umur lima puluhan dan enam puluhan. Dengan
bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi (Suzanne &
Brenda, 2001).
c. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan
dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari
pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat
hipertensi.Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan
riwayat hipertensi dalam keluarga (Aisyah, 2009).
2. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:

a. Obesitas

Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori
sehingga mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya
aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat.Obesitas dapat memperburuk
kondisi lansia.Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai
penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi. (Aisyah,
2009)
b. Kebiasaan Merokok

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.Perokok berat dapat


dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko
terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.Merokok
menyebabkan hipertensi karena nikotin yg terkandung di dalam rokok
memiliki kecenderungan untuk menyempitkan pembuluh darah dan arteri
yang dapat menyebabkan plak.Plak menyempitkan pembuluh
darah.Nikotin juga memiliki kemampuan untuk merangsang produksi
hormon epinefrin juga dikenal sebagai adrenalin yang menyebabkan
pembuluh darah mengerut (Aisyah, 2009).
c. Mengkonsumsi garam berlebih

Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hipertensi) kita di


wajibkan untuk membatasi asupan natrium ( garam) hanya 2/3 sendok teh
atau setara dengan 1500 mg natrium
d. Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf


simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu).Stres yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Hal ini dapat dihubungkan
dengan pengaruh stres yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di
kota. Menurut Aisyah (2009) mengatakan stresakan meningkatkan
resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan
menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat berhubungan
dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal.
e. Penyakit jasmani

Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat menyebabkan


meningkatkan hipertensi yaitu asam urat, arterosklerosis, hiperkolesterol
dan hiperuresemi. Asam urat dapat menyebabkan peningkatan hipertensi
karena asam urat akan menyumbat aliran darah ke jantung sehingga
jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa jantung. Dengan
demikian tekanan darah akan meningkat (Suzanne & Brenda, 2001).

E. Upaya Pencegahan

1. Cek Kesehatan secara berkala

2. Hindari Kegemukan

3. Hindari rokok dan alkohol.

4. Hindari stress

5. Olah raga teratur / Aktifitas fisik

6. Batasi pemakaian garam

7. Istirahat cukup
F. Diet Hipertensi.

1. Pengertian.

Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang bertujuan untuk
membatu menurunkan takanan darah dan mempertahankan tekanan darah
menuju normal, selain itu diet hipertensi juga bertujuan untuk menurunkan
factor resiko hipertensi lainnya seperti berat badan berlebih, tinggi kolestrol
dan Asam Urat dalam darah.

2. Tujuan.

Membantu Menghilangkan Nutrisi garam / mengurangi air dalam jaringan


tubuh dan menurunkan tekaan darah pada hipertensi.

3. Syarat- Syarat Diet.

1. Cukup energy, Protein, Mineral dan Vitamin

2. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit

3. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat ringannya Hipertensi

4. Makanan yang dianjurkan / Boleh di konsumsi :

1. Pisang

2. Sayuran Hijau kecuali daun singkong , daun melinjo dan bijinya

3. Buah- buahan kecuali buah durian

4. Yogurt dan olahan susu lainnya yang rendah lemak

5. Susu Skim

6. Oatmeal

7. Ikan

4. Makanan yang di Hindari /Dibatasi


1. Makanan yang mengandung garam, seperti makanan cepat saji, makanan
kemasan.
2. Makanan yang banyak mengandung Gula
3. Makanan Berlemak

4. Makanan dan Minuman mengandung Alkohol

5. Contoh jus Penurun Hipertensi yang mudah di buat dan di peroleh bahan –
bahan nya :
1. Jus Apel dan Seledri

1 buah apel ukuran sedang di tambah 2-3 sendok irisan seledri

2. Jus belimbing dan Timun

3- 4 iris belimbing buah di tambah 5-7 iris mentimun segar bisa di tambah
perasan jeruk nipis sesuai selera
3. Jus timun Seledri

5-7 iris mentimun segar ditambah 2-3 sendok irisan seledri.

WASPADAI HIPERTENSI  Mulai masak Tekanan darah tinggi


KENDALIKAN TEKANAN sendiri makanan di adalah kenaikan tekanan
DARAH darah sistolik di atas
Rumah
Mengendalikan Hipertensi: 140mmhg dan tekanan
 Olahraga darah diastolic lebih dari
Gaya hidup sehat dan  Jaga pikiran 90mmhg
minum obat secara sampai
teratur,Pengobatan secara Stress
teratur adalah :

 Meminum obat APAKAH TEKANAN

secara teratur sesuai DARAH TINGGI /

rekomendasi Dokter. HIPERTENSI

 Melakukan control ITU ?

teratur.
Apa yang menyebabkan
 Rasa sakit di dada
Hipertensi ?
 Penglihatan kabur
 Gaya Hidup tidak Sehat  Jantung berdebar _
debar
1. Konsumsi garam
 mimisan
berlebih
2. Merokok
Kenapa Hipertensi Harus
3. Minum – minuman
di cegah ?
beralkohol
4. Kurang Olah Raga Karena Hipertensi dapat

 Kegemukan menyebabkan :

 Stress /Banyak pikiran 1. Penyakit jantung.


 Umur dan jenis kelamin 2. Gangguan syaraf
 Keturunan/ Riwayat
3. Gangguan otak/ Stroke
keluarga
4. Kerusakan Ginjal
5.
Apakah Gejala Hipertensi ?

 Sakit kepala
 Rasa Berat di Tengkuk
 Keletihan / mudah lelah
 Telinga berdenging
 Sulit tidur
6. Gangguan penglihatan 7. Buah Bit 9. Ikan
7. Kematian 8. Oatmeal MAKANAN YANG DI HINDARI :
Bagaimana pengobatannya ?
1. Garam
1. Pengobatan Farmakologis 2. Makanan yang banyak
Menggunakan obat –obatan sesuai mengandung Gula
indikasi / resep dokter 3. Makanan berlemak
2. Pengobatan Non farmakologis 4. Minuman beralkohol
. Menurunkan berat – badan
JUS PENURUN HIPERTENSI YANG
. Diet Rendah Garam dan Lemak MUDAH DI BUAT DAN
DIPEROLEH BAHAN –
. Menghindari Stress
BAHANNYA :
. Olahraga/ Aktifitas Fisik
. Dukungan Keluarga. 1. JUS APEL DAN SELEDRI.

MAKANAN YANG DIANJURKAN 1Buah Apel ukuran sedang,


ditambah 2-3 sendok daun dan
/BOLEH DI KONSUMSI :
batang seledri
1. Pisang 2. JUS BELIMBING DAN TIMUN
2. Sayuran Hijau 3-4 iris buah belimbing di
3. Yogurt tambah 5-7 iris timun segar bisa
4. Susu SKIM di tambah perasan jeruk nipis
5. Kentang /beras /gandum 3. JUS TIMUN DAN SELEDRI
6. Buah berry
5-7 iris mentimun segar ditambah STIKES BHAKTI HUSADA
2-3 sendok irisan batang dan daun MULIA MADIUN
seledri PRODI S1 KEPERAWATAN
OLEH : Kelompok 2
TAHUN AJARAN 2020/2021
1. Asriani P (201702005)
2. Naning N (201702032)
3. Yulia S.M (201702058)
4. Gading R (201702016)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
BAHAYA MEROKOK

   I.      LATAR BELAKANG


Merokok merupakan kebiasaan buruk yang banyak sekali akibat
buruknya bagi tubuh perokok maupun orang yang berada disekitar perokok
(perokok pasif) yang menjadi masalah kesehatan dimasyarakat sampai saat
ini.dengan persepsi oleh perokok yang bermacam-macam padahal telah jelas
akibat bagi organ-organ tubuh seperti jalan pernafasan, paru, jantung, ginjal
dan mata.
Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya merokok
berpengaruh terhadap tingkat kebiasaan merokok pada masyarakat yang
cukup tinggi.

    II.      PENGANTAR


Bidang Studi      : Kesehatan masyarakat
Topik                  : Merokok
Subtopik             : Bahaya Merokok bagi kesehatan dan Lingkungan
Sasaran               : Masyarakat di desa nampu
Jam                     : 9.30 WIB
Hari/Tanggal      : Sabtu, 27 November 2015
Waktu                : Sampai selesai
Tempat               : Balai Desa

 III.      TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan
masyarakat tentang bahaya kebiasaan merokok.
 IV.      TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan
masyarakat dapat menjelaskan tentang:
1.      Pengertian merokok
2.      Zat-zat yang terkandung dalam rokok
3.      Bahaya merokok
4.      Cara mengurangi efek jelek dari rokok
5.      Alasan menghindari merokok
6.      Cara mencegah merokok
7.      Kiat-kiat berhenti merokok
8.      Pengaruh rokok terhadap lingkungan

    V.      MATERI


Terlampir

 VI.      MEDIA
1.      Materi SAP
2.      Leaflet

VII.      METODE
1.      Penyuluhan
2.      Tanya jawab

VIII.      KEGIATAN PEMBELAJARAN


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 menit Pembukaan :
1.   Mmemberi salam Menjawab salam
2.   Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
3.   Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara berurutan dan teratur.
Materi :
1.      Pengertian merokok
2.      Zat-zat yang terkandung
dalam rokok
3.      Bahaya merokok
4.      Cara mengurangi efek jelek
dari rokok
5.      Alasan menghindarii
merokok
6.      Cara mencegah merokok
7.      Kiat-kiat berhenti merokok
8.      pengaruh rokok terhadap
lingkungan

3. 5 menit Evaluasi Menyimak dan


-Menyimpulkan inti penyuluhan mendengarkan
-Menyampaikan secara singkat
materi penyuluhan
-memberi kesempatan kepada
responden untuk bertanya
-memberi kesempatan kepada
responden untuk menjawab
pertantanyaan yang
dilontarkan
4. 5 menit Penutup Menjawab salam
-menyimpulkan materi yang
telah disampaikan
-menyampaikan terima kasih
atas perhatian dan waktu
yanga telah dibarikan kepada
peserta
-Mengucapkan salam

IX.      EVALUASI
a. Evaluasi struktur pengunaan media yang di gunakan sudah lengkap kondusif,
pemateri menguasi materi mampu menyampaikan informasi dengan
baikkepada peserta, peserta berperan aktif selama proses penyuluhan.
b. Evaluasi proses, proses penyuluhan dapat terlaksana dengan baik, perserta
kooperatif dan aktif dalam berpatisipasi selama proses penyuluhan, suasana
penyuluhan kondusif.
c. Evaluasi hasil, peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan yang di
berikan pemateri dengan benar.
X. LAMPIRAN MATERI
a.      Pengertian Merokok
Merokok adalah menghisap zat-zat yang dapat menimbulkan
gangguan pada organ tubuh
b.      Zat-zat yang terkandung dalam rokok
1. Nikotin
Nikotin itu sendiri apabila diisap akan merangsang keluarnya
hormone adrenalin dan horman non adrenalin, yaitu hormon yang
mengakibatkan naiknya frekuensi denyut jantung dengan sendirinya
akan menaikkan kebutuhan energi.
2. Tar
Cairan kental berwarna coklat tua atau hitam didapattkan
dengan cara distilasi kayu dan arang juga dari getah tembakau. Zat
inilah yang menyebabkan kanker paru-paru. Zat berbahaya ini berupa
kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru-paru dan
sistem pernapasan sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis,
emfisema, dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kanker paru-
paru.
c.      Bahaya yang ditimbulkan akibat merokok
1.      Rambut rontok
Rokok memperlemah system kekebalan sehingga tubuh lebih
rentan terhadap penyakit yang menyebabkan rambut rontok, sariawan
mulut ,dll.
2.      Katarak
Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu
memutihnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya dan
menyebabkan kebutaan, 40 % lebih terjadi pada perokok. Rokok dapat
menyebabkan katarak dengan 2 cara, yaitu cara mengiritasi mata dan
dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh aliran darah
dibawa sampai ke mata. Merokok dapat juga dihubungkan dengan
degrasi muscular yang berhubungan dengan usia tua yaitu penyakit
mata yang tak  tersembuhkan yang disebabkan oleh memburuknya
bagian pusat retina yang disebut Mucula. Mucula ini berfungsi untuk
memfokuskan pusat penglihatan di dalam mata dan mengontrol
kemampuan membaca, mengendarai mobil, mengenal wajah dan
warna dan melihat objek secara detail.
3.      Kulit keriput
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena
rusaknya protein yang berguna untuk menjaga elastisitas kulit,
terkikisnya vitamin A, terhambatnya aliran darah. Kulit perokok
menjadi kering dan keriput terutama disekitar bibir dan mata.
4.      Hilangnya pendengaran
Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya endapan pada
dinding pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke
dalam telinga bagian dalam . perokok dapat kehilangan pendengaran
lebih awal dari pada orang yang tidak merokok atau lebih mudah
kehilangan pendengaran karena infeksi telinga atau suara yang keras.
Resiko untuk terkena infeksi telinga bagian tengah yang dapt megarah
kepada kompliksi yang lebih jauh disebut Meningitis dan Paralysis
wajah bagi perokok 3 kali lebih besar dari pada orang yang tidak
merokok.
5.      Kanker kulit
Merokok tidak menyebabkan melanoma ( sejenis kanker kulit
yang kadang-kadang menyebabkan kematian ) tetapi merokok
mengakibatkan  meningkatnya kemungkinan kematian akibat penyakit
tersebut. Ditengarai bahwa perokok berisiko menderita Custaneus
Scuamus Cell Cancer sejenis kanker yang meninggalkan bercak merah
pada kulit 2 kali lebih besar dibandingkan dengan non perokok.
6.      Caries
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut
membentuk plak yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning dan
terjadinya caries, perokok berisiko kehilangan gigi mereka 1,5 kali
lipat.
7.      Enfisema
Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema
yaitu pelebaran dan rusaknya kantong udara pada paru-paru yang
menurunkan kapasitas paru untuk menghisap oksigen dan melepaskan
CO 2. Pada kasus yang parah dugunakan Tracheotomy untuk
membantu pernafasan pasien. Ibarat suatu asyatn untuk lubang
ventilasi pada tenggorokan sebagai jalan masuk udara ke dalam paru-
paru. Pada kasus Bronkhitis kronis terjadi penumpukan muncus
sehingga mengakibatkan batuk yang terasa nyeri dan kesulitan
bernafas.
8.      Kerusakan paru
Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula
menyebabkan batuk. Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru
yang menurunkan kapasitas paru dan oksigen untuk melepas O2. bila
keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan lender sehingga
mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan bernafas.
9.      Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit
jantung. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar
untuk penyakit ini. Telah ditetapkan bahwa asap rokok mengandung
lebih dari 40 macam zat racun. Kemungkinan timbulnya kanker paru
dan jantung pada perokok 22 kali lebih besar dariyang tidak merokok.

10.  Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak
terdapat pada gas buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah terikat
pada darah dari pada oksigen sehingga kemampuan darah untuk
mengangkat oksigen turun 15% pada perokok. Akibatnya tulang pada
perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah patah atau retak
dan penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok jiga menjadi lebih
rentan terhadap masalah tulang punggung. Perokok juga menjadi lebih
retan terhadap masalah tulang punggung. Sebuah studi menunjukkan
bahwa buruh pabrik yang merokok 5 kali lebih banyak mengalami
nyeri punggung setelah terjadi trauma.
11.  Penyakit jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko
terbesar untuk penyakit ini. Di Negara yang sedang berkembang
penyakit membunuh lebih dari satu juta orang setiap tahun. Penyakit
kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian tembakau di Negara-
negara maju membunuh lebih dari 600.000 orang setiap tahun. Rokok
menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat, menaikkkan tekanan
darah dan meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan penyumbatan
arteri yang akhirnya menyebabkan serangan jantung dan stroke.
12.  Tukak lambung
Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri
yang menyebabkan tukak lambung juga meminimalisasi kemampuan
lambung untu menetralkan asam lambung setelah makan sehingga sisa
asam akan mengerogoti dinding lambung. Tukak lambung yang
diderita para perokok lebih sulit dirawat dan disembuhkan.
13.  Diskolori jari-jari
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari
dan kuku yang meninggalkan warna coklat kekuningan.
14.  Kanker uterus
Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok
meneyebabkan timbulnya masalah kezsuburan pada wanita dan
berbagai komplikasi selama masa kehamilan dan kelahiran bayi.
Merokok selama masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran bayi
dengan BBLR dan masalah kesehatan sesudahnya. Kegagalan hamil
atau abortus terjadi 2-3 kali lebih besar pada wanita perokok. Angka
yang sama berlaku juga untuk kelahiran atau kematian karena
kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang menjadi abnormal
karena tercemar oleh Karbon Monoksida dan Nikotin dalam asap
rokok. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death) juga
dihubungkan dengan pemakaian tembakau. Tambahan pula, rokok
dapat menurunkan kadar estrogen yang menyebabkan terjadinya
menopause dini.  
15.  Kerusakan sperma
Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan
kerusakan pada DNAnya sehiungga mengakibatkan aborsi. Beberapa
studi menemukan bahwa pria yang merokok meningkatkan resiko
menjadi ayah dari anak yang berbakat kanker. Rokok juga
memperkecil jumlah sperma dan infertilitas banyak terjadi pada
perokok.
16.  Penyakit Buerger
Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di
kaki, yang mengakibatkan terhambatnya aliran darah. Dan jika
dibiarkan tanpa perawatan akan mengarah ke gangrene (matinya
jaringan tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.

e. Cara mengurangi efek jelek dari rokok


1. Kurangi jumlah rokok yang diisap perharinya
2. Jangan menghisap asap dalam-dalam
3. Tinggalkan puntung rokok sejauh mungkin (jangan menghisap sampai
habis)
4. Melepaskan rokok dari bibir diantara tiap sedotan
5. Memakai rokok yang berfilter, pipa atau cerutu.
f. Alasan harus menghindari rokok
1. Melemahkan pikiran, ketagihan, cemas dan gelisah
2. Kita akan mempunyai kebugaran dan penampilan yang segar
3. Akan menghemat uang
4. Asap rokok akan merusak kesehatan keluarga dan lingkungan
5. Tidak menambah polusi alam dan turut memelihara kesehatan
lingkungan dengan udara bersih.
g.      Cara mencegah merokok
1. Agar dibuat peta merokok selama 20 jam
2. Setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan pada saat
itu. Hal ini agar dilakukan setiap merokok dalam satu hari.
3. Peta dan situasi ketika merokok agar dicatat dan dipelajari
4. Untuk menghitung jumlah rokok setiap hari agar dicatat pada setiap
dimana kita menikmati
5. Merubah situasi merokok. Apakah merokok ketika jenuh, konsentrasi
penuh, istirahat, minum dengan teman, dan sesudah makan?
6. Sekarang perlu dipertimbangkan untuk melakukan kegiatan lain pada
situasi tersebut diatas untuk merubah kebiasaan merokok pada saat itu
7. Apabila jenuh, tanganipekerjaan yang sudah lama tertunda
8. Apabila konsentrasi, kunyah sebatang wortel atau apel
9. Luangkan lebih bannyak waktu dengan orang yang tidak merokok dan
mendiskusikan masalah menarik yang sedang terjadi
10.  Setelah makan, jalan-jalan atau membaca buku.
h.      Kiat-kiat berhenti merokok
1.    Tidak membeli rokok
2.    Melakukan hobi yang menyenangkan setiap kali teringat atau merokok
3. Meminta keluarga atau teman yang tidak merokok untuk
mengingatkan agar tidak merokok setiap kali kita akan mulai merokok
4. Setiap ada perasaan ingin merokok agar ditunggu 10 menit, tarik nafas
dalam-dalam atau genggam kepalan tangan erat-erat dan coba untuk
santai, dorongan merokok akan hilang.
i.        Pengaruh rokok terhadap lingkungan
Sekarang ini kebanyakan perokok tahu bahwa merokok dapat
menyebabkan beberapa penyakit yang berbahaya. Namun mereka
biasanya masa bodoh terhadap hal itu dan menganggap merokok
adalah urusan pribadi mereka, tetapi sebenarnya merokok bukan
merupakan urusan pribadi.
Asap tembakau bukan hanya berpengaruh pada perokok, tetapi
juga mengotori udara sekitar. Orang-orang yang tidak merokok yang
kebetulan di sekitar orang yang merokok  terpaksa harus bersedia
bernafas dan menghisap udara yang penuh dikotori oleh asap rokoknya
para perokok.
Disamping perokok dikenal juga orangya yang bukan perokok,
tetapi yang menghirup udara yang tercemar asap rokok. Keadaan ini
biasanya terjadi di ruang-ruang umum tertutup seperti di bus, ruang
kantor dan lain-lain. Seorang yang bukan perokok, tetapi yang ikut
mengkonsumsi rokok beserta zat-zat yang terkandung di dalamnya
disebut perokok pasif.
Perlu diketahui bahwa asap yang dihasilkan rokok ditambah
dengan udara luar, mengandung zat kimia yang lebih tinggi  daripada
asap yang dihirup oleh perokok sendiri.
Yang lebih peka dan beresiko terhadap asap rokok yakni
perokok pasif terutama bayi dan anak-anak. Mereka dapat menderita
asma dan penyakit paru-paru. Orang dengan kadar Hb rendah dan
orang yang sedang menderita penyakit kardiovaskuler.
MULIA 4. Hilangnya
MADIUN Pendengaran
PRODI S1 5. Kanker Kulit
KEPERAWA 6. Caries
TAN 7. Kerusakan
TAHUN paru
AJARAN
Bagimana Cara
2020/2021
mengurang efek
merokok ?
1. Kurangi jumlah
rokok yang
Apasih merokok ?
diisap
Merokok
Kelompok perharinya
adalah menghisap
2 2. Jangan
zat-zat yang dapat
1. Asriani P menghisap asap
menimbulkan
(20170200 dalam-dalam
gangguan pada
5) 3. Tinggalkan
organ tubuh
2. Naning N puntung rokok
(201702032) sejauh mungkin
Apa sih bahaya
3. Yulia S.M (jangan
merokok ?
(201702058) menghisap
1. Rambut
4. Gading R sampai habis)
Rontok
(201702016)
2. Katarak
Bagaimana Cara
3. Kulit Keriput
STIKES BHAKTI mencegah
HUSADA merokok
1. Agar dibuat Kiat-kiat berhenti
peta merokok merokok
selama 20 jam 1.    Tidak membeli
2. Setiap rokok
merokok agar 2.    Melakukan hobi
ditulis waktu yang
dan apa yang menyenangkan
dilakukan setiap kali
pada saat itu. teringat atau
Hal ini agar merokok
dilakukan 3. Meminta
setiap keluarga atau
merokok teman yang
dalam satu tidak merokok
hari. untuk
3. Peta dan mengingatkan.
situasi ketika
merokok agar
dicatat dan
dipelajari
4. Untuk
menghitung
jumlah rokok
setiap hari
agar dicatat
pada setiap
dimana kita
menikmati
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)


Sub Pokok Bahasan: Pentingnya Penggunaan JKN
Waktu : 09.30 – selesai
Tanggal : Rabu, 03 Maret 2021
Sasaran : Masyarakat Desa Nampu Kecamatan Gemarang
Tempat : Balai desa
Penyuluh : Gading

A. Latar Belakang
Kebijakan pemerintah tentang system jaminan sosial perlu diketahui
dan dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu perlu
dilakukan penyebarluasan informasi melalui sosialisasi kepada semua
pemangku kepentingan dan masyarakat umum. Program JKN hadir dalam
pelayanan kesehatan karena perintah peraturan perundang-undangan.
Peraturan perundang-undangan mengatur dengan rinci tujuan, prinsip, para
pelaku dan tata kelola JKN dalam dalam satu kesatuan penyelengaraan
program jaminan sosial yaitu system jaminan sosial nasional. Hal ini
berbeda dengan penyelenggaraan program jaminan asuransi privat atau
komersial. BPJS kesehatan sebagai salah satu bagian dari JKN,
membangun jaringan fasilitas kesehatan dengan cara bekerjasama dengan
fasilitas kesehatan milik pemerintah atau swasta untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan bagi peserta JKN dan keluargannya. BPJS sebagai
bagian dari JKN akan memberikan manfaat perlindungan sesuai dengan
hak dan ketentuan berlaku. Hak diperoleh setelah dilakukan kewajiban
membayar iuran.
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Semua anggota keluarga mengerti dan memahami penjelasan yang
diberikan mengenai penggunaan JKN dan mampu menggunakan dan
memenfaatkan fasilitas kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah
(JKN).
C. Tujuan Instruksion al Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang JKN anggota keluarga
diharapkan mampu:

1. Mengetahui apa yang dimaksud JKN


2. Mengetahui mengetahui manfaat JKN
3. Mengetahui syarat pendaftaran JKN
4. Mengetahui prosedur pendaftaran JKN
5. Mengetahui apa saja hak dan kewajiban peserta JKN
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Setting Tempat

Keterangan

Masyarakat Desa Nampu

Penyuluh
F. Media
1. Leaflet
G. Pengorganisasian
Penyuluh : Gading

H. Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan Media
1. Pembuk 5 menit - Memberikan salam
aan - Memberitahu materi yang akan
disampaikan
2. Pelaksa 10 menit - Menjelaskan pengertian JKN
naan - Menjelaskan manfaat JKN
- Menjelaskan syarat pendaftaran
JKN Leaflet
- Menjelaskan prosedur
pendaftaran JKN
- Menjelaskan hak dan kewajiban
peserta JKN
3. Evaluasi 5 menit - Meminta anggota keluarga
untuk menjelaskan kembali
mengenai JKN
- Meminta anggota keluarga
untuk menyebutkan kembali
sedikit yang telah dijelaskan
4. Penutup 5 menit - Menyimpulkan materi
penyuluhan yang telah
disampaikan
- Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah
di berikan kepada anggota
keluarga
- Mengucapkan salam
I. Evaluasi
1. Standar persiapan : Alat, pengaturan tempat, kesiapan materi
2. Standar proses : Strategi yang digunakan dalam penyuluhan
3. Standar hasil : Kriteria hasil yang diharapkan dalam memberikan
penyuluhan

Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan JKN?
2. Apa saja manfaat JKN?
3. Apa saja syarat pendaftaran JKN?
4. Bagaimana prosedur pendaftaran JKN?
5. Apa saja hak dan kewajiban peserta JKN?
J. Lampiran
1. Leaflet
2. Materi

K. Daftar Pustaka
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
MATERI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
A. Pengertian JKN
JKN adalah program pemerintah yang bertujuan memberikan kepastian jaminan
kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup
sehat, produktif, dan sejahtera.

B. Manfaat JKN
Manfaat komprehensif: promotif dan preventif (personal), kuratif dan rehabilitatif
sesuai indikasi medis

C. Syarat Pendaftaran JKN


1. Isi formulir
2. Fotocopy KTP
3. Fotocopy kartu keluarga 1 lembar
4. Pas foto 3x4 berwarna 2 lembar

D. Prosedur Pendaftaran JKN


1. Peserta:
a. PPU didaftarkan oleh perusahaan
b. PBI iuran dibayar oleh Pemerintah
2. Pendaftaran
Peserta PBPU dan BP di kantor BPJS terdekat/online
3. Pembayaran
Kantor Pos, ATM/setor tunai di Bank BNI, BRI, Mandiri, BTN, mini market,
Alfamart, Indomart
4. Pengambilan kartu anggota (dikantor BPJS terdekat)
E. Hak dan Kewajiban Peserta JKN
a. Hak
Mendapat kartu peserta dan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan
yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
b. Kewajiban
Membayar iuran dan melapor kepada BPJS Kesehatan saat pindah domisili
atau pindah kerja.
Manfaat
komprehensif:
STIKES promotif dan
BHAKTI preventif
HUSADA (personal), kuratif
MULIA dan rehabilitatif
MADIUN sesuai indikasi
PRODI S1 medis
KEPERAWA Apa Syaratnya ?
TAN 1. Isi formulir
TAHUN 2. Fotocopy
AJARAN KTP
2020/2021 3. Fotocopy
kartu
Apasih JKN ? keluarga 1
Kelompok JKN adalah lembar
2 program 4. Pas foto 3x4
1. Asriani P pemerintah yang berwarna 2
(20170200 bertujuan lembar
5) memberikan Bagaimana
2. Naning N kepastian jaminan Prosedure nya ?
(201702032) kesehatan yang 1) Peserta:
3. Yulia S.M menyeluruh bagi a. PPU
(201702058 seluruh rakyat didaftar
) Indonesia untuk kan
4. Gading R dapat hidup sehat, oleh
(201702016 produktif, dan perusah
) sejahtera. aan
Apa Manfaat nya ?
b. PBI dan pelayanan
iuran kesehatan di
dibayar fasilitas
oleh kesehatan yang
Pemeri bekerja sama
ntah dengan BPJS
Kesehatan.
2) Pendaftaran b. Kewajiban
Peserta PBPU Membayar
dan BP di iuran dan
kantor BPJS melapor
terdekat/online kepada BPJS
3) Pembayaran Kesehatan saat
Kantor Pos, pindah
ATM/setor domisili atau
tunai di Bank pindah kerja.
BNI, BRI,
Mandiri, BTN,
mini market,
Alfamart,
Indomart
4) Pengambilan
kartu anggota
(dikantor BPJS
terdekat)
Hak dan
Kewajiban
Peserta JKN
a. Hak
Mendapat
kartu peserta
DAFTAR PUSTAKA
Kardiyudiani, N. ketut and Susanti, B. A. D. 2019.Keperawatan Medikal Bedah 1.
Edited by intan kusuma Dewi. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.

Manuntung, A. 2018.Terapi Perilaku Kognitif pada Pasien Hipertensi. Malang:


Wineka Media.

Mulyanto, J. dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk hasil
yang Diharapkan. Indonesia: CV Pentasada Media Edukasi.

Nurarif, A. H. & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Edisi Revi. Jogjakarta: Mediaction
Publishing.

Tanto, C. dkk.2016. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Rohman, M., zaman, M., islam, J, Y., Chowdhury, J., Ahsan, H,N., Rahman, R., Et
al. (2017). Prefalenc, treatmen paterns, N risk Factor OF Hipertension and pre –
Hipertension among bangladeshi adults. Journal of human Hipertension, 32, 334-
348. Accessedon december 18, 2020. Doi : 10. 1038/s41371-017-001

Anda mungkin juga menyukai