KELOMPOK 2
DESA NAMPU KECAMATAN GEMARANG
KABUPATEN MADIUN
Tanggal 22-06 FEBRUARI-MARET 2020
Disusun Oleh :
1. Asriani Putri (201702005)
2. Naning Noviana (201702032)
3. Yulia Setiya Mlati (201702058)
4. GadingRamanesa (201702016)
i
i
LEMBAR PENGESAHAN
KELOMPOK 2
Madiun, 5 Maret 2021
Disetujui Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
KATA PENGANTAR
i
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya, Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Terpadu dapat kami selesaikan dengan baik. Pada kesempatan
ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah memberikan bimbingan serta turut membantu kalancaran pelaksanaan
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Terpadu yaitu :
1. Dr. Soelistyo Widyantono, MM selaku Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Magetan
2. Dr. Rahmat Ramadhani selaku Kepala Puskesmas Gemarang Kabupaten
Madiun
3. ………………………..selaku Kepala Kecamatan Gemarang Kabupaten
Madiun
4. ......................................selaku Kepala Desa Nampu, Kecamatan Gemarang
Kabupaten Madiun
5. ……………………….selaku Pembimbing Lahan
6. ……………………….selaku Perawat Desa.
7. Bapak Zainal Abidin S.KM.,M.Kes selaku Ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun.
8. Tantri Arini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing I.
9. Bapak Ketua RT ..... dan bapak ketua RW......
10. Seluruh masyarakat Di Kelurahan Winong
11. Semua pihak yang telah membantu kegiatan KKN Terpadu
Laporan Pelaksanaan Kegiatan KKN Terpadu ini telah kami susun
seoptimal mungkin, namun kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, kami mohon saran dan
masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Mahasiswa, Dosen Pembimbing,
Pembimbing Instansi, Penguji dan berbagai pihak yang terkait.
DAFTAR ISI
ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................... i
DAFTAR LABEL…………………………………………………………………. iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….… v
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………….………………… vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
iii
2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi……………………. 22
2.5.3 Pengendalian tekanan darah tinggi………………………………… 26
2.5.4 Klasifikasi hipertensi………………………………………………... 28
2.5.5 Gejala Hipertensi…………………………………………………… 29
2.5.6 Patofisiologi………………………………………………………… 29
2.5.7 Komplikasi………………………………………………………… 30
2.5.8 Pencegahan……………………………………………………….. 31
2.5.9 Penatalaksanaan…………………………………………………... 31
2.6 Konsep Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)…………………………… 33
2.6.1 Pengertian JKN……………………………………………………… 34
2.6.2 Prinsip-Prinsip……………………………………………………… 35
2.6.3 Manfaat JKN ……………………………………………………… 36
2.6.4 Kepesertaan ………………………………………………………. 36
2.6.5 Prosedur Pendaftaran Peserta…………………………………… 37
2.6.6 Hak dan Kewajiban Peserta……………………………………… 39
2.6.7 Pembiayaan ……………………………………………………… 40
2.7. Perilaku Merokok ……………………………………………………. 42
2.7.1 Pengertian Perilaku Merokok …………………………………… 42
2.7.2 Aspek Perilaku Merokok………………………………………… 43
2.7. 3 Faktor-faktor Perilaku Merokok………………………………… 46
2.7.4 Dampak Rokok…………………………………………………. 50
2.8. Analisis Menentukan Prioritas dengan Metode Urgency, Seriousness, Growth
(USG………………………………………………………………………… 52
2.9.1LangkahMenerapkanDiagramSebabAkibat………………………. 54
2.9.2ManfaatDiagramSebabAkibat……………………………………… 55
iv
BAB III METODE KEGIATAN
3.1 Analisi Situasi………………………………………………………………. 57
3.1.1Analisi Situasi Umum Puskesmas Gemarang ………………………. 57
3.1.2 Analisis Situasi Umum Lokasi KKN Terpadu………………………. 59
3.2 Identifikasi Masalah…………………………………………………… 63
3.3 Prioritas Masalah……………………………………………………….. 64
3.4 Analisi Penyebab Masalah………………………………………………. 65
3.5 Pemecahan Masalah dan Alternatif Solusi……………………………. 67
3.6 Implementasi Program………………………………………………… 69
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Hipertensi………………………………………………………………… 70
4.2 Jaminan Kesehatan Nasional /JKN ……………………………………. 70
4.3 Merokok ………………………………………………………………… 71
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………… 73
5.2 Saran………………………………………………….…………………. 73
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SAP dan leaflet Tentang Hipertensi
Lampiran 2 SAP dan leaflet Tentang JKN
Lampiran 3 SAP dan leaflet Tentang Bahaya Meroko
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO tahun (2019), Hipertensi atau tekanan darah tinggi
merupakan kondisi kesehatan serius yang secara khusus dapat
meningkatkan resiko penyakit jantung , kerusakan pada otak, ginjal dan
penyakit lain penyakit hipertensi merupakan penyakit tidak menular.
Hipertensi yaitu salah satu penyakit degeneratif, yang perlu di waspadai
karena penyakit ini tidak menampakan tanda dan gejala dari luar, tetapi
hipertensi dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi pada organ tertentu.
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan urbanisasi yang pesat, angka
harapan hidup yang meningkat, pola makan yang tidak sehat, dan perubahan
telah penyebabkan peningkatan penyakit kardiovaskuler, termaksud
hipertensi (Joshi et. al, 2017 cit Rahman et al, 2017).
Merokok adalah salah satu perilaku hidup yang tidak sehat yang dapat
merugikan dan sangat mengganggu bagi diri sendiri maupun orang lain di
sekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok
rentan seperti anak usia di bawah 3 tahun (batita). Padahal mereka yang
bukan perokok mempunyai hak untuk menghirup udara bersih dan bebas
asap rokok (Aditama, 2011).
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari program
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (SJSN). Berdasarkan Undang-Undang
No. 40 tahun 2004, SJSN diselenggarakan oleh beberapa Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial yaitu Perusahaan Perseroan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja (Jamsostek), Perusahaan Perseroan Dana Tabungan dan
Asuransi Pegawai Negeri (Taspen), Perusahaan Perseroan Asuransi Sosial
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI), dan Perusahaan
Perseroan Asuransi Kesehatan Indonesia (Askes). Setelah Pembentukan
BPJS berdasarkan Undang-Undang No.
1
World Health Organization (WHO) tahun 2018, penderita
hipertensi mencapai 63,2% per 100.000 populasi di dunia. Di Indonesia,
prevalensi hipertensi mencapai 34,11%, atau sekitar 658.201 jiwa.
Prevalensi hipertensi di Jawa Timur mencapai 20,43% pada tahun 2017,
22,71% pada tahun 2018, dan meningkat menjadi 36,32% pada tahun 2019
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019). sedangkan untuk data
penyakit menular seperti penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
di Indonesia sebesar 1.017.290 penderita di Indonesi. Di Kabupaten
Madiun data penyakit menular seperti ISPA sebesar 5% penderita, dan
sedangkan untuk penyakit tidak menular seperti hipertensi sebesar
17,02%. Dari data tersebut banyaknya kasus penderita penyakit menular
dan tidak menular masih banyak, kekurangan pengetahuan menjadikan
faktor utama, seperti pengtahuan tentang pengobatan penyakit, dampak
jangka Panjang maupun pendek dari penyakit tersebut. Masyarakat di desa
nampu berobat secara teratur 37.7% dari target 100%. Anggota keluarga
tidak ada yang merokok 56,27% dari target 100%. Keluarga sudah
menjadi anggota jaminan kesehatan (JKN) 41,18% dari target 100%.
Keluarga mengukuti program keluarga berencana (KB) 57,43% dari target
100%. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif 78,40% sari target 100.
WHO (2013) prevalensi penduduk Indonesia yang merokok setiap hari
sebesar 29%,sehingga Indonesia menempati urutan pertama se-Asia
Tenggara dalam hal jumlah perokok. Berdasarkan tingkat usia, proporsi
terbanyak perokok aktif setiap hari di Indonesia terjadi pada kelompok
usia 33-43 tahun. yaitu sebesar 33,4 % dan usia 35-40 tahun sebesar (32-
2%) .
Beberapa faktor resiko penyebab hipertensi yaitu riwayat keluarga,
kebiasaan hidup yang kurang baik, serta pola diit yang kurang baik
(Bansil, et al, 2011). Lipoeto (2002) mengatakan bahwa beberapa faktor
yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit hipertensi adalah kurangnya
aktifitas fisik, kebiasaan merokok, stress, riwayat keluarga atau keturunan,
kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak, asupan tinggi natrium,
2
serta kurangnya konsumsi kalium dan serat. Menurut penelitian
paputungan dkk tahun (2020). Penyebab ketidak patuhan masyarakat di
desa nampu yang penderita hipertensi adalah kurangnya pengetahuan
terdap komplikasi yang akan muncul pada penderita yang mengalami
hipertensi dan kurangnya pemahaman terhadap pengobatan yang signifikat
mempengaruhi kepatuhan antar lain, motivasi, dukungan keluarga dan
dukungan tenaga kesehatan. Penyebab anak mulai merokok karena
pergaulan yang bisa mencoba hal-hal baru dengan teman-temannya, dan
rasa ingin tahu yang tinggi penyebab masyarakat khususnya remaja ingin
mencoba rasa dari rokok tersebut. Kemudian perokok aktif dilingkungan
sekitar menimbulkan perokok pasif lebih banyak dari pada perokok aktif
(Nawawi, 1999).
Untuk itu diperlukan kepatuhan penderita hipertensi untuk menjaga
pola makan dengan makanan yang mengandung gizi seimbang (berlebih
banyak konsumsi sayur dan buah dari pada karbohidrat) menganjurkan
penderita hipertensi untuk selalu melakukan kontrol rutin dan memantau
tekanan darah bagi yang mempunyai riwayat penyakit keluarga hipertensi
serta memperhatikan pola makan sejak dini untuk penjegahan
(paputungan, dkk, 2020). Dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
kepatuhan pengobatan hipertensi merupakan langkah pertama dalam usaha
menangani permasalahan tersebut.
Solusi dari permasalah yang ada di desa nampu kecamatan
gemarang, kami dari kelompok 2 akan memberikan penyuluhan yang akan
kami berikan mengenai tanda gejala hipertensi, rutin pengecekan tekanan
darah, faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi. Motivasi yang akan
kami berikan melalui tayangan video. Kemudian senam hipertensi
dilakukan 3x dalam 2 minggu.
Solusi untuk permasalahan merokok yaitu dengan memberikan
motivasi untuk berhenti merokok, sebelumnya mengetahui faktor-faktor
penyebabnya yaitu rasa ingin tahu yang tinggi dan pergaulan.
3
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahn yang telah diuraikan,
dapat dirumuskan permasalahan
1. Apakah permasalahan kesehatan yang ada di desa nampu kecamatan
gemarang kabupaten madiun ?
2. Apakah prioritas masalah kesehatan yang ada di desa nampu
kecamatan gemarang kabupaten madiun ?
3. Bagaimanakah rencana yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
yang ada desa nampu kecamatan gemarang kabupaten madiun ?
4. Bagaimanakah implementasi yang akan dilakukan desa nampu
kecamatan gemarang kabupaten madiun ?
1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di desa nampu
kecamatan gemarang kabupaten madiun ?
2. Membuat prioritas masalah kesehatan yang ada di desa nampu
kecamatan gemarang kabupaten madiun ?
3. Rencana yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada di
desa nampu kecamatan gemarang kabupaten madiun ?
4. implementasi yang akan dilakukan desa nampu kecamatan gemarang
kabupaten madiun ?
1.3.2 Manfaat penelitian
1.3.2 Manfaat Bagi Puskesmas
Manfaat yang diperoleh puskesmas dari kegiatan KKN Terpadu
Tahun 2021 ini adalah sebagai bahan informasi dan evaluasi bagi
puskesmas terhadap masalah kesehatan dan untuk mengetahui Indeks
Keluarga Sehat di Desa Nampu Kecamatan gemaramg Kabupaten Madiun.
1.3.4 Manfaat Bagi Desa
4
Sebagai bahan evaluasi dan informasi bagi desa terhadap
masalahan kesehatan yang ada di Desa Nampu Kecamatan gemaramg
Kabupaten Madiun Tahun 2020.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Menular dan Tidak Menular
Gambaran kondisi umum, potensi dan permasalahan penyakit dan
penyehatan lingkungan dipaparkan berdasarkan hasil pencapaian program,
kondisi lingkungan strategis, kependudukan, sumber daya, dan
perkembangan baru lainnya. Potensi dan permasalahan pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan menjadi input dalam menentukan
arah kebijakan dan strategi Kementrian Kesehatan dalam bidang
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
6
Secara garis besar cara penularan penyakit meular dapat
dikelompokkan mejadi 3 yaitu :
1) Media Langsung dari Orang ke Orang (Permukaan Kulit)
a. Waktu Generasi (Generation Time)
Masa antara masuknya penyakit pada pejamu
tertentu sampa masa kemampuan maksimal pejamu
tersebut untuk dapat meularkan penyakit. Hal ini sangat
penting dalam mempelajari proses penularan. Perbedaan
masa tuntas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab
sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat
ditentukan pada penyakit degan gejala yang terselubung
sedangkan waktu geerasi untuk waktu masuknyaunsur
penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit
tersebut untuk meularkan kepada pejamu lain walau tanpa
gejala klinik/terselubung.
b. Kekebalan Kelompok (Hard Immunity)
Kekebalan kelompok adalah kemampuan atau daya
tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap
serangan/penyebaran unsur penyebab penyakit menular
tertentu didasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu
anggota kelompok tersebut. Hard immunity merupakan
faktor utama dalam proses kejiwaan wabah dimasyarakat
serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok
penyakit tertentu.
c. Angka Serangan (Attack Rate)
Angka serangan adalah kasus yang berkembang
atau muncul dalam satu satuan waktu tertentu dikalangan
anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki
resiko/kerentanan terhadap penyakit tersebut.
Angka serangan ini bertujuan untuk menganalisis
tingkat penularan dan tingkat keterancaman dalam
7
keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, sistem
hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan
individu dalam kehidupan sehari-hari pada kelompok
populasi tertentu merupakan unit Epidemiologi tempat
penularan penyakit berlangsung.
4) Kelompok Utama Penyakit Menular
a) Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian sangat
tinggi.
b) Penyakit meular tertentu yang dapat meimbulkan kematian dan
cacat, walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama.
c) Penyakit menular yang jarang meimbulkan kematian dan cacat
tetapi dapat mewabah yang meimbulkan kerugian materi.
5) Sumber Penularan
a) Penderita, penderita dapat meularkan penyakit yang sedang
dideritanya kepada orang lan yang sehat, misalnya melalui udara
ketika bersin, pemakaian jarum suntik secara bergantian.
b) Binatang sakit, binatang yang sakit juga dapat menularkan peyakit
kepada manusia, melalui gigitan, air liur, maupun kotoran.
c) Benda, seseorang dapat tertular suatu penyakit apabila seseorang
meggunakan beda secara bersamaan degan orang yang tekena
penyakit tersebut.
6) Cara Penularan
a) Kontak langsung (Direct Contact), yaitu cara penularan penyakit
karena kontak antara badan degan badan, anatara penderita degan
orang yang ditulari, misalnya : penyakit kelamin dan lain-lan.
b) Kontak tidak langsung (Indirect Contact), yaitu cara penularan
degan perantara benda-benda kontaminasi karena telah
berhubungan degan penderita, misalnya : pakaian dan lain-lan.
c) Melalui makanan/minuman (Food Borne Infection), yaitu cara
penularan suatu penyakit melalui perantara makanan dan minuman
yang telah terkontaminasi. Penyakit yang menular degan cara ini
8
biasanya penyakit saluran pencernaan, misalnya : cacingan, demam
tifoid dan lain-lannya. Cara penularan ini juga disebut sebagai
“water borne disease” dimana kebanyakan masyarakat
meggunakan ar yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk
keperluan rumah tangga.
d) Melalui udara (Air Borne Infections),yatu cara penularan penyakit
melalui udara terutama pada penyakit saluran pernapasan. Seperti
melalui debu diudara yang sangat banyak megandung bibit
penyakit, seperti pada penularan penyakit tuberculosis. Dan
melalui tetes ludah halus (Droplet Infections), penularan penyakit
degan percikan ludah seperti pada penderita yang sakit batuk atau
sedang berbicara misalnya pada penyakit Diphtheri.
11
jenis lipo protein yaitu lipoprotein tinggi dan lipoprotein rendah.
Secara alami tubuh memiliki kadar LDL lebih banyak
dibandingkan HDL.
12
Faktor genetik merupakan faktor yang berasal dari dalam individu
tersebut, faktor ini merupakan suatu modal untuk melanjutkan
perkembangan perilaku makhluk hidup diantarannya :
a. Jenis kelamin
Suatu perbedaan perilaku yang dimiliki seorang pria dan
wanita yang bisa dilihat dari cara berpakaian dan melukan kegiatan
sehari-hari.
b. Bakat pembawa
Bakat adalah suatu kemampuan individu untuk melakukan
sesuatu yang sedikit bergantung pada latihan mengenai hal
tersebut.
c. Jenis ras
didalam dunia ini setiap ras memiliki perilaku yang
spesifik, saling berbeda satu dengan lainnya. Antara ras kulit putih
dan ras kulit hitam maupun ras kulit kuning.
d. Sifat kepribadian
Kepribadian yang diikuti dari keseluruhan pola pikiran,
perasaan, dan perilau yang sering digunakan oleh seseorang dalam
usaha adaptasi yang terus-menerus dihidupnya (Marami, 1995).
Dan perilaku manusia tidak ada yang sama karena adanya suatu
perbedaan kepribadian setiap individu
e. Usia
Usia dewasa merupakan periode penyesuaian diri terhadap
pola kehidupan baru dan dikenal dengan masa kreatif dimana
individu memiliki kemampuan mental untuk mempelajari dan
penyesuaian dengan situasi baru, seperti megingat hal-hal yang
dipelajari, penalaran analogis, berfikir kreatif, serta belum adanya
penurunan daya ingat menurut Notoadmojo (2005). Usia adalah
waktu hidup sejak lahir, dengan bertambahnya usia seseorang
maka bertambah pula tingkat pengetahuan dan bertabah matang
dalam berfikir dan bekerja.
13
f. Intelegensi
Suatu kemampuan untuk berfikir secara abstrak dan mampu
membuat kombinasi.
2. Faktor lingkungan
a. Faktor predisposing
Merupakan suatu faktor yang mempermudah terjadinya
perilaku seseorang, hal ini mencangkup tentang pengetahuan dan
sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan
masyarakat terhadap suatu hal yang berkaitan dengan kesehatan,
sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat sosial ekonomi, dan
tingkat pendidikan.
b. Faktor pemungkinan
Merupakan faktor yang memungkinkan atau menfasilitasi
perilaku dan tindakan manusia. Faktor ini mecangkup ketersediaan
saran dan fasilitas kesehatan bagi masyaarakat. Hakikatnya fasilitas
ini sangat mendukung terwujudnya perilaku kesehatan di
masyarakat, oleh karena itu faktor ini disebut sebagai faktor
pendukung. Seperti puskesmas, rumah sakit, tempat pembuangan
air, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya.
c. Faktor penguat
Merupakan faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku. Terkadang meskiun mengetahui untuk
melakukan hidup sehat, tetapi tidak melakukannya, hal ini meliputi
faktor sikap dab perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap
perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Dalam
Notoatmojo (2010) yaitu
1) Penilaian sosial
Menentukan persepsi seseorang akan kebutuhan dan
kualitas hidup mereka. Pada tahap ini ahli perencanaa
memperluas pemahaman mereka pada masyarakat dengan
bekerja melalui beragam data dan tindakan terpadu.
14
2) Penilaian epidemologi
Membantu menentapkan berbagai permasalahan kesehatan
yang terjadi pada masyarakat. Penlaian ini diubungkan dengan
kualitas hidup masyarakat, permasalahan kesehatan yang
terjadi dimasyarakat dipengaruhi oleh sumber daya.
3) Penilaian perilaku dan lingkungan
Merupakan faktor-faktor yang memberi konstribusi pada
masalah kesehatan. Dimana faktor perilaku merupakan gaya
hidup individu yang beresiko memberikan pemeberian
dukungan kepada kejadia masalah kesehatan. Dan faktor
lingkungan merupakan semua faktor-faktor sosial dan fisiologis
luar kepada seseorang.
15
Promosi Kesehatan Puskesmas adalah upaya Puskesmas melaksanakan
pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungan
secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan berbasis
masyarakat
Tujuan promosi kesehatan di Puskesmas agar masyarakat mau dan
mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai
bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik
masalah kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi mangancam,
secara mandiri. Disamping itu, petugas kesehatan Puskesmas mampu
menjadi teladan bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk melakukan
PHBS.
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang
bersifat non intruktif, untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan
melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat.
Antara promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Promosi kesehatan
selalu bertujuan akan adanya kemampuan dan kemauan masyarakat
untuk bertindaak yaitu yang disebut sebagai masyarakat yang berdaya,
sedangkan pemberdayaan masyarakat selalu haus diawali dengan
pemberian informasi yang terus menerus.
Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan
kemandirian masyarakat dan keluarga dalam bidang kesehatan, sehingga
masyarakat akan dapat berkontribusi dalam meningkatakan derajat
kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses, salah satu
bentuk proses pemberdayaan masyarakat saat ini adalah berkembangnya
Desa Siaga. Keberhasilan proses pemberdayaan dapat dilihat dengan
terwujudnya sebagai Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di
masyrakat`
16
UKBM adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyrakat yang di
bentuk dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Jenis jenis UKBM
antar lain Posyandu, Poskesdes, Pos UKK, Pobindu PTM dan lain-lain.
17
teratur, pentingnya tablet Fe bagi bumil, pentingnya imunisasi
lengkap pada bayi, dll
e. Ruang rawat inap
1) Meggunakan lembar balik, gambar, atau foto
2) penggunaan bahan bacaan (Blibioterapi) dengan cara
dipinjamkan ke pasien.
3) Penyuluhan kelompok bagi keluarga pasien, dengan metode
yang bersifat menghibur seperti permainan, simulasi dan
menggunakan media flipchart banner. Penyuluhan kelompok di
dalam ruangan bisa di gunakan laptop, LCD dan layar untuk
menayangkan gambar dan film.
4) Pemanfaatan ruang tunggu dengan pemasangan poster,
penyediaan box leaflet.
5) Pendekataan keagamaan dengan mengajak pasien untuk berdoa
f. Laboratorium
Meningkatkan kesadaran pasien, pengunjung dan para pengantarnya
akan pentingnya melakukan pemeriksaan laboratorium melalui
pemasangan poster dan penyedia leaflet yang bisa dibawa pulang.
g. Ruang obat
1) Meningkatkan kesadaran mafaat obat generik, kedisiplinan dan
kesadaran dalam pengggunaan obat sesuai petunjuk dokter
2) Pemasangan poster dan penyediaan leaflet tentang informasi
kesehatan serta pemutaran tape recorder
h. Tempat pembayaran(Kasir)
Penyampaian salam hangat dan ucapan selamat jalan semoga cepat
sembuh dan bertambah sehat.
i. Klinik khusus
Layanan konseling, misalnya klinik gizi, klinik sanitasi, klinik
konsultasi remaja,Ruang VCT dll.
j. Tempat parkir
18
Promosi kesehatan dapat berupa pemasangan baliho/billboard di area
lapangan parkir
k. Taman
Jika memungkinkan mempromosikan taman obat keluarga dan
karangkitri (jenis tanaman dengan kandungan gizinya), dll
l. Dinding
Dipasang spanduk pada momen tertentu asall tidak merusak
keindaahan gedung
m. Pagar pembatas kawasan puskesmas
Dipasang spanduk pada momen tertentu misalnya kampanye hari-
hari kesehaatan, namun harus diperhitungakan agar tidak merusak
keindahan pagar puskesmas
n. Dapur di kawasan puskesmas
Ditampilkan pesan terkait konsumsi gizi seimbang, dll bisa dalam
bentuk poster
o. Tempat ibadah
Pemasangan poster dan penyediaan leaflet. Pesan yang disampaikan
sebaiknya pesan untuk kesehatan jiwa, pentingnya menjaga
kebersihan/kesehatan lingkungan
2. Kegiatan Luar Gedung
a. Kunjungan rumah
b. Penyuluhan kesehatan
c. Pemberdayaaan masyarakat dalam PHBS
d. Pembinaaan desa siaga aktif (pengenalan kondisi desa, survey
mawas diri, musyawarah masyarakat desa, perencanaan partisipatif,
intervensi, dll)
e. Pembinaan UKBM (Poskesdes, Posyandu Balita, Posyandu Lansia,
Posbindu PTM, Poskestren, Pos UKK, dll).
2.4 Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkemas)
2.4.1 Pengertian Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
19
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang dalam
keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan
dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat,
serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalul
proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
Prioritas sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan terutama yang
berpenghasilari rendah. Keluarga rawan adalah keluarga yang rentan
terhadap masalah kesehatan (Vulnerable group), terutama keluarga yang
mempunyai ibu hamil/nifas/menyusuj (termasuk balitanya), usia lanjut,
penderita penyakit kronis baik menular maupun tidak menular. Kegiatan
keperawatan kesehatan masyarakat, meliputi kegiatan di dalam maupun
di luar gedung Puskesmas baik Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan
atau Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
2.4.2 Upaya Kegiatan Perkemas
a. Kegiatan di dalam gedung
1) Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien rawat jalan
2) Pelaksanaan anamnesa pemeriksaan tertentu
3) Penyuluhan/pendidikan kesehatan
4) Pemantauan keteraturan berobat
5) Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain
6) Pemberian nasehat (konseling) keperawatan
7) Kegiatan yang merupakan tugas limpahan sesuai pelimpahan
kewenangan yang diberikan dan atau prosedur yang telah
ditetapkan, contoh : pengobatan, penanggulangan kasus gawat
darurat, dll.
8) Mendiptakan lingkungan terapuetik dalam pelayanan kesehatan
di gedung
20
9) Pertemuan berkala staf keperawatan setiap bulan untuk
mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan penyelidikan
pelayanan keperawatan. Hasil pertemuan dicatat dan disimpan
dengan baik
10) Pemeriksaan kelengkapan peralatan yang akan digunakan, obat-
obatan, kartu kunjungan dan buku register
21
sesuai rencana, pelayanan keperawatan dasar langsung (direct
care) maupun tidak langsung (indirect care), pelayanan
kesehatan sesuai rencana misalnya memantau keteraturan
berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang, pemberian
nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan di rumah, pencatatan
dan pelaporan.
22
Gaya hidup dan pola makan adalah hal yang paling
berpengaruh untuk menderita hipertensi. Sebagia faktor gaya
hidup yang menyebabkan hipertensi adalah nengkonsumsi kopi
berlebihan, minum alkohol, kurang olahraga, merokok dan stres.
Faktor makanan meliputi tingginya asupan lemak, garam
berlebihan dan lain sebagainya.
d. Konsumsi lemak
lemak berfungsi sebagai pelindungan organ tubuh,
memelihara suhu tubuh, menghemat protein, memberikan
kelezatan serta memberikan rasa kenyang, pengangkut vitamin
larut lemak, dan sebagai sumber energi. Kebutuhan lemak untuk
lansia tidak melebihi 20-50% dari kebutuhan. Kebiasaan
mengkonsumsi lemak sangat berpengaruh pada peningkatan berat
badan dan beresiko terjadinya hipertensi.
e. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi disebabkan karena
sistem saraf simpatis melakukan aktifitas sehingga menyebabkan
tekanan darah meningkat secara bertahap. Jika stres menjadi
berkepanjangan dapat mengakibatkan menignkatnya tekanan
darah. Penyebab dari hal ini belum diketahui secara pasti.
Sesorang yang mengalami stres mempunyai resiko terkena
hipertensi sebesar 9,333 kali lebih tinggi dibanding dengan
seseorang tanpa stres.
2. Faktor yang tidak dapat dirubah
a. Keturunan (genetik)
Sesorang yang memiliki riwayat keturunan hiper berpeluang
besar untuk dapat terkena hipertensi dari pada seseorang yang
tidak memiliki riwayat hipertensi. Gen yang dibawa dari
keturunan sedarah sangat besar pengaruhnya terhadap penyakit
ini, walaupun penyekit hipertensi tidak identik dengan penyakit
turunan.
23
b. Usia (umur)
Hipertensi adalah salah satu penyakit yang biasa disebut
degeneratif, yaitu penyakit karena usia. Semakin bertambahnya
usia seseorang, maka akan semakin menurun dengan prodiktivitas
organ tubuh seseorang.
c. Etnis
Jumlah penderita hipertensi berkulit hitam 40% akan lebih
tinggi dibanding dengan yang berkulit putih, karena orang kulit
hitam mempunyai kadar renin yang rendah serta sensifitas
terhadap vasopressin.
d. Jenis kelamin
Pada umumnya hipertensi paling banyak diderita oleh laki-
laki dibanding dengan perempuan dengan perbandingan 2,29%
tekanan darah sistolik mengalami peningkatan. Pada usia 30
tahun pria lebih sering mengalami tanda dan gelaja hipertensi.
Namun wanita juga beresiko mempunyai hipertesi, hal ini
disebabkan karena wanita kehilangan hormone stogen yang
selama ini melidungi pembuluh darah dari kerusakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi adalah :
a. Genetik
Perbandingan antara kulit putih dengan kulit hitam
dinegara barat lebih banyak penderita hipertensi, lebih tinggi
hipertensinya, sehingga diperkirakan ada kaitan hipetensi
dengan perbedaan genetik. Beberapa peneliti mengatakan
terdapat kelainan pada gen angiotensinogen tetapi
mekanismenya mungkin bersifat poligenik.
b. Usia
Kebanyakan orang berusia 60 tahun atau lebih sering
mengalami hipertensi, bagi mereka yang mengalami
hipertensi, resiko stroke dan penyakit komplikasi lainnya
akan meningkat bial tidak ditangani dengan benar.
24
c. Jenis kelamin
Hipertensi jarang ditemukan pada perempuan
dibanding pria, yang menunjukan adanya pengaruh oleh
hormon.
d. Geografis dan lingkungan
Terdapat perbedaan tekanan darah yang nyata antara
populasi kelompok daerah tertinggan dengan daerah maju,
seperti bangsa Indian Amerika Selatan yang tekanan
darahnya rendah dan tidak banyak meningkat dengan
bertambahnya usia dibanding masyarakat barat.
e. Pola hidup
Pola hidup seseorang sangat berpengaruh penting
terhadap timbulnya hipertensi. Mereka yang kelebihan berat
badan diatas 30%, berlebihan mengkonsumdi garam, dan
tidak melakukan olahraga akan mudah untuk terkena
hipertensi.
f. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat
dirubah, hubungan merokok dengan hipertensi adalah
nikotin, nikotin akan akan menyebabkan peningkatan tekanan
darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil
dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga
keotak, dan otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan
memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk
melepasadrenalin. Hormon yang kuat ini akan menyempitkan
pembuluh darah dan memaksa jantung berkerja lebih keras.
2.5.3 Pengendalian tekanan darah tinggi
Orang berusaha mengedali hipetensi jika salah satu kaluarganya sakit
keras bahkan meninggal karena hipertensi. Tidak semua penderita
hipertensi memerlukan obat. Apabila hipertensinya masih termasuk yang
25
ringan maka masih dapat dikontrol dengan manerapkan pola hidup sehat.
Berikut beberapa cara mengendalikan hipertensi :
1. Pola makan
Tekanan darah dapat kita kontrol dengan makanan kita sehari-
hari. Menerapkan pola makan yang rendah lemak jenuh, lemak total,
kolesterol, makan buah dan sayur serta mengkonsumsi ptoduk susu
rendah lemak tentunya yang sudah terbukti secara klinis dapat
menurunkan tekanan darah. Ada empat macam diet untuk
mengurangi tekanan darah, yaitu :
a. Diet rendah garam
Tujuan diet rendah garam bertujuan untuk mehilangkan
penahanan air dalam jaringan tubuh sehungga dapat
menurunkan tekanan darah.
b. Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas
Hal ini bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol pada
darah dan menurunkan berat badan bagi penderita yang
kegemukan. Seperti kurangi makan jerohan, batasi konsumsi
telur, dan kurangi makanan bersantan.
c. Diet tinggi serat
Diet tekanan darah tinggi dianjurkan sertiap hari
mengkonsumdi makanan berserat tinggi. Beberapa contoh jenis
bahan makanan yang berserat tinggi, untuk buah-buahanseperti,
jambu biji, belimbing, pepaya, mangga, apel, semangka, dan
pisang.Untuk sayuan, seperti bawang putih, daun kacang
panjang, kacang panjang, daun singkong, tomat dan wortel.
d. Diet rendah kalori bagi yang kegemukan
Seseorang yang kelebihan berat badan bersiko terkena
hipertensi. Demikian pula orang yang berusia 40 tahun.
Penanggulagan hipertensi dilakukan dengan cara pembatasan
asupan kalori, hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Asupan kalori dikurangi sekitar 25%
26
2) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kabutuhan
gizi
3) Aktivitas olahraga dipilih yang ringan sampai sedang.
2. Pola istirahat
Pemulihan anggota tubuh yang telah lelah berativitas seharian
penuh untuk menetralisirkan tekanan darah.
3. Pola aktivitas
Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah yaitu :
berjalan kaki, bersepeda, aerobik, bdan berenang. Kegiatan atau
pekerjaan sehari-hari yang lebih aktif baik fisik maupun mental
memerlukan energi / kalori yang lebih banyak.seseorang dengan gaya
hidup tidak aktif akan tenatan terkena tekanan darah tinggi. Olahraga
secara rutin tidak hanya menjaga bentuk dan berat badan, namun juga
dapat mengontrol tekanan darah.
4. Pengobatan
Selain dengan menerapkan pola hidup sehat, penderita
hipertensi juga harus rutin dalam menjalani pengobatan kedokter,
supaya tidak menimbulkan penyakit komplikasi.
2.5.4 Klasifikasi hipertensi
1. Menurut Pradigdo (2013) hipertensi dibagi menjadi 3, yaitu :
A. Jika tekanan darah diastolik 90-110 mmHg termasuk hipertensi
ringan.
B. Jika tekanan darah diastolik 110-130 mmHg termasuk hipertensi
sedang.
C. Jika tekanan darah diastolik diatas 130 mmHg termasuk hipertensi
berat.
2. Menurut Soeharto (2010) tekanan darah diukur dengan manometer air
raksa yang dinyatakan sebagai rasio sistolik dan diastolik, misalnya
120/70, yang berarti tekanan sistoliknya dalah 120 mmHg dan
diastoliknya adalah 70 mmHg.
Berikut klasifikasi tekanan darah tinggi.
27
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Tinggi
Sistolik Diastolik Tingkatan
<130 mmHg <85 mmHg Normal
131-159 mmHg 86-99 mmHg Hipertensi ringan
160-179 mmHg 100-109 mmHg Hipertensi sedang
180-209 mmHg 110-119 mmHg Hipertensi berat
>210 mmHg >120 mmHg Hipertensi sangat berat
Sumber : Soeharto, 2010
Hipertensi adalah miningkatnya tekanan darah sistolik dan
diastolik dengan konsisten dengan 140/90 mmHg. Ada dua macam
hipertensi, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Kebanyakan
kasus hipertensi adalah hipertensi primer. Tidak ada penyebab yang jelas
tentang hipertensi primer, sekalipun ada beberapa teori yang menujukan
adanya faktor genetik, perubahan hormone, dan perubahan simpatis.
Hipertensi sekunder adalah akibat dari penyakit atau ganguan tertentu.
Saat dilakukan pemeriksaan tekanan darah akan didapati dua angka,
angka yang lebih tinggi diperoleh saat jantung berkontraksi (sistolik),
angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi
(diastolik)
Hipertensi yang sangat parah dan tidak diobati secara baik dan
benar akan menimbulkan penyakit komplikasi bahkan kematian dalam
waktu 3-6 bulan, yakni disebut hipertensi maligna. Saat tekanan darah
tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Namun
diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu pengukuran.
Jika ada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi, maka
tekanan darah diukur kembali dan diukur sebanyak dua kali pada waktu
dua hari selanjutnya untuk meyakini adanya hipertensi. Hasil pengukuran
bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, namun juga
digunakan untuk menggolongkan beratnya hipertensi.
2.5.5 Gejala Hipertensi
Gejala hipertensi sebagaian besar tidak dirasakan oleh
penderitanya. Namun sebagian dari pemikiran yang terjadi dimasyarakat
28
bahwa gejala penyakit darah tinggi selalu dirasakan oleh perderitanya.
Kejadian penderita darah tinggi sebagian besar tidak merasakan adanya
gejala penyakit. Secara umum gejala hipertensi adalah mata kunang-
kunang, telinga berdengik, mudah marah, mimisan, serta pusing (Nurarif,
2015).
2.5.6 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontraksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor
ini bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut kebawah ke korda spinalis
dan keluar melalui kolumna medulla spinalis ganglia simpatis dithorak
dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya neropinefrin megakibatkan kontraksi pada pembuluh
darah. Faktor seperti ketakutan dan kecemasan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontraksi. Seseorang
dengan hipertensi sangat sesitif terhadap neroponefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas tentang terjadinya hal tersebut.
Penyakit ginjal merupakan penyakit yang dapat menimbulkan
hipertensi melaui mekanisme peningkatan resistensi peredaran darah ke
ginjal dan penurunan dan penurunan fungsi kapiler glomerutus.
Mekanisme ini menimbulkan keadaan hipoksia pada ginjal dan
meningkatnya aktifitas renin, angiotensinogen, angiotensin I, angiotensin
II, aldosteron dan dan penurunan bradikini, penurunan nitric oxide (NO).
Peningkata dan penurunan substansi ini menyebabkan terjadinya
vasokontriksi pembuluh darah, peningkatan tahanan perifer, serta
peningkatan volume plasma yang pada akhirnya menyebabkan
peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah yang terjadi
akibat penyakit ginjal merupakan mekanisme umpan balik untuk
menurungkan dan menyeimbangkan substansi yang keluar agar tekanan
29
darah mejadi normal kembali, tetapi apabila kerusakan ginjal (renal
disease) tidak diobati dengan baik dan benar, maka akan menambah berat
penyakit hipertensi. Sehingga penanganan hipertensi pada penyakit ginjal
harus dilihat secara baik dan benar, karena keduanya saling berhubungan
(Kardiyudiani, 2019).
2.5.7 Komplikasi
Penderita hipertnsi beresiko beresiko terserang penyakit lain yang
timbul salanjutnya, berikut beberapa penyakit komplikasi yang muncul
menyertai hipertensi, yaitu : (Tanto, 2015).
1. Gagal ginjal
Meningkatnya tekanan darah dapat mengakibatkan penbuluh
darah diginja tertekan darah berakibat terjadi kerusakan pembuluh
darah, sehungga dapat menyebabkan gagal ginjal karena terjadi
penurunan fungsi ginjal. Hipertensi bisa mengakibatkan kelainan
pada ginjal, yaitu nefosklerosis maligna dan nefoklerosis benigna.
Nefoklerosis benigna terjadi pada hipertensi yang sudah lama maka
mengendap pada pembuluh darah akan terjadi yang disebabkan oleh
proses penuaa. Selain itu, nefrosklerosis maligna yaitu kelainan
ginjal yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah diastol diatas
130 mmHg dan diakibatkan karena fungsi ginjal yang menegang.
2. Gagal jantung
Meningkatnya tekanan darah menyebabkan otot jantung
bekerja lebih berat dalam memompa darah serta mengakibatkan otot
jantung kiri mengalami pembesaran sehingga terjadi gagal jantung.
Membesarnya otot jantung kiri disebabkan oleh kerja keras jantung
untuk memompa darah.
3. Kerusakan pada mata
Hipertensi mengakibatkan saraf dan pembuluh darah pada
bagian mata mengalami kerusakan.
4. Stroke
30
Tekanan darah tinggi mengakibatkan pecahnya pembuluh
darah keotak. Stroke dapat terjadi karena kurangnya oksigen keotak
dan aliran darah berkurang maka akan terjadi kematian jaringan.
2.5.8 Pencegahan
Mencegah lebih baik dari pada mengobati, berlaku pula untuk
penyakit hipertensi. Agar terhidar dari penyaki komplikasi yang dapat
ditimbulkan dari hipertensi, maka harus diambil tindakan pencegahan
yang baik dan benar. Hipertensi esensial tidak dapat diobati, namun
diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Cara
awalnya biasanya merubah pola hidup penderita :
A. Penderita hipertensi yang kelebihn berat badan harus mengurangi
berat badannya sampai batas ideal.
B. Merubah pola makan.
C. Olahraga.
D. Berhenti merokok.
Dengan demikian maka pencegahan perlu dilakukan bagi penderita
hipertensi agar tidak terjadi komplikasi yang membahayakan keselamat
dan nyawa penderita.
2.5.9 Penatalaksanaan
Terapi pada seseorang yang mempunyai hipertensi yaitu (Mulyanto,
2014) :
1. Penatalaksaan farmakologis
a. Simpatolitik
Simpatolitik penghambat adrenergik beta terdiri dari
penghambat adrenergik, adrenergik alfa, penghambat adrenergik
yang bekerja disentral simpatolitik. Selain itu dianggap sebagai
penghambat reseptor beta dan sebagai simpatolitik.
b. Penghambat adrenergik alfa
31
Penghambat adrenergik alfa bekerja dengan cara memblok
reseptor adrenergik dan mengakibatkan tekanan darah menurun
dan terjadi vasodilatasi pembuluh darah. Penghambat beta
menyebabkan penurunan lopoprotein berdensitas sangat rendah
yang bertanggung jawab didalam penimbunan lemak diarteri.
c. Diuretik
Hidroklorotiazid adalah obat yang berfungsi untuk mengobati
hipertensi. Hidroklorotiazid bisa diberika pada pasien yang
menderita hipertensi ringan. Banyak obat hipertensi bisa
menimbulkan retensi cairan, sehingga diuretik diberikan bersama
anti hipertensi.
d. Penghambat neuron adrenergik
Merupakan obat anti hipertensi yang kuat yang menghambat
neropinefrin menjadi berkurang dan menyebabkan baik curah
jantung maupun tahanan vaskuler perifer menurun.
e. Antagonis angiotensin
Obat dalam golongan ini menghambat enzim mengubah
angiotensin-converting enzyme yang nantinya akan menghambat
pembentukan angiotensin II dan menghambat pelepasan
aldosetron. Aldosetron meningkatkan retensi natrium dan eskresi
kalium. Jika aldosetron dihambat, natrium diekskresikan bersama-
sama dengan air. Kaptopril, enalapril, dab lisinopril adalah ketiga
antagonis angiotensin. Obat-obat ini dipakai pada pasien dengan
kadar renin serum yang tinggi.
f. Vasodilator arteriol yang bekerja langsung
Obat-obat tahap III yang bekerja dengan merelaksasikan otot-
otot polos pembuluh darah, terutama arteri sehingga
menyebabkan vasodilatasi.dengan terjadinya vasodilatasi, tekanan
darah akan menurun dan natrium serta air betahan, sehingga
terjadi edema perifer. Diuretik dapat diberikan bersam-sama
dengan vasodilator yang bekerja langsung untuk mengurangi
32
edema. Reflek takikardi disebabkan oleh vasodilatasi dan
menurunnya tekanan darah.
2. Penalatalaksanaan nonfarmakologis
a. Tembakau, natrium, dan alkohol harus dibatasi.
b. Penurunan berat badan.
c. Olahraga.
d. Mengurangi stres.
2.6 Konsep Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
33
2.6.2 Prinsip-Prinsip
a. Prinsip Gotong Royong, prinsip ini dapat diartikan bahwa peserta JKN
saling membantu dalam menanggung beban biaya jaminan, yang
mampu membantu yang kurang mampu, dan yang sehat membantu
yang sakit atau yang beresiko tinggi. Hal ini dapat terwujud karena
kepersertaan JKN bersifat wajib bagi seluruh penduduk yang
disesuaikan dengan tingkat pendapatan peserta.
b. Prinsip Nirlaba, berarti tujuan utama BPJS adalah memenuhi
kepentingan peserta BPJS agar dapat memberikan manfaat bagi peserta,
bukan untuk mencari laba/keuntungan.
c. Prinsip Keterbukaan, yang berati ada kemudahan dalam mengakses
tentang informasi BPJS. Informasi itu harus lengkap, benar, dan jeelas
bagi peserta.
d. Prinsip Kehati-hatian, berkaitan dalam pengelolaan dana dilakukan
dengan cermat, teliti, aman, dan tertib.
e. Prinsip Akuntabilitas, berarti dalam melaksanakan program dan dalam
pengelolaan dana dilakukan dengan akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
h. Prinsip Dana Amanat, Sumber dana yang berasal dari iuran peserta
merupakan titipan yang akan kembali digunakan untuk kepentingan
34
peserta.
2.6.4 Kepesertaan
35
JKN terdiri atas:
b Anggota TNI
c Anggota Polri
d Pejabat Negara
36
2.6.5 Prosedur Pendaftaran Peserta
Pendaftaran peserta PBI, yang terdiri atas Fakir Miskin dan Orang
Tidak mampu untuk dapat mejadi peserta, pendataan pesrta PBI ini
dilakukan oleh lembaga penyelenggara urusan Pemerintahan di bidang
statistik (Badan Pusat Statistik) yang diverifikasi dan divalidasi oleh
Kementerian Sosial. Peserta PBI juga dapat didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah berdasarkan SK Gubernur/Bupati/Walikota bagi Pemda
yang mengintegrasikan program Jamkesda ke program JKN.
b. Pendafataran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah / PPU
37
c. Pendaftaran bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah/PBPU
dan Bukan Pekerja
1) Pendaftaran PBPU dan Bukan Pekerja
38
2.6.6 Hak dan Kewajiban Peserta
a. Hak Peserta:
terpenuhi.
b. Kewajiban Peserta:
39
tempat bekerja, golongan, jenis kepesertaan, susunan keluarga, atau
ada anggota keluarga tambahan.
3) Melaporkan jika terjadi kerusakan atau kehilangan kartu identitas
peserta jaminan kesehatan.
2.6.7 Pembiayaan
a. Iuran
40
c. Besaran Iuran
4) Besaran iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah, peserta
pekerja bukan penerima upah serta iuran peserta bukan pekerja
adalah sebesar:
a) Sebesar Rp. 25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per
orang per bulan dengan manfaat non medis ruang
perawatan Kelas III.
b) Sebesar Rp. 42.500,- (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah)
per orang per bulan dengan manfaat non medis ruang
41
perawatan Kelas II.
42
menarik kesimpulan bahwa perilaku merokok adalah suatu aktivitas
menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan
menghembuskannya kembali keluar.
43
b) Kelompok yang heterogeny (merokok di tengah orang-orang
lain yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit
dan lain-lain).
2) Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi
a) Kantor atau di kamar tidur pribadi Perokok memilih
tempattempat seperti ini yang sebagai tempat merokok
digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan
diri, penuh rasa gelisah yang mencekam.
b) Toilet Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang
suka berfantasi.
d. Waktu merokok
Perilaku merokok dipengaruhi oleh keadaan yang dialaminya pada
saat itu, misalnya ketika sedang berkumpul dengan teman, cuaca yang
dingin, setelah dimarahi orang tua dan lain-lain.
Twiford & Soekaji (dalam Sulistyo 2009) menyatakan bahwa
setiap individu dapat menggambarkan setiap perilaku menurut tiga aspek
berikut:
a. Frekuensi
Sering tidaknya perilaku muncul mungkin cara yang paling
sederhana untuk mencatat perilaku hanya dengan menghitung jumlah
munculnya perilaku tersebut. Frekuensi sangatlah bermanfaat untuk
mengetahui sejauh mana perilaku merokok seseorang muncul atau
tidak. Dari frekuensi dapat diketahui perilaku merokok seseorang yang
sebenarnya sehingga pengumpulan data frekuensi menjadi salah satu
ukuran yang paling banyak digunakan untuk mengetahui perilaku
merokok seseorang.
b. Lamanya berlangsung
Waktu yang diperlukan seseorang untuk melakukan setiap tindakan
(seseorang menghisap rokok lama atu tidak). Jika suatu perilaku
44
mempunyai permulaan dan akhir tertentu, tetapi dalam jangka waktu
yang berbeda untuk masing-masing peristiwa, maka pengukuran
lamanya berlangsung lebih bermanfaat lagi. Aspek lamanya
berlangsung ini sangatlah berpengaruh bagi perilaku merokok
seseorang, apakah seseorang dalam menghisap rokoknya lama atau
tidak.
c. Intensitas
Banyaknya daya yang dikeluarkan oleh perilaku tersebut. Aspek
ini digunakan untuk mengukur seberapa dalam dan seberapa banyak
seseorang menghisap rokok. Dimensi intensitas mungkin merupakan
cara yang paling sebjektif dalam mengukur perilaku merokok
seseorang.
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, dapat diperoleh
kesimpulan bahwa aspek-aspek perilaku merokok menurut Aritonang
(1997) yaitu; fungsi merokok, intensitas merokok, tempat merokok dan
waktu merokok. Sedangkan aspek-aspek perilaku merokok menurut
Twiford & Soekaji (dalam Sulistyo, 2009) yaitu; frekuensi, lamanya
berlangsung dan intensitas.
Dari penjabaran aspek-aspek perilaku merokok dari beberapa
pendapat ahli di atas, peneliti akan menggunakan aspek-aspek perilaku
merokok menurut Aritonang sebagai indikator untuk penyusunan
skala, yaitu meliputi; fungsi merokok, intensitas merokok, tempat
merokok dan waktu merokok, karena aspek-aspek tersebut lebih rinci
sehingga diharapkan dapat mengungkapkan data lebih dalam tentang
perilaku merokok. Dari studi pustaka yang dilakukan peneliti, aspek-
aspek perilaku merokok menurut Aritonang juga banyak digunakan
dalam penelitian yang digunakan sebagai skala untuk mengukur
perilaku merokok seperti penelitian Sinapar (2015), Santoso (2015),
Perwitasari (2006).
2.7. 3 Faktor-faktor Perilaku Merokok
45
Subanada (2004) menyatakan faktor-faktor yang menyebabkan
perilaku merokok:
a. Faktor Psikologis
Merokok dapat menjadi sebuah cara bagi individu untuk santai dan
kesenangan, tekanan-tekanan teman sebaya, penampilan diri, sifat
ingin tahu, stres, kebosanan dan ingin kelihatan gagah merupakan hal-
hal yang dapat mengkontribusi mulainya merokok. Selain itu, individu
dengan gangguan cemas bisa menggunakan rokok untuk
menghilangkan kecemasan yang mereka alami. Menurut Yoder &
Staudohar (1982) mengatakan bahwa jika pencetus stres antara lain
permasalahan yang terjadi ditempat kerja, stres tersebut digolongkan
sebagai stres kerja. Menurut Anwar (1990) stres kerja adalah suatu
perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan
dalam menghadapi pekerjaannya.
b. Faktor Biologis
Faktor genetik dapat dapat mempengaruhi seseorang untuk
mempunyai ketergantungan terhadap rokok. faktor lain yang mungkin
mengkontribusi perkembangan kecanduan nikotin adalah merasakan
adanya efek bermanfaat dari nikotin. Proses biologinya yaitu nikotin
diterima reseptor asetilkotin-nikotinik yang kemudian membagi ke
jalur imbalan dan jalur adrenergenik. Pada jalur imbalan, perokok akan
merasakan nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok
akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan
mampu menekan rasa lapar. Di jalur adrenergik, zat ini akan
mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang
mengeluarkan sorotin. Meningkatnya sorotin menimbulkan rangsangan
rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. Hal inilah yang
menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok, karena sudah
ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti merokok rasa nikmat
yang diperolehnya akan berkurang.
46
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan berkaitan dengan penggunaan tembakau antara
lain orang tua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok,
reklame tembakau, artis pada reklame tembakau di media. Orang tua
memegang peranan terpenting, selain itu juga reklame tembakau
diperkirakan mempunyai pengaruh yang lebih kuat daripada pengaruh
orang tua atau teman sebaya, hal ini mungkin karena me mpengaruhi
persepsi remaja terhadap penampilan dan manfaat rokok.
Menurut Ronald (2013), faktor-faktor perilaku merokok dapat
dibagi dalam beberapa golongan sekalipun sesungguhnya faktor-faktor
itu saling berkaitan satu sama lain :
a. Faktor Genetik
Beberapa studi menyebutkan faktor genetik sebagai
penentu dalam timbulnya perilaku merokok dan bahwa
kecenderungan menderita kanker, ekstraversi dan sosok tubuh
piknis serta tendensi untuk merokok adalah faktor yang diwarisi
bersama-sama. Studi menggunakan pasangan kembar
membuktikan adanya pengaruh genetik, karena kembar identik,
walaupun dibesarkan terpisah, akan memiliki pola kebiasaan
merokok yang samabila dibandingkan dengan kembarnon-identik.
Akan tetapi secara umum, faktor turunan ini kurang berarti bila
dibandingkan dengan faktor lingkungan dalam menentukan
perilaku merokok yang akan timbul.
b. Faktor Kepribadian (personality)
Banyak peneliti mencoba menetapkan tipe kepribadian
perokok. Tetapi studi statistik tak dapat memberi perbedaan yang
cukup besar antara pribadi orang yang merokok dan yang tidak.
Oleh karena itu tes-tes kepribadian kurang bermanfaat dalam
memprediksi apakah seseorang akan menjadi perokok. Individu
agaknya bernafsu sekali untuk cepat berhak seperti orang dewasa.
47
Di perguruan tinggi individu biasanya memiliki 17 prestasi
akademik kurang, tanpa minat belajar dan kurang patuh pada
otoritas. Asosiasi ini sudah secara konsisten ditemukan sejak
permulaan abad ini. Dibandingkan dengan yang tidak merokok,
individu lebih impulsif, haus sensasi, gemar menempuh bahaya
dan risiko dan berani melawan penguasa. individu lebih mudah
bercerai, beralih pekerjaan, mendapat kecelakaan lalu lintas, dan
enggan mengenakan ikat pinggang keselamatan dalam mobil.
Banyak dari perilaku ini sesuai dengan sifat kepribadian extrovert
dan antisosial yang sudah terbukti berhubungan dengan kebiasaan
merokok.
c. Faktor Sosial
Beberapa penelitian telah mengungkap adanya pola yang
konsisten dalam beberapa faktor sosial penting. Faktor ini
terutama menjadi dominan dalam memengaruhi keputusan untuk
memulai merokok dan hanya menjadi faktor sekunder dalam
memelihara kelanjutan kebiasaan merokok. Kelas sosial, teladan
dan izin orangtua, jenis sekolah, dan usia meninggalkan sekolah
semua menjadi faktor yang kuat, tetapi yang paling berpengaruh
adalah jumlah teman-teman yang merokok. Diantaranya
menyatakan “tidak ada” temannya yang merokok, dibandingkan
dengan jumlah 62 persen perokok dikalangan individu yang
menjawab “semua” pada jumlah teman yang merokok. Ilustrasi
lain dari pengaruh sosial ini ditunjukkan oleh perubahan dalam
pola merokok dikalangan wanita berusia di atas 40 tahun. Bukan
saja jumlah perokok semakin banyak, tetapi perokok mulai
merokok pada usia lebih muda. Masa kini, terutama pada wanita
muda, pola merokok wanita sudah menyerupai pada laki-laki.
Perubahan ini sejalan dengan perubahan peran wanita dan sikap
masyarakat terhadap wanita yang merokok.
d. Faktor Kejiwaan (psikodinamik)
48
Dua teori yang paling masuk akal adalah bahwa merokok
itu adalah suatu kegiatan kompensasi dari kehilangan kenikmatan
oral yang dini atau adanya suatu rasa rendah diri yang tidak nyata.
Freud yang juga merupakan pecandu rokok berat, menyebut
bahwa sebagian anak-anak terdapat peningkatan pembangkit
kenikmatan di daerah bibir yang bila berkelanjutan dalam
perkembangannya akan membuat seseorang mau merokok. Ahli
lainnya berpendapat bahwa merokok adalah semacam pemuasan
kebutuhan oral yang tidak dipenuhi semasa bayi. Kegiatan ini
biasanya dilakukan sebagai pengganti merokok pada individu
yang sedang mencoba berhenti merokok.
e. Faktor Sensorimotorik
Buat sebagian perokok, kegiatan merokok itu sendirilah
yang membentuk kebiasaan tersebut, bukan efek psikososial atau
farmakologiknya. Sosok sebungkus rokok, membukanya,
mengambil dan memegang sebatang rokok, menyalakannya,
mengisap, mengeluarkan sambil mengamati asap rokok, aroma,
rasa dan juga bunyinya semua berperan dalam terciptanya
kebiasaan ini.
f. Faktor Farmakologis
Nikotin mencapai otak dalam waktu singkat, mungkin pada
menit pertama sejak dihisap. Cara kerja bahan ini sangat
kompleks. Pada dosis 24 sama dengan yang di dalam rokok, bahan
ini dapat menimbulkan stimulasi dan rangsangan di satu sisi tetapi
juga relaksasi disisi lainnya. Efek ini tergantung bukan saja pada
dosis dan kondisi tubuh seseorang, tetapi juga pada suasana hati
(mood) dan situasi. Oleh karena itu bila kita sedang marah atau
takut, efeknya adalah menenangkan.Tetapi dalam keadaan lelah
atau bosan, bahan itu akan merangsang dan memacu semangat.
Dalam pengertian ini nikotin berfungsi untuk menjaga
keseimbangan mood dalam situasi stres. Dari uraian di atas, dapat
49
disimpulkan bahwa menurut Subanada (2004) perilaku merokok
dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu: (1) psikologis meliputi: sifat ingin
tahu, stres, stres kerja, kebosanan dan ingin kelihatan gagah; (2)
faktor lingkungan meliputi: pengaruh orang tua yang merokok,
pengaruh saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok,
reklame tembakau dan artis pada reklame tembakau di media; (3)
dan faktor biologis meliputi: faktor genetik.
Ronald (2013) menyatakan bahwa perilaku merokok
dipengaruhi oleh faktor genetik, faktor kepribadian, faktor sosial,
faktor kejiwaan, faktor sensori motorik, dan faktor farmakologis.
Adapun faktor yang dipilih dalam penelitian ini ialah faktor
psikologis yang di dalamnya terdapat stres. Menurut Sopiah
(2011) stres ada dua macam yaitu eustres dan distres yang muncul
sebagai akibat reaksi seseorang terhadap pekerjaan dan lingkungan
kerjanya disebut stres kerja. Peneliti menjadikan stres kerja
sebagai variabel prediktor karena individu yang mengalami stres
kerja akan mempengaruhi perilakunya terhadap sesuatu, baik
terhadap pekerjaannya sendiri maupun relasi dengan orang lain,
bahkan terhadap kesehatan diri. Hal ini sejalan dengan penelitian
Kussrini (2014) yang menyatakan ada hubungan signifikan antara
stres kerja dengan perilaku merokok pada wanita karir. Penelitian
menunjukkan bahwa hubungan antara stres kerja dengan perilaku
merokok ada hubungan yang positif. Hal tersebut berarti semakin
tinggi stres kerja maka cenderung semakin tinggi pula perilaku
merokok pada wanita yang bekerja.
2.7.4 Dampak Rokok
Bahaya merokok bagi kesehatan menurut Tandra (2003) dalam
Poltekes Depkes Jakarta I (2012) adalah dapat menimbulkan berbagai
penyakit. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari
merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.
50
Rokok memiliki 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan
diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat
karsinogenik. Rokok memang hanya memiliki 8-20 mg nikotin yan
setelah dibakar 25 persennya akan masuk kedalam darah. Namun, jumlah
kecil ini hanya membutuhkan waktu 15 detik untuk sampai ke otak.
Dengan merokok mengurangi jumlah sel-sel berfilia (rambut
getar), menambah sel lendir sehinga menghambat oksigen ke paru-paru
sampai resiki delapan kali lebih besar terkena kanker dibandingkan
mereka yang hidup sehat tanpa rokok (Zulkifli, 2008).
Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh kebiasaan menghisap
rokok yang mungkin saja tidak terjadi dalam waktu singkat namun
memberikan perokok potensi lebih besar. Beberapa diantaranya antara
lain :
1. Impotensi
Merokok dapat menyebabkan penurunan seksual karena aliran darah ke
penis berkurang sehingga tidak terjadi ereksi.
2. Osteoporosis
Karbon monoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya angkat
oksigen darah perokok sebesar 15 persen, mengakibatkan karapuhan
tulang sehingga lebih mudah patah dan membutuhkan waktu 80
persen lebih lama untuk penyembuhan.
3. Pada Kehamilan
Merokok selama kehamilan menyebabkan pertumbuhan janin lambat dan
dapat meningkatkan resiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Resiko keguguran pada wanita perokok 2-3 kali lebih sering karena
karbon monoksida dalam asap rokok dapat menurunkan kadar
oksigen.
4. Jantung Koroner
Penyakit jantung adalah salah satu penyebab kematian utama di
indonesia. Sekitar 40 persen kematian disebabkan oleh gangguan
sirkulasi darah, dimana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner.
51
Perlu diketahui bahwa resiko kematian akibat penyakit jantung
koroner berkurang hingga 50% pada tahun pertama sesudah rokok
dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosit) dan pengapuran
dinding pembuluh darah (aterosklerosis), merokok jelas akan
merusak pembuluh darah perifer. Penyakit Pembuluh Darah Perifer
(PPDP) yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai
bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok
berat, biasanya akan berakhir dengan amputasi (PoltekesDepkes
Jakarta I, 2002).
5. Sistem Pernapasan
52
a. Urgency Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan dihubungkan
dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tuntuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
b. Seriousness Seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah lain
kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa
dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan
masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah
lain yang berdiri sendiri.
c. Growth Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk kalau dibiarkan.
53
Tabel 7.1 Pemberian skor prioritas masalah
5 Sangat Penting
4 Penting
3 Netral
2 Tidak Penting
1 Sangat Tidak Penting
2.9 Teori Fish Bone
Fishbone diagram (diagram tulang ikan) sering disebut juga
diagram Ishikawa atau cause–and–effect diagram (diagram sebabakibat).
Fishbone diagram adalah alat untuk mengidentifikasi berbagai sebab
potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut
melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah
kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur,
kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang
perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Diagram sebab-akibat menggambarkan garis dan simbol-simbol
yang menunjukkan hubungan antara akibat dan penyebab suatu masalah.
Diagram tersebut memang digunakan untuk mengetahui akibat dari suatu
masalah untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Dari akibat
tersebut kemudian dicari beberapa kemungkinan penyebabnya. Penyebab
masalah ini pun dapat berasal dari berbagai sumber utama, misalnya
metode kerja, bahan, pengukuran, karyawan, lingkungan, dan seterusnya.
Selanjutnya, dari sumber-sumber utama tersebut diturunkan menjadi
beberapa sumber yang lebih kecil dan mendetail, misalnya dari metode
kerja dapat diturunkan menjadi pelatihan, pengetahuan, kemampuan,
karakteristik. fisik, dan sebagainya. Untuk mencari berbagai penyebab
tersebut dapat digunakan teknik brain storming dari seluruh personel yang
terlibat dalam proses yang sedang dianalisis.
2.9.1 Langkah Menerapkan Diagram Sebab-Akibat
1. Menyiapkan sesi sebab-akibat
2. Mengidentifikasi akibat
3. Mengidentifikasi berbagai kategori
54
4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran
5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin.
2.9.2 Manfaat Diagram Sebab-Akibat
1. Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya untuk tujuan
perbaikan kualitas produk atau jasa, lebih efesien dalam
penggunaan sumber daya, dan dapat mengurangi biaya.
2. Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang
menyebabkan ketidaksesuaian produk atau jasa dan keluhan
pelanggan.
3. Dapat membuat suatu standardisasi operasi yang ada maupun
yang direncanakan.
4. Dapat memberikan pendidikan dan pelatihan bagi ke=aryawan
dalam kegiatan pembuataan keputusan dan melakukan tindak
perbaikan.
BAB III
55
METODE KEGIATAN
3.1 Analisi Situasi
3.1.1 Analisi Situasi Umum Puskesmas Gemarang
1. Puskesmas Gemarang
Puskesmas Gemarang adalah salah satu organisasi yang bersifat
fungsional. Puskesmas Gemarang sebagai unit pelaksanaan teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah Kecamatan
Gemarang.
2. Identitas Puskesmas Gemarang
Nama Puskesmas : Gemarang
Alamat Puskesmas : Jln. Tgp No.17
Desa/Kelurahan : Kel. Gemarang
Kecamatan : Gemarang
Kabupaten : Madiun
Kode Pos : 63156
No. Telp : 08113311884
No. Fax :-
Email :-
3. Karakteristik Puskesmas Kartoharjo
Letak Administrasi : Ibu kota Kecamatan
Ibu kota Kabupaten
Letak Geografis :
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Mejayan
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Saradan
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kare
56
Jenis Puskesmas Gemarang : Non Perawatan
Jumlah Bed :6
5. Visi, Misi, dan Strategi Puskesmas Gemarang
A. VISI & MISI
Visi : Terwujudnya Kecamatan Gemarang Lebih Sehat dan
Mandiri 2020.
Misi :
1. Meningkatkan derajat kesehatan keluarga melalui
peningkatan pelayanan kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat sadar gizi.
2. Peningkatan akses pelayanan kesehatan yang
bermutu, bermutu dan merata.
3. Peningkatan profesionalisme aparatur Puskesmas
Gemarang dalam rangka optimalisasi manajemen
pelayanan kesehatan.
57
No Jenis Tenaga Jumlah
Dokter Gigi 1
Perawat 24
Perawat Gigi 1
Bidan di Desa/Polindes 6
Apoteker/S1 Farmasi 0
Asisten Apoteker 1
Analisis Farmasi/AKAFARMA 0
Analisis Lab 1
Gizi 1
Sanitasi 1
S1 Kesehatan Masyarakat 1
Lain-lain 1
2 NON Pekarya/PCCP 2
KESEHATAN
TU/ADMINISTRASI 5
Keuangan 0
Sopir 1
Pesuruh 2
Lain-lain/Penjaga Malam 1
58
Tabel 3.2 Wilayah Kerja Puskesmas Gemarang
J Pend
u uduk
J
m
u
l L
m
a
l
No Desa h +
a
D
h L P
u P
K
s
k
u
n
1 2 3 4 5 6 7
1 Batok 6 1 2348
2 4
8 3 6
5 0 5
5 2 0
2 Dure 4 1 2479
2 4
nan 8 4 9
8 3 0
9 0 9
3 Gema 4 1 1925
1 3
rang 4 8 8
5 8 1
3 6 1
4 Nam 4 1 1934
1 3
pu 2 9 8
7 1 4
8 1 5
5 Seba 4 1 1534
1 3
yi 0 5 0
9 0 3
5 2 6
59
6 Tawa 7 2 3197
3 6
ngrej 5 1 3
o 1 3 3
2 3 0
7 Wino 4 2 2740
2 5
ng 0 6 4
3 8 2
8 5 5
Juml 3 1 15887
1 3
ah 5 2 5 1
0 5 4
9 6 5
2 8 5
60
Wilayah desa Nampu terdiri dari 04 RW dan 22 RT. Desa
Nampu sebagian besar dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
area persawahan Mata pencaharian penduduk Desa Nampu
sebagian besar adalah sebagai Petani. Adapun distribusi jumlah
KK (Kepala Keluarga) berdasarkan data sensus terakhir.
61
2. Demografi
62
e. Pengolahan data hasil survei di Desa Nampu.
f. Analisis data.
g. Identifikasi masalah kesehatan di Desa Nampu berdasarkan
analisis data.
h. Menyusun rencana program kesehatan atau alternatif
pemecahan masalah yang akan dilakukan melalui
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dengan tokoh-
tokoh masyarakat Desa Nampu.
i. Menentukan prioritas masalah dengan metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth).
j. Menentukan akar penyebab masalah dengan Diagram
Fishbone dan teori Lawrence Green.
k. Melaksanakan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan
program yang telah direncanakan dalam MMD.
l. Melaksanakan evaluasi sebagai tolak ukur keberhasilan
pelaksanaan suatu program dengan cara membandingkan
hasil dengan rencana indikator keberhasilan sebelum
dilaksanakan intervensi.
m. Penyusunan Laporan KKN Terpadu Tahun 2021 di Desa
Nampu dengan bimbingan dari Pembimbing Akademik
dan Pembimbing Lahan.
63
4. Keluarga yang mengikuti program keluarga berencana baru tercapai
57,43% dari target 100%
5. Bayi mendapatkan air susu ibu (ASI ekslusif) baru tercapai 78,40% dari
target 100%
3.3 Prioritas Masalah
Penentuan Prioritas Masalah dengan Menggunakan Metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth). Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas,
dapat ditentukan prioritas masalah melalui penghitungan dengan metode
USG (urgency, seriousness, growth) sebagai berikut:
No Masalah Urgency Seriously Growth Total
Nilai
1. Penderita Hipertensi 4 5 4 13
Berobat Teratur
2. Anggota keluarga 3 4 3 10
tidak ada yang
merokok
3. Keluarga sudah 3 3 3 9
menjadi anggota
JKN
4. Keluarga yang 2 3 3 8
mengikuti program
berencana
5. Bayi mendapatkan 2 3 3 8
air susu ibu (asi
ekslusif)
64
2 = Kurang 2 = Kurang Serius 2 = Kurang
Mendesak Berkembang
3 = Cukup Mendesak 3 = Cukup Serius 3 = Cukup
Berkembang
4 = Mendesak 4 = Serius 4 = Berkembang
Mendesak Berkembang
Tabel 3.14Keterangan USG (Urgency, Seriousnesns, Growth)
65
3.4 Analisi Penyebab Masalah
Analisis Penyebab Masalah Program Kegiatan Keperawatan
Terdapat beberapa akibat yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan
yaitu diantaranya:
1. Penderita Hipertensi Berobat Teratur
Belum semua
Rendahnya
Leaflet/Promo masyarakat menyadari
kemampuan
si kurang pentingnya mengontrol
finansial
tekanan darah
Penderita Hipertensi yang
berobat teratur baru tercapai
baru 36,7 % di Desa Nampu dari
target 100%
Kurangnya Tempat
Bahasa
dukungan yang di pelayana
Lingkunga
Alat
Metod
66
Berdasarkan diagram sebab akibat (fise bone) di atas dengan masalah kesehatan
penderita hipertensi yang tidak berobat teratur yang berada di Masyarakat Desa Nampu
Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun antara lain : belum semua masyarakat menyadari
pentingnya mengontrol tekanan darah dan leaflet atau promosi yang kurang.
metode perilaku
Lingkungan
Kurangnya
Kurangnya penyuluhan Kurangnya
kesadaran
tentang bahanya merokok dukungan dari
dalam pola Anggota keluarga yang
keluarga
hidup sehat tidak merokok baru
tercapai baru 55,4 % di
Desa Nampu dari target
100%
Rendahnya tingkat
Belum adanya Leaflet dan promosi
pengetahuan akan
kawasan anti yang kurang
bahaya rokok
merokok
untuk prokok aktif
Bahan
material
Manusia
67
6) Leaflet dan promosi yang kurang
Berdasarkan Diagram Sebab – akibat di atas (fise bone) di atas dengan masalah kesehatan
Anggota keluarga yang merokok aktif yang berada di Masyarakat Desa Nampu Kecamatan
Gemarang Kabupaten Madiun antara lain : kurangnya penyuluhan tentang bahay merokok,
kurangnya kesdaran pola hidup sehat, rendahnya tingkat pengetahuan akan bahaya rokok
untuk proko aktif dan leaflet /promosi yang kurang.
Perilaku Manusia
Kurangnya
Kurangnya Rendahnya persepsi
pengetahuan
keperdulian dengan masyarakat akan
Keluarga sudah menjadi
masyarakat tentang
kesehatan jaminan kesehatan anggota JKN baru tercapai
jaminan kesehatan baru 36,7 % di Desa Nampu
dari target 100%
Dana
Masalah yang terdapat di masyarakat pada Keluarga sudah menjadi anggota JKN:
1) Kurangnya keperdulian dengan kesehatan
2) Rendahnya persepsi masyarakat akan jaminan kesehatan
3) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang jaminan kesehatan
4) Kurangnya penyuluhan tentang Jaminan Kesehatan
5) Leaflet /promosi yang Kurang
68
6) Keterbatasan perekonomian masyarakat untuk mendaftar ke Jaminan Kesehatan
Berdasarkan diagram sebab – akibat (fish bone) di atas masalah kesehatan pada
keluarga yang belum menjadi anggota JKNyang berada di masyarakat Desa Nampu
Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun antara lain :kurangnya keperdulian dengan
kesehatan, rendahnya persepsi masyrakat akan Jaminan Kesehatan, kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang Jaminan Kesehatan, Leaflet /promosi yang Kurang,
keterbatasan perekonomian masyarakat untuk mendaftar ke Jaminan Kesehatan.
69
sudah pengetahuan dan tentang
menjadi pemahaman tentang pentingnya
anggota pentingnya Jaminan Jaminan
JKN Kesehatan Nasional Kesehatan
(JNK) Nasional (JNK)
3. Anggota 1. Untuk meningkatkan 1. Memberikan
keluarga pengetahuan dan edukasi tentang
tidak ada pemahaman bahaya bahaya merokok.
yang merokok
merokok 2. Untuk meningkatkan
motivasi masyarakat
untuk berhenti
merokok.
70
hipertensi
Diet hipertensi
2) Memberikan motivasi
melalui video
3) Memberikan terapi
senam
2. Penyuluhan edukasi tentang pentingnya Mengadakan penyuluhan
Jaminan Kesehatan Nasional tentang pentingnya
Hari,Tanggal: Rabu, 03 – Maret - 2021 hipertensi :
Waktu : Pengertian Jaminan
Tempat : Balai Desa Nampu Kesehatan Mayarakat
Manfaat Jaminan
Kesehatan Nasional
Syarat pendaftran
Jaminan Kesehatan
Nasional
Prosedure
Pendaftaran Jaminan
Kesehatan Nasional
Hak dan Kewajiban
Peserta Jaminan
Kesehatan Nasional.
3. Penyuluhan edukasi tentang bahaya Mengadakan penyuluhan
merokok tentang bahaya merokok :
Hari, Tanggal: Sabtu, 27 – Febuari - 2021 Pengertian merokok
Waktu : 09.30 – selesai Zat zat yang
Tempat : Balai Desa Nampu terkandung dalam
rokok
Bahaya yang
ditimbulkan akibat
merokok
71
Cara mengurangi
efek merokok
Alasan harus
menghindari
merokok
Cara pencegahan
merokok
Kiat kiat berhenti
merokok
Pengaruh rokok
terhadap lingkungan
72
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hipertensi
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh kelompok KKN (Kuliah Kerja Nyata)
Desa Nampu terdapat warga yang menderita hipertensi 37,7% dari seluruh jumlah penduduk.
Maka dari itu untuk mengurangi angka kejadian terjadinya hipertensi di Desa Nampu
kelompok mahasiswa kuliah kerja nyata memberikan intervensi tentang penyuluhan penyakit
hipertensi di posyandu lansia dan penyebaran leaflet tentang hipertensi kepada masyarakat
Desa Nampu. Dengan rincian hasil intervensi sebagai berikut:
Hipertensi yang biasa disebut tekanan darah tinggah yaitu suatu kondisi medis
dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang
lama) yang mengakibatkan kesakitan bahkan kematian. Seseoraang dikatakan menderita
tekanan darah tinggi apabila tekanan darah sitolik >140 mmHg dan sistolik >90 mmHg
(Manuntung, 2018).
Penyuluhan pada masyarakat tentang hipertensi yang dilakukan di desa Nampu
dengan media power point dan penyebaran leaflet pada masyarakat untuk memudahkan
masyarakat dalam memahami topik yang akan diberikan serta kelompok berharap masyarakat
mengerti tentang penyakit hipertensi lebih dalam.
4.2 Jaminan Kesehatan Nasional /JKN
73
Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan oleh kelompok KKN (Kuliah Kerja Nyata) Didesa
Nampu kecamatan Gemarang kabupaten Madiun terdapat masyarakat yang menggunakan
fasilitas negara yaitu JKN sebanyak 41,18% dari seluruh jumlah masyarakat yang disurvei.
Maka dari itu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat jaminan
kesehatan nasional di Desa Nampu maka kelompok mahasiswa kuliah kerja nyata
memberikan intervensi yaitu penyuluhan tentang pengetahuan masyarakat tentang jaminan
kesehatan nasional di desa Nampu. Dengan rincian hasil intervensi sebagai berikut:
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari program Sistem Jaminan
Kesehatan Nasional (SJSN). Berdasarkan Undang-Undang No. 40 tahun 2004, SJSN
diselenggarakan oleh beberapa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yaitu Perusahaan
Perseroan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Perusahaan Perseroan Dana Tabungan
dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen), Perusahaan Perseroan Asuransi Sosial Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI), dan Perusahaan Perseroan Asuransi Kesehatan
Indonesia (Askes).
Penyuluhan tentang pengetahuan masyarakat tentang jaminan kesehatan nasional yang
dilakukan di desa Nampu dengan media penyebaran leaflet dan juga penjelasan melalui power
point yang dapat memudahkan masyarakat dalam memahami topik yang akan diberikan serta
kelompok berharap masyarakat mampu sedikit mengerti manfaat dari jaminan kesehatan
nasional.
4.3 Merokok
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN)
di Desa Nampu Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun terdapat keluarga tidak ada yang
merokok sebanyak 56,27% dari seluruh jumluh penduduk. Maka dari itu untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya merokok di Desa Nampu Kecamatan
Gemarang Kabupaten Madiun kelompok mahasiswa KKN memberikan intervensi yaitu
dengan cara melakukan penyuluhan dan penyebaran leaflet tentang bahaya merokok kepada
masyarakat di Desa Nampu Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun. Dengan rincian hasil
intervensi sebagai berikut :
74
Menurut Aula (2010) perilaku merokok merupakan suatu fenomena yang muncul
dalam masyarakat, dimana sebagian besar masyarakat sudah mengetahui dampak negatif
merokok, namun bersikeras menghalalkan tindakan merokok. Menurut Levy (1984) perilaku
merokok adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisap
rokok ke dalam tubuh serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang
disekitarnya.
Penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya merokok di Desa Nampu Kecamatan
Gemarang Kabupaten Madiun yang dilakukan dengan penjelasan melalui media power point
dan penyebaran leafleat yang akan mempermudah masyarakat untuk memahami topik yang
akan diberikan serta kelompok berharap masyarakat mampu mengerti tentang bahaya
merokok.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari diskusi oleh kelompok 5 pada desa nampu kecamatan gemarang dapat
disimpulkan bahwa:
a. Berdasarkan hasil analisa data masalah yang ada di desa nampu yang pertama penderita
hipertensi yang berobat teratur 37,7% dari target 100%. Solusi yang diberikan
penyuluhan, memberikan motivasi melalui video dan melakukan senam.
b. Masalah yang kedua dari desa nampu yaitu keluarga sudah menjadi anggota jaminan
kesehatan (JKN) 41,18% dari target 100%. Solusi yang diberikan yaitu memberika
sosialisasi tentang pentingnya jaminan kesehatan masyarakat agar mencapai target yang
diinginkan.
c. Masalah yang yang tiga dari desa nampu yaitu anggota keluarga tidak ada yang merokok
56,27% dari target 100%, solusi yang diberikan yaitu dengan memberikan motivasi untuk
berhenti merokok.
d. Masalah yang ke empat dari desa nampu yaitu keluarga mengikuti program keluarga
berencana (KB) 57,43% dari target 100%.
75
e. Masalah yang ke empat dari desa nampu yaitu bayi mendapatkan air susu ibu (ASI)
eksklusif 78,40% dari target 100%.
5.2 SARAN
untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada di Desa Nampu yaitu :
a. Bagi petugas puskesmas, melakukan peningkatan program penyuluhan secara
berkesinambungan dan diperbarui agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
semakin tinggi dan beragam.
b. Bagi masyarakat di Desa Nampu, peningkatan kesadaran atau pemahaman masyarakat
tentang betapa pentingnya tentang kesehatan.
c. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa STIKES BHM Madiun,
dan dapat melakukan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat serta dapat di jadikan
sebagai panduan kkn selanjutnya.
d. Bagi instansi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, sebagai pengapdian penelitian dan
masyarakat maupun mahasiswa.
76
Lampiran
Masalah : Hipertensi
Waktu : 45 Menit
Pemateri : Gading
A. Latar Belakang
77
darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015) menyatakan 1,3
Milyar orng di Dunia menderita Hipertensi data itu mengartikan 1 dari 3 orang di
Dunia terdiagnosis menderita Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun
2018 Hipertensi mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas 2013
dari 25,8% menjadi 34,1%.
B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus
2. Menyebutkan penyebab
78
3. Menyebutkan tanda dan gejala
D. Materi Penyuluhan
Terlampir
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
1. Leaflet
79
G. Kegiatan penyuluhan
Kegiatan
1. Pembukaan 3 1. Mengucapkan salam 1. Menjawa Kata-kata/
b salam kalimat
Menit 2. Memperkenalkan diri
2. Mendengarka
3. Menyampaikan
n dan
tentang tujuan pokok
menyimak
materi
3. Bertanya
4. Meyampakaikan
mengenai
pokok pembahasan
perkenalan dan
5. Kontrak waktu
tujuan jika ada
yang kurang
Jelas
2. Pelaksanaan 12 Penyampaian Materi 1. Mendengarka Leaflet
n dan video
Menit 1. Menjelaskan
menyimak
pengertian
2. Bertanya
2. Menjelaskan
mengenai hal-
penyebab
hal yang belum
3. Menjelaskan tanda
jelas dan
dan gejala
dimengerti
4. Menjelaskan faktor
3. Mendengarkan
resiko
video
5. Menjelaskan upaya
4. Mengikuti
pencegahan
senam dengan
6. Memberikan
baik.
motivasi berupa
video.
7. Memberikan terapi
senam sebagai
80
upaya penurunan
tekanan darah.
3. Penutup 5 1. Tanya jawab 1. Sasaran dapat Kata-kata/
menjawab kalimat
Menit 2. Memberikan
tentang
kesempatan pada
pertanyaan
peserta untuk
yang diajukan
bertanya
2. Mendengar
3. Melakukan evaluasi
3. Memperhatikan
4. Menyampaikan
kesimpulan materi 4. Menjawab
5. Mengakhiri salam
pertemuan dan
mengucapkan salam
81
H. Evaluasi
a. Evaluasi struktur pengunaan media yang di gunakan sudah lengkap kondusif, pemateri
menguasi materi mampu menyampaikan informasi dengan baikkepada peserta, peserta
berperan aktif selama proses penyuluhan.
b. Evaluasi proses, proses penyuluhan dapat terlaksana dengan baik, perserta kooperatif
dan aktif dalam berpatisipasi selama proses penyuluhan, suasana penyuluhan kondusif.
c. Evaluasi hasil, peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan yang di berikan
pemateri dengan benar.
82
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
B. Penyebab
Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
2. Sering gelisah
3. Wajah merah
83
5. Mudah marah
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Sesak napas
D. Faktor resiko
a. Jenis kelamin
84
orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari
orang yang berusia lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan
berkembang pada umur lima puluhan dan enam puluhan. Dengan
bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi (Suzanne &
Brenda, 2001).
c. Keturunan (Genetik)
a. Obesitas
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori
sehingga mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya
aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat.Obesitas dapat memperburuk
kondisi lansia.Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai
penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi. (Aisyah,
2009)
b. Kebiasaan Merokok
85
hormon epinefrin juga dikenal sebagai adrenalin yang menyebabkan
pembuluh darah mengerut (Aisyah, 2009).
c. Mengkonsumsi garam berlebih
86
d. Stres
E. Upaya Pencegahan
2. Hindari Kegemukan
4. Hindari stress
7. Istirahat cukup
87
F. Diet Hipertensi.
1. Pengertian.
Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang bertujuan untuk
membatu menurunkan takanan darah dan mempertahankan tekanan darah
menuju normal, selain itu diet hipertensi juga bertujuan untuk menurunkan
factor resiko hipertensi lainnya seperti berat badan berlebih, tinggi kolestrol
dan Asam Urat dalam darah.
2. Tujuan.
1. Pisang
5. Susu Skim
6. Oatmeal
7. Ikan
88
4. Makanan yang di Hindari /Dibatasi
3. Makanan Berlemak
5. Contoh jus Penurun Hipertensi yang mudah di buat dan di peroleh bahan –
bahan nya :
1. Jus Apel dan Seledri
3- 4 iris belimbing buah di tambah 5-7 iris mentimun segar bisa di tambah
perasan jeruk nipis sesuai selera
3. Jus timun Seledri
89
90
91
WASPADAI HIPERTENSI darah diastolic lebih dari
KENDALIKAN TEKANAN 90mmhg
Apa yang menyebabkan
DARAH
Hipertensi ?
Mengendalikan Hipertensi:
Gaya Hidup tidak Sehat
Gaya hidup sehat dan
1. Konsumsi garam
minum obat secara
berlebih
teratur,Pengobatan secara
2. Merokok
teratur adalah :
3. Minum –
Meminum obat
minuman
secara teratur sesuai
beralkohol
rekomendasi Dokter.
4. Kurang Olah Raga
Melakukan control
Kegemukan
teratur.
Stress /Banyak pikiran
Mulai masak sendiri
Umur dan jenis kelamin
makanan di
Keturunan/ Riwayat
Rumah keluarga
Olahraga
Apakah Gejala Hipertensi ?
Jaga pikiran sampai
Stress Sakit kepala
Rasa Berat di Tengkuk
APAKAH TEKANAN Keletihan / mudah lelah
DARAH TINGGI / Telinga berdenging
HIPERTENSI ITU ? Sulit tidur
92
Rasa sakit di dada
Penglihatan kabur
Jantung berdebar _
debar
mimisan
1.Penyakit jantung.
2. Gangguan syaraf
3. Gangguan otak/ Stroke
4. Kerusakan Ginjal
93
Bagaimana pengobatannya ? MAKANAN YANG DI HINDARI : 2-3 sendok irisan batang dan daun
seledri
1. Pengobatan Farmakologis 1. Garam
Menggunakan obat –obatan sesuai 2. Makanan yang banyak
indikasi / resep dokter mengandung Gula
2. Pengobatan Non farmakologis 3. Makanan berlemak
Menurunkan berat – badan 4. Minuman beralkohol
Diet Rendah Garam dan Lemak 5. Ikan
Menghindari Stress JUS PENURUN HIPERTENSI YANG
Olahraga/ Aktifitas Fisik MUDAH DI BUAT DAN DIPEROLEH
Dukungan Keluarga. BAHAN – BAHANNYA :
95
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar Belakang
Kebijakan pemerintah tentang system jaminan sosial perlu diketahui
dan dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu perlu
dilakukan penyebarluasan informasi melalui sosialisasi kepada semua
pemangku kepentingan dan masyarakat umum. Program JKN hadir dalam
pelayanan kesehatan karena perintah peraturan perundang-undangan.
Peraturan perundang-undangan mengatur dengan rinci tujuan, prinsip, para
pelaku dan tata kelola JKN dalam dalam satu kesatuan penyelengaraan
program jaminan sosial yaitu system jaminan sosial nasional. Hal ini
berbeda dengan penyelenggaraan program jaminan asuransi privat atau
komersial. BPJS kesehatan sebagai salah satu bagian dari JKN,
membangun jaringan fasilitas kesehatan dengan cara bekerjasama dengan
fasilitas kesehatan milik pemerintah atau swasta untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan bagi peserta JKN dan keluargannya. BPJS sebagai
bagian dari JKN akan memberikan manfaat perlindungan sesuai dengan
hak dan ketentuan berlaku. Hak diperoleh setelah dilakukan kewajiban
membayar iuran.
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Semua anggota keluarga mengerti dan memahami penjelasan yang
diberikan mengenai penggunaan JKN dan mampu menggunakan dan
memenfaatkan fasilitas kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah
(JKN).
C. Tujuan Instruksion al Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang JKN anggota keluarga
diharapkan mampu:
Keterangan
Penyuluh
F. Media
1. Leaflet
G. Pengorganisasian
Penyuluh : Gading
H. Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan Media
1. Pembuk 5 menit - Memberikan salam
aan - Memberitahu materi yang akan
disampaikan
2. Pelaksa 10 menit - Menjelaskan pengertian JKN
naan - Menjelaskan manfaat JKN
- Menjelaskan syarat pendaftaran
JKN Leaflet
- Menjelaskan prosedur
pendaftaran JKN
- Menjelaskan hak dan kewajiban
peserta JKN
3. Evaluasi 5 menit - Meminta anggota keluarga
untuk menjelaskan kembali
mengenai JKN
- Meminta anggota keluarga
untuk menyebutkan kembali
sedikit yang telah dijelaskan
4. Penutup 5 menit - Menyimpulkan materi
penyuluhan yang telah
disampaikan
- Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah
di berikan kepada anggota
keluarga
- Mengucapkan salam
I. Evaluasi
1. Standar persiapan : Alat, pengaturan tempat, kesiapan materi
2. Standar proses : Strategi yang digunakan dalam penyuluhan
3. Standar hasil : Kriteria hasil yang diharapkan dalam memberikan
penyuluhan
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan JKN?
2. Apa saja manfaat JKN?
3. Apa saja syarat pendaftaran JKN?
4. Bagaimana prosedur pendaftaran JKN?
5. Apa saja hak dan kewajiban peserta JKN?
J. Lampiran
1. Leaflet
2. Materi
K. Daftar Pustaka
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
MATERI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
A. Pengertian JKN
JKN adalah program pemerintah yang bertujuan memberikan kepastian
jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk
dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera.
B. Manfaat JKN
Manfaat komprehensif: promotif dan preventif (personal), kuratif dan
rehabilitatif sesuai indikasi medis
VI. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
VII. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
IX. EVALUASI
a. Evaluasi struktur pengunaan media yang di gunakan sudah lengkap
kondusif, pemateri menguasi materi mampu menyampaikan informasi
dengan baikkepada peserta, peserta berperan aktif selama proses
penyuluhan.
b. Evaluasi proses, proses penyuluhan dapat terlaksana dengan baik, perserta
kooperatif dan aktif dalam berpatisipasi selama proses penyuluhan, suasana
penyuluhan kondusif.
c. Evaluasi hasil, peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan yang di
berikan pemateri dengan benar.
X. LAMPIRAN MATERI
a. Pengertian Merokok
Merokok adalah menghisap zat-zat yang dapat menimbulkan
gangguan pada organ tubuh
b. Zat-zat yang terkandung dalam rokok
1. Nikotin
Nikotin itu sendiri apabila diisap akan merangsang keluarnya
hormone adrenalin dan horman non adrenalin, yaitu hormon yang
mengakibatkan naiknya frekuensi denyut jantung dengan sendirinya
akan menaikkan kebutuhan energi.
2. Tar
Cairan kental berwarna coklat tua atau hitam didapattkan
dengan cara distilasi kayu dan arang juga dari getah tembakau. Zat
inilah yang menyebabkan kanker paru-paru. Zat berbahaya ini berupa
kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru-paru dan
sistem pernapasan sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis,
emfisema, dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kanker
paru-paru.
c. Bahaya yang ditimbulkan akibat merokok
1. Rambut rontok
Rokok memperlemah system kekebalan sehingga tubuh lebih
rentan terhadap penyakit yang menyebabkan rambut rontok,
sariawan mulut ,dll.
2. Katarak
Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu
memutihnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya dan
menyebabkan kebutaan, 40 % lebih terjadi pada perokok. Rokok
dapat menyebabkan katarak dengan 2 cara, yaitu cara mengiritasi
mata dan dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh
aliran darah dibawa sampai ke mata. Merokok dapat juga
dihubungkan dengan degrasi muscular yang berhubungan dengan
usia tua yaitu penyakit mata yang tak tersembuhkan yang
disebabkan oleh memburuknya bagian pusat retina yang disebut
Mucula. Mucula ini berfungsi untuk memfokuskan pusat penglihatan
di dalam mata dan mengontrol kemampuan membaca, mengendarai
mobil, mengenal wajah dan warna dan melihat objek secara detail.
3. Kulit keriput
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena
rusaknya protein yang berguna untuk menjaga elastisitas kulit,
terkikisnya vitamin A, terhambatnya aliran darah. Kulit perokok
menjadi kering dan keriput terutama disekitar bibir dan mata.
4. Hilangnya pendengaran
Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya endapan
pada dinding pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran
darah ke dalam telinga bagian dalam . perokok dapat kehilangan
pendengaran lebih awal dari pada orang yang tidak merokok atau
lebih mudah kehilangan pendengaran karena infeksi telinga atau
suara yang keras. Resiko untuk terkena infeksi telinga bagian tengah
yang dapt megarah kepada kompliksi yang lebih jauh disebut
Meningitis dan Paralysis wajah bagi perokok 3 kali lebih besar dari
pada orang yang tidak merokok.
5. Kanker kulit
Merokok tidak menyebabkan melanoma ( sejenis kanker kulit
yang kadang-kadang menyebabkan kematian ) tetapi merokok
mengakibatkan meningkatnya kemungkinan kematian akibat
penyakit tersebut. Ditengarai bahwa perokok berisiko menderita
Custaneus Scuamus Cell Cancer sejenis kanker yang meninggalkan
bercak merah pada kulit 2 kali lebih besar dibandingkan dengan non
perokok.
6. Caries
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut
membentuk plak yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning dan
terjadinya caries, perokok berisiko kehilangan gigi mereka 1,5 kali
lipat.
7. Enfisema
Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema
yaitu pelebaran dan rusaknya kantong udara pada paru-paru yang
menurunkan kapasitas paru untuk menghisap oksigen dan
melepaskan CO 2. Pada kasus yang parah dugunakan Tracheotomy
untuk membantu pernafasan pasien. Ibarat suatu asyatn untuk lubang
ventilasi pada tenggorokan sebagai jalan masuk udara ke dalam paru-
paru. Pada kasus Bronkhitis kronis terjadi penumpukan muncus
sehingga mengakibatkan batuk yang terasa nyeri dan kesulitan
bernafas.
8. Kerusakan paru
Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula
menyebabkan batuk. Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru
yang menurunkan kapasitas paru dan oksigen untuk melepas O2. bila
keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan lender sehingga
mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan bernafas.
9. Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit
jantung. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar
untuk penyakit ini. Telah ditetapkan bahwa asap rokok mengandung
lebih dari 40 macam zat racun. Kemungkinan timbulnya kanker paru
dan jantung pada perokok 22 kali lebih besar dariyang tidak
merokok.
10. Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang
banyak terdapat pada gas buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah
terikat pada darah dari pada oksigen sehingga kemampuan darah
untuk mengangkat oksigen turun 15% pada perokok. Akibatnya
tulang pada perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah
patah atau retak dan penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok jiga
menjadi lebih rentan terhadap masalah tulang punggung. Perokok
juga menjadi lebih retan terhadap masalah tulang punggung. Sebuah
studi menunjukkan bahwa buruh pabrik yang merokok 5 kali lebih
banyak mengalami nyeri punggung setelah terjadi trauma.
11. Penyakit jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh
penyakit kardiovaskuler. Pemakaian tembakau adalah salah satu
factor resiko terbesar untuk penyakit ini. Di Negara yang sedang
berkembang penyakit membunuh lebih dari satu juta orang setiap
tahun. Penyakit kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian
tembakau di Negara-negara maju membunuh lebih dari 600.000
orang setiap tahun. Rokok menyebabkan jantung berdenyut lebih
cepat, menaikkkan tekanan darah dan meningkatkan resiko
terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri yang akhirnya
menyebabkan serangan jantung dan stroke.
12. Tukak lambung
Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri
yang menyebabkan tukak lambung juga meminimalisasi kemampuan
lambung untu menetralkan asam lambung setelah makan sehingga
sisa asam akan mengerogoti dinding lambung. Tukak lambung yang
diderita para perokok lebih sulit dirawat dan disembuhkan.
13. Diskolori jari-jari
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari
dan kuku yang meninggalkan warna coklat kekuningan.
14. Kanker uterus
Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok
meneyebabkan timbulnya masalah kezsuburan pada wanita dan
berbagai komplikasi selama masa kehamilan dan kelahiran bayi.
Merokok selama masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran
bayi dengan BBLR dan masalah kesehatan sesudahnya. Kegagalan
hamil atau abortus terjadi 2-3 kali lebih besar pada wanita perokok.
Angka yang sama berlaku juga untuk kelahiran atau kematian karena
kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang menjadi abnormal
karena tercemar oleh Karbon Monoksida dan Nikotin dalam asap
rokok. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death) juga
dihubungkan dengan pemakaian tembakau. Tambahan pula, rokok
dapat menurunkan kadar estrogen yang menyebabkan terjadinya
menopause dini.
15. Kerusakan sperma
Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan
kerusakan pada DNAnya sehiungga mengakibatkan aborsi. Beberapa
studi menemukan bahwa pria yang merokok meningkatkan resiko
menjadi ayah dari anak yang berbakat kanker. Rokok juga
memperkecil jumlah sperma dan infertilitas banyak terjadi pada
perokok.
16. Penyakit Buerger
Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di
kaki, yang mengakibatkan terhambatnya aliran darah. Dan jika
dibiarkan tanpa perawatan akan mengarah ke gangrene (matinya
jaringan tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.
e. Cara mengurangi efek jelek dari rokok
1. Kurangi jumlah rokok yang diisap perharinya
2. Jangan menghisap asap dalam-dalam
3. Tinggalkan puntung rokok sejauh mungkin (jangan menghisap
sampai habis)
4. Melepaskan rokok dari bibir diantara tiap sedotan
5. Memakai rokok yang berfilter, pipa atau cerutu.
f. Alasan harus menghindari rokok
1. Melemahkan pikiran, ketagihan, cemas dan gelisah
2. Kita akan mempunyai kebugaran dan penampilan yang segar
3. Akan menghemat uang
4. Asap rokok akan merusak kesehatan keluarga dan lingkungan
5. Tidak menambah polusi alam dan turut memelihara kesehatan
lingkungan dengan udara bersih.
g. Cara mencegah merokok
1. Agar dibuat peta merokok selama 20 jam
2. Setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan pada saat
itu. Hal ini agar dilakukan setiap merokok dalam satu hari.
3. Peta dan situasi ketika merokok agar dicatat dan dipelajari
4. Untuk menghitung jumlah rokok setiap hari agar dicatat pada setiap
dimana kita menikmati
5. Merubah situasi merokok. Apakah merokok ketika jenuh, konsentrasi
penuh, istirahat, minum dengan teman, dan sesudah makan?
6. Sekarang perlu dipertimbangkan untuk melakukan kegiatan lain pada
situasi tersebut diatas untuk merubah kebiasaan merokok pada saat
itu
7. Apabila jenuh, tanganipekerjaan yang sudah lama tertunda
8. Apabila konsentrasi, kunyah sebatang wortel atau apel
9. Luangkan lebih bannyak waktu dengan orang yang tidak merokok
dan mendiskusikan masalah menarik yang sedang terjadi
10. Setelah makan, jalan-jalan atau membaca buku.
Mulyanto, J. dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk hasil
yang Diharapkan. Indonesia: CV Pentasada Media Edukasi.
Rohman, M., zaman, M., islam, J, Y., Chowdhury, J., Ahsan, H,N., Rahman, R., Et
al. (2017). Prefalenc, treatmen paterns, N risk Factor OF Hipertension and pre –
Hipertension among bangladeshi adults. Journal of human Hipertension, 32, 334-
348. Accessedon december 18, 2020. Doi : 10. 1038/s41371-017-001