Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN HASIL SURVEI

MAWAS DIRI
WIL. KERJA PUSKESMAS KUNCIRAN TAHUN
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmaniraohim
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa,
penyusunan “Laporan Survei Mawas Diri Tahun 2018” dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini akan dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Tahun 2018.
Kami menyampaikan terima kasih atas semua kerjasama dan penuh dedikasi dari
seluruh staf Puskesmas Kunciran serta semua pihak yang telah berpartisipasi
mensukseskan pelaksanaan Survei Mawas Diri ini .
Kami telah berupaya maksimal, namun pasti masih banyak kekurangan,
kelemahan dan kesalahan. Untuk itu kami mohon kritik, masukan dan saran, demi
penyempurnaan Laporan Survei Mawas Diri Puskesmas Kunciran dimasa yang akan
datang..
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tangerang, Februari 2018


Kepala UPTD. Puskesmas Kunciran

dr.Hj.O.U.Taty Damyanty

Nip. 19730406 200604 2 02

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...... ii
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
BAB II : PENCAPAIAN KEGIATAN PUSKESMAS KUNCIRAN…………. 3

BAB III : GAMBARAN UMUM SURVEI MAWAS DIRI…………………….. 13

BAB IV : PELAKSANAAN SURVEI MAWAS DIRI…………………........... 17


BAB V : HASIL SURVEI MAWAS DIRI……………………………………….. 19
BAB VI : PENUTUP……………………………………………………………. 20
LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Visi Puskesmas Kunciran adalah “Menjadikan Masyarakat Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Kunciran Sehat Secara Mandiri”. Masyarakat mandiri adalah masyarakat
yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan
mengatasi masalah / ancaman kesehatan, termasuk bencana dan kegawat daruratan
kesehatan secara mandiri. Masih adanya permasalahan kesehatan yang terjadi di
wilayah kerja puskesmas kunciran menuntut masyarakat untuk lebih mandiri dalam
mengatasi permasalahan tersebut. Adapun permasalahan yang masih ditemukan di
wilayah kerja Puskesmas Kunciran seperti permasalahan kesehatan lingkungan, gizi,
PTM, penyakit infeksi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan PHBS.

Berdasarkan hal tersebut maka Puskesmas Kunciran mengadakan kegiatan


Survei Mawas Diri (SMD). Survei mawas diri merupakan suatu upaya bersama yang
dilakukan oleh Puskesmas dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk
bersama-sama mengidentifikasi permasalahan kesehatan di masyarakat dan
menggali potensi yang dimiliki untuk memecahkan permasalahan tersebut. Potensi
yang dimiliki antara lain ketersediaan sumber daya, serta peluang-peluang yang
dapat dimobilisasi. Hal ini penting untuk diidentifikasi oleh masyarakat sendiri, agar
selanjutnya masyarakat dapat digerakkan untuk berperan serta aktif memperkuat
upaya-upaya perbaikannya, sesuai batas kewenangannya.

1.2 Tujuan

1
1.2.1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan Survei Mawas Diri (SMD), diharapkan masyarakat


mampu menemukan masalah-masalah kesehatan dan potensi sumber daya yang
dimiliki di wilayahnya.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah mengikuti Survei Mawas Diri (SMD) diharapkan masyarakat mampu :


1. Menetapkan permasalahan kesehatan yang ada disekitar masyarakat
2. Menetapkan prioritas masalah kesehatan yang ditemukan
3. Menetapkan potensi sumber daya yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi
permasalah kesehatan di wilayahnya

BAB II

2
PENCAPAIAN KEGIATAN
PUSKESMAS KUNCIRAN TAHUN 2017

2.1 Gambaran Umum Puskesmas Kunciran

Puskesmas Kunciran terletak di kelurahan Kunciran, kec. Pinang, Kota


Tangerang. Puskesmas Kunciran memiliki wilayah kerja yang meliputi 3 Kelurahan,
yaitu:
- Kelurahan Kunciran
- Kelurahan Kunciran Indah
- Kelurahan Sudimara Pinang

2.2 Derajat Kesehatan

1. Angka kematian ( mortalitas )


Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian
kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.

1.1. Angka Kematian Bayi


Pada tahun 2017 diwilayah kerja Puskesmas Kunciran terdapat 4 Kematian
bayi yang. 2 kematian bayi terjadi di wilayah kelurahan kunciran indah dan 2
kematian bayi di wilayah kelurahan kunciran. Salah satu factor yang
mempengaruhi terjadinya kematian bayi adalah kemampuan dan keterampilan
penolong persalinan yaitu setiap persalinan hendaknya ditolong oleh tenaga
kesehatan terampil. Factor lainnya karena kurangnya pengetahuan dan perilaku
masyarakat yang tidak mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan dan
keterlambatan membawa bayi sakit ke fasilitas kesehatan disebabkan
keterlambatan mengambil keputusan.

1.2 Angka Kematian Balita

3
Angka kematian balita di wilayah kerja Puskesmas Kunciran selama kurun
waktu tahun 2017 tidak ada. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya pengetahuan
dan kesadaran ibu untuk memeriksakan status gizi anaknya ke Posyandu setiap
1 bulan sekali.

1.3 Angka Kematian Ibu


Angka kematian ibu bersalin atau MMR (Maternal Mortalita Rate) berguna
untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan
lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, ibu
melahirkan dan masa nifas. Tidak ditemukan Kematian ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Kunciran tahun 2017.
Tabel 1.
Data Mortalitas Ibu, Bayi dan Anak di wilayah kerja Puskesmas Kunciran
Tahun 2017

Nama Tanggal Alamat Tanggal Penyebab


lahir Kematian kematian
Putri 4/6/2017 Kunciran 4/6/2017 Premature,
Ramadani Indah BB : 1,1 kg
By.Ny 2/3/2017 Kunciran 2/3/2017 IUFD
Sarina
By.Ny 7/5/2017 Kunciran Rt 10/5/2017 Fraktur
Kartini 001 Rw 005
By. Ny 12/1/2017 Jln. Salak 23/01/2017 Lahir
Rini Dwi Putih, Prematur
Astuti Kunciran
Indah

2. Angka Kesakitan (Morbiditas)

4
Data angka kesakitan penduduk berasal dari masyarakat ( Community based data )
yang diperoleh melalui hasil pengumpulan data dari Puskesmas Kunciran yang diperoleh
melalui system pencatatan dan pelaporan.
2.1. Angka Kesakitan Penyakit Menular
Penyakit menular yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kunciran merupakan
sebuah hasil dari lingkungan yang masih kurang baik, gizi yang kurang dan perilaku
masyarakat yang masih belum sehat. Beberapa penyakit menular mempunyai potensi
untuk menjadi wabah, sehingga tidak hanya perlu di amati secara continue tetapi perlu
dilakukan usaha nyata dalam penanggulangannya.
Berikut uraian beberapa penyakit :
2.1.1. Diare
Kasus Diare pada tahun 2017 adalah sebanyak 1.164 kasus dan seluruhnya dapat
ditangani, pada kasus Diare ini tidak ada kasus yang meninggal hal ini dikarenakan
penatalaksanaan yang lebih baik dan penyuluhan yang intensif.

Grafik 1. Laporan Kasus DIARE pada Laki - laki


Januari– Desember Tahun 2017

700
602
600
500
400
300
218
200 126 141
117
100
0

Kunciran Kunciran Indah Sudimara Pinang


Luar Wilayah Puskesmas

Grafik 2. Laporan Kasus DIARE pada Perempuan

5
Januari – November Tahun 2017

600 562

500

400

300
189
200
125 138
110
100

Kunciran Kunciran Indah Sudimara Pinang


Luar Wilayah Puskesmas

2.1.3 Demam Berdarah Dengue


Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) masih terdapat di wilayah kerja
Puskesmas Kunciran walaupun telah dilakukan penyuluhan terus-menerus dan
pemberantasan sarang nyamuk. Jumlah kasus DBD pada tahun 2017 adalah 2 pasien.
Table 2.
Laporan Dbd Bulan Januari Sd Desember 2017
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV

Kunciran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kunciran indah 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0

Sudimara Pinang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2.1.4. Chikungunya dan Malaria


Pada tahun 2017 tidak ditemukan kasus chikungunya dan malaria

6
2.1.5. Tuberculosis Paru
Penyakit TB paru masih ada di wilayah kerja Puskesmas Kunciran walaupun telah
dilakukan penyuluhan TB terus menerus.

Grafik 3. Pengobatan TB Paru di Puskesmas Kunciran


Berdasarkan Bulan Januari – Desember 2017

30 28

25

20 18
BTA - + RO NEG
15
ANAK
10
6 6 KAMBUH
5 3 3 23 3 2 42 4
1 1 0 111 200 121 1 2 2
0 110 0 0 0 0 10 1
BTA +

2.1.6 Penyakit IMS


Kasus penyakit IMS atau Infeksi Menular Seksual pada tahun 2017 lebih banyak
diderita oleh perempuan dibandingkan laki-laki, dengan jumlah kasus terbanyak pada
usia produktif yaitu usia 25-49 tahun.
Grafik 4. Penemuan Kasus IMS Berdasarkan
Bulan Januari – Desember 2017
4
4
3
3
2
2
1 1 1 11 1 11 11 1 Laki - Laki
1 Perempuan
0 0 0 0 0 00 0
0

2.1.7 ISPA dan Pneumonia


Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah peringkat pertama dalam

7
10 penyakit terbesar di Puskesmas Kunciran Tahun 2017. Kegiatan yang telah dilakukan
dalam mencegah dan mengendalikan penyakit ISPA dan pneuonima pada anak di
wilayah kerja Puskesmas Kunciran Tahun 2017 adalah
1. Penyuluhan tentang penyakit ISPA dan pencegahannya
2. Penyuluhan PHBS
3. Pengobatan
4. Kunjungan rumah pasien pneumonia .
Adapun cakupan ISPA dan Pneumonia pada anak sebagai berikut :
Grafik 5. Laporan Kasus ISPA
Januari – Desember Tahun 2017

10000
5846
5000
2364
1620 1382
480
0
Kunciran Kunciran Indah Sudimara Pinang
Luar Wilayah Puskesmas

Grafik 6. Laporan Kasus PNEUMONIA < 1 dan 1-<5 TH


Januari – Desember Tahun 2017
150 124

100
54 50
50 27 27 23 24
11 7 9
0
< 1 Th 1 - < 5 Th
Kunciran Kunciran Indah Sudimara Pinang
Luar Wilayah Puskesmas
2.1.8 Penyakit Difteri
Pada tahun 2017 ditemukan kasus Difteri di wilayah kerja Puskesmas Kunciran

8
sebanyak 2 kasus.

2.1.9 Penyakit Thypoid


Cakupan Penyakit Thypoid fever di Puskesmas Kunciran pada tahun 2017 lebih
banyak diderita oleh perempuan. Kasus terbanyak terdapat di Kelurahan Kunciran Indah
sebanyak 49 kasus.

Grafik 7. Cakupan Penyakit Thypoid Fever di Wil. Kerja PKM Kunciran


Tahun 2017

35 32
30
25
20 17
15 13
10 10
10
3 3 4
5
0
K KI SP LW

L P

3. Status Gizi

Dalam rangka meningkatkan gizi masyarakat Puskesmas Kunciran pada Tahun

9
2017, dilaksanakan berbagai kegiatan yang menyasar remaja putri, ibu hamil, bayi dan
balita. Adapun pencapaian kinerja program gizi pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.

Pencapaian Kinerja Gizi Pada Tahun 2017

NO INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN

1 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100 % 100%

2 Cakupan Pemberian MP-ASI pada anak 6-24 100% 100%


bulan keluarga miskin

3 Persentase Balita Gizi Buruk (BB/TB) 0,10% 0.05 %

4 Persentase Balita ditimbang berat badannya 85% 74.99 %


(D/S)

5 Persentase Balita 6-59 bulan mendapatkan 90% 97.20 %


vitamin A

6 Persentase Bumil KEK yang mendapat PMT 50% 100 %

7 Persentase Bayi yang mendapat ASI Eksklusif 42% 55.2 %

2.3 Keadaan Kesehatan Lingkungan


Untuk menunjukkan keadaan kesehatan lingkungan dapat dilihat melalui

10
beberapa indikator yaitu persentase rumah tangga sehat, akses air bersih, sarana
sanitasi dasar , dan tempat umum serta pengelolaan makanan sehat. Berikut ini adalah
gambaran kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Kunciran.

Grafik 8. Cakupan Rumah Sehat


Wil. Pelayanan UPT. Puskesmas kunciran

120

115

110

105
KUNCIRAN KUNCIRAN SUDIMARA
INDAH PINANG
TW 1 118 120 116
TW 2 120 120 117
TW 3 120 120 120
TW 4 115 117 111

Grafik 9. Keluarga Memiliki Akses Sumber Air Minum Wil. Pelayanan UPT.
Puskesmas kunciran

1500

1000

500

0
KUNCIRAN KUNCIRAN INDAH SUDIMARA PINANG PUSKESMAS

AIR KEMASAN AIR ISI ULANG


LEDENG METERAN LEDENG ECERAN
SUMUR BOR/JET PUMP SUMUR TERLINDUNGI
MATA AIR TERLINDUNGI AIR HUJAN
SUMUR TAK TERLINDUNGI MATA AIR TAK TERLINDUNGI
Grafik 10. Cakupan Keluarga Memiliki Akses Air Bersih
Di Wil. Pelayanan UPT. Puskesmas Kunciran

11
2000
1500
1000
500
0
KUNCIRAN KUNCIRAN INDAH SUDIMARA PINANG PUSKESMAS

PDAM SUMUR POMPA TANGAN SUMUR GALI


MATA AIR SUMUR BOR/JET PUMP PENAMPUNGAN AIR HUJAN
LAINNYA

Grafik 11. Cakupan Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Wil.
Pelayanan UPT. Puskesmas Kunciran
100.2
100
99.8
99.6
99.4
99.2
99
98.8
98.6
98.4
KUNCIRAN KUNCIRAN INDAH SUDIMARA PINANG

JAMBAN TEMPAT SAMPAH SPAL

BAB III

GAMBARAN UMUM SURVEI MAWAS DIRI (SMD)

12
3.1 Pengertian

Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian


masyarakat kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat
dibawah bimbingan kepala Desa/Kelurahan dan petugas kesehatan (petugas
Puskesmas, dan Bidan di Desa).

3.2 Tujuan

a) Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan, lingkungan dan


perilaku.

b) Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang


paling menonjol di masyarakat.

c) Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya


mengatasi masalah kesehatan.

d) Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat dalam


pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat.

e) Menumbuhkan minat dan kesadaran masyarakat untuk mengetahui masalah


kesehatan & potensi yang ada diwilayahnya yang dapat digunakan untuk
mengatasi permasalahan kesehatan.

3.3 Sasaran

Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau


menetapkan sampel rumah dilokasi tertentu (± 450 rumah) yang dapat
menggambarkan kondisi masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku.

3.4 Output
Output yang diharapkan setelah dilakukannya kegiatan SMD ini antara lain:

13
a) Agar masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah, karena mereka sendiri
yang melakukan pengumpulan fakta & data,
b) Untuk mengetahui besarnya masalah yang ada dilingkungannya sendiri,
c) Untuk menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa
d) Hasil SMD dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun pemecahan masalah
yang dihadapi
3.5 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Saat SMD
Pada saat melaksanakan kegiatan SMD terdapat beberapa hal yang harus di
perhatikan, antara lain:
1. Permasalahan kesehatan lingkungan
2. Perilaku hidup bersih dan sehat
3. Permasalahan kesehatan ibu dan anak
4. Status gizi
5. Dan lain-lain (Fisik lingkungan)
Selain permasalahan tersebut di kelurahan juga dipotret potensi atau kemampuan
yang ada di kelurahan.

3.6 Perumusan Masalah SMD


Kelompok pelaksanaan Survei Mawas Diri dengan bimbingan petugas kesehatan
mengolah informasi masalah kesehatan yang telah dikumpulkan (hasil SMD) secara
sederhana sehingga dapat diperoleh perumusan masalah kesehatan dan prioritas
masalah kesehatan di wilayahnya. Prioritas masalah ini yang kemudian menjadi
acuan membuat rencana tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut
dengan melibatkan potensi sumber daya yang ada di wilayah masing-masing.

3.7 Masalah Kesehatan Dan Potensi Sumber daya Yang Dimiliki


A. Masalah Kesehatan

14
Masalah kesehatan yang banyak dijumpai di wilayah kelurahan berakar pada 3
penyebab, yaitu:
1. Adanya bibit penyakit
2. Adanya lingkungan yang tidak sehat
3. Adanya perilaku yang tidak sehat
B. Kemampuan (potensi) yang dimiliki
Adapun kemampuan (potensi) yang dimiliki masyarakat di wilayahnya dapat
menjadi sumber daya untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang ada.
Adapun potensi tersebut antara lain:
1. TOMA (Tokoh Masyarakat)
2. Organisasi kemasyarakatan
3. Dana masyarakat
4. Sarana & material yang dimiliki masyarakat.
5. Pengetahuan masyarakat.

BAB IV

15
PELAKSANAAN KEGIATAN SURVEI MAWAS DIRI (SMD)

4.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan SMD ini dilaksanakan di 3 Kelurahan wilayah kerja Puskesmas


Kunciran, yaitu Kelurahan Kunciran, Kelurahan Kunciran Indah, dan Kelurahan
Sudimara Pinang. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari 2018. Adapun
rincian jadwal kegiatan SMD puskesmas kunciran adalah sebagai berikut:
Tabel 4.
Waktu Dan Tempat Pelaksaan SMD
No Kelurahan Tempat Hari/Tanggal Waktu
1 Kunciran Aula Kelurahan Senin, 5 Februari 09.00 s/d
Kunciran 2018 Selesai
2 Kunciran Indah Aula Kelurahan Selasa, 6 Februari 09.00 s/d
Kunciran Indah 2018 Selesai
3 Sudimara Aula Kelurahan Kamis, 8 Februari 09.00 s/d
Pinang Sudimara Pinang 2018 Selesai

4.2 Sasaran SMD


Sasaran kegiatan SMD ini adalah semua rumah yang berada di Kelurahan wilayah
kerja Puskesmas Kunciran, yakni Kelurahan Kunciran, Kunciran Indah dan
Kelurahan Sudimara Pinang.

4.3 Peserta Kegiatan SMD


Peserta yang mengikuti kegiatan pertemuan SMD antara lain:
a. Tokoh Masyarakat (TOMA)
b. Tokoh Agama (TOGA)
c. Kader Posyandu, Posbindu, dsb.

4.3 Pelaksanaan SMD

16
Kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) dilakukan dengan diskusi kelompok, yang
setiap kelompok terdiri dari 4 RW dari masing- masing kelurahan. Diskusi kelompok
dilakukan dengan pengisian form yang telah disediakan oleh petugas. Form tersebut
diisi dengan masalah kesehatan yang masyarakat temukan di wilayahnya masing-
masing. Setelah mengetahui permasalahan di wilayahnya, masyarakat membuat
prioritas masalah dengan memberi nilai/skor pada masing-masing kategori. Range
penilaian tersebut adalah 1-5, dengan angka 1 merupakan nilai terkecil (mudah) dan
5 merupakan nilai terbesar (sulit). Adapun rincian kegiatan yang dilakukan pada saat
SMD berlangsung adalah sebagai berikut:

Tabel 5.
Susunan Acara Pelaksaan SMD
No Kegiatan Waktu
1 Pembukaan 09.00 s/d 09.10
2 Sambutan Lurah 09.10 s/d 09.30
3 Penyampaian Materi SMD 09.30 s/d 09.45
4 Pencapaian cakupan program Puskesmas 09.45 s/d 10.00
Kunciran
5 Diskusi Kelompok dan Pengisian Matriks SMD 10.00 s/d 11.00
6 Presentasi Hasil 11.00 s/d 11.30
7 Penutup 11.30 s/d 12.00

17
Tabel 6.
Form Survei Mawas Diri (SMD)

No Masalah Kasus Mudah Segera Jumlah Prioritas Potensi


Berat Diatasi Diatasi Masalah yang
dimiliki
1 …… …… …… …… …… …… ……
2 …… …… …… …… …… …… ……
3 …… …… …… …… …… …… ……
4 …… …… …… …… …… …… ……
5 …… …… …… …… …… …… ……
6 …… …… …… …… …… …… ……
7 …… …… …… …… …… …… ……

Hasil dari pengisian matriks diatas, merupakan prioritas masalah yang ada disekitar
masyarakat, dan menjadi bahan untuk membuat rencana tindak lanjut pada saat
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD

4.4 Pembiayaan
Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan SMD ini dibebankan pada dana BOK
Puskesmas Kunciran.

18
BAB V
HASIL SURVEI MAWAS DIRI (SMD)

Terlampir

19
BAB VI
PENUTUP

Survei Mawas Diri (SMD) merupakan suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat


yang dilakukan oleh Puskesmas Kunciran, yang bertujuan agar masyarakat di wilayah
kerja puskesmas tahu, mau dan mampu untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan
yang ada di wilayahnya. Kegiatan SMD juga sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Adapun hasil SMD ini merupakan acuan yang akan digunakan pada saat
pertemuan masyarakat kelurahan dalam acara Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
dengan tujuan membuat rencana tindak lanjut untuk permasalahan tersebut. Demikian
laporan hasil SMD warga kelurahan wilayah kerja Puskesmas Kunciran, Kecamatan
Pinang, Kota Tangerang. Kegiatan ini terlaksana dengan baik, berkat kerjasama antara
warga desa, perangkat desa, dan instansi yang terkait.
Untuk selanjutnya diharapkan warga kelurahan dan perangkat kelurahan
membuat rencana-rencana kegiatan untuk menindaklanjuti permasalahan kesehatan
yang telah ditemukan. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang berarti dalam
upaya peningkatan kesehatan warga kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Kunciran.

20
LAMPIRAN

21

Anda mungkin juga menyukai