Hiperemesis Gravidarum
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini sebagai salah satu tugas kelompok Mata Kuliah “KEPERAWATAN ANAK 1
dalam rangka “memenuhi tugas kelompok”
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, hal itu di
karenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun, berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak akhirnya pembuatan makalah ini terselesaikan tepat pada waktu nya .Dan
penulis tak lupa mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu.
Kami berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
sekelompok dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk memperoleh nilai tambahan dalam tugas kelompok.
Madiun, 17 Maret 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan atau dalam 42 hari
sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan disebabkan
oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi tidak secara
kebetulan atau oleh penyebab lainnya(Sarwono, 2006).
Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada kematian obstetrik
langsung (direct obstetric death), kematian obstetrik tidak langsung (inderect obstetric death),
kematian yang terjadi bersamaan tetapi tidak berhubungan dengan kehamilan dan persalinan
misalnya kecelakaan. Kematian obstetrik langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan,
persalinan, nifas atau penanganannya. Di negara-negara sedang berkembang sebagian besar
penyebab ini adalah pendarahan, infeksi dan abortus. Kematian tidak langsung disebabkan
oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan atau persalinan,
misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia, malaria, dan lain-lain
termasuk hiperemesis gravidarum. (Sarwono, 2006)
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, perubahan-perubahan
anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin.
Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes
dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG, faktor organik karena masuknya villi
khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik, faktor psikologis keretakan
rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala yang sering terjadi pada 60% -
80% primigravida dan 40% - 60% multigravida. Mual biasanya terjadi pagi hari. Rasa mual
biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat,
namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan. (Khaidirmuhaj, 2009)
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan obstetri, salah
satunya dengan melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui keadaan ibu
dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap kelainan yang
ditemukan dengan tujuan agar ibu hamil dapat melewati masa kehamilan, persalinan dan
nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat. Dalam melakukan pelayanan
Ante Natal Care (ANC) hendaknya selalu memberikan penjelasan dan motivasi mengenai
yang dirasakan ibu hamil termasuk didalamnya hiperemesis gravidarum, karena masih
banyak ibu hamil yang tidak mengetahui cara mengatasi mual dan muntah yang dialaminya,
maka dengan ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) akan
mengalami penurunan karena derajat kesehatan suatu bangsa ditentukan oleh derajat
kesehatan ibu dan anak.
Kami tertarik untuk membahas makalah ini karena banyak sekali penderita hiperemesis
gravidarum hasil penelitian menunjukkan bahwa anoreksia memiliki persentase sebesar 55%
dari seluruh pasien yang mengalami hiperemesis gravidarum
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian dari Hiperemesis Gravidula ?
2. Bagaiamana etiologi dari Hiperemesis Gravidula ?
3. Bagaimana Manifestasi Klinis Hiperemesis Gravidula ?
4. Bagaimana Patofisiologi Hiperemesis Gravidula ?
5. Bagaimana Phatway Hiperemesis Gravidula ?
6. Bagaimana Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidula ?
7. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Hiperemesis Gravidula ?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidula ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep dasar dan asuhan keperawatan
pada pasien ibu hamil dengan Hypermesis Gravidarum
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengerti pengertian Hyperemesis Gravidarum
b. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi Hyperemesis Gravidarum
c. Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinis Hyperemesis Gravidarum
d. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi Hiperemesis Gravidula
e. Mahasiswa mampu mengetahui pathways Hiperemesis Gravidula
f. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang Hiperemesis Gravidula
g. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan Hiperemesis Gravidula
h. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan Hiperemesis Gravidula
D. MANFAAT PENULISAN
Mahasiswa
Diharapkan mahasisiwa keperawatan untuk mengerti dan memahami tentang
hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
Masyarakat
Diharapkan masyarakat mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum
sehingga menambah wawasan.
Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan mengerti dan memahami tentang hiperemesis
gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu
hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan
sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu
Kebidanan, 2009).
Hiperemesis gravidarum adalah mual berlangsung terus menerus dan muntah sering,
cepat mengalami dehidrasi dan asidoketotik.(Llwellyn, 2011)
Hiperemesis Gravidarum adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan mual dan
muntah yang tidak dapat dikendalikan dan terus- menerus sebelum minggu ke 20 kehamilan.
(Carol J. Green, 2012:284)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang lebih dari 10 kali dalam 24 jam
atau setiap saat pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan
umumnya menjadi buruk dan dapat terjadi dehidrasi (standar pelayanan medic obstretric &
ginekologi)
C. Manifestasi
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis
gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini
dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya
gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan:
1. Tingkatan I
Mual Muntah terus menerus, lemah, tidak mau makan, berat badan menurun dan rasa nyeri
pada epigastrum. Nadi meningkat ssekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik menurun,
turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.
2. Tingkatan II
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum lebih parah, lemah, apatis, turgor
kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan menaik(dehidrasi),
ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan
konstipasi dan dapat pula terjadi nafas berbau aseton.
3. Tingkatan III
Keadaan umum jelek, kesardaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil, halus
dan cepat, dehidrasi berat, suhu badan naik, dan tensi turun sekali, ikterus dan dapat berakibat
fatal yaitu nistagmus, diplopia, dan perubahan mental. (Amru sofian, 2012)
D. Patofisiologi
Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah
sehingga mempengaruhi sistem pencernaan, tetapi mual dan muntah yang terjadi terus-
menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan klorida urin
yang selanjutnya menyebabkan hemokonsentrasi yang mengurangi perpusi darah ke jaringan
dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna
sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan eksresi yang berlebihan selanjutnya
menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat
robek (sindrom Mallory-Weeiss), sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.
(Wiknjosastro,2015)
E. Pathways
Hiperemesis Gravidarum
Lambung
Dehidrasi
Gangguan nutrisi
cairan eksa seluler hemokonsentrasi
Dan plasma
aliran darah ke
Gangguan Keseimbangan
Cairan dan Elektrolit Jaringan menurun
Metabolisme intra
Sel menurun Kesadaran menurun
2. Penatalaksanaan Medis
a. Obat-obatan
Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak mengurang maka
diperlukan pengobatan. Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogen.
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah B1 dan
B6. Anti histaminika juga dianjurkan, seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat
diberikan antiemetik, seperti disiklominhidrokhlorid atau khlorpromasin. Penanganan
hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit.
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, terapi cerah dan peredaran udara yang
baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke
dalam kamar penderita, sanpai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan
makanan/minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
c. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik,
yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
d. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose
5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah
kalium, dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing perlu
diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa
setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada
permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah
dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk memberikan minum dan dapat
ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan di atas, pada umumnya
gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
e. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikistrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan,
takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus teraupetik sering sulit diambil, oleh karana itu di satu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala
ireversibel pada organ vital.(Wiknjosastro, 2005)
G. Pemeriksaan Penunjang
1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
3. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. Pengkajian Keperawatan
1. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
2. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya,
kehamilan tak direncanakan.
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis :
peningkatan konsentrasi urine.
4. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat
badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas
berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
5. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
6. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
7. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
8. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga
yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
9. Pembelajaran dan penyuluhan
a. Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung
sudah lama.
b. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
c. Turgor kulit, lidah kering
d. Adanya aseton dalam urine
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah
berlebihan.
2. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebi
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
4. Resiko Perfusi jaringan otak berhubugan dengan penurunan keasadaran
C. Rencana Keperawatan
Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Ketidak Nutritional Status : Nutrition Management
seimbangan Nutritional Status :food and fluid Kaji adanya alergi makanan
nutrisi kurang intake Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
dari kebutuhan Nutritional Status : nutrient intake menentukan jumlah kalori dan
tubuh b.d Weight control nutrisi yang dibutuhkan pasien
frekuensi Kriteria Hasil Anjurkan pasien untuk
Adanya peningkatan berat badan meningkatkan protein dan vitamin
sesuai dengan tujuan C
B. Saran
Saran untuk ibu yang menderita Hiperemesis Gravidarum agar leebih memperhatikan
pola makan dan keadaan fisik ibu, dan sran untuk bidan agar dapat meberikan asuhan dan
pandangan tentang Hioeremesis gravudarum dengan cara menginformasikannya kepada
seorang ibu dengan baik, agar kedepannya seorang ibu dapat menjadi ibu yang tidap lagi
menjadi penderita hiperemesis gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati Ratna.2009.Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis Dan Patologis.
Jakarta : Salemba Medika
Lowdermilk, Jensen Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Tiran Denise. 2006. Seri Asuhan Kebidanan Mual dan Muntah Kehamilan. Jakarta : EGC
Abell TL, Riely CA: Hyperemis gravidarum. Gastroenterol Clin North Am 21(4):835, 1992