DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS LOSARANG
Jln. By Pass Krimun Losarang RT 006 RW 002 Krimun Kec. Losarang
Kode Pos 45253 email: pkmlosarang@gmail.com telp (0234) 505026
I. Latar Belakang
Kegiatan Imunisasi merupakan salah satu kegiatan kementrian kesehatan karena
indonesia telah menetapkan target tahun 2020 seleuruh desa atau kelurahan sudah
mencapai UCI 100%.
Penyebab utama rendahnya pencapaian UCI desa tersebut karena rendahnya akses
pelayanan dan tingginya angka drop out. Sehingga perlu diadakan pembinaan dan
pelatihan kader ditiap posyandu masing – masing
II. PENDAHULUAN
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mencapai target 100% balita 0-59 bulan yang disweeping imunisasi.
b. Tujuan Khusus
Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Imunisasi Dasar Lengkap ( IDL ) di
Puskesmas Losarang.
I. PENDAHULUAN
Kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) dilaksanakan dalam rangka
pemantauan pertumbuhan balita dengan melakukan penimbangan Berat Badan (BB) dan
pengukuran Tinggi Badan (TB) untuk mendapatkan gambaran status gizi balita. Kegiatan
BPB dilaksanakan 2 kali setahun setiap Bulan Pebruari dan Agustus. Status gizi balita
yang didapatkan dari hasil kegiatan BPB adalah status gizi BB/U, PB/TB/U dan
BB/PB/TB.
Hasil kegiatan BPB Bulan Pebruari 2017 di Puskesmas Losarang didapatkan
status gizi balita BB/U sangat kurang sebesar 1,74%, sedangkan status gizi BB/U sangat
kurang Desa Krimun 1,96%, Desa Losarang 1,46%, Desa Muntur 1,06%, Desa Santing
1,16 %, Desa Ranjeng 1,77% dan Desa Puntang 2,72%. Balita 0-59 bulan dengan status
gizi BB/U sangat kurang perlu dilakukan validasi dengan melakukan penimbangan BB
dan pengukuran TB/PB ulang dengan kunjungan rumah.
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tersisirnya balita dengan status gizi BB/U sangat kurang hasil kegiatan Bulan
Penimbangan Balita dan mengidentifikasi balita status gizi BB/U sangat kurang dan
balita status gizi BB/TB/PB sangat kurus di Puskesmas Losarang.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui gambaran balita status gizi BB/U sangat kurang dan BB/TB/PB
sangat kurus di Puskesmas Losarang Tahun 2017.
2) Memperoleh data balita balita status gizi BB/U sangat kurang dan BB/TB/PB
sangat kurus berdasarkan nama dan alamat (by name by addres), kelompok umur,
jenis kelamin dan status ekonomi.
Biaya kegiatan ini dibebankan pada Dana DAK Non Fisik Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Tahun 2017.
IV. WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan validasi balita dengan status gizi BB/U sangat kurang dilaksanakan pada
Bulan Maret 2017 di 6 Desa. (Waktu dan tempat kegiatan terlampir).
I. PENDAHULUAN
Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu penderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada Wanita Usia Subur dan
pada Ibu Hamil. (Depkes RI, 2002) Seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana
Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5 cm.
Ibu hamil KEK merupakan ibu hamil yang mempunyai resiko tinggi karena dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan janin serta terhadap status gizi ibunya. Dampak
tersebut diantaranya bayi lahir BBLR (lahir <2500 gram), yang akan memerlukan
perhatian lebih dalam perawatannya karena pertumbuhan dan perkembangannya tidak
sama dengan bayi yang lahir normal >2500 gram. Disamping itu juga membahayakan
jiwa ibu ketika persalinan maupun masa nifas. Prevalensi Ibu Hamil KEK di Puskesmas
Losarang Tahun 2016 sebesar 7,45%.
Sebagai upaya penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) dan penurunan Gizi buruk,
maka dilakukan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan pada Ibu Hamil KEK selama
90 hari agar pertumbuhan pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dapat optimal.
Untuk optimalisasi kegiatan tersebut perlu pemantauan dalam Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan Ibu Hamil KEK.
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Melaksanakan kegiatan PMT Pemulihan dan memantau konsumsi PMT
Pemulihan Ibu Hamil KEK peningkatan status gizi Ibu Hamil KEK sebagai upaya
penurunan angka Ibu Hamil KEK.
b. Tujuan Khusus
1) Pemberian PMT Pemulihan
2) Memantau konsumsi PMT Pemulihan yang diberikan
3) Konseling Gizi
VII. PENDAHULUAN
Keberadaan Posyandu sudah menjadi kebutuhan dan hal yang penting ditengah
masyarakat. Karena Posyandu selain berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat
dalam alih informasi dan ketrampilan dari petugas kepada masyarakat, juga untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama yang berkaitan dengan penurunan
AKI, AKB, dan AKABA.
Filosopi Posyandu adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat dan tumbuh sebagai
aset masyarakat lokal serta menjadi modal sosial yang sangat berperan dalam
pembangunan kesehatan
I. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Membina kader posyandu agar pelaksanaan posyandu berjalan sesuai pedoman.
b. Tujuan Khusus
Melakukan pembinaan program khususnya program Imunisasi seperti :
pencatatan dan pelaporan, cara-cara menimbang, cara mengisi KMS, dll
II. SASARAN DAN SUMBER PENDANAAN
Sasaran pada kegiatan ini adalah kader posyandu pada posyandu dengan cakupan
program yang selalu rendah, banyak bayi dan balita tidak diposyandu serta diimunisasi di
posyandu dengan kader baru.
Biaya kegiatan ini dibebankan pada Dana DAK Non Fisik Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Tahun 2018.
I. PENDAHULUAN
Kekurangan gizi pada balita, baik yang terjadinya akut maupun kronis, dapat
dipastikan dapat mempengaruhi daya tahan tubuh, pertumbuhan fisik dan perkembangan
kognitif anak yang pada gilirannya memberikan kontribusi pada meningkatnya kematian
dan kesakitan balita serta menurunnya prestasi akademik dan produktifitas sumber daya
manusia di masa mendatang.
Gizi buruk merupakan akibat dari kekurangan gizi tingkat berat yang bila tidak
ditangani secara cepat, tepat dan komprehensif dapat mengakibatkan kematian. Di
Puskesmas Losarang, berdasarkan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) yang
dilaksanakan Bulan Pebruari 2017 didapatkan 4 balita gizi buruk berdasarkan status gizi
BB/U sangat kurang dan BB/TB sangat kurus dan perlu dilakukan kegiatan penyelidikan
kasusnya guna memastikan kebenaran informasi dan mengetahui sumber penyebab serta
faktor resiko dan mengetahui apakah masih ada kasus gizi buruk lain.
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Memastikan kebenaran informasi dan mengetahui sumber penyebab serta faktor
resiko dan mengetahui apakah masih ada kasus gizi buruk lain.
b. Tujuan Khusus
1) Melakukan kegiatan anamnesa balita gizi buruk untuk medapatkan informasi
mengenai data identitas anak, identitas orang tua, tanda-tanda klinis, dan riwayat
kesehatan anak.
2) Mendapatkan data pola konsumsi pangan keluraga pada 20 KK di sekitar balita
gizi buruk.
Biaya kegiatan ini dibebankan pada Dana DAK Non Fisik Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Tahun 2017.
I. PENDAHULUAN
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat dan rawan terhadap kekurangan gizi. Menurut WHO lebih dari 50% kematian bayi
dan anak terkait dengan kurang gizi dan gizi buruk, oleh karena itu masalah gizi perlu
ditangani secara cepat dan tepat.
Hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang Bulan
Pebruari 2017 balita dengan status gizi BB/U sangat kurang sebesar 1,26% (23 balita)
Desa Krimun sebesar 1,97% (7 balita), Desa Losarang sebesar 1,11% (3 balita), Desa
Muntur sebesar 0,96% (3 balita), Desa Santing sebesar 7,9% (3 balita), Desa Ranjeng
sebesar 0,45% (1 balita), dan Desa Puntang sebesar 1,55% (6 balita) dan BB/TB sangat
kurus sebesar 0,65% (13 balita) Desa Losarang sebesar 0,7% (2 balita), Desa Santing
sebesar 0,2% (1 balita), Desa Ranjeng sebesar 0,9% (2 balita) dan Desa Puntang sebesar
2,1% (8 balita).
Sebagai upaya penurunan balita gizi buruk, maka dilakukan Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan pada balita gizi buruk selama 90 hari sebagai upya peningkatan
status gizi balita gizi buruk. Untuk optimalisasi kegiatan tersebut perlu pemantauan
dalam pelaksanaan PMT Pemulihan balita gizi buruk.
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Melaksanakan kegiatan PMT Pemulihan dan memantau konsumsi PMT
Pemulihan Balita Gizi Buruk untuk menigkatkan status gizi Balita Gizi Buruk sebagai
upaya penurunan angka balita gizi buruk.
b. Tujuan Khusus
1) Pemberian PMT Pemulihan
2) Memantau konsumsi PMT Pemulihan yang diberikan
3) Konseling Gizi
Biaya kegiatan ini dibebankan pada Dana DAK Non Fisik Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Tahun 2017.
I. PENDAHULUAN
Program Keluarga Sehat (KS) merupakan program prioritas Kementrian
Kesehatan yang mengacu pada agenda ke-5 Nawa Cita yaitu meningkatkan kualitas
hidup manusia Indonesia. Untuk mensukseskan Program Keluarga Sehat, kita melakukan
pendekatan keluarga di wilayah kerja melalui kunjungan rumah sehingga setiap anggota
rumah tangga dapat terpantau kondisi kesehatnnya.
Pendekatan keluarga merupakan strategi pendekatan pelayanan terintegrasi antara
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang
didasari oleh data dan informasi profil kesehatan keluarga melalui kunjungan rumah.
Ada 12 indokator Keluarga Sehat (KS) yaitu :
A. Program Gizi, Kesahatan Ibu dan Anak
1) Keluarga mengikuti KB.
2) Ibu bersalin difasilitasi kesehatan.
3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap.
4) Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan.
5) Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan.
B. Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular
6) Penderita TB paru berobat sesuai standar.
7) Penderita hipertensi berobat teratur.
8) Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan.
C. Perilaku dan Kesehatan Lingkungan
9) Tidak ada anggota keluarga yang merokok.
10) Keluarga memilki/memakai air bersih.
11) Keluarga memiliki/memakai jamban sehat.
12) Sekeluarga menjadi anggota JKN.
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Seluruh keluraga di desa terkunjungi/didata guna memperoleh data Indeks
Keluarga Sehat (IKS)
b. Tujuan Khusus
1) Menjelaskan 12 indikator Keluarga Sehat (KS) kepada keluarga yang
dikunjungi/didata
2) Mendapatkan data 12 indikator Keluarga Sehat (KS)
3) Mendapatkan data Indeks Keluarga Sehat (IKS)
Biaya kegiatan ini dibebankan pada Dana DAK Non Fisik Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Tahun 2017.
I. PENDAHULUAN
Pelayanan dasar kepada masyarakat adalah fungsi pemerintah dalam memberikan dan
mengurus keperluan kebutuhan dasar masyarakat untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan adalah salah satu tolak ukur kinerja
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas sebagai
pelaksana dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat harus mengacu pada SPM bidang
kesehatan salah satunya adalah penyelenggaraan perbaikan gizi masyarakat.
Salah satu masalah kurang gizi utama di Indonesia adalah gangguan akibat kekurangan
yodium (GAKY) yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan, gangguan emosional dan
kecerdasan anak. Hal ini, pada gilirannya menyebabkan rendahya kualitas SDM dan
pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan. Intervensi yang efektif untuk mengatasi
GAKY adalah dengan meningkatkan konsumsi garam beryodium. Untuk mengetahui konsumsi
garam beryodium perlu dilakukan pemantauan garam beryodium di masyarakat.
b. Tujuan Khusus
3. Mengetahui jenis-jenis garam yang mengandung yodium yang beredar di wilayah kerja
UPT Puskesmas Losarang.
Biaya kegiatan ini dibebankan pada Dana DAK Non Fisik Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Tahun 2017.
I. PENDAHULUAN
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat dan rawan terhadap kekurangan gizi. Menurut WHO lebih dari 50% kematian bayi
dan anak terkait dengan kurang gizi dan gizi buruk, oleh karena itu masalah gizi perlu
ditangani secara cepat dan tepat.
Hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang Bulan
Pebruari 2017 balita dengan status gizi BB/U sangat kurang sebesar 1,26% (23 balita)
Desa Krimun sebesar 1,97% (7 balita), Desa Losarang sebesar 1,11% (3 balita), Desa
Muntur sebesar 0,96% (3 balita), Desa Santing sebesar 7,9% (3 balita), Desa Ranjeng
sebesar 0,45% (1 balita), dan Desa Puntang sebesar 1,55% (6 balita) dan BB/TB sangat
kurus sebesar 0,65% (13 balita) Desa Losarang sebesar 0,7% (2 balita), Desa Santing
sebesar 0,2% (1 balita), Desa Ranjeng sebesar 0,9% (2 balita) dan Desa Puntang sebesar
2,1% (8 balita).
Sebagai upaya penurunan balita kurang gizi, maka dilakukan Pemberian
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk anak Bawah Dua Tahun (Baduta) Gakin
usia 6-23 bulan dan anak Bawah Lima Tahun (Balita) usia 24-59 bulan dengan status gizi
BB/U kurang dan sangat kurang serta status gizi BB/TB kurus dan sangat kurus selama
90 hari. Untuk optimalisasi kegiatan tersebut perlu pemantauan dalam pelaksanaan
pemberian MP-ASI.
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Melaksanakan kegiatan pemberian MP-ASI dan memantau konsumsi MP-ASI
sebagai upaya penurunan angka balita kurang gizi.
b. Tujuan Khusus
1) Pemberian MP-ASI
2) Memantau konsumsi MP-ASI yang diberikan
3) Konseling Gizi
Biaya kegiatan ini dibebankan pada Dana DAK Non Fisik Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Tahun 2017.