Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PELACAKAN IBU HAMIL KEK


UPTD PUSKESMAS MAOSPATI
TAHUN 2023

A. Pendahuluan

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan tujuan


perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat. Upaya
perbaikan gizi lebih utama difokuskan pada 1000 hari pertama kehidupan dihitung dari
sejak hari pertama kehamilan, kelahiran bayi sampai anak usia 2 tahun. Periode ini telah
dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan. oleh
karena itu periode ini ada yang menyebutnya sebagai "periode emas", "periode kritis",
dan Bank Dunia (2006) menyebutnya sebagai "window of opportunity", tapi selanjutnya
Kemenkes RI menyebut kelompok "1000 hari pertama kehidupan" disingkat 1000 HPK.
Keberhasilan 1000 HPK ditentukan sejak masa kehamilan, sehingga gizi ibu hamil perlu
diperhatikan.Kegiatan Pelacakan Ibu Hamil KEK ini dilaksanakan berdasarkan budaya
dan tata nilai yang berlaku di puskesmas.

B. Latar Belakang
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat dan rawan terhadap kekurangan gizi. Selain balita, ibu hamil juga merupakan
kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi. Gizi kurang pada ibu hamil akan
mempengaruhi proses tumbuh kembang janin yang beresiko kelahiran bayi berat lahir
rendah ( BBLR ). Kekurangan gizi pada masa kehamilan dan anak usia dini
menyebabkan keterlambatan dalam pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, dan
gangguan perkembangan kognitif. Selain itu, akibat kekurangan gizi dapat berdampak
pada perubahan perilaku sosial, berkurangnya perhatian dan kemampuan belajar
sehingga berakibat pada rendahnya hasil belajar. Penelitian lain juga menyimpulkan
bahwa intervensi gizi hanya akan efektif jika dilakukan selama kehamilan dan 2 tahun
pertama kehidupan anak.
Hasil RISKESDAS tahun 2010 menunjukkan prevalensi BBLR sebesar 11,1 %,
WUS yang mengalami Kurang Energi Kronis ( KEK ) di Indonesia sebesar 13,6 %. Data
terakhir di Kabupaten Magetan, prevalensi KEK pada WUS sebesar 24,6 % sedangkan
pada ibu hamil sebesar 11,1 %.
Kegiatan surveilans penting dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan
informasi tentang prevalensi ibu hamil KEK, sehingga dapat dilakukan intervensi dan
penanganan lebih dini. Oleh karena itu sangat penting dilaksanakannya pelacakan
terhadap kasus ibu hamil KEK yang ditemukan sehingga dapat dilakukan intervensi
secara dini dan tepat di wilayah Puskesmas Maospati.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Semua Ibu Hamil KEK yang ditemukan terlacak dan tertangani
2. Tujuan Khusus
a. Dilakukannya penapisan ibu hamil KEK
b. Diperolehnya informasi tentang kasus ibu hamil KEK ( indikator LILA ˂ 23,5 cm )
c. Dilaksanakannya pelacakan kasus ibu hamil KEK yang ditemukan

D. Tata Nilai
1. Sabar
Tidak mudah marah dalam memberikan pelayanan
2. Ikhlas
Tulus dalam tugas dan kewajiban
3. Jujur
Perilaku yang mencerminkan adanya kesesuaian antarahati, perkataan, dan
perbuatan
4. Profesional
Dalam memberikan pelayanan sesuai standar dan wewenang serta meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan sesuai kompetensinya

E. Budaya Kerja
1. Ringkas
Bisa memisahkan apa yang diperlukan dan yang tidak diperlukan di tempat kerja
2. Resik
Membersihkan lingkungan kerja, peralatan dan barang-barang yang ada ditempat
kerja
3. Rapi
Menyimpan barang sesuai dengan tempatnya
4. Rawat
Merawat atau mempertahankan apa yang telah dicapai
5. Rajin
Pengembangan kebiasaan positif ditempat kerja untuk menjaga dan meningkatkan
apa yang sudah dicapai
F. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Kegiatan dilakukan dengan pengisian formulir pelacakan kasus ibu hamil KEK pada
semua kasus ibu hamil KEK yang ditemukan di wilayah Puskesmas Maospati.

G. Cara Melaksanaan Kegiatan :


1. Melakukan penapisan data semua ibu hamil sasaran yang diperiksa
2. Menerima laporan penemuan ibu hamil KEK dari kader posyandu, PKK, LSM,
organisasi kemasyarakatan maupun masyarakat umum
3. Melakukan pemeriksaan pada ibu hamil KEK yang dilaporkan masyarakat meliputi
pemeriksaan antropometri yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, LILA serta
melakukan pemeriksaan tanda-tanda klinis serta tanda-tanda komplikasi
4. Melakukan pelacakan dengan mengisi formulir pelacakan kasus ibu hamil KEK
5. Memberikan konseling awal
6. Merencanakan intervensi yang mungkin dilakukan
7. Petugas melakukan analisa data hasil pelacakan
8. Petugas membuat rencana tindak lanjut hasil pelacakan
9. Petugas melakukan konsultasi dengan Kepala Puskesmas
10. Kepala Puskesmas memberikan arahan dan masukan tentang hasil pelacakan
11. Petugas melakukan sosialisasi hasil pelacakan melalui Lokmin Lintas Program
12. Petugas mendokumentasikan dan mengarsipkan hasil pelacakan

H. Sasaran
Semua ibu hamil dengan indikator LILA ˂ 23,5 cm di wilayah Puskesmas Maospati

I. Keterlibatan Lintas Program dan Lintas Sektor


1. Penanggung Jawab Program Gizi
2. Penanggung Jawab Desa
3. Penanggung Jawab Poli KIA
4. Kader

J. Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan dilakukan pada:
Bulan : Januari s/d Desember 2022
Jam : 08.00 WIB s/d 12.00 WIB
Tempat : Semua desa di wilayah Puskesmas Maospati

K. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Laporan


Evaluasi dan pelaporan dilakukan 1 minggu setelah kegiatan dilakukan
L. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Hasil analisa terhadap pelacakan kasus ibu hamil KEK yang dilakukan dilaporkan
kepada Kepala Puskesmas 1 minggu setelah kegiatan dilakukan, kemudian dibahas
dalam forum Lokakarya Mini Lintas Program di Puskesmas.

KOORDINATOR UKM ESENSIAL PENANGGUNG JAWAB


PROGRAM GIZI

SITI RAHAYU YUNITA ILA LUTYA


NIP. 19660306 198703 2 013 NIP. 19930522 201902 2 007

MENGETAHUI
KEPALA UPTD PUSKESMAS MAOSPATI

dr. EDDY S. MINOTO


NIP. 19590112 198710 1 002

Anda mungkin juga menyukai