“PAIN”
Disusun Oleh:
Kelompok 1
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita, sehingga tugas asuhan keperawatan gerontik tentang “Pain” dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Tugas ini juga yang harus dikerjakan untuk sarana
pembelajaran bagi kita.
Terimakasih kepada Bu Asrina Pitayanti,S.Kep.,Ns.,M.Kes Selaku dosen
Keperawatan Gerontik dan juga kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
tugas ini. Semoga isi dari tugas ini dapat berguna bagi kita dan dapat menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai asuhan keperawatan gerontik.
Selayaknya manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan, maka dalam
pembuatan tugas ini masih banyak yang harus di koreksi dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat dianjurkan guna memperbaiki kesalahan dalam tugas
ini. Demikian, apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam isi tugas ini, penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman “nyeri” adalah bagian dari kebutuhan fisiologis
menurut Hierzuki Maslow. Kebutuhan rasa nyaman “nyeri” diperlukan untuk proses
kehidupan manusia. Nyeri adalah suatu mekanisme nyeri proteksi bagi penderita yang
timbul bilamana jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rasa nyeri tersebut yang sedang dialami oleh individu tersebut khususnya
pada lansia.
Lansia adalah tahap akhir perkembangan pada tahap akhir pada daur kehidupan
manusia dan ditandai dengan gagalnya seseorang untuk mempertahankan keseimbangan
kesehatan dan kondisi stress fisiologinya, lansia juga erkaitan dengan penurunan daya
kemampuan untuk hidup.
Lansia yang menagalami rasa nyeri dikarenakan faktor usia dan penurunan fungsi
tuuh, sebagai perawat untuk mengatasi pasien lansia dengan kebutuhan rasa nyaman “nyeri”
dapat dilakukan dengan pemberian obat analgesik ataupun asuhan keperawatan terhadap
gangguan rasa nyama “nyeri” terhadap lansia.
a.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari nyeri
2. Untuk mengetahui etiologi pada nyeri
3. Untuk mengetahui penatalaksanaan nyeri
4. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan terhadap nyeri
BAB II
TINJAUAN TEORI
b.1 Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusakan jaringan yang actual atau potensial (Smeltzer & Bare, 2002). Menurut
Potter dan Perry (2006) nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi
tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri sangat bersifat subjektif dan sangat
individual. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nyeri
merupakan kondisi yang tidak menyenangkan yang dialami oleh seseorang sebagai akibat
dari kerusakan jaringan aktual maupun potensial, yang bersifat subjektif dan individual.
Rasa nyeri merupakan mekanisme perlindungan. Rasa nyeri timbul bila ada kerusakan
jaringan, dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan
stimulus nyeri (Guyton & Hall, 2007).
b.3 Etiologi
a. Trauma
1) Mekanik : rasa nyeri tibul akibat ujug-ujung saraf bebas mengalami kerusakan.
Misalnya akibat benturan, gesekan, luka dan lain-lain.
2) Thermis : nyeri pinggul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akiat
panas, dingin, misalnya karena api dan air.
3) Khemis : timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat.
4) Elektrik : timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa
nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.
b. Neoplasma
1) Jinak
2) Ganas
c. Peradangan
Nyeri terjadikarena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan
atau terjepit oleh pembengkakan, misalnya abses.
d. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah
e. Trauma psikologis.
b.4 Tanda dan Gejala
Menurut (PPNI, 2016) dala buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia tanda dan
gejala nyeri akut dibagi menjadi dua yaitu :
a. Tanda dan gejala mayor
1) Subyektif : klien mengeluh nyeri
2) Obyektif : klien tampak meringis, klien bersikap protektif (misal waspada, posisi
menghindari nyeri), klien tampak gelisah, frekuensi nadi klien meningkat, sulit
tidur).
b. Tanda dan gejala minor
1) Subyektif : -
2) Obyektif : tekanan darah meningkat,pola nafasklien berubah, nafsu makan klien
berubah, proses berpikir terganggu.
a. Nyeri cepat yang terasa setempat, menusuk, cepat menghilang seperti tertusuk
jarum.
b. Nyeri yang perlahan timbulnya, berlangsung lama, tak jelas lokasinya disertai
reaksi autonomy dan psikis yang disebut membara.
c. Nyeri primer yang diikuti nyeri sekunder dapat disertai reaksi refleks somatis
berupa geraka menarik bagian badan yang nyeri, rin tihan, teriakan, selain itu
dapat pula timbul reaksi autonomy berupa takikardi, ipertensi, hiperpne, dan
reaksi psikis seperti gelisah, resah, agresi, frustasi.
b.6 Fisiologi
a. Masuknya aktiviyas saraf aferen dimodulasi oleh mekanisme pembukaan/penutupan
gerbang (gating mechanism) di dalam tanduk dorsal korda spinalis dan batang otang.
Gerbang ini merupakan inhibitor atau fasilitas bagi aktiitas sel Transmisi (T) yang
membawa aktivitas lebih jauh sepanjang jalur saraf.
b. Gerbang dipengaruhi oleh derajat relati dari aktiitas serabut beta A diameter besar,
serabut delta A diameter kil serta serabut C. serabut beta A diameter besar diaktifkan
oleh stimuli tidak berbahaya dan pada aktifitas serabut aferen besar cenderung menutup
gerbang sedangkan aktifitas serabut kecil cenderung membukanya.
c. Mekanisme kontrol serabut saraf desendes dari tingkatan yang lebih tinggi di susunan
saraf pusat dipengaruhi oleh proses kognitiff, motivasional dan afektif. Derajat
mekanisme yang lebih tinggi ini juga memodulasi gerbang, aktivitas di dalam serabut
aferen besar tidak hanya cenderung menutup gerbang secara langsung tetapi juga
mengaktikan mekanisme kontrol pusat yang menutup gerbang.
d. Saat gerbang terbuka dan aktivitas di dalam aferen yang baru masuk cukup untuk
mengaktikan system transmisi, dua jalur asendens utama diaktifkan, yang pertama
adalah jalur sensoris-diskriminatif, yang bersambung dengan korteks somatosensoris
serebri melalui thalamus ventroposterior. Jalur ini memungkinkan penentuan tempat
nyeri. Kedua, jalur asendens yang melibatkan informasi retikuler melalui sistem
thalamus dan limbus medial. Jalur ini berurusan dengan rasa tidak enak, penolakan
(aversif) dan aspek emosional dari nyeri. Jalur desendes, selain berpengaruh pada
gerbang tanduk dorsal, dapat juga berinteraksi dengan kedua system asendens ini.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Disini semua data dikumpulkan
secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien saat ini. Pengkajian harus dilakukan
secara komprehensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual klien
(Asmadi, 2008).
Menurut (Wijaya & Putri, 2013) yang harus dikaji pada klien hipertensi yaitu :
a. Data biografi
Nama, alamat, umur, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit , nama penanggung jawab dan
catatan kedatangan.
b. Riwayat kesehatan:
1) Keluhan utama
Alasan utama klien datang kerumah sakit atau pelayana kesehatan.
dialami oleh klien dan biasanya dilakukan pengkajian tentang riwayat minum obat klien.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga adalah mengkaji riwayat keluarga apakah ada yang menderita
penyakit yang sama.
c. Data dasar pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelemahan ,letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
2) Sirkulasi
Gejala :Riwayat hipertensi , aterosklerosis, penyakit jantung coroner, penyakit serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit, suhu dingin
3) Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, faktor stress multiple
Tanda :Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan yang meledak,
otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara
4) Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5) Makan /cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan
kolesterol
Tanda :BB normal atau obesitas
6) Neurosensori
Gejala : Keluhan pusing/pening , sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut gangguan
b) Obyektif
Tekanan darah meningkat, pola napas meningkat, nafsu makan berubah, proses berpikir
terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri
4. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang dibuat oleh perawat professional yang
memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien, baik aktul ataupun
potensial , yang ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data hasil pengkajian.
Pernyataan diagnose keperawatan harus jelas, singkat dan lugas terkait masalah kesehatan
klien berikut penyebabnya yang dapat diatasi melalui tindakan keperawatan (Asmadi, 2008).
Diagnosa keperawatan menurut (PPNI, 2016) dalam buku Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia yaitu Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
5. Analisa data
Gejala dan Tanda Mayor
Subyektif
1. Mengeluh nyeri
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap proktektif (mis. Waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(Tidak tersedia)
Objektif
1. Tekanan darah meningkat
2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
6. INTERVENSI
Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam di harapkan rasa nyeri dapat
berkurang, dengan kriteria hasil :
• Keluhan nyeri menurun
• Meringis menurun
• Sikap protektif menurun
• Gelisah menurun
• Kesulitan tidur menurun
• Frekuensi nadi membaik
• Pola napas membaik
• Tekanan darah membaik
• Pola tidur membaik
Tindakan Keperawatan
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahunan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah di berikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
skunpresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,teknik imajinasi,
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan stategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara umum
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu