Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

D I NAS K E S E HATAN
UPTD PUSKESMAS LIMBANGAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Jalan Perum Pesona Limbangan RT 04 RW 10 Desa Limbangan
E-mail:puskesmaslimbangan20@gmail.com No.Tlp 085759662190
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Kode Pos 43192

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


GERAKAN DONOR DARAH

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta
pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan
antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut (manula), dan keluarga miskin.
Perhatian khusus harus diberikan terhadap peningkatan kesehatan ibu
termasuk bayi baru lahirnya adalah dengan melaksanakan berbagai upaya
percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI). Salah satu upaya terobosan
untuk percepatan penurunan AKI adalah Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker. Kegiatan P4K dengan
Stiker juga merupakan salah satu instrument yang efektif dalam mencapai
sasaran MDGs terutama dalam hal penurunan AKI, yang telah terintegrasi
sebagai satu kegiatan dari Desa Siaga.
Di Indonesia kematian ibu pada saat hamil maupun pasca melahirkan
kini semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia
masih tinggi sebesar 302 per 100.000 kelahiran hidup. Sehingga setiap jam
ada 2 kematian ibu, Setiap hari ada 50 kematian ibu, Setiap minggu ada 352
kematian ibu, Setiap bulan ada 1.500 kematian ibu, Setiap tahun ada 18.300

1
kematian ibu. Menurut WHO kematian ibu adalah kematian selama kehamilan
atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya masa kehamilan, akibat
semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cederaa,
Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi
saat hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran.
Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung
kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti
pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan
sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini.
Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat
mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat
mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu
muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran). Keterlambatan
pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat dihindari apabila ibu dan
keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta tindakan
yang perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga dan lingkungan
sekitar.
Dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes
RI) meluncurkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) dan Penggunaan Buku KIA. Kemenkes RI melaporkan
bahwa program P4K terbukti mampu meningkatkan indikator proksi
(persalinan oleh tenaga kesehatan) dalam penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut Kemenkes RI, program P4k
sudah efektif dilakukan di 67.712 desa dengan total 3.122.000 ibu hamil.
Program P4K adalah Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) yang memiliki tujuan untuk meningkatkan
persiapan menghadapi komplikasi pada saat kehamilan termasuk
perencanaan pemakaian alat/obat kontrasepsi pasca kehamilan. Program
P4K dilakukan dengan cara menempelkan stiker dirumah ibu hamil. Stiker
program P4K akan ditempel dirumah ibu hamil, maka setiap ibu hamil akan
tercatat, terdata dan terpantau secara tepat. Stiker P4K berisi data tentang
nama ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan,
pendamping persalinan, transport yang digunakan dan calon donor darah.
Dalam mendukung penurunan AKI maka persiapan penanganan perdarahan
sangat dibutuhkan yaitu peningkatan pelayanan darah sebagai salah satu

2
pelayanan kesehatan dasar yang dipersiapkan ibu serta keluarga melalui
P4K.
Pelayanan darah yang diperlukan yaitu peningkatan kualitas juga
kecukupan persediaan darah di Unit Tranfusi Darah (UTD) untuk ibu hamil,
melahirkan atau pasca melahirkan yang membutuhkan transfusi darah.
Dalam menjaring pendonor darah sukarela Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang telah diimplementasikan di
Puskesmas dan terus diperkuat. Penguatan P4K terkait persiapan darah
dilakukan melalui Program Kerjasama Puskesmas dengan Unit Transfusi
Darah, dan Rumah Sakit Dalam Pelayanan Darah untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu dibawah regulasi pemerintah (Kemenkes RI, 2015).
Untuk mencegah adanya Angka Kematian Ibu (AKI) serta
meningkatkan kualitas pelayanan dasar yang perlu dipersiapkan, maka dari
itu dibutuhkan suatu kegiatan donor darah rutin yang dilaksanakan di wilayah
setempat khsususnya untuk Desa Sukamekar.
Gerakan Donor Darah (Gedor) Merupakan Suatu Kegiatan donor
darah sukarela yan dilaksanakan di Sukamekar, berkerja sama dengan UPTD
Puskesmas Limbangan dan UPTD PMI Kabupaten Sukabumi. Kegiatan
Gerakan Donor Darah (GEDOR) rutin dilaksnakan setiap 3 bulan sekali dan
diharapkan dapat bermanfaat khsuusnya dalam upaya mencegah angka
kematian ibu.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan
Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang ada di desa
Sukamekar. Dengan focus pencegahan kematian Ibu dan kedaruratan
Kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Adanya Kegiatan Rutin Donor Darah Sukarela yang dilaksnakan di
Wilayah Sukamekar
b. Adanya Donor Sukarela yang Siap Untuk Melakukan Donor Ketika
adanya kedaruratan Kesehatan yang membutuhkan Darah segera
khususnya untuk ibu hamil, ibu melahirkan.

3
BAB II
DESKRIPSI INOVASI GERAKAN DONOR DARAH (GEDOR)

A. Tahap Persiapan
1. Analisis Situasi
a. Georafis, Demografi dan Topografi Desa Sukamekar
Desa Sukamekar merupakan salah satu desa di Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Sukabumi bagian utara dengan luas wilayah
322,2127 Ha, 600 m dpl. Pembagian Wilayah Desa Sukamekar
terdiri dari 11 RW dengan jumlah RT 43 RT. Desa Sukamekar
memiliki jumlah penduduk 8.429 jiwa. Yang terdiri dari penduduk laki-
laki 4.184 Jiwa dan perempuan 4.065 Jiwa dengan kepadatan
penduduk yaitu 92,05 orang/Km2 dan jumlah kepala keluarga
mencapai 2.743 RT/KK. Secara pendidikan di Desa Sukamekar rata-
rata didominasi oleh lulusan paling tinggi sekolah lulusan sekolah
dasar 19 % (1636 jiwa)

b. Akses Pelayanan Kesehatan


Akses pelayanan kesehatan untuk Desa Sukamekar sangat
terjangkaun, dekat dengan Puskesmas Limbangan, dan memiliki
Puskesmas Pembantu yang berada di Kampung Cijeruk Rw 07.
Desa Sukamekar Memiliki 11 Posyandu, 1 posyandu untuk setiap
rw. Memiliki 2 Posbindu yang sudah berjalan rutin.
2. Analisa Permasalahan
Rujukan data yang dianalisa untuk menentukan permasalahan Resiko
Tinggi Maternal di Desa Sukamekar, adalah sebagai berikut;

4
Grafik. 1 : Cakupan Ibu Hamil KEK dan Ibu Hamil
Anemis
di Desa Sukamekar Tahun 2021

Rata-rata jumlah ibu hamil 143 pertahun (Laporan Tahunan Program


KIA)

Grafik 2 : Cakupan Kasus Maternal Tahun 2021

Jumlah Ibu Hamil Tahun 2021 140 (Laporan Program KIA


tahun 2021)

5
Setelah melihat dari analisis capaian program kesehatan
khususnya program yang berkaitan langsung dengan Kesehatan
Ibu, dapat dilihat adanya kasus perdarahan diamana kasus tersebut
sangat rentan terhadap kematian ibu dan selalu berhubungan
dengan kebutuhan donor darah
3. Identifikasi Akar Masalah dan Perumusan Konsep
Dari hasil telaah data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perlunya
memaksimalkan Upaya Kesehatan bersumberdaya Masyarakat berupa
kegiatan Donor Darah, sehingga muncul lah para pendonor sukarela yang
siap untuk menodornakn darahnya Ketika dibutuhkan setlah rutin dilakukan
nya donor darah di masyarakat sehingga tidak adanya rasa takut untuk
mendonorkan darahnya.
Dengan demikan diharapkan dapat menjawab permasalahan tersebut
yang dituangkan dalam gagasan Gerakan Donor Darah (GEDOR), dengan
konsep pelayanan sebagai berikut;
Pemilihan nama kegiatan berdasarkan kajian pengembangan informasi
promosi kesehatan, adalah sebagai berikut;
(1) Gerakan: merupakan perbuatan atau keadaan bergerak. Arti
lainnya dari gerakan adalah pergerakan, usaha, atau kegiatan dalam
lapangan sosial (politik dan sebagainya).
(2) Donor : orang yang mendonasikan sesuatu secara sukarela. Istilah
ini biasanya digunakan untuk suatu bentuk murni amal, tetapi kadang
digunakan pula sewaktu pembayaran untuk suatu jasa yang diakui
semua pihak bernilai lebih sedikit daripada nilai donasinya sendiri dan
ditujukan untuk amal
(3) Darah: adalah cairan yang terdapat pada semua mahkluk hidup
yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan
oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa
Yunani haima yang berarti darah.
Gerakan Donor Darah memiliki makna sebuah usaha yang dilakukan
Bersama untuk melakukan kegiatan Donor Darah Sukarela yang
dilaksanakan secara rutin.
Konsep pelaksanaan kegiatannya, sebagai berikut :

6
Bidang Kesehatan
PMI PKK
(Puskesmas)
1. Melaksnakan 1. Melaksanakan 1. Membantu
Kegiatan Pokok sosialisasi Donor Mensosialisasika
Donor Darah, dimulai Darah Kepada n Kegiatan Donor
dengan pengecekan Masyarakat Darah Kepada
Kesehatan terhadap 2. Persiapan Pra Masyarakat
calon pendonor Kegiatan Donor
apakah layak atau Darah berkordinasi
tidak sebagai dengan Pemerintah
pendonor Desa dan PKK
2. Mendistribusikan
Darah yang Layak
diberikan kepada
orang yang
membutuhkan

B. Tahap Pelaksanaan
1. Advokasi
Dari hasil kajian diatas, kami mengemas informasi secara aktual
secara komunikatif untuk pemaparan permasalahan dengan tujuan
mendorong dikeluarkannya kebijakan-kebijakan publik oleh pejabat publik
sehingga dapat mendukung kegiatan ini. Advokasi pada dasarnya
merupakan suatu perangkat kegiatan yang dilakukan secara terencana dan
terorganisir, ditujukan pada para pengambil keputusan agar memberikan
dukungan kebijakan untuk mengatasi masalah spesifik, dengan lagkah-
langkah sebagai berikut;
- Menetapkan tujuan advokasi untuk mendapat dukungan dan
komitmen dalam pengembangan Gerakan Donor Darah (GEDOR)
- Pemanfaatan isu aktual berskala nasional tentang ancaman
kematian Ibu terhadap derajat Kesehatan masyarakat kesehatan
terkait Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Desa Sukamekar..
- Identifikasi sasaran Advokasi yang ditujukan kepada pemengang
kebijakan antaralain Camat, Perangkat Kecamatan, Kepala Desa, TP.

7
PKK Untuk mengembangkan Gerakan Donor Darah, kegiatan advokasi
akan dilaksanakan melalui forum-forum resmi di tingkat kecamatan,
kunjungan tatap muka dan lokakarya mini triwulanan pada bulan
minggu pertama bulan April tahun 2022 , dengan melibatkan berbagai
pihak yang mempunyai kewenangan dan kepentingan dalam fokus
penyelesaian masalah. Hasil yang diharapkan setelah advokasi
tersebut, antaralain;
A. Komitmen / Kesepakatan Bersama
Dalam pengembangan Gerakan Donor Darah di tahun 2022,
pada lokakarya Triwulanan yang dilaksanakan pada bulan Mei 2022
telah disepakati Bersama dan akan dimulai di Posyandu Kemuning 1.
B. Dukungan kebijakan (policy support)
Dukungan kebijakan yang diperlukan dalam mendukung
pengembangan Gerakan Donor Darah , antaralain
- Kebijakan Camat (Instruksi/Edaran) kepada instansi pengelola
bidang terkait yaitu kesehatan, UPTD PMI Kabupaten Sukabumi,
TP PKK agar merealisasikan dan mengintegrasikan program yang
menjadi kewenangannya melalui penyelenggaran Gerakan Donor
Darah.
- Penerbitan SK. Kepala Desa dalam mengembangkan Gerakan
Donor Darah sebagai program tambahan.
C. Dukungan sosial
Menggalang penggalangan dukungan sosial untuk mencapai
sebuah opini di masyarakat agar meningkatkan peran serta individu,
maupun kelompok masyarakat dalam kegiatan Gerakan Donor
Darah. ini supaya dapat terlaksana secara berkelanjutan. Adapun
tahapannya adalah sebagai berikut;
- Pendekatan Individu kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama
dalam menyebarluaskan opini tentang Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) melalui kegiatan
Gerakan Donor Darah (Gedor)
- Pendekatan Kelompok kepada majelis ta’lim atau kelompok
pengajian, organisasi masyarakat yang ada di Pamoyanan
sebagai Pilot Project Kegiatan Gerakan Donor Darah (GEDOR)
dengan metode pembinaan, penyuluhan, tatap muka.
D. Dukungan sistem (system support)

8
Adanya kolaborasi dan integrasi program yang menjadi kewenangan
sektor-sektor terkait secara terpadu dalam implementasi kegiatan
Gerakan Donor Darah (Kesehatan, PKK, PMI)

C. Bina Suasana dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam


Pengembangan Gerakan Donor Darah
Pelaksanaan pengembangan Gerakan Donor Darah (GEDOR) dibagi
menjadi beberapa tahapan dengan mengambil pilot project di
Posyandu Kemuning 1 Desa Sukamekar pada tahun 2023 akan
dibentuk di setiap Posyandu lainnya, adapun tahapan kegiatannya
antara lain;
SASARAN
N
KEGIATAN TUJUAN WAKTU DAN
O
PELAKSANA
1 Sosilisasi Meningkatkan Minggu Sasaran :
Gerakan Donor wawasan tentang Keempat Kader dan
Darah Donor Darah dan Bulan tokmas di
Manfaatnya Juni 2022 Posyandu
Kemuning 1
Pelakasana :
RS Hermina,
PKM
Limbangan
2 Sarasehan / Untuk Menentukan Minggu Sasaran:
musyawarah di waktu Kegiatan Kedua Tokmas,
lokus binaan Donor darah Juli 2022 Toga, , kader
Gerakan Donor dan perwakilan
Darah warga
setempat

Pelaksana :
PKM
Limbangan,
Desa, PKK
3 Kegiatan Melaksanakan Setiap Sasaran :
Pelaksankaan Kegiatan Donor Minggu Masyarakat
Donor Darah Darah rutin setiap ke 4 per 3
3 bulan bulan Pelaksana :

9
PKM
Limbangan,
PMI, Desa,
PKK

BAB. III
SUMBERDAYA

Agar terlaksananya pengembangan Gerakan Donor Darah, tentunya perlu


didukung oleh berbagai sumberdaya yang berkaitan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Melalui metode yang dikembangkan oleh George R. Terry tentang
prinsip pengelolaan manajemen (Pengelolaan) dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang dijelaskan sebagai berikut;
A. Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia meruapakan unsur terpenting dalam pengembangan
Gerakan Donor Darah ini, dalam kajiannya bahwa sumberdaya manusia
digolongkan dalam beberapa sasaran, antaralain;
(1) Sasaran Tersier, Merupakan para pembuat kebijakan, langkah
pengambilan keputusan sasaran ini akan mempunyai dampak dan
pengaruh kepada sasaran primer dan sekunder. Adapun sasaran
tersebut adalah Camat, Perangkat Kecamatan, Kepala Puskesmas,
Tenaga Kesehatan, Kepala Desa. UPT PMI.
(2) Sasaran Skunder, merupakan mitra dalam upaya penggerakan dan
pemberdayaan masyarakat, dengan memberikan informasi kaitan
kegiatan ini diharapkan agar sasaran ini dapat menginformasikannya
kembali kepada masyarakat umum serta menggandeng dan mengajak
masyarakat agar berperan serta dalam pengembangan Gerakan Donor
Darah. Sasaran tersebut adalah Para Tokoh masayarakat, Tokoh Agama,
Kader Posyandu, FSKS, FSDS, TP PKK.
(3) Sasaran Primer, Masyarakat umum atau sasaran langsung yang
menerima manfaat dari pengembangan ini, antara lain ibu hamil, ibu
bersalin dan masyarakat umum lainnya.
Meski demikian dalam proses pelaksanaannya bukan berarti tidak
menemui kendala. Akan muncul berbagai permasalahan yang disebabkan oleh
hambatan yang biasanya karena faktor-faktor sebagai berikut;
(1) Ego Sektoral, Merupakan permasalahan klasik yang sering terjadi antar
intansi yang mempunyai kewenangan dibidangnya biasanya disebabkan
oleh penentuan prioritas program dalam instansi tersebut , dampaknya

10
akan mengurangi intensitas koordinasi dan komunikasi yang akhirnya
bisa menghambat suatu proses yang tengah dilaksanakan
(2) Selfego,Pendirian dan sudut pandang individu yang cenderung sulit
menerima perubahan atau pembaharuan. Hal ini biasanya didasari oleh
tingkat pendidikan yang rendah, adat dan kebiasaan yang dianut sejak
lama.
B. Sarana Prasarana Penunjang
Sarana Prasarana penunjang dalam pengembangan Gerakan Donor
Darah paling utama adalah tempat dan lahan yang dapat digunakan untuk
Kegiatan Donor Darah karena memerlukan tempat yang cukup luas dan
tertutup.
C. Metode Pelaksanaan
Metode pengembangan Gerakan Donor Darah dibagi menjadi 2 bagian,
antara lain
(1) Metode Penyuluhan dan Sosialisasi Kegiatan Donor Darah
(2) Pelaksnakaan Kegiatan Donor Darah Rutin yang dilaksnakan setiap 3
bulan.
D. Pembiayaan
Sumber pembiayaan kegiatan pengembangan Gerakan Donor Darah
ini bersumber dari BOK dan Partisipasi Masyarakat Bersifat Gotong Royong.

11
BAB. IV
STAKEHOLDER
Pada dasarnya pengembangan Gerakan Donor Darah merupakan program
yang di kembangkan di Desa atau di posyandu untuk meningkatkan peran aktif
masyarakat dalam mencapai Posyandu Strata Mandiri.
Adapun tergabung dalam tim pokjanal posyandu kecamatan Sukarajaa
ntaralain, Kecamatan dan Perangkatnya, TP PKK Kecamatan beserta satuan pokja
nya, Puskesmas beserta jajaran pengelola programnya,. Sedangkan Tim Pokjanal
Desa adalah Kepala Desa beserta perangkatnya, TP PKK Desa, BPD, FSDS, Tokoh
Masyarakat dan Perwakilan Kader Posyandu.
Adapun Tim Pokjanal Kecamatan dan Pokja Desa mempunyai peran dan
fungsi sebagai berikut;
a. Menyiapkan data dan informasi tentang keadaan maupun
perkembangan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kualitas
program, kelembagaan dan sumberdaya;
b. Menganalisa masalah dan kebutuhan intervensi program berdasarkan
pilihan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan
kebutuhan lokal;
c. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya
sumber-sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan
posyandu;
d. Melakukan bimbingan, pembinaan, fasilitasi, advokasi, pemantauan,
dan evaluasi terhadap Perkembangan Program secara rutin dan
terjadwal;
e. Menggerakan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan
swadaya masyarakat dalam mengembangkan Gerakan Donor Darah
f. Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.

12
BAB. V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kematian Ibu merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap
derajat Kesehatan masyarakat. Penyebab kematian ibu terbanyak di
Indonesia meliputi kasus perdarahan, eclampsia, infeksi dan penyakit
penyerta lain nya. Perdarahan sangat berkaitan erat dengan kegiatan donor
darah yang sangat membantu dalam proses penyelamatan ibu, apabila darah
yang dikeluarkan oleh seorang ibu melebihi batas normal maka dibutuhkan
donor darah untuk memenuhi kekurangan darah tersebut. Pada Saat
kehamilan, ibu hamil harus sudah merencanakan proses persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) salah satu nya mencantumkan calon pendonor
darah. Kegiatan Gerakan Donor darah Ini Merupakan Kegiatan pembiasaan
kepada masyarakat untuk melakukan donor darah sehingga pada saat
kondisi darurat terlebih lagi untuk ibu hamil dan melahirkan yang
membutuhkan darah ada orang yang mampu dan mau mendonorkan
darahnya. Tidak ada rasa takut di masyarakat untuk mendonorkan darahnya
lagi.
Diharapkan dengan adanya Kegiatan Donor Darah (GEDOR) mampu
mencegah adanya kasus kematian ibu khsusnya dan mampu membantu
orang yang membutuhkan darah (penyakit lainnya) pada umumnya.
B. Saran
Dari penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam
tata naskah maupun isi dari makalah ini. Untuk itu penulis berharap masukan
masukan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan makalah ini.

13

Anda mungkin juga menyukai